TEKNOLOGI VIRTUAL REALITY SEBAGAI MEDIA PENGENALAN TATA SURYA MENGGUNAKAN METODE LUTHER BERBASIS ANDROID (VIRTUAL REALITY TECHNOLOGY AS SOLAR SYSTEM INTRODUCTION MEDIA USE LUTHER METHOD OF ANDROID BASED) Adhe Pandu Dwi Prayogha1, Mudafiq Riyan Pratama2
[email protected] [email protected]
Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Jember Jln. Karimata No. 49, Telp (0331)336728, Jember
ABSTRAK Virtual reality adalah teknologi yang dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh komputer. Dalam teknisnya, virtual reality digunakan untuk menggambarkan lingkungan tiga dimensi yang dihasilkan oleh computer dengan menggunakan peralatan elektronik khusus. Teknologi virtual reality salah satunya dapat diterapkan pada media pengenalan. Aplikasi media pengenalan tata surya berbasis smartphone android ini memanfaatkan teknologi Virtual reality. Metodologi pengembangan yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Pengembangan Multimedia Luther yang terdiri dari 6 tahapan antara lain, Concept, Design, Material Collecting, Assembly, Testing, Distribution. Aplikasi dan pembuatan objek 3D ini dibuat menggunakan software unity 3D dengan Google VR SDK for Unity, sedangkan untuk objek lain dibuat dengan software Photoshop. Pada pengujian aplikasi terdiri dari dua tahap antara lain yaitu pengujian sistem pada smartphone dengan spesifikasi device yang berbeda dari smartphone spesifikasi rendah sampai smartphone spesifikasi tinggi yang telah dibekali sensor Gyroscope dan pengujian Navigasi antara lain pengujian arah pengelihatan antara lain yaitu pengelihatan dapat berfokus pada arah atas, bawah, kanan, kiri, dan dapat berrotasi secara 360o, dan trigger event Info objek 3D dimana saat user berfokus pada objek planet maka secara otomatis sistem tersebut menampilkan deskripsi mengenai penjelasan planet tersebut. Kata kunci: Virtual Reality, Tata Surya, Android, Luther, Google VR SDK
ABSTRACT Virtual reality is a technology which could interact with an environtment and stimulated by computer. Technically, virtual reality used to drawing 3D environment by using computer and special electronic equipment. One of Virtual reality technologies could apply on introductional media. This android Solar system’s application was used Virtual Reality Tecchnology. This project used development of Luther Multimedia Method which contains 6 steps; Concept, Design, Material Collecting, Assembly, Testing and Distribution. The appliying and producing of 3D object were using Unity 3D software with Google VR SDK for Unity and the other object was using Photoshop software. In testing the Application consist of 2 steps testing the smartphone system with different device specification from low specification until high specification which supplied by gyroscope sensor and testing navigation about sight direction which focused on up direction, down direction, right direction, left direction and it could rotated 360 degrees and trigger event 3D object which used when the user focused on the planet object, so automatically the system showed the explanation about the planet object. Keyword: Virtual Reality, Solar System, Android, Luther, Google VR SDK for Unity
tetap menjadi tahap awal untuk dikerjakan. Sesuai dengan I Pendahuluan
dipilihnya metode ini karena sering digunakan sebagai acuan dalam pengembangan model multimedia (Arif M. Saputro,
1. Latar Belakang Salah satu cabang ilmu dalam sains adalah ilmu astronomi yang mempelajari tata
2015).
surya dan anggotanya. Menurut Thakoor (2010: 12) tata
2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat
surya adalah sekelompok planet dan bulan yang mengorbit
dirumuskan masalah dalam beberapa poin antara lain:
bintang. Setiap bintang sebenarnya adalah matahari, yang kemungkinan memiliki sistem solar (solar system). Suatu
a.
Bagaimana
cara yang dimiliki otak untuk mengolah informasi yang
cara
mengimplementasikan
merancang Virtual
dan
Reality
berbasis
diterima sebagai kunci keberhasilan suatu ilmu yang didapat Android dengan metode Luther?
disebut gaya belajar. Deporter dan Hernacki (dalam Bire, Gerardus and Bire, 2014: 169) mengemukakan bahwa
b.
