Definisi Cesar

  • Uploaded by: old sen
  • Size: 76.7 KB
  • Type: PDF
  • Words: 1,381
  • Pages: 8
Report this file Bookmark

* The preview only shows a few pages of manuals at random. You can get the complete content by filling out the form below.

The preview is currently being created... Please pause for a moment!

Description

1. Definisi Sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin lewat insisipada abdomen dan uterus (Oxorn, 1996 : 634) Sectio Caesaria

adalah

suatu

padadinding perut atau section

cara

caesaria

melahirkan adalah

janin

suatu

dengan

histerektomi

sayatan/ untuk

melahirkanjanji dan dalam rahim (Mochtar, 1998 : 177). Pre Eklampsi adalah suatu penyakit kehamilan yang disebabkan kehamilanitu sendiri, pre eklampsia yang teiah lanjut atau pre eklampsia berat menunjukangejala trias yaitu hipertensi, oedema, dan proteinuria (Tabel, 1994 : 236). Masa nifas ataupost parfum danpersalinan

selesai

sampai

dengan

adalah

masa

pulihnya

pulih

alat-alat

kembali,

mulai

reproduksi

sampai

keadaansebelum hamil, berlangsung 6-8 minggu (Mochtar, 1998 : 115). Berdasarkan pengertian di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa post sectio caesaria dengan indikasi pre eklampsia adalah masa pulihnya alat-alat reproduksi setelah kelahiran janin melalui insisi dinding abdomen dan uterus disebabkan kehamilan itu sendiri dengan gejala trias yaitu hipertensi, oedema, danproteinuria. 2. Etiologi Indikasi dilakukan sectio caesaria pada ibu adalahdisproporsi cepalopelvik, placenta previa, tumor jalan lahir,hidromnion, kehamilangemeli,sedangkan pada janin

adalah

janin

besar,

mal

presentasi,

letak

lintang,hidrocepalus (Oxorn,

1996 : 634). Penyebab dari pre eklampsi sampai sekarangbelum diketahui, faktor predisposisinya (Taber, 1994) : -

Nulipara umur belasan tahun.

-

Pasien

kurang

mampu,

dengan

pemeriksaan

antenatal

terutama,dengandiit kurang protein. -

Mempunyai riwayat pre eklampsia atau eklampsia dalam keluarganya.

-

Mempunyal penyakit vaskuler hipertensi sebelumnya.

a. Etiologi yang berasal dari ibu

yang

buruk

Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, primi para tua disertai kelainan letak ada, disproporsi sefalo pelvik (disproporsi janin / panggul ), ada sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat kesempitan panggul, Plasenta previa terutama pada primigravida, solutsio plasenta tingkat I –II, komplikasi kehamilan yang disertai penyakit ( jantung, DM ). Gangguan perjalanan persalinan (kista ovarium, mioma uteri, dan sebagainya). b. Etiologi yang berasal dari janin fetal distress / gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan vakum atau forceps ekstraksi. (Nurarif & Hardhi, 2015). 3. Patofisiologi Terjadi kelainan pada ibu dan kelainan pada janin menyebabkan persalinan normal tidak memungkinkan dan akhirnya harus diilakukan tindakan Sectiocaesarea, bahkan sekarang Sectio caesarea menjadi salah satu pilihan persalinan (Sugeng, 2010) Adanya beberapa hambatan ada proses persalinan yyang menyebabkan bayi tidak dapat dilahirkan secara normal, misalnya plasenta previa, rupture sentralis dan lateralis, pannggul sempit, partus tidak maju (partus lama), pre-eklamsi, distokksia service dan mall presentasi janin, kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectiocaesarea(SC). Dalam proses operasinya dilakukan tindakan yang akan menyebabkan pasien mengalami mobilisasii sehingga akan menimbulkan masalah intoleransi aktivitas. Adanya kelumpuhan sementara dan kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak mampu melakukan aktifitas perawatan diri pasien secara mandiri sehingga timbul masalah deficit perawatan diri. Kurangnya informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan dan perawatan post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain itu dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen sehingga menyebabkan inkontinuitas jaringan, pembuluh darah dan saraf-saraf di daerah insisi. Hal ini akan merangsang pengeluaran histamin dan prostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri. Setelah semua proses

pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan luka post operasii, yang bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan masalah resiko infeksi 4. Manifestasi Klinis Manifestasi klinis eklampsia dan pre eklampsia menurut Hacker (2001)adalah : a. Pre eklampsia ringan Tekanan darah 140/90 mmHg sampai 160/110 mmHg atau sistolik lebihdan atau sama dengan pcningkatan 30 mmHg, distolik lebih dan atau samadengan peningkatan 15 mmHg, proteinuria kurang dan 5 gram/24jam (+ 1sampai +2), oedema tangan atau muka. b. Pre eklampsia berat Tekanan darah lebih dan 160/110 mmHg,Proteinuria lebih dan 5gram/24 jam (+ 3 sampai + 4), oedema tangan dan atau muka. c. Eklampsia Salah satu gejala di atas disertai kejang. 5. Pemeriksaan Penunjang a. Pre eklampsia -

