DISMENOREA REMAJA

  • Uploaded by: Arliska Wulandari
  • Size: 187.7 KB
  • Type: PDF
  • Words: 5,262
  • Pages: 28
Report this file Bookmark

* The preview only shows a few pages of manuals at random. You can get the complete content by filling out the form below.

The preview is currently being created... Please pause for a moment!

Description

LAPORAN PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN REMAJA DENGAN DISMENOREA

Disusun oleh : Rizki Lestari Widia Larasati NIM: P27824421129

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA PROGRAM ALIH JENJANG DIV KEBIDANAN KAMPUS MAGETAN 2021

LEMBAR PENGESAHAN Laporan Asuhan Kebidanan Pada Remaja Ini Dilaksanakan Di Pesantren Al Mafaza Periode Praktik Tanggal 29 November s.d 18 Desember Tahun 2021

Magetan,

Desember 2021

Mahasiswa

Rizki Lestari Widia Larasati NIM. P27824421129

Pembimbing Lahan

Pembimbing Pendidikan

Titik Nurjatiningsih, S.ST NIP. 19700603 199003 2 005

Rahayu Sumaningsih, SST, M.Kes NIP. 196906122002122001

KATA PENGANTAR

ii

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN DISMENOREA”. Dalam penyusunan laporan ini, penulis mendapatkan bantuan, bimbingan, dan saran. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ibu Teta Puji Rahayu, S.ST., M.Keb., selaku Kaprodi Kebidanan Kampus Magetan. 2. Ibu Rahayu Sumaningsih,S.ST., M. Kes.,selaku dosen pembimbing pendidikan Program Studi Alih Jenjang D IV Kebidanan Kampus Magetan. 3. Ibu Titik Nurjatiningsih, S.ST selaku Pembimbing Lahan Praktik di Puskesmas Candirejo. 4. Semua pihak yang berkontribusi dalam penyusunan laporan ini Kami menyadari bahwa penyelesaian laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam segi pembahasan, penulisan, dan penyusunan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing untuk menyempurnakan laporan ini.

Magetan,

Desember 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

iii

COVER...........................................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ii KATA PENGANTAR....................................................................................iii DAFTAR ISI...................................................................................................iv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang..........................................................................................1 1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................1 1.3. Tujuan Praktik .........................................................................................1 1.4. Lama Praktik ............................................................................................1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................2 2.1 Tinjauan Teori remaja..............................................................................2 2.2 Tinjauan Teori menstruasi.......................................................................4 2.3 Tinjauan Teori Dismenore.......................................................................8 2.4 Tinjauan Asuhan Kebidanan Remaja Dismenore...................................10 BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................14 3.1 Data Subyektif...........................................................................................14 3.2 Data Obyektif............................................................................................16 3.3 Assesment..................................................................................................17 3.4 Penatalaksanaan.........................................................................................18 BAB IV PENUTUP.........................................................................................19 4.1 Kesimpulan.................................................................................................22 4.2 Saran...........................................................................................................22 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................23

iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dysmenorrhea adalah nyeri yang terjadi pada saat menstruasi atau umum dikenal nyeri haid, lebih dari separuh wanita yang mentruasi mengalami nyeri selama 12 hari setiap periode atau setiap bulannya(faq.2015). Menstruasi adalah indikator yang penting untuk menilai kesehatan reproduksi wanita dan kesehatan endokrin. Walaupun hal ini adalah fisiologis, namun banyak wanita khususnya remaja mempunyai masalah menstruasi yaitu haid tidak teratur, haid yang berlebihan dan nyeri haid. Dismenore diklasifikasikan menjadi dua yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder (faq. 2015). Menurut data World Health Organization (WHO) di Indonesia, angka kejadian dismenore sebanyak 55 % dikalangan usia produktif, dan 15% diantaranya mengeluhkan aktivitas menjadi terbatas karena mengalami dismenore (Putri. 2017). Tingginya prevalensi dismenore dikalangan remaja yaitu 50 - 70 % terutama pada tahun pertama kehidupan reproduksi yang mempengaruhi kegiatan sehari-hari remaja dan merupakan masalah utama kesehatan masyarakat (Alsaleem.2018). Sehingga perlu adanya asuhan kebidanan tentang dismenorea pada remaja yang tepat. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana tinjauan teori umum pada dismenorea? 2. Bagaimana tinjauan teori asuhan kebidanan pada dismenorea? 3. Bagaimana tinjauan kasus pada dismenorea? 1.3 Tujuan Pratik Untuk meningkatkan kompetensi dalam memberikan asuhan kebidanan pada masa remaja 1.3 Lama Praktik Pratik ini berlangsung dari tanggal 29 November-18 Desember

1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

Tinjauan Teori Remaja

2.1.1 Definisi Remaja Remaja merupakan masa dimana peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, yang telah meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Perubahan perkembangan tersebut meliputi aspek fisik, psikis dan psikososial. Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Remaja ialah masa perubahan atau peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan perubahan sosial (Sofia & Adiyanti, 2013). Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 Tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan kependudukan dan keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah. 2.1.2 Tahapan Remaja Menurut Sarwono (2011) dan Hurlock (2011) ada tiga tahap perkembangan remaja, yaitu : 1) Remaja awal (early adolescence) usia 11-13 tahun Seorang remaja pada tahap ini masih heran akan perubahanperubahan yang terjadi pada tubuhnya. Remaja mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Pada tahap ini remaja awal sulit untuk mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa. Remaja ingin bebas dan mulai berfikir abstrak. 2) Remaja Madya (middle adolescence) 14-16 tahun Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman-teman. Remaja merasa senang jika banyak teman yang menyukainya. Ada kecendrungan “narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat yang sama pada dirinya. Remaja cendrung berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana. Pada fase remaja madya ini mulai timbul keinginan untuk berkencan dengan