Bagaimana cara mengukur kinerja teknologi Virtual
terdapat tiga modalitas (type) dalam gaya belajar yaitu
Reality terhadap objek tata surya berbasis Android?
visual, auditorial, dan kinestetik. Dikutip dari (Bogod, n.d.), gaya belajar visual adalah gaya belajar melalui melihat, gaya belajar auditorial adalah gaya belajar melalui mendengar,
3. Batasan Masalah Agar pembahasan
usulan
penelitian
dapat
sementara gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar dengan
dilakukan secara terarah dan sesuai ruang lingkup
melakukan sesuatu, menggerakkan badan, dan menyentuh
penelitian yang akan dilakukan, maka perlu menetapkan
sesuatu.
batasan masalah yaitu:
Pada pemanfaatan teknologi Virtual Reality, dengan menggunakan kaca mata virtual pengguna dapat melihat
a.
Teknologi Virtual Reality ditetapkan ke dalam
objek yang ditampilkan dari segala sudut pandang secara 360o.
Tujuan
dari
Virtual
Reality
adalah
untuk
sistem operasi android b.
Aplikasi diimplementasikan dengan menggunakan
memungkinkan suatu sensorimotor dan aktivitas kognitif dari seseorang di dunia buatan yang dibuat secara digital,
Unity Game Engine dan Google Virtual Reality
yang mana dapat menjadi imajiner, simbolik atau simulasi
SDK Unity.
aspek-aspek tertentu dari dunia nyata (Fuchs, 2011).
c.
Pengujian dilakukan dengan black box testing.
d.
Objek berupa anggota tata surya.
Menurut Jonathan Stauer, (1993). Saat berada dalam Virtual Reality, pengguna akan merasa seolah menyatu dengan dunianya, dan bisa berinteraksi dengan objek-objek yang ada di sana. Hal ini disebut dengan telepresence. Depth of
4. Tujuan Penelitian Adapun tujutan dari penelitian ini adalah sebagai
information. Metode yang akan digunakan pada pengembangan ini adalah metode multimedia Luther (1994), yang
berikut: a.
Pembuatan Virtual Reality (VR) di platform Android
mendukung pola pengerjaan yang terdiri dari 6 tahapan dimana yang pertama adalah Concept, Design, Material
ini menggunakan metode Luther (1994) yang
Collecting, Assembly, Testing dan Distribution. Menurut
memungkinkan untuk pengembangan suatu konsep
Luther (Dalam Binanto, 2010:259-263), keenam tahap ini
dengan
mengambil
tidak harus berurutan dalam praktiknya, tahap-tahap tersebut dapat saling bertukar posisi. Meskipun begitu, tahap concept
penyelesaian.
6
langkah
metodologi
b.
Mengukur kinerja teknologi Virtual Reality terhadap objek tata surya 3D dengan Pengujian Blackbox.
2. Metodologi multimedia Luther Menurut Luther (1994), metodologi pengembangan multimedia terdiri dari enam tahap, yaitu concept, design,
5. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian dalam pembuatan
Luther
dapat
Keenam tahap ini tidak harus berurutan dalam praktiknya, tahap-tahap tersebut dapat saling bertukar posisi. Meskipun
aplikasi ini adalah sebagai berikut: a. Metode
material collecting, assembly, testing, dan, distribution.
digunakan
sebagai
pengembangan multimedia dalam Virtual Reality
begitu, tahap concept tetap menjadi tahap awal untuk dikerjakan.
dari segi perencanaan dasar hingga distribusi sehingga hasil yang didapat lebih sesuai dengan rencana awal yaitu Concept dan tidak memerlukan terlalu banyak pembaharuan. b. Pengembangan penelitian ini dapat menjadi acuan perluasan pandangan terhadap apa saja objek anggota tata surya yang seharusnya dimengerti oleh
Gambar 2.1. Tahapan Multimedia Luther
masyarakat. c. Dapat menambah wawasan dan keahlian dalam
3. Tools dalam Pembuatan Virtual Reality
mengimplementasikan aplikasi virtual reality dan memberikan
kontribusi
untuk
meningkatkan
kualitas pengetahuan.
