* The preview only shows a few pages of manuals at random. You can get the complete content by filling out the form below.
Description
BASICLIFE SUPPORT Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan pertolongan yang dilakukan kepada korban yang mengalami henti napas dan henti jantung. Keadaan ini bisa disebabkan karena korban mengalami serangan jantung (heartattack), tenggelam, tersengat arus listrik, keracunan, kecelakaan, dan lain-lain. Pada kondisi napas dan denyut jantung berhenti, sirkulasi darah dan transportasi oksigen juga berhenti sehingga dalam waktu singkat organorgan tubuh terutama organ vital akan mengalami kekurangan oksigen yang berakibat fatal bagi korban dan mengalami kerusakan. Organ yang paling cepat mengalami kerusakan adalahotak, karena otak hanya akan mampu bertahan jika ada asupan glukosa dan oksigen. Jika dalam waktu lebih dari 10 menit otak tidak mendapat asupan oksigen dan glukosa, maka otak akan mengalami kematian secara permanen. Kematian otak berarti pula kematian s korban. Oleh karena itu goldenperiod (waktuemas) pada korban yang mengalami henti napas dan henti jantung adalah dibawah 10 menit. Artinya, dalam waktu kurang dari 10 menit penderita yang mengalami henti napas dan henti jantung harus sudah mulai mendapatkan pertolongan. Jikatidak, maka harapan hidup si korban sanga tkecil. Adapun pertolongan yang harus dilakukan pada penderita
yang
mengalami henti napas dan henti jantung adalah dengan melakukan resusitasi jantung paru/CPR. Menurut AHA Guidelines tahun 2005, tindakan BLS ini dapat disingkat dengan teknik ABC yaitu airway atau membebaskan jalan nafas, breathing atau memberikan nafas buatan, dan circulation atau pijat jantung pada posisi shock. Namun, pada tahun 2010 tindakan BLS diubah menjadi CAB (circulation, breathing, airway). Tujuan utama dari BLS adalah untuk melindungi otak dari kerusakan yang irreversibel akibat hipoksia, karena peredaran darah akan berhenti selama 3-4 menit. Resusitasi jantung Paru terdiri dari 2 tahap,yaitu : a. Survei Primer (PrimarySurvey) yang dapat dilakukan oleh setiap orang
b.
Survei Sekunder (Secondary Survey), yang hanya dapat dilakukan olehtenaga medis dan paramedis terlatih dan merupakan lanjutan dari survei primer.
A. INDIKASI 1. Henti napas Henti napas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara pernapasan dari korban/pasien. Henti napas dapat terjadi pada keadaan tenggelam, stroke, obstruksi jalan napas, epiglotitis, overdosis obat-obatan, tersengat listrik, infark miokard, tersambar petir ataupun koma akibat berbagai macam kasus. Pada awal henti napas oksigen masih dapat masuk ke dalam darah untuk beberapa menit dan jantung masih dapat mensirkulasikan darah ke otak dan organ vital lainnya, jika pada keadaan ini diberikan bantuan napas akan sangat bermanfaat agar korban dapat tetap hidup dan mencegah henti jantung 2. Henti jantung Pada saat terjadi henti jantung, secara langsung akan terjadi henti sirkulasi. Henti sirkulasi ini akan dengan cepat menyebabkan otak dan organ vital kekurangan oksigen. Pernapasan yang terganggu (tersengal - sengal) merupakan tanda
awal akan
terjadinya henti jantung. Bantuan hidup dasar merupakan bagian dari pengelolaan gawat darurat medic yang bertujuan: a. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi b. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari korban
yang mengalami henti jantung atau henti napas
melalui Resusitasi Jantung Paru (RJP).