2

lawan jenis dan berkhayal tentang aktivitas seksual sehingga remaja mulai mencoba aktivitas-aktivitas seksual yang mereka inginkan. 3) Remaja akhir (late adolesence) 17-20 tahun Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa yang ditandai dengan pencapaian 5 hal, yaitu : a) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek. b) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang dan dalam pengalaman-pengalaman yang baru. c) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi. d) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri. e) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan publik. 2.13 Karakteristik Perkembangan Sifat Remaja Menurut Ali (2011), karakteristik perkembangan sifat remaja yaitu: 1) Kegelisahan. Sesuai dengan masa perkembangannya, remaja mempunyai banyak angan-angan, dan keinginan yang ingin diwujudkan di masa depan. Hal ini menyebabkan remaja mempunyai anganangan yang sangat tinggi, namun kemampuan yang dimiliki remaja belum memadai sehingga remaja diliputi oleh perasaan gelisah. 2) Pertentangan Pada umumnya, remaja sering mengalami kebingungan karena sering mengalami pertentangan antara diri sendiri dan orang tua. Pertentangan yang sering terjadi ini akan menimbulkan kebingungan dalam diri remaja tersebut. 3) Mengkhayal Keinginan dan angan-angan remaja tidak tersalurkan, akibatnya remaja akan mengkhayal, mencari kepuasan, bahkan menyalurkan khayalan mereka melalui dunia fantasi. Tidak semua khayalan remaja bersifat negatif. Terkadang khayalan remaja bisa bersifat positif, misalnya menimbulkan ide-ide tertentu yang dapat direalisasikan. 4) Akitivitas berkelompok Adanya bermacam-macam larangan dari orangtua akan mengakibatkan kekecewaan pada remaja bahkan mematahkan semangat para remaja. Kebanyakan remaja mencari jalan keluar dari kesulitan yang dihadapi dengan

3

berkumpul bersama teman sebaya. Mereka akan melakukan suatu kegiatan secara berkelompok sehingga berbagai kendala dapat mereka atasi bersama. 5) Keinginan mencoba segala sesuatu Pada umumnya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high curiosity). Karena memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, remaja cenderung ingin berpetualang, menjelajahi segala sesuatu, dan ingin mencoba semua hal yang belum pernah dialami sebelumnya. 2.2 Tinjauan Teori Menstruasi 1. Pengertian Menstruasi Menstruasi atau haid adalah siklus yang terjadi pada perempuan disebabkan regulasi hormonal sehingga mengakibatkan luruhnya dinding lapisan uterus (Rahim). Hal ini terjadi sebagai respons dari ovarium dan endometrium terhadap interaksi hormone yang dihasilkan oleh hipotalamus, hipofisis, dan ovarium (Reed dan Carr, 2018). Siklus menstruasi merupakan hal yang berhubungan dengan keteraturan terhadap menstruasi yang terjadi secara berulang-ulang. Normalnya, siklus menstruasi terjadi setiap bulan pada perempuan sehingga dapat dikatakan regular (teratur) (Wirenviona, dkk, 2021). Menstruasi merupakan bagian dari proses regular yang mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh interaksi hormone yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan dan indung telur. Pada permulaan daur, lapisan sel rahim mulai berkembang dan menebal.Lapisan ini berperan sebagai penyongkong bagi janin yang sedang tumbuh bila seorang wanita tersebut hamil.Hormone memberi sinyal pada telur di dalam indung telur untuk mulai berkembang.Kemudian, sebuah telur dilepaskan dari indung telur wanita dan mulai bergerak menuju tuba falopi terus ke rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh sperma, lapisan rahim akan berpisah dari dinding uterus dan mulai luruh serta dikeluarkan melalui vagina. Periode pengeluaran darah dikenal dengan periode menstruasi, berlangsung tiga sampai tujuh hari. Pada waktu menstruasi terjadi pengelupasan dinding rahim (endometrium), lapisan yang terkelupas akan digantikan oleh lapisan baru setelah masa menstruasi berhenti. Sekitar 14 hari sebelum menstruasi berikutnya, lapisan permukaan rongga rahim kembali sempurna yang artinya rahim dalam kondisi subur dan siap menerima calon janin dan menjadi tempat kehamilan pada siklus menstruasi bulan berikutnya.

4

Selain itu terjadi pula pematangan sel telur yang dipengaruhi oleh hormone progesterone. Menstruasi adalah proses alami yang datang secara berulang setiap bulan pada wanita dari masa pubertas hingga menjelang menopause. Kedatangan menstruasi secara berulang setiap bulannyadisebut siklus menstruasi, normalnya siklus menstruasi adalah 28 hari.Namun, ada beberapa wanita yang mengalami siklus menstruasi tidak teratur.Siklus menstruasi yang beragam selain dipengaruhi faktor fisik dan kejiwaan, dipengaruhi juga oleh hormone yang diproduksi tubuh wanita seperti Luteinizing Hormone (LH), Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan estrogen. Menstruasi merupakan proses biologis yang terkait dengan pencapaian kematangan seks, kesuburan, ketidakhamilan, normalitas, kesehatan tubuh, dan bahkan pembaharuan tubuh itu

