anatomi alat reproduksi

  • Uploaded by: Ahmad Setiawan
  • Size: 241.3 KB
  • Type: PDF
  • Words: 4,285
  • Pages: 22
Report this file Bookmark

* The preview only shows a few pages of manuals at random. You can get the complete content by filling out the form below.

The preview is currently being created... Please pause for a moment!

Description

ANATOMI ALAT REPRODUKSI

DISUSUN OLEH: ARMANG (14.19.001) AHMAD SETIAWAN (14.19.002)

AKADEMI KEPERAWATAN PUTRA PERTIWI WATANSOPPENG TAHUN AKADEMIK 2020/2021

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas. Makalah ini membahas tentang “Anatomi Alat Reproduksi” semoga dengan makalah yang kami susun ini kita sebagai mahasiswa keperawatan dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita. Kami mengetahui makalah yang penulis susun ini masih sangat jauh dari sempurna, maka dari itu kami masih mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu selaku dosen-dosen pembimbing kami serta teman-teman sekalian, karena kritik dan saran itu dapat membangun kami dari yang salah menjadi benar. Semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita, akhir kata kami mengucapkan terima kasih.

Watansoppeng, 07 April 2021

Penulis

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii DAFTAR ISI.........................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 A. LATAR BELAKANG...............................................................................1 B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................2 C. TUJUAN...............................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3 A. ANATOMI ALAT REPRODUKSI.............................................................3

- GENETALIA WANITA.......................................................................3 - GENETALIA PRIA..............................................................................6 - FOOT HORMON REPRODUKSI.........................................................10 - FISIOLOGI HAID...............................................................................11 - PERUBAHAN ENDOMETRIUM.........................................................14 B. KONSEP KEPERAWATAN MASALAH REPRODUKSI..............................14 C. RAGAM GANGGUAN MASALAH REPRODUKSI...................................14 BAB III PENUTUP...............................................................................................18 A. KESIMPULAN.......................................................................................18 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................19

iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sistem reproduksi merupakan suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Salah satu organ reproduksi wanita yaitu rahim. Rahim (uterus) merupakan jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minordiantara kandung kemih dan rektrum. Beberapa penyakit dalam rahim menyerang wanita dalam rentan usia yang tak terbatas. Penyakit yang rentan sekali dialami oleh wanita bisa karena virus, bakteri atau gaya hidup yang kurang sehat yang dapat masuk ke dalam tubuh wanita (Manuaba, I. B, 2010).Untuk itu, kebanyakan wanita sangat malu dan tertutup atas gejala atau penyakit yang sedang dideritanya, Untuk berkonsultasi secara langsung mengenai kesehatan pribadinya atau tentang penyakit apa yang sedang diderita kepada dokter. Selain itu juga dapat di pengaruhi beberapa Faktor lain seperti dikarenakan biaya untuk pemeriksaan konsultasi ke dokter spesialis cenderung mahal. Ada juga yang tidak mempedulikan gejala yang muncul dan ketika kondisi sudah memburuk dan memerlukan penanganan yang ekstra, Penderita langsung datang ke dokter spesialis yang menjadi tujuan akhir. Maka dengan itu diharapkan dengan adanya sistem pakar ini dapat membantu beberapa wanita dalam mengatasi indikasi penyakit rahim, Sehingga kedepannya wanita atau penderita indikasi penyakit pada rahim dapat dilakukan dengan cepat dan wanita yang mempunyai gejala pada rahim bisa mengetahui jenis indikasi penyakit pada rahim yang sedang dideritanya tanpa ke dokter spesialis, Karena dengan adanya sistem pakar ini dapat membantu para wanita dalam melakukan pencegahan penyakit yang berbahaya.