B. Pembaharuan BLS 1. Circulation first DalampedomanCPR
2010,prioritasutamaadalahcirculation
(chestcompression), barusetelahitutatalaksanadifokuskanpadaairway danselanjutnyabreathing.Satu-satunya pengecualianadalah hanya untuk
bayibarulahir(neonatus),karenapenyebabtersering
padabayibarulahir
yang
tidaksadarkandiridantidakbernafasadalahkarenamasalahjalan nafas(asfiksia).Sedangkanuntukyanglainnya,termasukRJPpadabayi,a nak
ataupunorang
dewasabiasanyaadalahmasalahcirculationkecualibilakita menyaksikansendirikorbantidak selaincirculation
sadarkandirikarenamasalah
harusmenerimakompresidadasebelum
kitaberpikirmemberikanbantuanjalan nafas. Cara kompresi: a. Merabadan menentukandenyut nadi karotis Jikaadadenyutnadimaka
dilanjutkandenganmemberikan
bantuan pernafasan, tetapi jika
tidak ditemukandenyut nadi,
maka dilanjutkandenganmelakukankompresidada.Untukpenolong non petugas kesehatan,tidakdianjurkanuntukmemeriksa denyutnadi korban. b. Pemeriksaan denyut nadi ini tidak boleh lebih dari 10 detik c.
Lokasikompresiberadapadatengahdadakorban(setengahbawah sternum) Penentuanlokasiinidapatdilakukandengancara
tumitdari
tanganyangpertama diletakkan di atas sternum, kemudian tanganyang satunyadiletakkandi atas tanganyangsudahberadadi tengah
sternum.
Jari-jaritangandirapatkandandiangkatpada
waktupenolong melakukan tiupan nafas agar tidak menekan dada. 2. Tidakada lagiLook, Listen, and Feel
Alasannya:kunciutamamenyelamatkanseseorang denganhenti jantung adalah„bertindak‟bukan„menilai‟.Teleponambulanssegerasaat melihatkorbantidaksadar
kita
dantidakbernafasdenganbaik
(gasping).Percayalahpadadirianda.Jikaandamencobamenilaikorbanb ernapas
atautidakdenganmendekatkanpipianda
padamulutkorban,ituboleh- bolehsaja.Akan
teapi,
tetapsajasang
korbantidakbernafasdantindakan look, listen, and feelinihanyaakan menghabiskanwaktu. 3. Tidakada lagiRescueBreath AHA 2010:“BeginningCPR with 30 compressions rather than2 ventilations leads to a shorter delay to firstcompression.” Alasan:Rescue breathadalah tindakanpemberian napasbuatan sebanyakdua kalisetelahkita mengetahuibahwa korbanhenti napas (setelah Look, Listen, and Feel). Pada AHA2010, hal ini sudah dihilangkankarenaterbuktimenyitawaktuyangcukupbanyaksehingga terjadi penundaan pemberian kompresi dada. 4. Kompresi dada lebihdalamlagi AHA 2010:“Theadultsternum should bedepressed atleast 2 inches(5 cm).” AHA 2005:“The adultsternum shouldbe depressed 11/2to2 inches(approximately4 to 5 cm).” Namun,sekarangAHA
2015
merekomendasikanuntuk
melakukan kompresidadadengan rentang kedalaman 2-2,4 inchi (5-6 cm). 5. Kompresi dada lebihcepatlagi AHA
2010:“Itisreasonableforlayrescuersandhealthcare
providers to perform chest compressions ata rateof atleast 100x/min.” AHA 2005: “Compressat a rate of about 100x/min.”
Sekarang,
AHA
2015
merekomendasikan
untukkompresidada dengan rentang 100-120kompresi/menit. 6. Hands only CPR AHA 2010:“Hands-Only (compression-only)bystanderCPR substantially improvessurvivalfollowingadult out-of-hospitalcardiac arrests comparedwith no bystander CPR.” Pada pedoman tahun 2010 punAHA masihmenginginkan agar
penolong
yang
tidakterlatihmelakukanHandsOnly
CPRpadakorbandewasayang pingsandidepanmereka.Pertanyaanterbesaradalah:apayang dilakukanseorangpenolongyang
harus
tidakterlatihpadakorbanyang
pingsan didepan merekadanbukanorang dewasa?AHAmemang tidak memberikanjawabantentanghalini,namunada berikanHandsOnly
CPR,karena
saransederhanadisini:
berbuatsesuatulebihbaikdaripada
tidak berbuat samasekali. 7. PengaktivasianEmergencyResponseSystem(ERS) AHA2010:“Checkforresponsewhile
lookingatthepatientto
determine ifbreathing isabsentor notnormal. Suspectcardiacarrest if victim is not breathing or onlygasping.” AHA 2005: “Activated the emergency after