sendiri. Menstruasi merupakan salah satu ciri

kedewasaan perempuan. Menstruasi biasanya diawali pada usia remaja 9-12 tahun tapi tidak menutup kemungkinan juga menstruasi dialami perempuan lebih lambat yaitu 13-15 tahun. Baligh merupakan istilah dalam hukum Islam yang menunjukkan seseorang telah mencapai kedewasaan."Baligh" diambil dari kata bahasa Arab yang secara bahasa memiliki arti "sampai", maksudnya "telah sampainya usia seseorang pada tahap kedewasaan". Secara hukum Islam, seseorang dapat dikatakan baligh apabila : a. Mengetahui, memahami dan mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. b. Telah mencapai usia 15 tahun ke atas atau sudah mengalami mimpi basah ( bagi laki-laki). c. Telah mencapai usia 9 tahun ke atas atau sudah mengalami “menstruasi” ( bagi perempuan ). Baligh adalah satu masa di mana seorang anak dibebani kewajiban (taklif) syari’at dan akan dihisab. Cepat atau lambatnya usia untuk mulai menstruasi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya kesehatan pribadi perempuan yang berkaitan dengan nutrisi, berat badan, kondisi psikologis dan emosionalnya. 2. Siklus Menstruasi Siklus menstruasi berkaitan dengan pembentukan sel telur dan pembentukan endometrium. Lamanya siklus menstruasiyang normal adalah 28 hari, tetapi banyak

5

wanita yang mengalami siklus menstruasi tidak teratur. Siklus ini dikendalikan oleh hormone-hormone reproduksi yang dihasilkan oleh hipotalamus, hipofisis dan ovarium.Fase dalam siklus menstruasi, yaitu a. Fase Folikel Pada akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormone gonadotropin. Hormone ini akan merangsang hipofisis untuk melepaskan FSH (Follicle Stimulating Hormone) atau hormone pemicu pertumbuhan folikel. Pada awal siklus berikutnya pada hari 1-14, folikel akan melanjutkan perkembangannya karena pengaruh FSH dalam ovarium. Setelah itu terbentuklah folikel yang sudah masak (folikel degraaf) dan menghasilkan hormone esterogen yang berfungsi menumbuhkan endometrium dinding rahim dan memicu sekresi lendir. b. Fase Estrus Kenaikan estrogen digunakan untuk mempertahankan pertumbuhan dan merangsang terjadinya pembelahan sel endometrium uterus.Selain itu berperan dalam menghambat pembentukan FSH oleh hipofisis untuk menghasilkan LH (Luteinizing Hormone) yang berperan untuk merangsang folikel degraaf yang telah masak untuk melakukan ovulasi dari ovarium.Ovulasi umumnya berlangsung pada hari ke 14 dari siklus menstruasi. Biasanya pada setiap ovulasi dihasilkan satu oosit sekunder c. Fase Luteal LH merangsang folikel yang telah kosong guna membentuk corpus atau uteum (badan kuning). Selanjutnya corpus ini menghasilkan progestron yang mengakibatkan endometrium berkembang

tebal dan lembut serta banyak

pembuluh darah. Selama 10 hari setelah ovulasi, progesterone berfungsi mempersiapkan uterus untuk kemungkinan hamil.Uterus pada tahap ini siap menerima dan memberi sel telur yang telah dibuahi (zigot).Jika tidak terjadi fertilisasi corpus luteum berubah menjadi corpus albicans dan berhenti menghasilkan progesterone. d. Fase Menstruasi Apabila fertilisasi tidak terjadi, produksi progesterone mulai menurun pada hari ke 26.Corpus luteum berdegenerasi dan lapisan uterus bersama dinding dalam rahim luruh (mengelupas) pada hari ke 28 sehingga terjadi pendarahan.Biasanya menstruasi berlangsung selama 7 hari.Setelah itu dinding uterus pulih kembali.

6

Selanjutnya karena tidak ada lagi progesterone yang dibentuk maka FSH dibentuk lagi kemudian terjadi proses oogenesisdan menstruasi mulai kembali. Siklus menstruasiakan berhenti jika terjadi kehamilan. Namun, ada yang menyebutkan bahwa pada setiap siklus dikenal dengan masa utama, yaitu: 1) Masa haid selama 2-8 hari pada waktu itu endometrium di lepas, sedangkan pengeluaran hormone ovarium paling rendah (minimium). 2) Masa proliferasi sampai hari ke 14 Endometrium tumbuh kembali, disebut juga endometrium melakukan proliferasi.Antara hari ke 12 sampai ke 14 dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang di sebut ovulasi. 3) Masa sekresi Terjadi perubahan dari corpus rubrum menjadi corpus luteum yang mengeluarkan progesterone. Dibawah pengaruh progesterone ini, kelenjer endometrium

yang

tumbuh

berkelok

kelok

mulai

bersekresi

dan

mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak.Pada akhir masa ini stroma endometrium berubah ke arah sel sel desidua, terutama yang berada di seputar pembuluh pembuluh arteria.Keadaan ini memudahkan ada nidasi (menempelnya ovum pada dinding rahim setelah di dibuahi). 3. Infeksi Selama Menstruasi Setiap wanita akan mengalami ketidaknyamanan fisik selama proses pembuangan dari dalam rahim yang lebih sering dikenal dengan proses menstruasi. Menstruasi merupakan proses yang dialami tubuh dalam mempersiapkan diri untuk produktifitas selanjutnya. Proses menstruasi yang teratur adalah tanda utama kesehatan dan kesuburan produktifitas pada wanita. Gejala umum infeksi bakteria yang sering dijumpai selama menstruasi : a) Demam b) Radang pada permukaan vagina c) Gatal-gatal pada kulit d) Radang vagina e) Radang servik