a. Unity Engine Menurut Roedavan (2016) dalam bukunya yang berjudul Unity Turtorial Game Engine, Unity adalah sebuah
II. Tinjauan Pustaka
game engine yang memungkinkan perseorangan maupun tim, untuk membuat sebuah game 3D (Tiga Dimensi)
1. Virtual Reality Virtual reality adalah simulasi komputer yang dihasilkan dari lingkungan 3D, yang tampak sangat nyata untuk orang yang mengalami hal itu, dengan menggunakan peralatan elektronik khusus. Tujuannya adalah untuk mencapai rasa yang kuat untuk hadir didalam lingkungan virtual (Linowes, 2015: 2). Virtual reality secara harfiah memungkinkan untuk mengalami apapun, dimanapun, dan kapanpun. Ini adalah
dengan mudah dan cepat. Secara default, Unity telah diatur untuk pembuatan game bergenre First Person Shooter (FPS), namun Unity juga bisa digunakan untuk membuat game bergenre Role Playing Games (RPG), dan Real Time Strategy (RTS). Selain itu, Unity merupakan sebuah engine multiplatform yang memungkinkan game yang dibangun di publish untuk berbagai platform seperti Windows, Mac, Android, IOS, PS3 dan juga Wii.
jenis teknologi yang paling mendalam dari teknologi realita dan dapat meyakinkan otak manusia seolah-olah berada didalam suatu tempat yang berbeda. Mengenakan alat dikepala yang digunakan dengan headphone dan pengendali tangan untuk memberikan pengalaman penuh yang mendalam. Dengan perusahaan teknologi terbesar di planet bumi (Facebook, Google, dan Microsoft) yang saat ini
b. Mono Develop Mono Develop adalah integrated development environment (IDE) yang dirancang untuk bahasa C# dan bahasa Net Framework lainnya seperti F#, VB.NET, C++. Mono Develop dibuat agar pengembang dapat membuat aplikasi dekstop dan web di Linux, Windows dan Mac OSX.
menginvestasikan miliaran dolar ke perusahaan virtual reality dan startups, masa depan virtual reality ditetapkan menjadi pilar kehidupan kita sehari-hari. (Sumber : http://www.realitytechnologies.com/virtual-reality )
c. Google VR SDK for Unity Google VR for SDK yang sebelumnya bernama Cardboard SDK memungkinkan Anda menikmati virtual reality secara sederhana, menyenangkan, dan cara yang
terjangkau. Dibangun untuk pengalaman virtual reality secara mobile dan bekerja dengan hampir semua smartphone Android atau iOS. d. Adobe Photoshop Adobe photoshop adalah perangkat lunak editor citra buatan adobe sistem yang mampu bekerja pada dua tipe grafik yaitu vector dan bitmap. Dengan kemampuan ini adobe photoshop akan memudahkan dalam pembuatan objek, pengelolaan foto, maupun pengeditan foto. Pada awal terciptanya photoshop hanya ditujukan untuk keperluan pengolahan gambar. Kemudian Thomas
Gambar 3.1 Diagram Alur Sistem
knoll bersama timnya akhirnya mengembangkan photoshop untuk berbagai keperluan seperti web design, publishing, animasi, digital painting, dan bidang lainnya. (Riyanto, 2006).
2. Design Design (perancangan) adalah tahap pembuatan spesifikasi mengenai arsitektur program, Gaya, tampilan, dan kebutuhan material/bahan untuk program yang dibangun.
4. Tata Surya Tata Surya merupakan benda-benda yang terkumpul luar angkasa yang terdiri dari bintang besar dan semua objek yang saling terikat dengan gaya gravitasinya. Bintang besar yaitu matahari, sedangkan objek terkait diantaranya planetplanet yang ada serta beberapa benda yang ada di orbit. Objek yang ada di angkasa terdapat 8 buah planet yang tentunya sudah diteliti dan sudah diketahui, terdapat 5 planet kecil, terdapat 173 sateli alami yang telah teridentifikasi dan berjuta-juta benda-benda langit seperti komet, meteor dan asteroid. III Metode Penelitian 1. Concept Pada tahap Concept (pengonsepan) adalah tahap untuk menentukan tujuan siapa pengguna aplikasi ini. Tahap ini juga menentukan jenis aplikasi (presentasi, interaktif, dan lain lain) dan tujuan dari aplikasi Tujuan dari aplikasi ini adalah sebagai media pengenalan yang memanfaatkan
Gambar 3.2 Flowchart system
teknologi dengan konsep yang sudah ditentukan yaitu Virtual Reality dan Desain tata surya. 3. Material Collecting Material Collecting adalah tahap pengumpulan bahan yang sesuai dengan kebutuhan yang dikerjakan. BahanBahan tersebut, antara lain seperti Gambar clip Art, foto, animasi, video, audio, dan lain lain yang dapat diperoleh
ssecara gratis atau berbayar kepada pihak tertentu sesuai
a) Implementasi Google VR SDK for Unity
dengan rancanganya.