response system
findinganunresponsive
victim,thenreturnedtothevictimandopenedthe airwayand checked for breathing or abnormal breathing.” PadapedomanAHAyang memintapertolonganorang
baru,pengaktivasianERSseperti
disekitar,meneleponambulans,ataupun
menyuruhorang untukmemanggilbantuantetapmenjadiprioritas,akan tetapisebelumnyaterlebihdahululakukanpemeriksaankesadaran,dan ada
tidaknya
nafas(terlihattidakada
nafas/gasping)secara
simultandan cepat. 8. Jangan berhenti melakukankompresi sampaikorban batuk
AHA2010(new):“Thepreponderance ofefficacy datasuggests thatlimiting
thefrequencyanddurationofinterruptionsinchest
compressionsmay
improveclinicallymeaningfuloutcomesincardiac
arrest patients.” Setiap penghentian kompresi dada
berarti menghentikan
aliran darah ke otak yang mengakibatkan kematian jaringan otak jika
aliran
darahberhentiterlalulama.Membutuhkan
kompresidada
beberapa untuk
mengalurkandarahkembali.AHAmenghendakikita
untukterus
melakukan kompresi selama kita bisa atau sampai alat defibrilator otomatis datang dan siap untuk menilai keadaan jantung korban. Jika sudah tiba waktunya untuk pernapasan dari mulut ke mulut, lakukan
segeradansegera
kembalimelakukankompresidada.Prinsippushhard, pushfast,allowcompletechestrecoil,andminimizeInterruptionmasih ditekankan
disini.
Ditambahkan
denganAvoidingexcessiveventilation. C. Langkah-langkah BLS Terdiri dari serangkaian penilaian berurutan dan tindakan yang digambarkan
dalam algoritma (gambar 1). Tindakan ini secara
tradisional telah dipersembahkan sebagai urutanlangkah-langkah yang berbeda
untuk
membantu
tunggalyangmemprioritaskan tindakan.
seorangpenyelamat
Jikasajaseseorangmenemukanorangdewasatidakresponsif(tidak ada
gerakanatau
memeriksa
menanggapi rangsangan), penyelamat harus untukresponskorbandibahudanberteriakpada
korban.Penolongyang
terlatihharus
mengaktifkansistemtanggapdaruratmasyarakat(telepon 118).Jikakorbanabnormaldalampernapasan(hanyaterengah-engah), penyelamat
harus
mengasumsikan
korbanadalahcardiacarrest.Jika
penyelamatadalah awam,harusteleponsistemtanggapdaruratketikaorangawam
orang tersebut
menemukan bahwa korbantidakresponsif.Setelahaktivasisistemtanggap darurat, penyelamat harus segeramemulai CPR. 1. Aman Pastikankondisiamanbagipenolongmaupunkorban.Resusitasi JantungParu (RJP)dilakukan padapermukaanyangkeras danrata.
2. Memastikan kesadaran dari korban/pasien. Untuk memastikan korban dalam keadaan sadar atau tidak
penolong
harusmelakukanupayaagardapatmemastikankesadaran korban/pasien, dapatdengancaramenyentuhataumenggoyangkanbahu korban/pasien
dengan lembut dan mantap untuk mencegah
pergerakan
yang
berlebihan,sambilmemanggilnamanyaatauPak!!!/Bu!!!/Mas!!! /Mbak!!! 3. Meminta pertolongan Jika
ternyata
responterhadap
korban/pasien
panggilan,segera
berteriak"Tolong!!!"untuk
tidak
memberikan
mintabantuandengancara
mengaktifkan
sistem
pelayanan
medisyanglebih lanjut. 4. PulseCheck - Cek di arteri carotis communis -
Ingattidaklebihdari10detik(hanyauntukmemastikanadatidaknya nadi
5. 5. Chest Compression Penekanan dada
terdiridari aplikasi berirama kuat tekanan atas
setengah bawahtulang dada. Penekananini membuat alirandarah
dengan
meningkatkantekananintra-thoracic
danlangsungmengkompresijantung.Ini menghasilkanpengirimanoksigendanalirandarahkemiokardiumdan otak.Penekanan
dada yang
efektif sangat penting
untuk
menyediakan aliran darah selama CPR. Untukalasan inisemua pasien cardiac arrestharus menerimapenekanandada. Caranya: - Penekanan 100-120 kali/menit - Kedalamankompresi2 - 2,4 inchi (5 – 6 cm) -
Meminimalkan interupsidan durasi untuk memaksimalkan jumlah penekananyanglakukanpermenit.