7

f) Radang selaput rahim g) Keputihan h) Rasa panas atau sakit pada bagian bawah perut i) Mual, sering buang air kecil, rasa sakit saat buang air kecil, sakit pada pinggang atau nyeri dan kelelahan. Kesalahan yang kerap dilakukan pada saat pemakaian pembalut yaitu : a) Membuka dan memasang pembalut tanpa cuci tangan terlebih dahulu b) Menyimpan pembalut ditempat yang lembab c) Menggunakan pembalut yang kadarluasa d) Pemilihan pembalut tanpa mempertimbangkan kualitasnya e) Pemakaian pembalut yang terlalu lama

2.3 Tinjauan Teori Dismenore 1. Pengertian Dismenorea Dismenorea disebut juga kram menstruasi atau nyeri menstruasi. Dalam bahasa Inggeris, dismenorea sering disebut sebagai “painful period” atau menstruasi yang menyakitkan (American College of Obstetritians and Gynecologists, 2015). Nyeri menstruasi terjadi terutama di perut bagian bawah, tetapi dapat menyebar hingga ke punggung bagian bawah, pinggang, panggul, paha atas, hingga betis. Nyeri juga bisa disertai kram perut yang parah. Kram tersebut berasal dari kontraksi otot rahim yang sangat intens saat mengeluarkan darah menstruasi dari dalam rahim. Kontraksi otot yang sangat intens ini kemudian menyebabkan otot-otot menegang menimbulkan kram atau rasa sakit atau nyeri. Ketegangan otot ini tidak hanya terjadi pada bagian perut, tetapi juga pada otot-otot penunjang yang terdapat di bagian punggung bawah, pinggang, panggul, paha hingga betis. Proses ini sebenarnya merupakan bagian normal proses menstruasi, dan biasanya mulai dirasakan ketika mulai perdarahan dan terus berlangsung hingga 32-48 jam. Sebagian besar perempuan yang menstruasi pernah mengalami dismenorea dalam derajat keparahan yang berbeda-beda. Dismenorea yang dialami remaja umumnya bukan karena penyakit, dan disebut dismenorea primer. Dismenorea primer pada perempuan yang lebih dewasa akan makin berkurang rasa sakit dan nyerinya. Dismenorea primer juga makin berkurang

8

pada perempuan yang sudah melahirkan. Pada wanita lebih tua, dismenorea dapat disebabkan oleh penyakit tertentu, misalnya fibroid uterus, radang panggul, endometriosis atau kehamilan ektopik. Dismenorea yang disebabkan oleh penyakit disebut dismenorea sekunder. Berbeda dengan dismenorea primer, rasa sakit dan nyeri pada dismenorea sekunder biasanya berlangsung lebih lama dari pada dismenorea primer. Nyeri karena dismenorea sekunder biasanya dimulai beberapa hari sebelum menstruasi, makin lama akan makin terasa nyeri selama menstruasi berlangsung, dan biasanya baru hilang. beberapa hari setelah menstruasi selesai. Apabila pada dismenorea primer, rasa sakit akan makin berkurang seiring dengan makin bertambahnya umur, pada dismenorea sekunder, makin bertambah umur biasanya makin bertambah parah. 2. Penyebab Dismenore Sebagaimana yang sudah disampaikan, dismenorea primer adalah proses normal yang dialami ketika menstruasi. Kram menstruasi primer disebabkan oleh kontraksi otot rahim yang sangat intens, yang dimaksudkan untuk melepaskan lapisan dinding rahim yang tidak diperlukan lagi. Dismenorea primer disebabkan oleh zat kimia alami yang diproduksi oleh sel-sel lapisan dinding rahim yang disebut prostaglandin. Prostaglandin akan merangsang otot otot halus dinding rahim berkontraksi. Makin tinggi kadar prostaglandin, kontraksi akan makin kuat, sehingga rasa nyeri yang dirasakan juga makin kuat. Biasanya, pada hari pertama menstruasi kadar prostaglandin sangat tinggi. Pada hari kedua dan selanjutnya, lapisan dinding rahim akan mulai terlepas, dan kadar prostaglandin akan menurun. Rasa sakit dan nyeri haid pun akan berkurang seiring dengan makin menurunnya kadar prostaglandin. 3. Cara Mencegah atau Mengobati Dismenore Menurut (Sinaga ernawati, dkk. 2017) dismenorea primer dapat diperingan gejalanya dengan obat penghilang nyeri/anti-inflamasi seperti ibuprofen, ketoprofen, naproxen, dan obat obat analgesik-antiinflamasi lainnya. Obat-obat analgesik ini akan mengurangi produksi prostaglandin. Berolah raga dan banyak bergerak akan memperlancar aliran darah dan tubuh akan terangsang untuk memproduksi endorfin yang bekerja mengurangi rasa

