* The preview only shows a few pages of manuals at random. You can get the complete content by filling out the form below.
Description
LAPORAN PRAKTEK ASUHAN KEBIDANAN REMAJA Nn.N UMUR 15 TAHUN DENGAN DISMENOREA
Disusun Oleh : ETY RACHMAWATI NIM.P27824421107
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA PROGRAM ALIH JENJANG DIV KEBIDANAN KAMPUS MAGETAN 2021
1
LEMBAR PENGESAHAN Laporan Asuhan Kebidanan Remaja Nn N umur 15 tahun dengan Dismenorea Ini Dilaksanakan Di Desa Sambirobyong . Periode Praktik Tanggal 29 November s.d 18 Desember Tahun 2021 Magetan,
Desember 2021 Mahasiswa
( Ety Rachmawati) NIM. P27824421107
Pembimbing Lahan
Pembimbing Pendidikan
(Titik Nurjatiningsih, S.ST) NIP. 19700603 199003 2 005
(Teta Puji Rahayu, SST, M.Keb ) NIP. 19800222 200501 2 009
Mengetahui, Ka Prodi Sarjana Terapan Kebidanan
Teta Puji Rahayu, SST, M.Keb NIP. 19800222 200501 2 009
KATA PENGANTAR
2
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya
penulis
dapat
menyelesaikan
penyusunan
laporan
berjudul
“ASUHAN KEBIDANAN REMAJA Nn.N UMUR 15 TAHUN DENGAN DISMENOREA”.
Dalam
penyusunan
laporan
ini,
penulis
mendapatkan,bimbingan, dan saran. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ibu Teta Puji Rahayu, S.ST,M.Keb selaku Kaprodi Kebidanan Kampus Magetan 2. Ibu Teta Puji Rahayu, SST, M.Keb selaku dosen pembimbing pendidikan Program Studi Alih Jenjang DIV Kebidanan Kampus Magetan 3. Ibu Titik Nurjatiningsih, S.ST selaku Pembimbing Lahan Praktik di Puskesmas Candirejo 4. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini Kami menyadari bahwa penyelesaian laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam segi pembahasan, penulisan, dan penyusunan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing mata kuliah Asuhan Kebidanan Prakonsepsi untuk menyempurnakan makalah ini. Magetan, Desember 2021
Penyusun
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
3
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii KATA PENGANTAR...........................................................................................iii DAFTAR ISI.........................................................................................................iv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang..............................................................................................1 1.2 Rumusan masalah........................................................................................2 1.3 Tujuan..........................................................................................................2 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Teori Remaja........................................................................3 2.2 Konsep Dasar Teori Menstruasi...................................................................4 2.3 Konsep Dasar Teori Dismenorhea...............................................................9 2.4 Konsep Dasar Teori Askeb..........................................................................22 BAB 3 KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN 3.1 Data Subyektif..............................................................................................28 3.2 Data Obyektif...............................................................................................32 3.3 Assasment.....................................................................................................33 3.4 Penatalaksanaan...........................................................................................34 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................37
4
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan system reproduksi, fungsi serta prosesnya.Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera baik fisik, mental, sosial, yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dari sistem reproduksi wanita. Pengetahuan kesehatan reproduksi sebaiknya dilakukan sejak remaja, karena seseorang akan dapat mengenali kelainan pada kesehatan reproduksinya sendini mungkin, terutama tentang menstruasi (Kinanti, 2009). Menstruasi adalah perubahan fisiologis pada wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi.Periode ini penting dalam hal reproduksi, biasanya terjadi dalam setiap bulan antara remaja sampai menopouse (Joseph, 2010).Menstrurasi merupakan siklus yang kompleks dan berkaitan dengan psikologis-panca indra, korteks cerebri, aksis hipotalamushipofisis-ovarial, dan endrogen (uterus- indometrium dan alat seks sekunder) (Manuaba, 2008). Peran bidan salah satunya untuk masalah gangguan reproduksi terutama pada dismenorea primer dalam upaya pencegahan dan penanganan gangguan reproduksi bidan merupakan fasilitator dalam mempromosikan kesehatan misalnya adanya penyuluhan mengenai menstruasi pada remaja dan nyeri yang timbul saat menstruasi
atau disebut juga Dismenorea. Bidan
memberikan pelayanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan, penanganan dan promosi kesehatan dengan berlandasan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan
lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang
membutuhkan pertolongan kapanpun dan dimanapun dia berada.