1

B. Rumusan Masalah 1. Apakah itu sistem reproduksi? 2. Bagaimana konsep masalah reproduksi?

C. Tujuan 1. Mengetahui sistem reproduksi pada manusia 2. Mengetahui konsep masalah reproduksi

2

BAB II PEMBAHASAN A. ANATOMI ALAT REPRODUKSI - GENETALIA WANITA Genetalia Eksterna Wanita Alat reproduksi bagian luar ialah alat reproduksi yang adapat dilihat dari luar secara kasat mata atau langsung dapat dilihat :

1. Vulva: Bagian alat kandungan luar yang berbentuk lonjong , berukuran panjang mulai dari klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil, sampai ke belakang di batasi perineum, bagian-bagian dari vulva sendiri adalah : a. Labia Majora (Bibir Besar Kemaluan) Berada pada bagian kanan dan kiri, berbentuk lonjong, yang pada wanita menjelang dewasa ditumbuhi juga oleh pubes lanjutan dari mons veneris. b. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu. Di sini juga dijumpai Frenulumklitoris, preputium, dan frenulumpudenda.

3

c. Mons Veneris (Tundun ) Daerah yang menggantung di atas simfisis, yang akan ditumbuhi rambut kemaluan (pubes) apabila wanita berangkat dewasa. Pada wanita rambut ini akan tumbuh membentuk sudut lengkung, sedangkan pada pria membentuk sudut runcing ke atas. d. Vestibulum, Terletak di bawah selaput lendir vulva, atau diantara 2 labia minor. Terdiri dari bulbus vestibuli kanan dan kiri e. e. Introitus Vagina (pintu masuk vagina) f. Hymen(Selaput Darah) g. Perineum terletak diantara vulva dan anus. 2. Orifisium uretra eksterna / Lubang kemihLubang Kemih adalah tempat keluarnya air kemih yang terletak di bawah klitoris. Disekitar lubang kemih bagian kiri dan kanan didapati lubang kelenjar skene. 3. Klitoris, Identik dengan penis pada pria, kira–kira sebesar kacang hijau sampai caberawit dan ditutupi oleh frenulum klitoris

Genetalia Interna Wanita Alat reproduksi bagian dalam adalah alat reproduksi yang berada didalam yang tidak bisa dilihat kasat mata dari luar, meliputi : 1. Sepasang Ovarium (Indung Telur) Terdapat dua indung telur terletak di kanan dan di kiri rahim, dilapisi mesovariumdan tergantung di belakang ligamen Latum. Bentuknya seperti buah almond, sebesar ibu jari tangan (jempol) ukuran 2,5–5 cm 0,6–1 cm. Indung telur ini posisinya ditunjang oleh mesovarium, ligamen ovarika, ligamen Infundibulopelvikum. Merupakan alat reproduksi yang setelah dewasa menghasilkan ovum(telur). Ovarium mangandung kelenjar endokrin dan jaringan penghasil sel telur yang disebut folikel.Didalam folikel terdapat oosit(calon sel telur). Selanjutnya sel folikel yang telah matang akan dikeluarkan dari ovarium melalui proses ovulasi yang berlangsung sebulan sekali. Pada setiap ovulasi hanya satu sel telur

4

yang mampu bertahan hidup selama 24 jam. Saat folikel tumbuh maka ovarium menghasilkan hormon esterogen,sedangkan setelah ovulasi maka hormon yang di hasilkan kebanyakan adalah progesteron hormon.Ovarimjuga berperan dalam mengatur siklus haid. Strukturnya terdiri dari : 1. Korteks / kulit : a. Tunika albuginea, yaitu epitel berbentuk kubik b. Jaringan ikat di sela –sela jaringan lainc.Stroma, folikel primordial, dan folikelde graf 2. Medulla / inti atau zona vaskulosa terdiri dari : a. Stroma berisi pembuluh darah b. Serabut saraf c. Beberapa otot polos 2. kelenjar endokrin dan jaringan penghasil sel telur yang disebut folikel. Didalam folikel terdapat oosit(calon sel telur). Selanjutnya sel folikel yang telah matang akan dikeluarkan dari ovarium melalui proses ovulasi yang berlangsung sebulan sekali. Pada setiap ovulasi hanya satu sel telur yang mampu bertahan hidup selama 24 jam. Saat folikel tumbuh maka ovarium menghasilkan hormon esterogen,sedangkan setelah ovulasi maka hormon yang di hasilkan kebanyakan adalah progesteron hormon.Ovarimjuga berperan dalam mengatur siklus haid.(Potter dan Perri, 2006).Strukturnya terdiri dari :1. Korteks / kulit :a.Tunika albuginea, yaitu epitel berbentuk kubikb.Jaringan ikat di sela –sela jaringan lainc.Stroma, folikel primordial, dan folikelde graf2. Medulla / inti atau zona vaskulosa terdiri dari :a.Stroma berisi pembuluh darahb.Serabut sarafc.Beberapa otot polosSeorang wanita diperkirakan akan mengeluarkan sel telur kira–kira 400 butir seumur hidupnya.2. Vagina ( Liang Senggama )Liang atau saluran yang menghubungkan vulva dengan rahim, terletak diantara saluran kemih