Pada tahap ini akan menjelaskan bagaimana menerapkan Google VR SDK for Unity ke dalam aplikasi
a. Studi Literatur
unity.
Bertujuan mencari teori teori dasar sejumlah masalah dalam pembuatan tugas akhir ini, seperti implementasi virtual reality, proses pembuatan Objek 3D, menampilkan lingkungan 3D dan Objek 3D. Literatur yang didapatkan diambil dari buku, jurnal, artikel dan tutorial di website. b. Text Melakukan pengumpulan teks, info planet dan jenis font yang berhubungan dengan pembuatan Aplikasi. Sebagai contoh adalah, Ensiklopedia Planet dan buku pelajaran tingkat SMP dan juga sumber informasi lain seperti internet. Untuk jenis font dapat didapatkan dengan mengunduh file pada website tertentu. Jenis font yang digunakan adalah jenis font yang bertemakan luar angkasa. c. Objek 3D Untuk desain objek 3D, tampilan menu, bentuk tombol dan lain, dapat mendesain dengan aplikasi Unity dan aplikasi pembantu lainya. Sebagian mencari sumber
Gambar 3.4 Flowchart Implementasi Google VR SDK
informasi lain seperti internet dan buku-buku yang berhubungan dengan tata surya. Seperti gambar dibawah ini
Setelah projek baru dibuat, Google VR SDK for
adalah contoh Material Colleting texture planet untuk
Unity mulai dimport melalui asset custom package, setelah
pembuatan objek 3D planet.
proses import pertama selesai maka akan muncul form package VR SDK untuk memilih asset apa saja yang harus di import. Pada form tersebut memberikan opsi pilihan import atau cancel. Jika cancel, maka proses akan batal dan kembali ke projek baru. Lalu jika memilih import, proses import package akan berlanjut ke tahap penyelesaian.
Gambar 3.3 Material Texture Objek Tata Surya
Setelah proses import Google VR SDK selesai maka virtual reality dapat diterapkan pada unity dengan menggunakan
IV Hasil dan Pembahasan 4. Assembly Tahap Assembly adalah tahap pembuatan semua objek atau bahan multimedia. Pembuatan aplikasi didasarkan pada tahap design, seperti Storyboard, flowchart, atau struktur navigasi. Tahap pembuatan seluruh objek berdasarkan konsep yang akan segera dirancang dan diimplementasikan adalah bagian dari tahapan penelitian multimedia.
asset prefabs GVRMain.
b) Pembuatan Objek 3D Setelah Proses implementasi Google VR SDK for Unity selesai maka tahap selanjutnya adalah pembuatan objek 3D berupa Planet 3D. Berikut proses dari pembuatan Objek 3D.
pengujian fitur, pengujian sistem pada beberapa perangkat android dan pengujian navigasi untuk mengetahui hal hal yang dapat mempengaruhi kelancaran aplikasi pada Virutal reality. Tabel 4.1 Spesifikasi Perangkat Android
Gambar 3.5 Flowchart Proses Pembuatan Objek 3D Planet
Dijelaskan
tahap
pertama
dimulai
Pengujian
dengan
membuat Objek 3D berupa Sphere atau sebuah lingkaran. Setelah Objek dibuat, selanjutnya meng import gambar texture ke dalam Unity. Lalu texture yang telah di import disatukan dengan material objek menjadi sebuah permukaan planet. Proses selanjutnya adalah material permukaan planet tersebut diimplementasikan kedalam Objek Sphere yang telah dibuat. Maka objek sphere tersebut berubah menjadi
dilakukan
untuk
mengetahui kekurangan aplikasi saat diterapkan pada prangkat smartphone. Pengujian ini dilakukan pada beberapa
device
dengan
spesifikasi
yang
berbeda.
Device dengan spesifikasi terendah pada percobaan ini menggunakan dengan
Asus
Zenfone
spesifikasi
paling
4.