-
Recoilsempurnayaitudindingdadakembalikeposisinormalsecara penuh sebelumkompresidadaberikutnya
- Menghindari bantuan nafas terlalu sering(avoid hiperventilation) 30 kalikompresidadadan 2 kalibantuannafasdisebut 1 siklus RJP/CPR(resusitasijantung paru/cardiopulmonaryresuscitation).5siklus RJPdilakukanselama2menit.Setelah5siklusRJP, dilakukanpengkajian nadikarotis,bilabelumditemukannadimakadilanjutkan5siklusRJP berikutnya, begitu seterusnya.
6. Airway Setelahselesaimelakukanprosedurdasar,kemudiandilanjutkan dengan melakukkan tindakan: a. Pemeriksaan jalan napas.
Tindakan tidaknya
ini
bertujuan
sumbatan
jalan
untuk
napas
mengetahui
oleh
ada
bendaasing.Jika
terdapatsumbatan harus dibersihkandahulu,kalausumbatanberupa cairandapatdibersihkan denganjaritelunjukataujaritengahyangdilapisidengansepotong kain,sedangkansumbatanoleh benda kerasdapatdikorekdengan menggunakanjaritelunjukyang dibengkokkan.Mulutdapatdibuka dengantehnikCrossFinger,dimana
ibujaridiletakkanberlawanan
dengan jari telunjuk Padamulut korban. b. Membukajalan napas. Setelah jalannapas dipastikan bebas dari sumbatan benda
asing,biasapadakorbantidaksadartonusotot-
ototmenghilang,maka lidahdanepiglotisakanmenutupfaring
danlaring,inilahsalahsatu
penyebab sumbatan jalan napas. Pembebasan jalan napasoleh lidah
dapatdilakukandengancaratengadah
kepalatopang
dagu(Headtild-
chinlift)
danmanuverpendoronganmandibula(jawthrust).Teknik membukajalannapasyang direkomendasikanuntukorangawamdan petugas,kesehatanadalahtengadahkepalatopang
dagu,namun
demikian petugas kesehatan harus dapat melakukan manuver lainnya. 7. Breathing Terdiri dari 2 tahap: a. Memastikan korban/pasien tidak bernapas. Dengan mendengar
caramelihat pergerakan
bunyi
naik
turunnvadada,
napas dan merasakan hembusan napas
korban/pasien.Untukitupenolong harusmendekatkantelingadiatas mulutdan jalan
hidungkorban/pasien,
sambiltetapmempertahankan
napastetapterbuka.Prosedur
melebihi10 det
inidilakukantidakboleh
b. Memberikan bantuan napas. Jika
korban/pasien
tidakbernapas,bantuannapasdapat
dilakukkanmelaluimulutkemulut,mulutkehidung stoma(lubang
ataumulutke
yangdibuatpadatenggorokan)dengan
memberikan
hembusannapas
sebanyak
2
waktuyang
dibutuhkanuntuktiapkalihembusanadalah
cara
kalihembusan, 1,5-
2detikdanvolume udara yang dihembuskan adalah 7000 - 1000 ml
(10
ml/kg)
atau
sampaidadakorban/pasienterlihatmengembang.Penolong menariknapasdalampada
harus
saatakanmenghembuskannapasagar
tercapaivolumeudarayangcukup.Konsentrasioksigenyang
dapat
diberikanhanya16-17%.Penolong jugaharusmemperhatikanrespon
dari
korban/pasien
setelah
diberikan bantuan napas. Caramemberikan bantuan pernapasan: - Mulut ke mulut Bantuan
pernapasan
dengan
menggunakan
caraini merupakancarayangtepatdanefektifuntukmemberikanudarake paru-parukorban/pasien.Pada saatdilakukanhembusannapasdari
mulutkemulut,penolong
harusmengambilnapasdalamterlebih dahuludanmulutpenolong harusdapatmenutupseluruhnyamulut korbandenganbaikagar tidakterjadikebocoransaat mengghembuskannapasdanjugapenolong harusmenutuplubang
hidung
korban/pasiendenganibujaridanjaritelunjukuntuk mencegahudara keluarkembalidarihidung.Volume udarayang diberikanpadakebanyakkanorangdewasaadalah700-1000ml (10ml/kg).Volumeudarayang berlebihandan lajuinpirasiyang
terlalucepatdapatmenyebabkanudara