5

dan liang dubur. Di bagian ujung tasanya terletak mulut Rahim.Ukuran panjang dinding depan 8 cm dan dinding belakang 10 cm. bentuk dinding dalamnya berlipat–lipat(Potter danPerri, 2006 3. Uterus

(Rahim)Organ

otot

berdinding

tebal

dan

berongga

(cavum).Bentuk, besar, letak, dan susunan uterus berbeda–beda tergantung pada umur.Uterus ini sendiri berfungsi sebagai tempat implantasi ovum yang telah dibuahi, sebagai tempat perkembangan dan memberi makan pada janin yang sedang berkembang.Vagina merupakanjalan lahir lunak.Bagian–bagian uterus antara lain : a.Fundus Uterib b. Corpus Uteric. c. Isthmus Uterid. d. Serviks Ute Bagian dinding uterus secara historik terdiri dari 3 bagianyaitu; a.Lapisan serosa (lapisan peritoneum), di luar b.Lapisan otot (lapisan myometrium), di tengah c.Lapisan mukosa (lapisan endometrium), di dalam 4. Tuba Uterina (Saluran Telur) Saluran telur yang keluar dari korpus rahim kanan dan kiri, panjangnya 12–1 cm, diameter 3–8 mm. Saluran telur terdiri dari tigabagian : 1. Pars interstisialis (intramuralis), 2. Pars ismika, yang merupakan bagian tengah saluran telur yang sempit, 3. Pars ampularis(Potter dan Perri, 2006).

- GENETALIA PRIA Genetalia Eksterna Pria Penis adalah satu satu bagian dari organ reproduksi pria bagian eksternal. Organ reproduksi pria selama ini identik dengan penis, skrotum, ataupun bagian lain yang dapat terlihat mata. Padahal, masih banyak organ lain yang menyusun suatu sistem reproduksi laki-laki yang kompleks. Mengenal lebih jauh tentang alat reproduksi pria dan

6

bagiannya yang normal serta fungsinya dapat membantu mengantisipasi kelainan di organ-organ tersebut, seperti hipogonadisme.

Alat reproduksi laki-laki sebenarnya terdiri dari bagian luar (eksternal) dan dalam (internal).Berikut ini organ reproduksi pria yang termasuk dalam bagian eksternal. 1. Penis Terdapat 3 bagian utama anatomi penis, yaitu: - Akar atau basis. Bagian ini menempel pada dinding perut bagian bawah. - Batang penis. Bagian ini merupakan alat kelamin pria yang berfungsi untuk penetrasi ke dalam vagina. - Kepala penis. Bagian ini ditutupi oleh lapisan kulit, yang akan dihilangkan saat menjalani sunat. Pada ujung kepala penis, terdapat lubang kecil yang merupakan bukaan dari saluran kemih. Bagian ini nantinya akan menjadi tempat keluarnya cairan semen dan urine. Pada alat kelamin pria ini juga terdapat ujung-ujung saraf yang sensitif terhadap rangsangan.Penis tak lepas dari risiko sejumlah penyakit. Penyakit penis yang dimaksud antara lain: - Radang kulup penis (balanitis) - Penyakit Peyronie (Peyronie's disease) alias penis bengkok - Infeksi  - Disfungsi ereksi - Kanker penis 2. Skrotum Skrotum merupakan bagian dari sistem reproduksi pria yang terlihat berbentuk seperti kantung. Letaknya berada di belakang penis, dan merupakan tempat dari testikel, yang biasa disebut dengan