Sedangkan
tinggi
device
menggunakan
Samsung Galaxy S6. Berikut adalah daftar device beserta
Objek 3D berbentuk sebuah Planet.
perangkat
info
spesifikasi
yang
digunakan
untuk
pengujian pada aplikasi. 5. Testing Tahap
testing
menyelesaikan
tahap
(pengujian) pembuatan
dilakukan
setelah
Berikut adalah hasil pengujian dari aplikasi
(assembly)
dengan
virtual reality pada beberapa device dapat dilihat pada
menjalankan aplikasi atau program dan dapat dikoreksi
Tabel 4.2 sebagai berikut.
apakah ada kesalahan atau tidak pada aplikasi tersebut. Pada rancangan aplikasi ini pengujian yang digunakan adalah black box testing untuk memastikan bahwa suatu event atau masukan akan menjalankan proses yang tepat dan menghasilkan output sesuai dengan rancangan dan hasil. a)
Pengujian Fungsional Pengujian fungsional dilakukan menggunakan
teknik blackbox testing. Pengujian blackbox testing yang dilakukan pada aplikasi Virtual Reality ini dapat meliputi
Tabel 4.2 Hasil Pengujian pada Device
Pengujian Navigasi meliputi arah atas, arah bawah, arah kanan, arah kiri. Dan berputar secara 360o. Berikut adalah tabel pengujian navigasi pada device android dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini Tabel 4.3 Hasil Pengujian Navigasi pada Device
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Trigger Event pada aplikasi
Berdasarkan pada tabel 4.8 dan tabel 4.9 aplikasi dapat dijalankan pada device dengan spesifikasi RAM minimal 1 GB, akan tetapi aplikasi dapat berjalan dengan lancar dan optimal pada device dengan spesifkasi RAM 2 GB keatas.. Kemudian pada pengujian Virtual Reality pada device dengan RAM 1 GB yang dibekali sensor gyroscope, virtual reality dapat berjalan akan tetapi proses pergerakan kurang baik karena proses rendering grafik cukup lambat. Sedangkan pada pengujian device dengan RAM 1 GB yang tidak dibekali sensor gyroscope, device tidak dapat melakukan proses rendering objek 3D sehingga mode virtual reality tidak dapat berjalan dan objek 3D tidak dapat ditampilkan. Selain itu pada pengujian device, dapat
Berdasarkan pada tabel 4.3 dan tabel 4.4 dapat
disimpulkan bahwa ukuran resolusi layar pada device akan
dijelaskan navigasi pada mode virtual reality dapat berjalan
berpengaruh saat memilih tingkat level dan memainkan quiz
dengan baik fokus ke segala arah dan sisi pada device 3,
pada menu Mini Game. Pada device dengan resolusi layar
device 4, device 5 dan device 6. Sedangkan pada device 1
xhdpi (extra high density, sekitar 1080 x 1920 pixels) saat
dan device 2, pada pengujian navigasi tersebut mengalami
menjalankan menu quiz resolusi layar menjadi terlihat kecil.
kegagalan saat memulai virtual reality. Hal ini karena device
Tetapi pada layar hdpi (high density, sekitar 480 x 800
1 dan device 2 tidak dibekali fitur sensor gyroscope.
pixels) tampilan quiz terlihat cocok dengan resolusinya.
Sedangkan pada pengujian device 3, device 4, device 5 dan
Tahap berikutnya adalah pengujian navigasi dilakukan pada beberapa device android. Pengujian
device 6.berhasil dengan baik, karena device telah dibekali sensor gyroscope.
