* The preview only shows a few pages of manuals at random. You can get the complete content by filling out the form below.
Description
PRESENTASI KASUS
CVA Dengan Komplikasi Dekubitus
RS MITRA KELUARGA WARU JL.JEND.S.PARMAN NO 8 WARU 2019
Apa itu CVA? • CVA (CerebroVascular Accident) atau Stroke menurut WHO adalah suatu gangguan fungsi otak yang terjadi secara mendadak disebabkan semata mata oleh gangguan pembuluh darah di otak, dan dapat mengakibatkan kematian. Umumnya stroke ditandai dengan timbulnya gangguan saraf (defisit neurologis) fokal atau global yang berlangsung lebih dari 24 jam
ETIOLOGI • Penyebab stroke adalah adanya gangguan suplai darah ke otak, karena pecahnya pembuluh darah atau adanya sumbatan klot yang dapat menghambat pasokan oksigen dan nutrisi ke otak sehinggaa menyebabkan kerusakan pada jaringan otak.
MANIFESTASI KLINIS
PATHWAY • Patofisiologi CVA ICH.doc
MACAM CVA / STROKE
Berdasarkan patologi :
Stroke Non Hemoragik/ iskemik (87 %) Serangan
stroke sepintas -- TIA (15 %)
Trombosis Emboli
serebri
serebri
Stroke hemoragik/perdarahan Perdarahan
intra serebral (10 %)
Perdarahan
sub araknoid (3 %)
Misbach, 2011; Liebeskind, 2015
MATERI DEKUBITUS
(Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2010).
(Natinal Pressure Ulcer Advisory Panel, 2016)
• Lesi/kerusakan struktur anatomis dan fungsi kulit normal yang disebabkan oleh tekanan eksternal yang terjadi secara terusmenerus pada daerah yang ada penonjolan tulang sehingga merusak jaringan yang ada dibawahnya dan tidak sembuh dengan urutan dan waktu yang biasa
• Luka tekan yang mengalami kerusakan pada kulit dan jaringan lunak yang mendasarinya biasanya di atas tulang menonjol atau terkait dengan perangkat medis atau perawatan lainnya. Luka dapat muncul sebagai kulit utuh atau tukak terbuka dan bisa terasa nyeri. Cedera terjadi sebagai akibat dari tekanan yang intens dan / atau berkepanjangan atau tekanan dalam kombinasi dengan pergeseran
Etiologi
LUKA DEKUBITUS (Presure ulcure, bed sores, pressure sore, ischemic ulcer, atau decubital ulcer.)
Faktor yang mempengaruhi Intrinsik Intrinsik Usia Usia
Ekstrinsi Ekstrinsi kk Tekanan Tekanan
Kondisi kulit Kondisi kulit Mobilitas Mobilitas Nutrisi Nutrisi Perfusi Perfusi jaringan jaringan
Kelembaban Kelembaban
Gesekan Gesekan
Stadium Luka Dekubitus • STAGE 1 ERITEMA • Pada keadaan ini kulit masih dalam keadaan utuh namun disertai dengan daerah yang eritematous.
StadiumLuka LukaDekubitus Dekubitus Stadium • STAGE 2 Hilangnya sebagian ketebalan dari lapisan dermis menggambarkan suatu ulkus dekubitus yang mulai terbuka dengan dasar yang dangkal dan pinggiran luka dapat berwarna merah atau merah muda.