7

testis atau buah zakar. Pada skrotum juga terdapat banyak saraf dan pembuluh darah. Organ ini pun berperan untuk mengatur suhu testis. Skrotum dapat mengalami pembengkakan. Biasanya, ini diakibatkan oleh torsio testis (gangguan pada testis yang memicu tersumbatnya aliran darah). Selain itu, pembengkakan skrotum juga bisa dipicu oleh peradangan dan pertumbuhan yang tidak normal di dalam skrotum. Pembengkakan ini bisa menimbulkan rasa sakit, atau malah tidak menimbulkan nyeri sama sekali. 3. Testis Organ reproduksi pria berbentuk oval dengan ukuran sebesar biji zaitun ini terletak di dalam skrotum. Pada umumnya, setiap pria masing-masing memiliki dua testis. Fungsi testis adalah menghasilkan testosteron, yang merupakan hormon seks pada pria. Selain itu, organ ini juga berfungsi untuk memproduksi sperma. Beberapa masalah kesehatan yang bisa menyerang testis, antara lain: - Trauma testis - Torsio testis - Radang testis (orkitis) - Kanker testis 4. Epididimis Epididimis merupakan saluran panjang, yang terletak di belakang testis. Organ ini berfungsi untuk membawa dan menyimpan sel sperma yang telah diproduksi di testis. Selain itu, epididimis juga merupakan organ reproduksi pria yang berfungsi dalam mematangkan sperma, yang dibentuk oleh testis. Setelah matang, sperma baru dapat melakukan tugasnya dalam membuahi sel telur.

Genetalia Interna Pria Alat reproduksi pria bagian internal juga disebut sebagai organ aksesori. Dilansir dari Cleveland Clinic, ada enam organ yang masuk ke dalam kelompok ini, yaitu: 1. Vas deferens Fungsi vas deferens adalah mengantar sperma keluar tubuh saat ejakulasi. Organ ini merupakan saluran panjang dan tebal, mulai dari epididimis hingga ke rongga panggul. Dari epididimis, sperma disalurkan melalui vas deferens, untuk kemudian menuju saluran kemih alias uretra. Organ ini terletak di belakang kandung kemih.  2. Vesikula seminalis Vesikula seminalis merupakan organ berbentuk kantung yang menempel pada vas deferens, di dekat bagian dasar kandung kemih. Organ ini berguna dalam memproduksi cairan, sebagai pemberi energi sperma untuk bergerak. 3. Saluran ejakulasi

8

Saluran ini terbentuk dari gabungan vas deferens dan vesikula seminalis. Sesuai dengan namanya, saluran ejakulasi menjadi "jalan" bagi air mani untuk keluar saat pria berejakulasi. 4. Saluran kemih Organ ini disebut juga sebagai uretra, dan berfungsi untuk membawa urine dari kandung kemih ke luar tubuh. 5. Kelenjar prostat Kelenjar prostat terletak pada bagian bawah kandung kemih, di depan rektum atau anus. Prostat berfungsi memproduksi cairan yang membantu pergerakan sperma saat terjadi ejakulasi dan membantu menjaga sperma tetap sehat. 6. Kelenjar bulbourethral Kelenjar bulbourethral atau disebut juga kelenjar cowper berfungsi untuk memproduksi cairan yang melumasi saluran kemih. Selain itu, bagian dari sistem reproduksi pria ini juga membantu menetralisir tingkat keasaman di saluran kemih, yang terbentuk akibat sisa urine.