Demikian juga pada pengujian Trigger Event menampilkan text informasi pada objek, Trigger Event secara otomatis tidak akan dapat berjalan jika navigasi tidak berfungsi pada device yang tidak dibekali sensor gyroscope. Pada pengujian trigger event, pengujian device 3, device 4, device 5 dan device 6 berjalan dengan lancar, namun pada saat user melihat ke arah Matahari, proses jalanya aplikasi berjalan sedikit berat (delay), dikarenakan objek matahari menggunakan particle system, sehingga proses rendering menjadi sedikit lambat. Proses ini dialami pada device 4 dan Gambar 4.1 File APK diunggah ke Google Drive
device 5. Sedangkan pada device 3 proses rendering menjadi cukup berat dikarenakan device 3 hanya memiliki RAM sebanyak 1 GB. b)
Mengunggah Aplikasi ke Google Play Store
6. Distribution Tahap ini aplikasi akan disimpan dalam suatu media penyimpanan perangkat Android untuk selanjutnya dipasang dan dijalankan apakah memang sudah sesuai dengan apa yang diharapkan atau belum. Tahap ini biasa disebut tahap evaluasi untuk pengembangan aplikasi agar lebih baik. Hasil evaluasi akan digunakan sebagai masukan untuk tahap concept untuk pengembangan selanjutnya. Jika aplikasi telah selesai tanpa ada bug atau error maka dapat dilanjut kan ke tahap selanjutnya. Seperti contoh dengan menggunakan cara mengunggah file APK ke Internet, media penyimpanan Google Drive, Playstore, atau media lain. Kemudian dapat diunduh oleh pengguna atau dapat didistribusikan lewat sosial media. a)
Gambar 4.2 Aplikasi diunggah ke Google Play Store
Mengunggah File APK ke Google Drive Pada gambar 4.21 adalah tahap pendistribusian
pada aplikasi android. Dengan menunggah file APK Virtual Reality Planet 3D ke media penyimpanan online Google Drive. Setelah itu dengan mengaktifkan link share pada Google Drive maka link download akan keluar. Setelah itu link download dapat didistribusikan lewat sosial media dan dapat didownload secara gratis. Pada gambar 4.21 adalah contoh pendistribusian aplikasi lewat media Google Drive. https://drive.google.com/open?id=0B7EWzj158R -gdEI3eHdWbU9DQnc
Pada gambar 4.2 adalah contoh lainya dari tahap pendistribusian. Yaitu dengan cara menunggah file APK Virtual Reality Planet 3D ke Google Play Store. Aplikasi VR Planet 3D sudah dapat didownload di Play Store dan dicoba pada device android.
4.4 (Kit Kat) yang memiliki RAM 2 GB dengan
V Penutup
sensor Gyroscope. a)
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada aplikasi Virtual
7.
pada perangkat mobile yang tidak dibekali oleh
Reality Planet maka dapat mengambil kesimpulan bahwa : 1.
Reality. 2.
fitur sensor Gyroscope.
Metode pengembangan multimedia Luther dapat digunakan sebagai pengembangan aplikasi Virtual
b)
Saran
1.
Objek 3D Tata surya yang disajikan masih dalam
Pada tahapan pengembangan multimedia Luther
jumlah objek benda langit seputar matahari dan 8
terdapat tahapan yang terstuktur dari segi tahapan Material
Collecting
(pengumpulan
Planet lainya. Diharapkan untuk kedepannya agar
bahan)
adanya penyempurnaan objek 3D benda langit
termasuk informasi dan konten spesifik yang
lainya seperti Komet, Asteroid, Satelit dan lain
didapatkan dari sumber yang paten, selain itu pada
lain. Supaya pengetahuan tentang tata surya lebih
perubahan dan kekurangan informasi aplikasi yang dibangun dapat diminimalisir dan dapat beradaptasi
dengan
penambahan
luas lagi. 2.
informasi
resolusi xhdpi (extra hight density) sehingga
Desain Objek 3D didesain dengan aplikasi Unity
ketika menjalankan menu mini game resolusi
dan begitu juga perancangan aplikasi Virtual Reality menggunakan software unity dengan
layar dapat disesuaikan dengan resolusi device. 3.
Google VR SDK for Unity dengan prefabs
beberapa
tahapan
Perlu
dilakukan
pengembangan
dengan
menggunakan Google VR SDK for Unity Versi
GVRmain. Pada proses pembuatan objek 3D terdapat
Perlu dilakukan pengembangan pada menu mini game. untuk pengguna layar smartphone dengan
kedepanya pada aplikasi yang dibangun. 3.
Mode Virtual Reality Planet tidak dapat berjalan
Terbaru atau menggunakan SDK VR lain seperti
diantaranya
Oculus Rift, Steam VR, Insta VR dan lain lain.
pendesainan pada texture planet, model 3D, dan desain background Skybox pada Virtual Reality .
4.
Objek 3D yang masih baku maka akan disatukan
Daftar Pustaka Annafi Farriska. 2014. Pengembangan Aplikasi Virtual
dengan material yang telah digabungkan dengan
Tour Berbantuan Video Sebagai Media Informasi
texture maka akan menjadi Objek 3D yang
Wilayah
sempurna.
Yogyakarta.
Pada saat objek 3D diperdetail atau diberi particle
Yogyakarta.