memasukilambung,
sehingga terjadi distensi lambung. - Mulut ke hidung Teknikinidirekomendasikanjikausaha darimulut Trismusatau
korbantidakmemungkinkan,misalnya dimana
berat,dansebaliknyajika
ventilasi pada
mulutkorbanmengalamilukayang melaluimulutkehidung,
penolong
harusmenutupmulut korban/pasien. - Mulut ke Stoma Pasienyang mengalamilaringotomimempunyailubang (stoma) yangmenghubungkan trakhea langsung ke kulit. Bila pasien mengalamikesulitan pernapasanmakaharus dilakukan ventilasi dari
ADVANCED CARDIACLIFE SUPPORT Kejadian mati mendadak masih merupakan penyabab kematikan utama baik di negara maju maupun berkembang jantung(cardiacarrest)bertanggung
seperti Indonesia. Henti
jawabterhadap60%angkakematianpenderita
dewasayangmengalamipenyakitjantungkoroner(PJK) A. Tata laksana jalannapas Diharapkan penolongmemahami dan melakukan pengelolaan jalan napas padakegawat kardiopulmoneryaitu: 1. Pemberian SuplementasiOksigen Pada
kegawatankardiopulmoner,pemberianoksigenharus
dilakukan
secepatnyajikasaturasi
kurangdari
Oksigenyangterdapat
94%. dalamudara
bebassebesar20%saja,sehinggapadakeadaankegawatan kardiopulmonal
yangmengakibatkan
hipoksiajaringan
hipoksemiadan
perludiperbaikidenganpeningkatan
fraksioksigendalamudara
inspirasi
(FiO2)danpeningkatantekananoksigendalamudara inspirasi(PO2).Alat- alat pemberian oksigen: SumberOksigenyaitutabungoksigenatauunityangtertempelpada dinding (oksigensentral).Sumberoksigeninidisambungkankealat suplementasi agar oksigen dapat dialirkan sesuai kebutuhan Alat-alat suplementasi oksigen -
Nasal kanul Melaluikanulnasal,oksigen(100%)yang dialirkandapat
diaturdengankecepatanaliranantara
6literpermenit.
1-
Konsentrasioksigenyang
diinspirasipasienataudisebutfraksi oksigeninspirasi(FiO2)tergantung ventilasi semenitpasien,
darikecepatanalirandan
dengan demikian
dikendalikan,tetapimaksimalFiO2
tidak dapat
yangdicpaitidaklebihdari
0,44(FiO2=40%).Pemberianaliranyanglebihtinggitidakakan memberikanFiO2 yangtinggi,malahberakibatmengeringkandan
mengiritasi
mukosanasal, -
Sungkup muka sederhana MempunyailubangtempatpipasaluranmasukO2
di
dasarkan dan lubang-lubangkecildisekelilingsungkup muka -
Sungkup muka non-rebeathing
-
Sungkup muka partialrebreathing
-
Sungkup muka venturi Sungkupmuka
venturiterdiridarisungkupmuka dan
mixing jet.Dengan alat ini FiO2 yang diberikan dapat dikendalikan 2. Pembukaan dan Pemeliharaan Jalan napas atas Padapasienyang tidaksadar,penyebabtersering sumbatanjalan napas yangterjadi adalahakibathilangnyatonusotot-otottengkorang. Dalamkasusini,lidahjatuhkebelakang danmenyumbatjalannapaspada bagian faring,. Teknikdasar pembukaan jalan napasatas dengan mengangkatkepaladanmendorong rahang bawahke depan (headtiltchin
lift).Bilapasienyang
menderitatraumamengalamicedera
leher,lakukan penarikanrahangtanpamendorongkepala. 3. Alat Bantu Jalan Napas Atas Carapenggunaan alat bantujalan napas orofaring (OPA): -
Bersihkan mulut dan faringdari sekresi, darah, dan muntahan
-
Pilihlahukuran OPAyangtepat.BilaOPAdiukurdandimasukan dengan
tepat,
makaOPAakan
tepat
sejajardengan
pangkalglotis -
MasukkanOPAsedemikiansehinggaberputarkearahbelakang ketikamemasuki mulut
-
KetikaOPAsudahmasukronggamulurdanmendekatidinding posterior farings,putarlahOPAsejauh180derajatke arahposisi yangtepat.