9

sakit dan menimbulkan rasa gembira. Kompres dengan botol air panas dan mandi air hangat juga dapat mengurangi rasa sakit. Jika suka, cobalah diurut atau dipijat dengan tekanan ringan, jangan terlalu keras, untuk membantu menghilangkan rasa pegal pada otot otot tubuh Anda. Berbaring pada satu sisi tubuh Anda, lalu tarik lutut sampai ke batas dada, lakukan beberapa kali. Ini akan membantu meringankan rasa sakit dan pegal pada punggung. Makan makanan bergizi dan hindari konsumsi garam dan kafein. Bila nyeri menstruasi tidak hilang dengan obat pereda nyeri atau cara cara yang sudah disebutkan tadi, maka sebaiknya Anda berkonsultasi kepada dokter. Beliau mungkin akan memberikan obat-obat yang lebih kuat daya kerjanya atau mungkin akan memberikan terapi hormonal, atau akan melakukan pemeriksaan yang lebih intensif untuk menemukan sumber masalah, sehingga dapat menyarankan penanganan yang lebih tepat. 2.4 Tinjauan Asuhan Kebidanan pada Remaja Dismenore  Pengkajian Data 1. Data subjektif / anamnesa  Pekerjaan : stres kerja tinggi mempengaruhi dismenorea (Dini,2018)  Riwayat Menstruasi: - Menarche: Usia menarche dini meningkatkan risiko terjadinya dismenore (Tina,2015).  Riwayat Kesehatan Keluarga: Adanya riwayat keluarga dan genetik berkaitan dengan terjadinya dismenore primer yang berat (Ehrenthal, 2006 dalam Wiyono 2017).  Pola Nutrisi: terdapat hubungan antara konsumsi fast food dengan dismenore primer (Ghina dkk,2020)  Pola Aktifitas dan Kebiasaan: Hedrik (2006) dalam Rahmani (2014) menjelaskan bahwa kurangnya aktivitas dan olahraga selama menstruasi menyebabkan sirkulasi dan oksigen pada uterus menurun dan menyebabkan nyeri. Hal ini dapat meningkatkan kejadian dismenore primer. 2. Data objektif  Keadaan Umum : Bagaimana keadaan pasien dengan dismenorea primer.

10

 Tanda-tanda vital - Tekanan darah: Nyeri dismenore yang sangat hebat menyebabkan peningkatan

tekanan darah

(Andarmoyo,

2016:36-42) - Pemeriksaan penunjang laboratorium HB: anemia mempunyai peluang 1,66 kali mengalami dismenore dibandingkan dengan responden yang tidak anemia (Simanullang 2018) 2) Interpretasi data dasar Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien, berdasarkan interpretasi yang benar atas datadata

yang

dikumpulkan.

Data

dasar

yang

telah

dikumpulkan

diidentifikasikan sehingga ditemukan masalah atau masalah yang spefisik. Interpretasi

data terdiri dari diagnosa kebidanan, diagnosa masalah dan

diagnosa kebutuhan. Interpretasi data pada remaja dengan dismenorea primer adalah : a) Diagnosa kebidanan Merupakan diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan. Dasar diagnosa tersebut adalah data subjektif berupa pernyataan pasien tentang rasa nyeri pada saat menstruasi, akibat rasa nyeri pada aktifitas, waktu rasa nyeri terjadi. Hasil data objektif meliputi pemeriksaan umum, fisik, dan ginekologi serta hasil pemeriksaan penunjang. Diagnosa kebidanan ditulis dengan lengkap berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan data penunjang. b) Masalah Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis. Masalah dapat muncul tapi dapat pula tidak. Hal ini muncul berdasarkan sudut pandang klien dengan keadaan yang dialami apakah menimbulkan masalah terhadap klien atau tidak. Masalah pada kasus ini yaitu dismenorea primer dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah dan kram pada perut sebelum menstruasi dan

11

selama menstruasi. c) Kebutuhan Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisis

data.Kebutuhan yang muncul setelah dilakukan

pengkajian. Ditemukan hal- hal yang membutuhkan asuhan, dalam hal ini klien tidak menyadari. Kebutuhan klien pada dismenorea primer yaitu informasi mengenai dismenorea primer, nutrisi, dan motivasi dari keluarga. 3) Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial Diagnosa potensial ditegakkan berdasarkan diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi. Bidan dituntut untuk tidak hanya merumuskan masalah tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potensial tidak terjadi. Sehingga langkah ini merupakan langkah yang bersifat antisipasi yang rasional atau logis. Diagnosa potensial pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum terjadi dehidrasi dan penurunan berat badan. Oleh karena perlu adanya tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan. 4) Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera Menentukan kebutuhan klien terhadap tindakan yang segera dilakukan oleh bidan atau untuk konsultasi, kolaborasi serta melakukan

rujukan

terhadap penyimpangan abnormal. Antisipasi pertama yang dilakukan pada dismenorea primer yaitu dengan memperbaiki nutrisi dan pola hidup sehat. 5) Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh Merupakan pengembangan rencana asuhan yang menyeluruh dan ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana harus mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek kesehatan dan disetujui oleh kedua belah pihak (bidan dan klien). Rencana yang diberikan pada dismenorea primer adalah :

12

a.

Konseling psikologis, sosial, budaya dan spiritual

b.

Medikamentos meliputi pemberian kalsium antagonis, antiprostaglandin, pemberian progestin dan pil oral

c.

Suportif meliputi pemberian Vit E/B6 dan neurogenik

6) Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman. Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan secara efisien dan aman. Langkah ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau anggota tim kesehatan lainnya. Selama melakukan tindakan intervensi, bidan menganalisa dan memonitor keadaan kesehatan pasiennya. Pelaksanaan pada dismenorea primer adalah: a. Setelah diberikan konseling psikologis, sosial, budaya dan spiritual diharapkan pasien atau klien dapat mengerti tentang dismenorea primer. b. Setelah pemberian kalsium antagonis, antiprostaglandin, pemberian progestin, pemberian Vit E/B6,neurogenik dan pil oral rasa nyeri pada pasien atau klien dapat berkurang bahkan dapat hilang. 7) Evaluasi Evaluasi dilakukan untuk mengkaji keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan.Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif sedangkan sebagian belum efektif. Proses evaluasi ini dilaksanakan untuk menilai mengapa proses penatalaksanaan efektif / tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada rencana asuhan tersebut. Evaluasi yang diharapkan pada dismenorea primer adalah: a. Rasa nyeri berkurang b. Pasien atau klien dapat beraktifitas seperti biasa c. Keadaan umum baik