Stadium Luka Dekubitus • STAGE 3 • Pada derajat ini hilangnya seluruh ketebalan kulit meliputi jaringan subkutan atau nekrotik yang mungkin akan melebar kebawah tapi tidak melewati fascia yang berada di bawahnya. tulang atau tendon tidak terlihat atau tidak teraba secara langsung
Stadium Luka Dekubitus • STAGE 4 • Hilangnya
seluruh ketebalan kulit disertai destruksi ekstensif, nekrosis jaringan; atau kerusakan otot, tulang, atau struktur penyangga misalnya kerusakan jaringan epidermis, dermis, subkutaneus, otot dan kapsul sendi
Patofisiologi Dekubitus
Lokasi Dekubitus
Posisi luka tekan
PENGELOLAAN LUKA TEKAN
PENCEGAHAN
PENATALAKSANAAN LUKA TEKAN
MONITORING
Tim Luka RSMKW
PENCEGAHAN LUKA TEKAN... Pengkajian Resiko Pengkajian Kulit Skin Care Mengurangi/ Menghilangkan tekanan Penggunaan support surface Tim Luka RSMKW
PENCEGAHAN DEKUBITUS • Pengkajian luka tekan secara reguler • Perawatan Kulit (seperti menggunakan pelembab pada kulit yang
kering, membersihkan setelah BAK dan BAB, hindari memposisikan pasien kearah yang mengalami dekubitus) • Nutrisi 1. Menjaga adekuat intake oral, enteral dan parenteral, menjaga 2. Menjaga adekuat cairan dan diet • Perubahan posisi dan mobilisasi 1. Pilih permukaan yang tepat (bed khusus dekubitus) 2. Memposisikan pasien kearah yang tidak terjadi injury 3. Jika tidak bisa mobilisasi , posisikan kepala tidak lebih dari 30º • Edukasi keluarga pasien
Kapan Pengkajian Resiko Dilakukan?
• pada saat pasien baru masuk • reassessment dilakukan bila ada perubahan kondisi
Tim Luka RSMKW
Tinjauan Kasus
ASUHAN KEPERAWATAN Tn. A Dx Medis CVA & Komplikasi Dekubitus
Kasus • • • • • • • •
Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki-Laki Usia : 65 TH Diagnosa : CVA Bleeding post EVD Dokter DPJP : dr.Asra Agama : Islam Tgl MRS : 28-05-2019 jam 23.40 Tgl Pindah NSD: 22-06-2019 jam 20.00
B.Riwayat Kesehatan • Keluhan utama pasien : apatis • Riwayat penyakit sekarang : keluarga pasien mengatakan pada tanggal 28-05-2019 pasien tidak sadarkan diri habis makan,muntah 1x dan di bawah ke RSMKW dan di anjurkan untuk rawat inap dan diobservasi di ruang ICU.hasil CT Scan kepala terdapat IVH,ICH pada thalamus kanan,brain atropi . Px di anjurkan oprasi EVD tanggal 29-5-2019 oleh dr. Asra. Lalu pindah ke lantai 5 (R.Daffodil) tgl 22-06-2019 dan keluhannya sekarang ini tangan dan kaki kirinya belum bisa di gerakkan dan kesadarannya belum sadar penuh.
Lanjutan... • Riwayat Penyakit dahulu : anak pasien mengatakan ayahnya punya riwayat penyakit diabetes melitus dan hipertensi sudah lama, lupa pastinya kapan. biasanya dirumah memakai insulin novorapid 3x5 unit sc, metformin 3x1 • Riwayat kesehatan Keluarga : anak pasien mengatakan, ibu pasien pernah sakit diabetes dan ayahnya darah tinggi
PEMERIKSAAN FISIK TGL 22-06-2019 1. Neurologi Kesadaran : Apatis GCS: E 3 V 4 M 4 TD 140/90 mmHg, S 36, N 77x/m, RR 20x/m, SPO2 98% Pasien terpasang O2 binasal 3 lpm, pasien memakai NGT, dan memakai DC silicon. Di glutea terdapat ruam kemerahan dan bintik bintik seperti jamur. Ruam kemerahan saat mandi dirawat dengan savlon lalu dikeringkan, kemudian dioles mycoZ. Kekuatan otot : 53 53 Pupil +2 +2, ada reflek cahaya pada pupil sensorik : tidak ada kelainan motorik : hemiparese Ekstremitas sebelah kiri