Carapenggunaan alat bantu jalan napas nasofaring(NPA): -
PilihlahukuranNPAyangtepat(bandingkandiameterluarNPA denganlubangdalamhidung,
panjang
NPAharuslahsamadengan
jarak
antaraujunghidungpasiendengancupingtelinga) -
Basahi saluran napas dengan pelumas larut airatau
jellyanestesik -
Masukkan NPAmelalui lubang hidung dengan arah posterior membentukgaristegaklurusdenganpermukaanwajah. Masukkan dengan lembut sampai dasar nasofaring
-
Bila
ada
memfasilitasi
sumbatan
putar
sedikit
pemasangan
pipa
padasudut
untuk antara
ronggahidungdannasofaring 4. Pemberian Ventilasi Manual Ventilasi dengan kantung
napas-sungkup muka adalah
metode yang digunakanuntukmmeberikanventilasibertekananpositif. Penggunaannya apabilaada indikasinya adalah henti jantung, napas spontantidakadekuat,menunkankerja
napas,
hopksemia
akibatventilasi spontanyangtidak adekuat. 5. Pemberian Ventilasi DenganAlat Bantu Napas TingkatLanjut Intubasiendotrakeinihanyatenagakesehatanyang berpengalaman
yang
bolehmelakukan
intubasiendotrakeyaitudenganmemasukkanpipa endotrakeakedalam trakeapasien.IndikasiIntubasi endotrakheaadalah Henti jantung, bilabentilasi kantongnapas tidak efektifatautidak memungkinkan Pasienyangtidak bisa mempertahankan jalan napas (pasien koma) Pasien sadardengan gangguan pernapasan dan pemberian oksigen yangtidakadekuat dengan alat ventilasiyangtidak invansif 6. Penyedotan Jalan NapasAtasyangTersumbat
Ini penting sekret,
darahatau
untuk mengelola jalan napas misalnya oleh muntahan.Umumnyayang
dibutuhkanadalah
dayasedot sebeesar-80 hingga-120mmHg. B. Terapi Listrik 1. Defibrilasi Tindakan yang sangat penting untuk mendetiksi pasien henti
jantung
adalahventricularfibrililation
(VF).Untukmenanganihenti
jantungakibat
harusmampumenggabungkanresusistasi
VFpenolong
jantungparu
dengan
penggunaan defibrilator. Proses
defibrilasimencangkup
penghantaranenergilistrikmelaului dinding untuk
memadamkan
dada menuju jantung aliran
Pengaturanenergiuntukdefibrilatordiatur
listrik.
untukmenyediakanenergi
dengantingkatterendahnamunefektif dalammenghilangkanVF.Karena defibrilasimerupakansebuahproseselektrofisiologisyangterjadidalam 300-500 milidetik setelah penghantaran energi.Istilah defibrilasi didefiniskan
sebagai hilangnya VF
selama kurang
5 detik
setelah dilakukan kejutan listrik 2. Kardioversi tersinkronisasi Merupakanhantarankejutyang bersamaandengankompleksQRS. hantaran
kejut
jantung.Kardioversi
selama
Sinkronisasi masa
tersinkronisasiini
refrakter tidak
inimenghindarkan relatif
siklus
digunakanpada
pengobatan VF,VT tanpa nadiatauVT polomorfik (regular).Hantaran kejuttersingkronisasi(kardioversi)
diindikasikan
untukmegnobati
takiaritmiayang tidakstabil yang berhubungandenganpembentukan kompleks QRSdan irama nadi. 3. AED(automated external Defibrillator)
Alatyang diprogramkomputermenggunakan bantuansuaradan visualuntukmemandutenagakesehatanmelakukandefibrilasiVF secara
aman.AEDtidakberguna
padaseranganyangdisebabkanVF/VTtanpa nadi.AEDtelahdiujisecaraluasterhadapberbagaiiramakardiakdan padaberbagai ujicoba orangdewasadan anak-anak dan AEDsangat akurat untuk menganalisairama. 4. Pacing Pacing( pacujantung) tidakdirekomenasikanpada pasienpasien
denganasisstol,dandapatdilakukanpada
denganbradikardia simptomatik.