Fakultas
Teknik
Yogyakarta
Universitas
Negeri
Universitas
Negeri
:
system, proses rendering dan navigasi berjalan kurang baik, seperti navigasi berjalan patah - patah dan proses menampilkan info objek menjadi lambat. 5.
Pada pengujian memasuki mode virtual reality, perangkat mobile dengan RAM 1 GB dapat berjalan memasuki mode virtual reality, akan
Antariksa.https://nationalgeographic.co.id/berita/antarik sa. Diakses pada tanggal 28 Mei 2017. A.S
Rosa
dan
Pembelajaran (Terstruktur
Salahuddin Rekayasa
dan
M,
2011.
Perangkat
Berorientasi
Objek),
Modul Lunak Modula,
Bandung.
tetapi proses rendering pada objek 3D berjalan
6.
lambat.
Baskara Arya P. Kurniawan A. Pamoedji & Ridwan
Aplikasi Virtual Reality Planet dapat berjalan
Sanjaya. 2015. Mudah Membuat GAME dan Potensi
dengan baik dan optimal pada perangkat mobile
Finansialnya dengan Unity 3D. Jakarta : Elex Media
bersistem operasi android minimal dengan versi
Komputindo.
Binanto, Iwan. 2010. MULTIMEDIA DIGITAL Dasar
Reality Technologies.
teori + Pengembanganya. Yogyakarta : Penerbit ANDI.
http://www.realitytechnologies.com/virtual-reality. Diakses pada tanggal 17 Maret 2017.
Bire, A. L. Gerardus, U & Bire, J. 2014. Pengaruh Gaya Belajar Visual, Auditorial, dan Kinestetik Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Kupang : Universitas Nusa Cendana. Bogod, L. LdPride. http://www.ldpride.net/learningstyles.MI.htm. Diakses pada tanggal 18 April 2017.
Riyanto. 2006. Praktikum Adobe Photoshop CS. Jakarta: Elex Media Komputindo. Roedavan, Rickman. 2014. UNITY Tutorial Game Engine. Bandung : Informatika Sahroni Muhammad. 2010. Visualisasi Tiga Dimensi
Delana Gita P. 2014. Rancang Bangun Aplikasi Pembelajaran Tata Surya Berbasis Multimedia Di Kelas IX SMPN 157 Jakarta Timur (Studi Kasus : Matahari dan Bintang). Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif
Pada Pembelajaran Bimasakti Untuk Kelas VII SMP (Suatu Studi Kasus di MTs Miftahussalam Tangerang). Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hidayatullah Jakarta. Erico Darmawan H. 2014. PEMROGRAMAN DASAR CJAVA-C# Yang Susah jadi Mudah. Bandung : Informatika.
Saputra Arif M. 2015. Aplikasi Tuntunan Shalat Menggunakan Augmented Reality Berbasis Android. Bandung : Telkom University. Shields Rob. 2005. The Virtual, Key Ideas. London : Routledge.
Linowes, J. 2015. Unity Virtual Reality Projects. Birmingham : Packt Publishing Ltd. Pamoedji Kurniawan Andre. Maryuni, & Ridwan Sanjaya . 2017. Mudah Membuat Game Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) dengan Unity 3D.
Steuer Jonathan. 1993. Defining Virtual Reality :Dimension Determining Telepresense. San Francisco : Stanford University. Thakoor, S. 2010. Our Solar System and Home Planet. The Earth. Mumbai: Himalaya Publishing House.
Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Widjajanti Inggi R., E. Tita Tosida, & Sufiatul Maryana. Philippe Fuchs, Guillaume Moreau, Pascal Guitton.
2016. Virtual Reality Universitas Pakuan. Bogor :
2011. Virtual Reality : Concept and Tecnologies. Florida
Universitas Pakuan Bogor.
: CRC Press. Putra Yogi P. Aplikasi Wisata Antariksa Virtual Sebagai Pengenalan Tata Surya Dengan Virtual Reality Berbasis Android. Bandar Lampung : Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknokrat. Prasetya Aditya Achmad . 2015. Pemanfaatan Teknologi Augmented Reality Pada Objek Mobil Honda Untuk Media Promosi Di Showroom Honda Istana Jember. Jember : Universitas Muhammadiyah Jember. Pressman R.S. 2010. Software Engineering : a practitioner’s approach. New York : McGraw-Hill.