13

BAB III TINJAUAN KASUS

Hari dan tanggal Pengkajian : Rabu, 1 Desember 2021, 11.00 WIB Tempat Pengkajian : Pesantren Al Mafaza 3.1 SUBJEKTIF 1. - Biodata Remaja Nama

: Nn. A

Umur

: 19 Tahun

Agama

: Islam

Suku/Bangsa

: Jawa/Indonesia

Pendidikan

: SMP

Pekerjaan

: Siswi

Alamat

: Desa Plumpong RT 13/RW 02, Plaosan Magetan

- Biodata Orang Tua Remaja Nama Umur Agama Suku/Bangsa Pendidikan Pekerjaan Alamat

Ibu Ayah Ny.W Tn. S 41 th 44 th Islam Islam Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia SMK SMK IRT Petani Desa Plumpong RT 13/RW 02, Plaosan Magetan

2. Keluhan Utama Pasien mengatakan saat ini sedang menstruasi hari ke 2 dan nyeri pada perut bagian bawah. Nyeri biasanya dialami hari 1-4. 3. Riwayat Menstruasi HPHT

: 27 November 2021

Menarche

: 13 tahun

Lama

: 7 hari

Siklus

: 28 hari

Banyaknya : 2-3x ganti pembalut

14

Keluhan

: Pasien mengatakan nyeri hebat pada perut bagian bawah

4. Riwayat Kesehatan a. Riwayat Kesehatan Sekarang: Pasien mengatakan saat ini merasakan nyeri hebat pada perut bagian bawah. pasien sudah meminum obat oskadon agar mengurangi nyeri. b. Riwayat Kesehatan yang lalu: Pasien mengatakan tidak sedang dan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun dan menahun seperti dada berdebar-debar (Jantung), sering makan, minum dan kencing (DM), sesak nafas (Asma), tekanan darah >140/90 mmHg (Hipertensi), Sakit kuning (Hepatitis), Kejang sampai keluar busa (Epilepsi) dan keputihan gatal-gatal (PMS). Pasien mengatakan tidak pernah mengalami operasi apapun . b. Riwayat Kesehatan Keluarga: Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang sedang dan pernah menderita penyakit menular, menurun dan menahun seperti dada berdebardebar (Jantung), sering makan, minum dan kencing (DM), sesak nafas (Asma), tekanan darah >140/90 mmHg (Hipertensi), Sakit kuning (Hepatitis), Kejang sampai keluar busa (Epilepsi) dan keputihan gatal- gatal (PMS), dan keluarga yang lain tidak ada yang mengalami dismenore. c. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari Kebutuhan

Sebelum Sakit

Sesudah Sakit

Frekuensi

2-3 kali sehari

2-3 kali sehari

Porsi

1 piring

1 piring

Jenis makanan

Nasi, lauk,

Nasi, lauk,

sayur

sayur

(kadang2)

(kadang2)

a.Pola Makan

Makanan pantangan Keluhan b.Pola

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Minum

5-6 gelas/hari

5-6 gelas/hari

Frekuensi

1 gelas sedang

1 gelas sedang

15

Porsi

sedang

sedang

Jenis minuman

Air mineral

Air mineral

Tidak ada

Tidak ada

Lama tidur

5-6 jam/hari

5-6 jam/hari

Keluhan

Tidak ada

Tidak ada

Mandi

2x sehari

2x sehari

Keramas

2-

2-

Sikat gigi

3x/minggu

3x/minggu

Ganti baju

2x sehari

2x sehari

2x sehari

2x sehari

±5x sehari

±5x sehari

Warna

Kuning jernih

Kuning jernih

Bau

Khas

Khas

Keluhan

Tidak ada

Tidak ada

2-3x seminggu

2-3x seminggu

Warna

Kecoklatan

Kecoklatan

Bau

Khas

Khas

Keluhan

Tidak ada

Tidak ada

Keluhan c.Istirahat

d.Personal Hygien

e.Eliminasi Frekuensi BAK

Frekuensi BAB

d. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan Pasien mengatakan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, tidak merokok dan tidak ada makanan pantangan apapun e. Riwayat psikososial spiritual Pasien mengatakan merasa cemas dan khawatir dengan keadaanya. 3.2 OBJEKTIF 1. Pemeriksaan Umum a. Keadaan umum

: Baik, Kesadaran : Composmenthis

b. Tanda vital

16

Tekanan darah

:100/80 mmHg

Nadi

: 84 kali/menit

Pernafasan

: 22 kali/menit

Suhu

: 36,7 ºC

c. BB/TB IMT

: 51 kg/155 cm : 21,3

2. Pemeriksaan Fisik a. Kepala 1) Rambut

: Hitam, lurus, bersih, tidak rontok

2) Kepala

: Simetris, bersih, tidak teraba benjolan

b. Wajah 1) Pucat

: Tidak tampak Pucat

2) Cemas

: iya

3) Kebersihan

: Bersih

c. Mata 1) Bentuk

: Simetris

2) klera

: Putih

3) Konjungtiva : Merah muda d. Hidung 1) Bentuk

: Simetris

2) Kebersihan

: Bersih

3) Polip

: Tidak ada

4) Serumen

: Tidak ada

e. Telinga 1) Bentuk

: Simetris

2) Kebersihan

: Bersih

3) Serumen

: Tidak ada

4) Nyeri tekan

: Tidak ada

f. Mulut 1) Stomatitis

: Tidak ada

2) Gusi

: Tidak berdarah

3) Gigi

: Tidak caries

g. Leher

17

1) Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran 2) Kelenjar Limfe: Tidak ada pembesaran 3) Vena jogularis : Tidak ada pembesaran h. Dada

: Tidak dilakukan

i. Abdomen 1) Bentuk

: Simetris

2) Bekas luka

: Tidak ada

3) Massa/ Tumor

: Tidak ada

4) Turgor kulit

: Tidak ada

5) Nyeri tekan

: Terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah

j. Genetalia

: Tidak dilakukan

k. Ekstremitas

j.