2. Respirasi Pola nafas : normal Suara nafas : vesikuler Gerakan dada : simetris Jenis : pernafasan dada Irama nafas : teratur Batuk : ada, produksi sputum tidak produktif 3. Kardiovaskuler Denyut nadi : teratur Sirkulasi : akral hangat, waktu pengisian kapiler <3detik, tidak ada edema Pulsasi : kuat 4. Gastrointestinal Mulut : simetris, mukosa bibir kering Nafsu makan : pasien menggunakan NGT Gigi : ada caries gigi pada rahang D/S bawah Lidah : tidak ada kelainan, bersih Tenggorakan : gangguan menelan (px terpasang NGT)
Abdomen : supel Pola eliminasi a. BAB : frekuensi 1x/hari normal dan lembek b. BAK : pasien terpasang DC 5. Reproduksi : skrotum tidak ada kelainan 6. Integumen Warna kulit : normal Turgor kulit : kering Kulit : bersih Integritas kulit: ada kemerahan di glutea (ruam) dan bintik bintik putih seperti jamur Luka : ada kemerahan (ruam) di area glutea dan bintik-bintik kecil (jamur)
Tanggal 22-06-2019
Tanggal 28-06-2019
POLA ISTIRAHAT/TIDUR Siang : cenderung tidur Malam : cenderung bangun STATUS FUNGSIONAL Kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari : sepenuhnya di bantu perawat Muskuloskeletal : tidak ada fraktur, ada kelemahan pada ektermitas kiri atas dan bawah Menggunakan restrain : px menggunakan restrain risiko jatuh : tinggi SOSIAL-EKONOMI Tinggal : dengan anak dan adik Dukungan sosial : anak PSIKOLOGI-MENTAL-SPIRITUALBUDAYA Status psikologis : tenang Status mental : disorientasi
KOMUNIKASI/KEBUTUHAN EDUKASI Bicara : normal Kebutuhan penterjamah : tidak Hambatan Emosional : tidak ada Kesediaan pasien/keluarga menerima informasi : ya Hambatan komunikasi : tidak ada
PEMERIKSAAN PENUNJANG 29 – 06 - 2019 HB
10,8
LED
108
Leukosit
6500
Trombosit
243000
Ureum
41
Creatinin
1,40
Natrium
134
Kalium
3,7
GDS
119
Kultur darah
Negatif
THORAX • tgl 23-07-2019 • Thorax kesan Cardiomegali, sklerotik pada arcus aorta. hemidiafragma letak tinggi dibandingkan foto sebelumnya,tampak membaik
CT-SCAN KEPALA TANPA KONTRAS • TGL 29-05-2019 perdarahan pada thalamus kanan. tampak pula pendaraan mengisi pada ventrikel lateralis kanan kiri, ventrikel 3,4 sulci dan gyri di luar lesi tampak dalam dan melebar. tampak dilatasi ringan ventrikel lateralis kanan kiri. tak tampak midle shift • Kesan IVH ICH pada thalamus kanan brain atropi
DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan bleeding ditandai dengan kelemahan ekskremitas dan perubahan respon motorik 2. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular ditandai dengan kelemahan ekskremitas dan keterbatasan ROM & tidak mampu memenuhi kebutuhan ADL mandiri 3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik ditandai dengan kerusakan lapisan kulit
Dx 1: Gangguan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan bleeding ditandai dengan kelemahan ekskremitas& perubahan respon motorik • Intervensi 1. Monitor tanda tanda peningkatan TIK 2. Monitor ukuran dan reaksi pupil 3. Monitor tingkat kesadaran dan orientasi 4. berikan posisi head up 0-45 derajat 5. kolaborasi dalam pemberian terapi Dx 2 : Gangguan Mobilitas Fisik b/d Gangguan neuromuskular ditandai dengan kelemahan ekskremitas dan keterbatasan ROM & tidak mampu memenuhi kebutuhan ADL mandiri Intervensi: 6. Monitor kemampuan pasien dalam mobilisasi 7. Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu pemenuhan kebutuhan ADL 8. Monitor vital sign sebelum dan sesudah melakukan latihan dan lihat respon px 9. Kolaborasi dengan fisioterapis tentang rencana ambulasi sesuai kebutuhan Dx 3: Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik ditandai dengan kerusakan lapisan kulit (epidermis) Intervensi 10. Monitor kondisi kulit 11. Berikan pijatan atau pelembab pada bagian tubuh yang terkena tekanan 12. Gunakan kasur air 13. Ubah posisi tiap 2 jam 14. Pastikan sprai rapi tidak ada lipatan
IMPLEMENTASI DX 1 • TGL 22-06-19 sampai dengan 28-06-19 1. Memonitor kesadaran pasien, keadaan umum pasien 2. monitor TTV pasien 3. memonitor tanda tanda peningkatan pasien 4. memonitor status neurologis pasien 5. memberikan posisi Head up 45 derajat 6. anjurkan pasien untuk badrest 7. kolaborasi dalam pemberian terapi
formulir total care
EVALUASI DX 1 22-06-19 S : Anak pasien mengatakan kesadaran ayahnya masih belum sadar penuh O : Keadaan umum pasien cukup, akral hangat GCS 344, kesadaran apatis, tidak ada tanda tanda peningkatan TIK, Ada Kelemahan ekstremitas kiri, TD: 140/90, S: 36, N: 77, RR: 20, SPO2 98%, pupil kanan kiri ada reaksi terhadap cahaya A : Perfusi jaringan cerebral belum efektif P: 1. monitor TTV 2. Monitor tanda tanda peningkatan TIK 3. Monitor status neurologis pasien 4. Berikan posisi headup sesuai anjuran dokter 5. kolaborasi dalam pemberian terapi
28-06-19 S : Anak pasien mengatakan kesadaran ayahnya sudah bisa berkomunikasi sedikit-sedikit O : Keadaan umum pasien cukup, akral hangat GCS 456, kesadaran composmentis, tidak ada tanda tanda peningkatan TIK, Ada Kelemahan ekstremitas kiri, TD 120/80 S 36 N 88 RR 20 SPO2 98%, pupil kanan kiri ada reaksi terhadap cahaya A : Perfusi jaringan cerebral mulai efektif P : 1. monitor TTV 2. Monitor tanda tanda peningkatan TIK 3. Monitor status neurologis pasien 4. berikan posisi headup sesuai anjuran dokter 5. kolaborasi dalam pemberian terapi
IMPLEMENTASI DX 2 • Tgl 22-06-2019 1. Memonitor kemampuan px dalam mobilisasi 2. Mendampingi px saat mobilisasi dan memenuhi kebutuhan ADL 3. Mengajarkan bagaimana merubah posisi dan memberikan bantuan untuk mobilisasi 4. Berkolaborasi dengan fisioterapis untuk rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan
• Tgl 28-06-2019 1. Memonitor kemampuan px dalam mobilisasi 2. Mendampingi px saat mobilisasi dan memenuhi kebutuhan ADL 3. Mengajarkan bagaimana merubah posisi dan memberikan bantuan untuk mobilisasi 4. Berkolaborasi dengan fisioterapis untuk rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan
EVALUASI DX 2 22-06-19
28-06-19
S: Anak pasien mengatakan ayahnya masih belum bisa bergerak secara mandiri O : Keadaan umum pasien cukup, GCS 344, kesadaran apatis, px belum mampu memenuhi kebutuhan ADL secara mandiri, masih terdapat kelemahan di ekstremitas kiri, TD 140/90, S 36 N 77, RR 20, SPO2 98% A : Hambatan mobilitas fisik masih terjadi P : 1. Monitor TTV sebelum dan sesudah latihan 2. Monitor kemampuan mobilisasi px 3. Dampingi px saat mobilisasi dan bantu memenuhi keubutuhan ADL 4. Ajarkan bagaimana merubah posisi px
S: Anak pasien mengatakan ayahnya masih belum bisa bergerak secara mandiri
5.