- Fungsi organ reproduksi pria dimulai saat masa puber Peran utama dari semua organ reproduksi pria yang telah disebutkan di atas adalah untuk bekerja sama memproduksi dan mengeluarkan semen ke sistem reproduksi wanita, saat melakukan hubungan seksual. Namun, alat reproduksi pria dan bagiannya tidak serta-merta langsung berfungsi.Saat bayi baru lahir, semua alat reproduksi pria tersebut sudah terbentuk. Namun, fungsi reproduksi baru akan berjalan saat seorang laki-laki memasuki masa pubertas. Saat masa puber dimulai, kelenjar pituitari akan mulai memproduksi hormon yang dapat merangsang testis untuk menghasilkan testosteron. Sebutan lain dari testosteron adalah hormon seks pada pria. - Hormon yang berperan dalam sistem reproduksi pria Hormon bisa disebut sebagai bahan bakar bagi alat reproduksi pria. Tanpa hormon, alat reproduksi pria dan bagiannya tidak dapat berjalan dengan baik. Ada tiga hormon utama yang memiliki peran penting untuk organ reproduksi manusia, yaitu:  Follicle stimulating hormone (FSH)  Luteinizing hormone (LH)  Testosteron FSH dan LH adalah dua hormon yang diproduksi di kelenjar pituitari. FSH berperan penting dalam proses produksi sperma di tubuh. Sementara itu, LH berperan dalam produksi testosteron, yang juga diperlukan dalam proses pembentukan sperma. Produksi testosteron jugalah yang menyebabkan berbagai perubahan fisik pada laki-laki yang sedang puber, seperti:  Membesarnya skrotum dan testis   Membesarnya penis, vesikula seminalis, kelenjar prostat

9

  

Tumbuhnya rambut di area genital dan ketiak Suara yang semakin berat Bertambahnya tinggi badan 

- Foot Hormon Reproduksi   Berikut ini adalah beberapa hormon reproduksi pada pria dan wanita yang perlu Anda ketahui: 1. Follicle stimulating hormone (FSH) Hormon reproduksi FSH diproduksi di kelenjar pituitari, yaitu kelenjar di otak yang berukuran sebesar kacang polong. Hormon ini memiliki peranan penting terhadap perkembangan seksual seseorang. Selain memengaruhi perubahan fisik saat memasuki masa pubertas, hormon FSH pada wanita juga memiliki peran terhadap proses pembentukan sel telur di ovarium serta turut mengendalikan siklus menstruasi. Sementara pada pria, hormon FSH berfungsi untuk mengendalikan produksi sperma dan perkembangan organ kelamin. 2. Luteinizing hormone (LH) Hormon LH juga diproduksi di kelenjar pituitari dan kerjanya saling melengkapo dengan hormon FSH. Pada wanita, hormon reproduksi ini memengaruhi kerja ovarium, pelepasan sel telur (ovulasi), siklus menstruasi, dan kesuburan. Sementara pada pria, LH merangsang produksi testosteron, yang memengaruhi tingkat produksi sperma pria. 3. Hormon testosteron Kadar hormon testosteron pada pria lebih tinggi dibandingkan wanita. Hormon ini akan mengalami peningkatan selama masa pubertas, kemudian mulai menurun sejak memasuki usia 30 tahun. Fungsi hormon testosteron pada pria antara lain mengendalikan gairah seksual, produksi sperma, kepadatan tulang, dan juga massa otot, sehingga hormon ini mampu memengaruhi perubahan fisik dan emosional pria secara signifikan. Sementara itu, fungsi hormon testosteron pada wanita adalah mengontrol suasana hati dan gairah seksual, menjaga tulang

10

tetap kuat, meringankan nyeri, dan menjaga kemampuan berpikir. 4. Hormon estrogen Kadar hormon estrogen pada wanita lebih tinggi dibandingkan pria.  Hormon estrogen pada wanita memiliki peran penting dalam perkembangan seksual saat masa pubertas. Selain itu, hormon ini juga berperan mengendalikan pertumbuhan dinding rahim selama siklus menstruasi dan masa awal kehamilan, serta mengatur berbagai proses metabolisme, termasuk pertumbuhan tulang dan kadar kolesterol. Sementara pada pria, salah satu fungsi estrogen adalah mengontrol kesehatan sperma. Namun, jika kadar estrogen pada pria terlalu tinggi, dapat terjadi penurunan kualitas sperma dan disfungsi ereksi. Kesehatan hormon reproduksi dapat dijaga dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan sehat dan kaya nutrisi, melakukan olahraga dengan rutin, mengelola stres dengan baik, dan memenuhi waktu tidur yang cukup. Selain itu, bila Anda masih memiliki kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol, dianjurkan untuk mulai meninggalkannya. Ketidakseimbangan kadar hormon reproduksi dapat menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan, mulai dari obesitas hingga osteoporosis. Pada wanita, hal ini bisa ditandai dengan tidak teraturnya siklus menstruasi, sedangkan pada pria bisa ditandai dengan penurunan gairah seksual.