1) Oedem

: Tidak ada

2) Varices

: Tidak ada

3) Reflek patella

: ( Positif ) kanan, ( Positif ) kiri

4) Kuku

: Pendek dan bersih

Pemeriksaan Penunjang Tidak dilakukan

3.3 ANALISA Remaja Nn.A Umur 19 tahun dengan dismenorea primer. KU baik,. Prognosa baik. 3.4 PENATALAKSANAAN 1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa pasien dalam keadaan baik dan mengalami dismenorea primer. E/ Nn.A mendengarkan penjelasan petugas dan mempu mengulang kembali yang disampaikan. 2. Menjelaskan KIE pasien tentang dismenore. - Pengertian Dismenore: Nyeri menstruasi sering terjadi selama periode menstruasi, biasanya

terjadi

setelah

ovulasi

sampai

akhir

menstruasi.Nyeri menstruasi kebanyakan terjadi di wilayah perut bagian bawah baik secara terpusat atau pada samping dan dapat menyebar ke paha atau punggung bagian bawah.

18

Dismenorea primer adalah nyeri menstruasi yang terjadi tanpa kelainan anatomis alat kelamin. Nyeri menstruasi primer timbul sejak menstruasi pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu. - Penyebab Dismenore: : Penyebab tidak jelas tetapi yang pasti selalu berhubungan

dengan pelepasan sel-sel telur (ovulasi) dan kelenjar indung telur (ovarium) sehingga dianggap berhubungan dengan keseimbangan hormon. - Faktor Resiko

: Menjelaskan hal-hal yang dapat menimbulkan nyeri menstruasi atau dismenorea primer yang berlebihan yaitu

faktor

psikis

dan

fisik

seperti

stres,shock,kelelahan dan kecemasan. - Dampak

: Dismenore yang tidak ditangani akan berdampak pada psikologis, yaitu pasien bias mengalami depresi atau gejala kecemasan dan dapat berdampak pada siklus menstruasi.

-Penanganan

: Menjelaskan penanganan nyeri menstruasi pada pasien remaja selain dengan terapi obat analgesik yaitu Pola hidup sehat, pengompresan pada bagian yang nyeri dengan menggunakan air hangat, melakukan posisi knee chest, mandi dengan air hangat.

E/ Nn.A mendengarkan dan mengerti yang disampaikan, serta mampu mengulanginya kembali. 3. Menjadwalkan ulang pertemuan berikutnya dengan menanyakan kondisi dismenore pada Nn.A dan cara pencegahan untuk menghindari dismenore yaitu pada hari kamis, 2/12/2021. E/Nn.A sepakat dengan jadwal pertemuan berikutnya. PERTEMUAN KE 2 Hari dan tanggal Pengkajian: Kamis, 2/12/2021 Pukul: 11.00 WIB Tempat Pengkajian : Pesantren Al Mafaza

19

S: - Pasien mengatakan nyeri haid masih terasa dan menganggu aktivitas O: - KU: Baik, Kesadaran : Composmenthis -TD: 100/80 mmHg

A: Remaja Nn.A Umur 19 tahun dengan dismenorea primer. KU baik,. Prognosa baik. P: 1.

Mereview kembali materi yang disampaikan kepada Nn.A dan menanyakan apakah cara yang diajarkan sudah dilakukan E/ Nn.A mampu mengulang informasi yg diberikan pertemuan sebelumnya dan sudah melakukan penanganan yang diajarkan.

2.

Menjelaskan pencegahan yang dilakukan untuk menghindari nyeri menstruasi yaitu menghindari stres yang menimbulkan kecemasan, memiliki pola makan yang teratur,istirahat cukup, tidak merokok, tidak meminum-minuman keras, olahraga teratur, mengurangi konsumsi pada makanan dan minuman yang mengandung kafein, meningkatkan konsumsi sayur, buah, daging ikan. E/ Nn.A mendengarkan penjelasan petugas dan mempu mengulang kembali yang disampaikan.

3.

Memberikan terapi obat peroral guna untuk mengurangi rasa nyeri menstruasi. Memberikan terapi peroral paracetamol 500 mg (diminum saat nyeri saja) dan vitamin C 2x1 selama menstruasi berlangsung, Fe 2x1 selama menstruasi berlangsung. E/ Nn.A

4.

Menjadwalkan ulang pertemuan berikutnya dengan menanyakan kondisi dismenore pada Nn.A dan memberikan KIE mengenai pentingnya tablet FE yaitu pada hari hari Jumat, 3/12/2021. E/ Nn.A sepakat dengan jadwal pertemuan berikutnya.

PERTEMUAN KE 3 Jumat, 3/12/2021 S: - Nn.A mengatakan sudah tidak nyeri saat menstruasi. O: - KU: Baik, Kesadaran : Composmentis -TD: 110/70 mmHg

20

A: Remaja Nn.A Umur 19 tahun dengan post dismenorea primer. KU baik,. Prognosa baik. P: 1.