Kolaborasi dengan fisioterapis tentang
rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan
O : Keadaan umum pasien cukup, GCS 456, kesadaran composmentis, px belum mampu memenuhi kebutuhan ADL secara mandiri, masih terdapat kelemahan di ekstremitas kiri, TD 130/80, S 36 N 80, RR 20, SPO2 98% A : Hambatan mobilitas fisik masih terjadi P : 1. Monitor TTV sebelum dan sesudah latihan 2. Monitor kemampuan mobilisasi px 3. Dampingi px saat mobilisasi dan bantu memenuhi keubutuhan ADL 4. Ajarkan bagaimana merubah posisi px 5. Kolaborasi dengan fisioterapis tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan
IMPLEMENTASI DX 3 •
23-06-2019 Dilakukan mengubah posisi pasien 1. Miring kanan: Pk. 14.00 Mencuci area kemerahan dengan savlon, ruam kemerahan masih merah dan terdapat bintik bintik jamur. Pkl 15.00 1. Terlentang pkl 16.00 2. Melakuka miring kiri pkl 18.00 3. Setengah duduk/duduk pkl 20.00
25-06-2019
Dilakukan mengubah posisi pasien 1. Miring kanan: Pk. 14.00 2. Mencuci area kemerahan dengan savlon, ruam kemerahan masih merah dan terdapat bintik bintik jamur. Pkl 15.00 3. Terlentang pkl 16.00 4. Melakuka miring kiri pkl 18.00 5. Setengah duduk/duduk pkl 20.00
– 24-06-2019 Dilakukan mengubah posisi pasien 1. Miring kanan: Pk. 14.00 2. Mencuci area kemerahan dengan savlon, ruam kemerahan masih merah dan terdapat bintik bintik jamur. Pkl 15.00 3. Terlentang pkl 16.00 4. Melakuka miring kiri pkl 18.00 5. Setengah duduk/duduk pkl 20.00
26-06-2019
Dilakukan mengubah posisi pasien 1. Miring kanan: Pk. 14.00 2. Mencuci area kemerahan dengan savlon, ruam kemerahan masih merah dan terdapat bintik bintik jamur. Pkl 15.00 3. Terlentang pkl 16.00 4. Melakuka miring kiri pkl 18.00 5. Setengah duduk/duduk pkl 20.00
•
27-06-2019 Dilakukan mengubah posisi pasien 1. Miring kanan: Pk. 14.00 Mencuci area kemerahan dengan savlon, ruam kemerahan masih ada dan bintik bintik jamur masih ada pkl 15.20 1. Terlentang pkl 16.00 2. Melakuka miring kiri pkl 18.00
29-06-2019
Dilakukan mengubah posisi pasien 1. Miring kanan: Pk. 14.00 Mencuci area kemerahan dengan savlon, ruam kemerahan masih ada dan bintik bintik jamur masih ada pkl 15.20 1. Terlentang pkl 16.00 2. Melakuka miring kiri pkl 18.00 3. Setengah duduk/duduk pkl 20.00
3. Setengah duduk/duduk pkl 20.00
28-06-19 Dilakukan mengubah posisi pasien 1. Miring kanan: Pk. 14.00 Mencuci area kemerahan dengan savlon, ruam kemerahan masih ada dan bintik bintik jamur masih ada pkl 15.20 1. Terlentang pkl 16.00 2. Melakuka miring kiri pkl 18.00 3. Setengah duduk/duduk pkl 20.00
30-06-2019
Dilakukan mengubah posisi pasien 1. Miring kanan: Pk. 14.00 Mencuci area kemerahan dengan savlon, ruam kemerahan masih ada dan bintik bintik jamur masih ada pkl 15.20 1. Terlentang pkl 16.00 2. Melakuka miring kiri pkl 18.00 3. Setengah duduk/duduk pkl 20.00
•
1-07-2019 Dilakukan mengubah posisi pasien 1. Miring kanan: Pk. 14.00 Mencuci area kemerahan dengan savlon, ruam kemerahan masih ada dan bintik bintik jamur masih ada pkl 15.20 1. Terlentang pkl 16.00 2. Melakuka miring kiri pkl 18.00 3. Setengah duduk/duduk pkl 20.00
– 2-07-2019 Dilakukan mengubah posisi pasien 1. Miring kanan: Pk. 14.00 Mencuci area kemerahan dengan savlon, ruam kemerahan masih ada dan bintik bintik jamur masih ada pkl 15.20 1. Terlentang pkl 16.00 2. Melakuka miring kiri pkl 18.00 3. Setengah duduk/duduk pkl 20.00
4-07-2019 Dilakukan mengubah posisi pasien 1. Miring kanan: Pk. 14.00 Mencuci area kemerahan dengan savlon, ruam kemerahan berkurang dan bintik bintik jamur berkurag pkl 15.20 1. Terlentang pkl 16.00 2. Melakuka miring kiri pkl 18.00 3. Setengah duduk/duduk pkl 20.00
• 5-07-2019 Dilakukan mengubah posisi pasien 1. Miring kanan: Pk. 14.00 Mencuci area kemerahan dengan savlon, ruam kemerahan berkurang dan bintik bintik jamur berkurag pkl 15.20 1. Terlentang pkl 16.00 2. Melakuka miring kiri pkl 18.00 3. Setengah duduk/duduk pkl 20.00
6-07-2019 Pasien dipindahkan ke ICU karena
kondisinya menurun,. Saat di pindahkan di ICU ditemukan luka lecet di belahan glutea. Di catatan keperawatan, perawat tidak mendokumentasikan kondisi luka lecet di belahan glutea.