pasien
C. Perawatan pascahenti jantung
Catatan: Ventilasi/Oksigenasi -
Hindari frekuensi berlebihan (10-12x/menit)
-
Target SpO2 >=94%, Pet CO235-40%
CairanIVBolus -
1-2 literNaCL 0,9% atau RL, untuk mencetuskan hipotermia dapat dibersihkan dengansuhu 4 derajat celcius
PemberianInotropik -
Epinefrin (0,1-0,5 mcg/kgbb/men)
-
Dopamin (5-10 ,cg/kgbb/men)
-
Norepinefrin (0,1-0,5 mcg/kbgg/men)
Identifikasi faktor pencetus terjadinyahentijantung Tujuansegeraperawatanhentijantung
adalahmengoptimalkan
perfusisistemik,mengembalikanhomeostasis
metabolik,danmenopang
fungsisistemorganuntukmeningkatkanpeluang perbaikansistem neurologissecara menyeluruh.Periodepascahentihantung sering disertai dengan ketidakstabilan hemodinamik dan metabolik. D. Bradikardia
Catatan: AtropinIV -
Dosis pertama: 0.5 mgbolus
-
Ulangi setiap 3-5 menit
-
Maksimum: 3 mg
DopaminIV drip 2-10 mcg/kgbb/menit EpinefrinIV drip
2-10 mcg/kgbb/menit Hipoksemia
sering
menyebabkan
evaluasiterhadappasiendenganbradikirdia meningkatnyausaha
bradikardia
sehingga
harusdifokuskanpada
bernafas,sepertitakipnea,retraksiinterkostal,
retraksisuprasternal,pernafasan paradoksialabdominal,saturasi oksihemoglobin E. Takikardia
Catatan: Kardioversi.Rekomendasi dosisinisial: -
QRSsempit teratur : 50-100 J
- QRSsempit tidak teratur : 120-200 Jbifasik atau 200 Jmonofasik -
QRSlebar teratur : 100 J
- QRSlebar tidak teratur :dosis defibrilasi (TIDAKdisinkronisasi) Adenosis IV -
Dosis pertama: 6 mgIVbolus cepat, diikuti dengan flush NS.
-
Dosis kedua: 12 mgIV jika diperlukan
Obataritmia IV untuktakikardia QRS lebihterartur AntidaronIV:Dosisinisisal150mg
dalam10menit.Dapatdiulang
bialterjadiVTkembali.Diikutidosisrumatan1mg/menituntuk6 jam pertama.
F. Hipotensi, syok,danedema paruakut
G.Obat-obatanyang digunakandalambantuanhidupjantung lanjut 1. Obatanti aritmia a. Adenosin Indikasi
Obatutama
pada
takikardiadenganQRSsempit,PSVT
(paroxysmalsupraventricularTachycardia).Efektif
untuk
menghentikanprosesmasukkembali.Yang terjadipadanodus AV dan nodus SA.Obat
ini
tidak
mempunyai
efek
atrialfibrillation,attrialflutteratauventricular
dalam menghentikan
tachycardia.Di
Indonesia
tersedia adenosis dalam bentuk ATP Kontraindikasi -
Blok AV derajat 2 atau 3
-
Takikardiyangdisebabkan karenaobat
Dosis -
LetakkanpasienpadaposisiTrendelenburgsebelumpemberian obat
-
Bolus6mgadenosisn(10mgATP)cepatdalamwaktu1-3detik diikutibolus salinenormal 20 ml, kemudian lengan diangkat
-
Biladiperlukan,dosiskedua12mgadenosisn(20mgATP),dapat diberikan dalam 1-2 menitsetelah pemberian pertama
b. Amiodaron Indikasi Untukfibrilasiatriumdantakiaritmia mengontrolkeceparannadipadaaritmia
ventrikular,selainituuntuk atrialdanpada
pasien
denganfungsiventrikelkiriyang menururnjikadigoksinsudah tidak efektif. Pemberiandiberikan padakeadan sebgaai berikut: -
Pengobatan VF/VT tanpanadiyangrefrakter
-
PengobtanVTpolimorfikdantakikardiadenganQRSlebaryang tidak jelas sumbernya
-
SebagaiobatpendukungpadakardioversielektrikkasusSVTdan VT
Dosis Padahentijantung 5%),
300mgIVcepat(diencerkandengan20-30ml
pertimbangkan
pemberian
berikutnya
dkextrosa sebanyak
150mgIVdenganselang waktu 3-5menit. Padatakikardia kompleksQRS lebaryangstabil,150mgIVdalam5-10menit 150mgIVsetiap10menitjikadiperlukan,
dapatdiulang maksimumpemberian
2,2grIV/24jamdilanjutkandosis pemeliharaan360mgIVselama6jam(1mg/menit)dilanjutkan 540mgIVdalam18jam(0,5 mg/menit). Jangandiberikan secara bersamaan dengan procainamide c. Diltiazem Indikasi Untuk
mengontrolkecepatan
nadi
atrialflutter.Dapatmenghentikanartimia
pada
atrial
reentripada
fibrillarion tingkatAV
dan noda.