Mereview kembali materi yang disampaikan kepada Nn.A dan menanyakan apakah cara yang diajarkan sudah dilakukan E/ Nn.A mampu mengulang informasi yg diberikan pertemuan sebelumnya dan sudah melakukan penanganan yang diajarkan.

2.

Menyarankan pasien untuk tetap meminum 1 minggu 1 tablet FE untuk menghindari anemia. Dan menjelaskan manfaat tablet FE serta cara mengkonsumsi tablet FE yang baik dan benar. E/ Nn.A mengerti dan akan meminum rutin tablet FE tiap minggu serta Nn.A mampu mengulangi penjelasan yang diberikan.

3.

Menyarankan pasien melakukan cara alamiah yang sudah diajarkan jika mengalami dismenore kembali, dan jangan langsung meminum obat. Jika nyeri tidak berkurang maka harus datang ke fasilitas kesehatan. E/ Nn. A mengerti yang disampaikan, serta mampu mengulanginya kembali.

1.

Melakukan evaluasi terkait pelayanan yang telah di berikan E/semua pelayanan telah diberikan

2.

Melakukan pendokumentasian seluruh kegiatan E/ Dokumentasian telah dilakukan

Petugas Rizki L.W.L

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Setelah

dilaksanakan

asuhan

kebidanan

secara

menyeluruh

dengan

menggunakan manajemen kebidanan menurut SOAP dengan pola fikir varney dan data perkembangan soap maka penulis dapat menyimpulkan pada pengkajian

21

gangguan reproduksi dengan dismenorea primer didapatkan data subjektif dan data objektif. .Data subjektif di peroleh dari wawancara dengan pasien dimana pasien mengeluh bahwa nyeri pada perut bagian bawahnya sehingga mengganggu aktifitas pasien.Setelah diberikan asuhan dan di berikan terapi obat peroral pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawahnya berkurang dan pasien dapat beraktifitas seperti biasanya.Dalam teori dan praktek terdapat kesenjangan dalam melakukan pengkajian data subjektif dan objektif karena pada pengkajian data subjektif terdapat hambatan pada waktu yang terbatas. Dalam analisa data di dapatkan diagnosa kebidanan pada remaja Nn.A umur 19 tahun dengan dismenorea primer. Masalah yang timbul adalah pasien cemas dengan rasa nyeri yang dirasakannya. B. Saran Kami menyadari bahwa asuhan kebidanan di atas banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.. Maka dari itu, saya mengharapkan kritik dan saran mengenai asuhan kebidanan ini, agar asuhan kebidanan ini dapat menjadi acuan dan pedoman yang membacanya.

DAFTAR PUSTAKA Ade.

2011.

Perlindungan

Kesehatan

Reproduksi

Bagi

Pekerja

Perempuan.

http://politikana.com/baca/2011/05/01/perlindungan-kesehatan- reproduksi-bagipekerja-perempuan.html. Anita.2012. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorhea Di SMA PGRI 1 Sragen.http://archiev.files.wordpress.com/2012/02/proposal- ican.doc.

22

Anonim. 2011. Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorhea Dengan Motivasi

Untuk

Periksa

Ke

Pelayanan

Kesehatan.,

Tersedia

dalamhttp://skripsikti.blogspot.com/2011/08/kti-pengetahuan-remajadismenore.html. Baziad Ali, Jacoeb T.Z. 2003. Anovulasi:Patofisiologi dan penangananya edisi 2,FKUI:Jakarta Burns August. 2009. Mengatasi Persoalan Kesehatan Reproduksi Dan Seksual Perempuan.Insistpress:Yogyakarta. Dokterku-Online.2012. Nyeri

Haid.Tersedia dalam:

http://www.dokterku-

online.com/index.php/article/48-nyeri-haid Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi. EGC: Jakarta Handayani. 2012. Dismenore Dan Kecemasan Pada Remaja. Tersedia dalam: http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=download&sub=DownloadFile&act =view&typ=html&file=0150-H-2012.pdf&ftyp=4&id=54753 Harry.

2007.

Mekanisme

endorphin

dalam

tubuh.

Tersedia

dalam

Http://

klikharry.files.wordpress.com/2007/02/1.doc+endorphin+dalam+tubuh. Hestiantoro, A. 2008.Masalah Gangguan Haid dan Infertilitas.Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Indowapblog.2012. Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenore Dengan Penanganan Dismenore Di Pon.Pes.Al-Muhsin Metro Utara.mhttp://dalam :http://indowapblog.blogspot.com/2012/05/hubungjan-pengetahuan-

remaja-

putri.html?m Simanullang, Desi. 2018. 53 Hubungan anemia dengan dismenore pada remaja kelas X dan XI di SMA Negeri 1 Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2018 Hubungan Anemia Dengan Dismenore Pada Remaja Kelas X Dan XI Di SMA Negeri 1 Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2018. Medan: e-journal poltekkes kemenkes. Sinaga ernawati, saribanon nonon, suprihatin nailus sa’adah, ummu salamah, yulia anndani murti, agusniar trisnamiati, santa lorita. 2017. Manajemen Kesehatan Menstruasi. Jakarta: Universitas Nasional IWWASH Global One.

23

1

Similar documents

DISMENOREA REMAJA

Arliska Wulandari - 187.7 KB

Remaja Disminorea Fix

Arliska Wulandari - 202.4 KB

© 2024 VDOCS.RO. Our members: VDOCS.TIPS [GLOBAL] | VDOCS.CZ [CZ] | VDOCS.MX [ES] | VDOCS.PL [PL] | VDOCS.RO [RO]