EVALUASI DX3 •Tgl 22-06-19 S : anak pasien mengatakan ada ruam dan bruntusan di pantat O : keadaan umum pasien cukup, kondisi kulit lembab, ada ruam kemerahan dan bruntusan di pantat A : Kerusakan integritas kulit belum membaik P : - monitor keadaan keadaan luka atau kulit - Lakukan masase pada kulit - Gunakan kasur air -Ubah posisi tidur tiap 2 jam -Pastikan sprei rapi dan tidak ada lipatan seprei
•Tgl 23-06-19 S : anak pasien mengatakan ada ruam dan bruntusan di pantat O : keadaan umum pasien cukup, kondisi kulit lembab, ada ruam kemerahan dan bruntusan di pantat A : Kerusakan integritas kulit belum membaik P : - monitor keadaan keadaan luka atau kulit - Lakukan masase pada kulit - Gunakan kasur air -Ubah posisi tidur tiap 2 jam -Pastikan sprei rapi dan tidak ada lipatan seprei
•Tgl 28-06-19 S
: anak pasien mengatakan ruam dan bruntusan di pantat berkurang O : keadaan umum pasien cukup, kondisi kulit lembab, ruam kemerahan dan bruntusan di pantat berkurang A : Kerusakan integritas kulit mulai membaik P : -monitor keadaan keadaan luka atau kulit -Lakukan masase pada kulit -Gunakan kasur air -Ubah posisi tidur tiap 2 jam -Pastikan sprei rapi dan tidak ada lipatan seprei -lakukan perawatan ruam di glutea dengan cuci savlon
•Tgl 04-07-19 s
: anak pasien mengatakan ruam dan bruntusan di pantat berkurang O : keadaan umum pasien cukup, kondisi kulit lembab, ruam kemerahan dan bruntusan di pantat berkurang A : Kerusakan integritas kulit mulai membaik P : -monitor keadaan keadaan luka atau kulit -Lakukan masase pada kulit -Gunakan kasur air -Ubah posisi tidur tiap 2 jam -Pastikan sprei rapi dan tidak ada lipatan seprei -lakukan perawatan ruam di glutea dengan cuci savlon
•Tgl 05-07-19 S : anak pasien mengatakan ruam dan bruntusan di pantat berkurang O : keadaan umum pasien cukup, kondisi kulit lembab, ruam kemerahan dan bruntusan di pantat berkurang A : Kerusakan integritas kulit mulai membaik P : -monitor keadaan keadaan luka atau kulit -Lakukan masase pada kulit -Gunakan kasur air -Ubah posisi tidur tiap 2 jam -Pastikan sprei rapi dan tidak ada lipatan seprei -lakukan perawatan ruam di glutea dengan cuci savlon
•Tgl 06-07-19 S : anak pasien mengatakan ruam dan bruntusan di pantat berkurang O : keadaan umum pasien cukup, kondisi kulit lembab, ruam kemerahan dan bruntusan di pantat berkurang, ada luka lecet di belahan glutea A : Kerusakan integritas kulit belum membaik P : -monitor keadaan keadaan luka atau kulit -Lakukan masase pada kulit -Gunakan kasur air -Ubah posisi tidur tiap 2 jam -Pastikan sprei rapi dan tidak ada lipatan seprei -lakukan perawatan ruam di glutea dengan cuci savlon
• 09-07-2019 Menjemput pasien dari ICU, kondisi ruam merah di glutea berkurang, dirawat dengan savlon saat mandi, luka lecet di belahan glutea tetap
Tindakan yang sudah dilakukan • Tn. A memakai water bed saat perawatan. • Dilakukan personal hygiene 2x/hari dengan air dan sabun, cuci savlon pada kemerahan dengan bintik-bintik jamur di glutea setiap mandi lalu dioles MycoZ. • Membantu memberi posisi pasien tiap 2 jam (miring kanan-kiri-terlentang-posisi setengah duduk). • Melakukan massage pada kulit dengan zinc dan vaselin.