- Fisiologi Haid Siklus menstruasi normal berlangsung selama 21-35 hari, 2-8 hari adalah waktu keluarnya darah haid yang berkisar 20-60 ml per hari. Penelitian menunjukkan wanita dengan siklus mentruasi normal hanya terdapat pada 2/3 wanita dewasa, sedangkan pada usia reproduksi yang ekstrim (setelah menarche dan menopause) lebih banyak mengalami siklus yang tidak teratur atau siklus yang tidak mengandung sel telur. Siklus mentruasi ini melibatkan kompleks hipotalamus-hipofisis-ovarium. Siklus Menstruasi Normal Sikuls menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium (indung telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu siklus folikular dan siklus luteal,

11

sedangkan siklus uterus dibagi menjadi masa proliferasi (pertumbuhan) dan masa sekresi. Perubahan di dalam rahim merupakan respon terhadap perubahan hormonal. Rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu perimetrium (lapisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot rehim, terletak di bagian tengah), dan endometrium (lapisan terdalam rahim).  Endometrium adalah lapisan yangn berperan di dalam siklus menstruasi. 2/3 bagian endometrium disebut desidua fungsionalis yang terdiri dari kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya disebut sebagai desidua basalis. Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah: 1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH 2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH 3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik). Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan. Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:

12

1.

Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah 2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi) 3. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim) Siklus ovarium : 1. Fase folikular. Pada fase ini hormon reproduksi bekerja mematangkan sel telur yang berasal dari 1 folikel kemudian matang pada pertengahan siklus dan siap untuk proses ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur). Waktu rata-rata fase folikular pada manusia berkisar 10-14 hari, dan variabilitasnya mempengaruhi panjang siklus menstruasi keseluruhan 2. Fase luteal, Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan jangka waktu rata-rata 14 hari Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam siklus menstruasi normal: 1. Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH) berada pada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal siklus sebelumnya 2. Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir dari korpus luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini merupakan pemicu untuk pertumbuhan lapisan endometrium 3. Peningkatan level estrogen menyebabkan feedback negatif pada pengeluaran FSH hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai akibat dari peningkatan level estradiol, tetapi pada akhir dari fase folikular level hormon LH meningkat drastis (respon bifasik) 4. Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima) hormon LH yang terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari hormon LH, keluarlah hormon progesteron 5. Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang menyebabkan terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi adalah penanda fase transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke luteal

13

6. Kedar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi sampai fase pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus luteum 7. Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa sudah terjadi ovulasi 8. Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus luteum dan kemuadian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya

- Perubahan Endometrium Endometrium terdiri dari dua lapisan atau zona berbeda baik dari tampilan histologis maupun kepekaan fungsional terhadap rangsang hormonal, yaitu: lapisan basal dan lapisan fungsional. Lapisan basal menempel langsung pada miometrium dan hanya mengalami sedikit perubahan selama siklus haid. Lapisan fungsional mulai dari lapisan basal dan akhirnya menyelubungi seluruh lumen rongga uterus . Lapisan fungsional selanjutnya dapat dibedakan lebih lanjut menjadi dua komponen: lapisan kompak yang tipis dan terletak di permukaan, dan lapisan spongiosa yang terletak lebih dalam yang terutama menyusun uterus sekretorik atau yang telah berkembang penuh. Suplai darah endometrium berasal merupakan suatu jaringan pembuluh arteria dan vena yang sangat khusus. Arteri-arteri spiralis merupakan cabang-cabang arteri uterine dalam miometrium, yang akan berjalan menembus lapisan basal endometrium dan meluas ke dalam zona fungsional. Bagian proksimal dari arteri spiralis, yaitu vasa rekta menghantarkan darah untuk jaringan-jaringan lapisan basal dan tidak dipengaruhi oleh perubahan sekresi estrogen dan progesteron. Tidak demikian halnya dengan arteri spiralis yang mengalami regenerasi dan degenerasi siklik sepanjang siklus menstruasi sebagai respon terhadap perubahan hormonal. Siklus endometrium dapat dibedakan menjadi tiga fase utama: fase proliferasi, sekresi, dan menstruasi. Siklus menstruasi mempunyai hipotesis berlangsung selama 28 hari, dan fase folikuler dan luteal kirakira 14 hari lamanya.