Digunakan setelah pemberianadenosineuntukmengobati PSVT pada pasien denganQRSkompleksyangsempitdengan tekanan darahyang adekuat Carapemberian Untukmengontroldenyutnadi,berikan15-20mg (0,25mg/kg)IV selama lebih dari
2 menit. Dapat diulangi15 menit kemudia dengandosis20-
25mg(0,35/kg/BB)
selama
lebihdari2mneit.
Dosispemeliharaan5-
15mg/jam,dititrasisesuai
dengandenyut
nadi.Dapatdiencerkandengandekstrosal5% atauselama normal salin 2. Obatuntukmengoptimalkancurahjantungdantekanan darah a. Epinefrin DapatdiberikanmelaluiEndotrachealTube(ETT),tersediadengan konsentrasi 1:10000 &1: 1000 Dosis Bradikardia/Hipotensi Berat: Infus :2-10 mcg/menit, diititrasi sesuai respon pasien HentiJantung: -
IV/IO: 1 mg (10 ml dari 1: 10.000) diberikan tiap selamaresusitasi,setiappemberiandiikutidengan
3-5 menit
flush20mlNacl
0,9%
danmenaikkan lenganselama 10-20detiksetelahpemberian dosis - Dosistinggi(0,2mg/kg)dapatdigunakanuntukindikasispesifik (overdosisbeta blocker atau calcium channel blocker) -
Ruteendotrakeal :2-2,5 mgdiencerkan dengan 10 ml normal saline
Indikasi : -
Hentijantung:fibrilasiventrikel,takikardiventrikeltanpanadi, asistol, PEA
-
Bradikardisimtomatis:dapatdipertimbangkansetelahpemberian atropin dan alternatif dopmain
-
Hipotensi berat
-
Anafilaksis, reaksialergi berat dikombinasikan dengan cairan, kortikosteroid dan antihistamine
b. Kalsium Berperandalam kontraktilitasmiokardium dan pembentukan impuls listrik. Keadaanyang memerlukan kalsium seperti hiperkalemia, hipokalsemia, dankeracunan preparat calcium channel blocker. Dosis: 2-4 mg/kgBB– 10% CaCl2, dapat diulang setiap 10 menit. c. Norepinefrin Indikasi Syok kardiogenik berat dengan tekanan sistolik <70mmHg Kontradiksi Hipovolemia Dosis -
BB <70 kg: 0,1-0,5 mcg/kg/menit
-
BB>70 kg:7-35 menit
-
Jangan diberikan bersamaan dengan larutanalkall
d. Vasopresin Indikasi Obatalternatifselainepinefrinpada syok,VFrefrakter,asistol, PEA Dosis -
HentiJantung40IUdosis tunggal intravena
-
Syok : 0,02-0,04IU/menit
e. SodiumBikarbonat Mekanismekerja Sodium
bikarbonat
selamahentijantung
mengatasi
asidosis
jaringan
dan asidosis
maupunresusistasi(akibatrendahnyaperfusi
jaringan).untukmenguatkanventilasialveolardanmengembalikanperfusi jaringan,
pertama-tama
dilakukan
kompresi
dada, dilanjutkan
mengembalikan sirkulasi spontan secaracepat Dosis 1 mg/kgBB IVbolus f. Furosemide Indikasi -
Sebagaiterapipadaedemaparuakutdengantekanandarahsistolik >90-100
mmHg(tanpatandadangejalasyok) -
Hipertensi emergensi
Dosis -
0,5-1 mg/kgdiberikan selama1-2 menit Jikatidakadarespon,dosisdinaikkanhingga2mg/kg,diberikan perlahan-lahan
selama 1-2 menit