Tes kimia darah : ureum, keratin, asam urat, menilai fungsi ginjal

-

Tes fungsi hati: bilirubin, SGOT

-

Urinalisis : proteinuria merupakan kelainan yang khas pada pasien dengan pre eklampsia, jika 3+ atau 4+ urine 24 jam mengandung atau lebih pre eklampsia dinyatakan berat.

b. Sectio caesaria -

Hemoglobin

-

Hematokrit

5 gramprotein

-

Leukosit

-

Golongan darah

6. Tipe-tipe Sectio caesaria Tipe-tipesectio caesaria menurut Oxorn (1996) adalah : a. Tipe-tipe segmen bawah : insisi melintang Insisi

melintang

pilihanabdomen

segmen

dibuka

bawah

dan

uterus

disingkapkan,

merupakan lipatanvesika

prosedur uterina

peristoneum yangterlalu dekat sambungan segmen atas dan bawah uterus di sayat melintangdilepaskan dan segmen bawah serta ditarik atas tidak menutupi lapangan pandangan. b. Tipe-tipe segmen bawah : insisi membujur Cara membuka abdomen dan menyingkapkan uterus sama seperti padainsisi

melintang.

Insisi

membujur

dibuat

dengan

skapal

dan

dilebarkan dengangunting tumpul untuk menghindari cedera pada bayi. c. Sectio caesaria klasik Insisi longitudinal di garis tengah dibuat dengan skapal ke dalam dinding anterior uterus dan dilebarkan ke atas serta ke bawah dengan guntingberujung tumpul. d. Sectio caesaria ekstranperitoneal Pembedahan

ektraperitonial

dikerjakan

untuk

menghindari

histerektomi pada kasus-kasus yang mengalami infeksi luas. 7. Komplikasi a. Komplikasi sectio caesaria adalah

perlunya

-

Infeksi puerpeural (nifas) a. Ringan, dengan kenaikan suhu beberapa hari saja b. Sedang, dengan kertaikan suhu lebih tinggi, disertai dehidrasi, perutsedikit kembung. c. Beral, dengan peritonitis dan sepsis, partusterlantar,

dimana

karenaketuban

yang

hal

sebelumnya

teah

pecah

ini

sering

telah

terlalu

terjadi

lama,

dijumpai

pada

infeksiintrapartal

penanganannya

adalah

pemberiancairan, elektrolit dan antibiotik yang ada dan tepat. -

Perdarahan, disebabkan karena a. Banyak pembuIuh darah terputus dan terbuka. b. Antonia uteri c. Perdarahan pada placenta bed.

-

Juka kandung kemih

-

Kemungkinan ruptura uteri spontanea pada kehamilan mendatang.(Mochtar, 1998 : 121)

b. Komplikasi yang timbul pada pre eklampsia berat (Taber, 1994) Maternal:solusio

plasenta,

otak,eklampsia.

Janin

gagal

ginjal,oedema

:prematuritas,insufisiensi

paru,

pendarahan

utero

plasenta,

retardasipertumbuhanintra uterin, kematian janin intro uterin 8. Proses Penyembuhan Menurut Robbins dan Kumar (1995) proses penyembuhan luka sebagai berikut : a. Hari pertama pasca bedah Setelah

lahir

disambung

darah.Permukaan

bekuan

dan darah

dijahit, ini

garis

mengering

insisi

segera

menimbulkan

terisi suatu

bekuan kerak

yangmenutupi luka. b. Hari kedua pasca bedah Timbul aktifitas yang terpisah yaitureepitelisasi dan pembekuan jembatanyang terdiri dan jaringan fibrosa yang menghubungkan kedua tepi celah subepitalis.