B. Konsep Keperawatan Masalah Reproduksi Pada pembahasan laporan kasus dalam pengkajian penulis menggunakan metode wawancara pasien dan keluarga. Pemeriksaan fisik juga dilakukan dalam memperoleh data pasien. Melalui pemeriksaan diperoleh data yang valid dan sesuai kenyataan yang ada pada pasien saat itu. Sedangkan wawancara bila tidak terarah dan tidak fokus membutuhkan waktu yang lama dan bisa saja mengatakan yang tidak sebenarnya. Pengkajian pasien juga diperoleh dengan melihat status perkembangan kesehatan di ruangan. 14

Data yang diambil adalah pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan laboratorium. Setelah dikaji, penulis lalu memfokuskan untuk menentukan diagnose keperawatannya pada saat pengkajian lalu menentukan rencana keperawatan apa yang diambil untuk klien dan mengimplementasikan rencana keperawatan lalu mengevaluasi tindakan akhir.

C. Ragam Gangguan Masalah Reproduksi 1. Vaginitis Penyakit pada sistem reproduksi wanita yang pertama adalah vaginitis. Vaginitis adalah penyakit pada sistem reproduksi wanita dengan kondisi vagina yang mengalami infeksi. Infeksi pada vagina disebabkan oleh beberapa jenis mikroorganisme, yaitu seperti bakteri, jamur, dan parasit. Penyakit pada sistem reproduksi ini bisa menyerang vagina langsung atau melalui perineum. Penyakit vaginitis bisa disebabkan oleh jamur Candida Albicans, bakteri Gardnerella, parasit Trichomonas Vaginalis, dan virus. Penderita dari vaginitis sendiri akan memiliki beberapa gejala yang dapat diamati, seperti nyeri hebat pada vagina, disuria, pruritas di vulva, ruam bibir vagina, edema vukva, vagina bau busuk, dan perdarahan vagina. 2. Condiloma Accuminata Condiluma accuminata merupakan penyakit pada sistem reproduksi wanita yang dapat disebabkan oleh adanya virus yang disebut dengan human papiloma. Virus tersebut juga merupakan virus penyebab kutil. Wanita yang mengalami penyakit condiloma accuminata sebaiknya segera diobati. Hal ini dikarenakan obat condiluma accuminta bisa berkembang menjadi kanker pada organ lainnya seperti rahim wanita. 3. Kanker Ovarium Penyakit pada sistem reproduksi yang berikutnya adalah kanker ovarium. Kanker ovarium biasanya berawal dari kista ovarium yang merupakan tumor jinak dan kecil yang ada di dalam rahim. Kista ovarium yang paling sering terjadi adalah kista dermoid, kista lutein, dan kista cokelat. Tumor jinak atau kista ovarium tersebut lambat

15

laun akan berkembang menjadi semakin besar dan ganas yang menjadi kanker ovarium. Tumor ganas atau ovarium (kanker ovarium) dengan ukuran yang besar akan dapat menyebabkan kelainan letak janin. Penyebab penyakit kanker ovarium disebabkan oleh gaya hidup yang keliru, asupan, kurang olahraga, dan lainnya. Berhati-hatilah kamu jika memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur karena itu merupakan gejala dari penyakit kanker ovarium. 4. Kanker Serviks Penyakit pada sistem reproduksi wanita berikutnya adalah kanker serviks. Kanker serviks adalah penyakit pada sistem reproduksi wanita yang juga umum terjadi. Penyakit ini disebabkan karena adanya sel-sel abnormal yang tumbuh pada lapisan epitel serviks. Sel abnormal tersebut akan terus tumbuh dengan ganas. Hal tersebut membuat jaringan yang ada di sekitar leher rahim jadi kurang berfungsi. Pengobatan kanker serviks umumnya dilakukan dengan mengangkat rahim, oviduk, ovarium, sepertiga dari vagina (bagian atas).

5. Kanker Payudara Penyakit pada sistem reproduksi wanita yang terakhir adalah kanker payudara. Penyakit ini sangat rentan menyerang wanita sebab jaringan lemak yang ada pada payudara akan jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pria. 6. Prostatitis Penyakit pada sistem reproduksi pria yang pertama adalah prostatitis. Prostatitis adalah penyakit pada sistem reproduksi pria di mana kelenjar prostat mengalami infeksi. Penyebab dari prostatitis adalah bakteri. Bakteri yang menginfeksi kelenjar prostat pria adalah E. coli, Klebsiella, dan Proteus. Pria yang mengalami prostatitis akan memiliki beberapa gejala seperti sulit ejakulasi, gagal ereksi, disuria, dan demam. 7. Epididimitis

16

Penyakit pada sistem reproduksi pria yang selanjutnya adalah epididimitis. Penyakit ini umumnya terjadi karena adanya infeksi pada organ reproduksi pria. Epididimitis adalah kondisi di mana bagian epididimis mengalami peradangan. Beberapa bakteri yaitu Chlamydia trachomatis, E. coli, dan Neisseria gonorrhoeae adalah jenis bakteri yang sering menyebabkan penyakit epididimitis. Penyakit ini sering menimpa para pria yang suka berganti-ganti pasangan seks. Ada beberapa gejala dari penyakit epididimitis, yaitu nyeri pada testis, ada darah di dalam sperma, sakit saat ejakulasi, nyeri pada testis, dan disuria.

8. Sifilis Penyakit pada sistem reproduksi pria yang selanjutnya adalah sifilis.  Penyakit sifilis juga biasa disebut ‘raja singa’. Sifilis bisa terjadi karena aktivitas seksual. Selain itu, bisa juga karena transfusi darah. Bakteri yang menyebabkan sifilis adalah bakteri Reponema Pallium. 9. Gonorhea Gonorhea atau yang biasa disebut dengan kencing nanah merupakan penyakit pada sistem reproduksi pria yang sering terjadi. Penyebab dari gonorhea adalah bakteri Neisseria Gonorrheae. Penyakit ini ditularkan melalui aktivitas seksual yang bebas dan menyimpang. 10. Hipogonadisme Penyakit pada sistem reproduksi pria yang terakhir adalah hipogonadisme. Hipogonadisme adalah kondisi di mana testis pria tidak dapat memproduksi hormon testosteron yang cukup. Masalah ini bisa dialami sejak janin berkembang di perut

17

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Sistem reproduksi merupakan suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Salah satu organ reproduksi wanita yaitu rahim. Rahim (uterus) merupakan jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minordiantara kandung kemih dan rektrum dan penis adalah satu satu bagian dari organ reproduksi pria bagian eksternal. Organ reproduksi pria selama ini identik dengan penis, skrotum, ataupun bagian lain yang dapat terlihat mata.

18

DAFTAR PUSTAKA

https://www.merdeka.com/jatim/10-penyakit-pada-sistem-reproduksi-pria-danwanita-jangan-disepelekan-kln.html?page=5 https://www.google.com/search?client=firefox-bd&q=konsep+keperawatan+masalah+reproduksi https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-5425-BAB1.pdf

19

Similar documents

anatomi alat reproduksi

Ahmad Setiawan - 241.3 KB

anatomi alat reproduksi

Ahmad Setiawan - 241.3 KB

Alat 20 Akumulator

shafira aulia - 94 KB

Cermin, Lensa, Alat Optik (Viii Smp)

raihan dzaky - 57.8 KB

Cermin, Lensa, Alat Optik (Viii Smp)

raihan dzaky - 82.4 KB

© 2024 VDOCS.RO. Our members: VDOCS.TIPS [GLOBAL] | VDOCS.CZ [CZ] | VDOCS.MX [ES] | VDOCS.PL [PL] | VDOCS.RO [RO]