Jalur-jalur tipis sel menonjol, dibawah permukaan kerak dan tepi epitel menujuke arah sentral. Dalam waktu 48 jam tonjolan ini berhubungan satu sama lain,dengan demikian luka telah tertutup oleh epitel c. Hari ketiga pasca bedah Respon radang akut mulai berkurang dan neutrofil sebagai besar diganti olehmakrofag yang membersihkan tepi cabang. d. Hari kelima pasca bedah Celahinsisi biasanya terdiri dan jaringan granulosa yang kaya akan pembuluhdarah dan langgar. Dapat dijumpai serabut-serabut kolagen disekitarnya. e. Akhir minggu pertama Luka telah tertutup dan epidermis dengan ketebalan yang kurang dan normal. f. Selama minggu kedua Kerangka fibrin sudah ienyap dan jaringan parut masih tetap berwarna merahcerah sebagai akibat peningkatan vaskularisasi, reaksi radang hampir hilang seluruhnya. g. Akhir minggu kedua Struktur jaringan dasar parut telah mantap dan terjadi suatu proses yangpanjang (menghasilkan warna jaringan parut yang lebih muda sebagai akibattekanan pada pembuluh darah, timbunankolagen rentang luka) sedang berjalan.

dan

peningkatan

secara mantap dan

DAFTAR PUSTAKA Afrriani, A., Desmiwarti., Kadri, H.,2013, Kasus Persalinan Dengan Bekas Seksio Sesarea Menurut Keadaan Waktu Masuk Di Bagian Obstetri Dan Ginekologi RSUP Dr. M. Djamil Padang, Jurnal Kesehatan Andalas. 2(3) Anderson, D.J., Podgorny, K., Berrions-Torres, S.I., Bratzler, D.W., Dellinger, E.P., Greene, L., Nyguist, A.C., Saiman, L., Yokoe, D.S., Maragakis, L.L., Kaye, K.S.,2014, Strategies to Prevent Surgical Site Infections in Acute Care Hospitals: Infection control and Hospital Epidemiology, Vol. 35, No. 6, 605-627 Anita Puri, Aprina, 2016, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Persalinan Sectio CaesareaDi Rsud Dr. H Abdul Moeloek Provinsi Lampung, Jurnal Kesehatan, Vol.7, No.1, 90-96ASHP,

2013, Clinical

Practice

Guidelines

for

Antimicrobial Prophylaxis in Surgery,in ASHP Therapeutic Guideline, American Society of Health-System Pharmacists, Inc., USA Baston, H. andHall, J., 2009, Midwifery Essentials Postnatal Volume 4, Jakarta, EGC, 75-76 Conroy, K., Koeing, A.F., Yu, Y.H., Courtney, A., Lee, H.J., Norwitz, E.R., 2012, Infectious Morbidity After Cesarean Delivery: 10 Strategies to Reduce Risk, MedRiviews,Vol. 5, No. 2, 69-77 Cunningham, F.G., Leveno, K.J., Bloom, S.L., Hauth, J.C., Rouse, D.J., Spong, C,Y.,2005, Williams Companies, 134

Obstetrics,

Twenty

Two

Edition,

The

McGraw-Hill

Dertarani, V., 2009, Evaluasi Penggunaan Antibiotik Berdasar Kriteria Gyssens Pasien Rawai Inap Kelas III di Bagian Bedah RSUP Dr. Kariadi Periode Agustus-Desember 2008, Medical Faculty Dipiro, J.T., Talbert, R., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M., 2008, Pharmacotheraphy A Pathophysiologic Approach, Seventh Edition, Mc Graw Hill, United States, 2066 Goodman dan Gilman, 2012,Dasar Farmakologi Terapi Edisi X,Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 1139-1140 Doherty, G.M. and Way, L.W., 2006, Current Surgical Diagnosis & Treatment, 12th edition, Lange Medical Books/McGraw-Hill Companies Inc, North America, 106-107

Similar documents

Definisi Cesar

old sen - 76.7 KB

Aaa Modul 1 Definisi

dzulfikar - 151.3 KB

4.diksi Definisi

Bilqis Salsabilla - 431.7 KB

TFG-Martin Cachero,Cesar

Luis Huaman Quispe - 3.2 MB

TFG-Martin Cachero,Cesar

Luis Huaman Quispe - 2.7 MB

Pachacama Cesar Grupo 8 CAR4-2 Geneally

Cesar Chavez - 146.3 KB

© 2024 VDOCS.RO. Our members: VDOCS.TIPS [GLOBAL] | VDOCS.CZ [CZ] | VDOCS.MX [ES] | VDOCS.PL [PL] | VDOCS.RO [RO]