15
1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana tinjauan teori remaja? 2. Bagaimana tinjauan teori menstruasi? 3. Bagaimana tinjauan teori dismenorea? 4. Bagaimana tinjauan teori asuhan kebidanan pada remaja dengan dismenorea? 5. Bagaimana tinjauan kasus pada dismenorea? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui teori tentang remaja. 2. Untuk mengetahui teori tentang menstruasi. 3. Untuk mengetahui teori tentang dismenorhe. 4. Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada remaja dengan dismenorhea.
62
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Teori 2.1.1 Remaja 1.
Konsep Dasar Remaja a. Pengertian Remaja Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Pada periode ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan berbagai hal baik hormonal, fisik, psikologis, maupun sosial (Abrori & Qurbaniah, 2017). Pada masa remaja terjadi laju pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikis terutama pada kematangan organ reproduksi. b. Fase Remaja 1) Fase remaja awal : usia 12 tahun sampai dengan 15 tahun. 2) Fase remaja pertengahan : usia 15 tahun sampai dengan 18 tahun. 3) Fase remaja akhir : usia 18 tahun sampai dengan 21 tahun. 4) Fase pubertas : usia 11 atau 12-16 tahun, merupakan fase yang singkat dan menjadi masalah tersendiri bagi remaja dalam menghadapinya. c. Perubahan Fisik pada Remaja Memasuki usia remaja, beberapa jenis hormon terutama hormon esterogen dan progesteron mulai berperan aktif sehingga pada anak perempuan mulai tumbuh payudara, pinggul melebar dan membesar sehingga tidak terlihat seperti anak kecil lagi. Disamping itu, akan mulai tumbuh rambut-rambut halus di daerah ketiak dan kemaluan. Perubahan lainnya antara lain tubuh bertambah berat dan tinggi, produksi keringat bertambah, kulit dan rambut berminyak. Perubahan tersebut termasuk ke dalam ciri-ciri kelamin sekunder. Sedangkan untuk ciri-ciri kelamin primer ditandai dengan mulai berfungsinya organ reproduksi baik laki-laki maupun perempuan. Pada perempuan, ciri-ciri kelamin primer ditandai dengan datangnya menarche (Proverawati & Misaroh, 2009). Menarche merupakan suatu tanda mendasar yang membedakan antara pubertas pria dan wanita. Terjadinya
37
menarche pada wanita menjadi suatu tanda awal mulai berfungsinya organ reproduksi. d. Perkembangan Psikologis pada Remaja Perkembangan psikologis dibagi menjadi 3 menurut Indriani & Asmuji (2014), yaitu: 1) Perkembangan psikososial Remaja pada usia 12-15 tahun masih berada pada tahap permulaan dalam pencarian identitas diri. Dimulai pada kemampuan yang sering diungkapkan dalam bentuk kemauan yang tidak dapat dikompromikan sehingga mungkin berlawanan dengan kemauan orang lain. Bila kemauan itu ditentang, mereka akan cenderung memaksa agar kemauannya dipenuhi. 2) Emosi Emosi adalah perasaan mendalam yang biasanya menimbulkan perbuatan atau perilaku. Perasaan dapat berkaitan dengan fisik atau psikis, sedangkan emosi hanya dipakai untuk keadaan psikis. Pada masa remaja, kepekaan terhadap emosi menjadi meningkat sehingga rangsangan sedikit saja dapat menimbulkan luapan emosi yang besar. 3) Perkembangan kecerdasan Perkembangan intelegensi masih berlangsung pada masa remaja sampai usia 21 tahun. remaja lebih suka belajar sesuatu yang mengandung logika yang dapat dimengerti hubungan antara hal satu dengan hal yang lainnya. Imajinasi remaja juga banyak mengalami kemajuan ditinjau dari prestasi yang dicapainya. 2.1.2 Menstruasi 1. Pengertian Menstruasi Menstruasi adalah tanda bahwa siklus masa subur telah dimulai.Pada masa ini tingkat kesuburan seorang wanita mencapai puncaknya dan secara seksualitas sudah siap untuk dibuahi
dan memiliki keturunan.Menstruasi
terjadi saat lapisan dalam dinding rahim luruh dan keluar dalam bentuk darah
48
menstruasi.Dalam keadaan normal, masa reproduksi dimulai ketika sudah terjadi pengeluaran sel telur yang matang (ovulasi) pada siklus menstruasi (Misaroh, 2009). Menstruasi adalah perubahan secara fisiologis pada wanita secara berkala dan dipengaruhi oleh hormone reproduksi.Periode ini penting dalam hal reproduksi, biasanya terjadi setiap bulan antara remaja sampai menopose (Nugroho, 2010). Menstruasi adalah pengeluaran darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim perempuan secara periodik (Wulandari, 2011). Menstruasi merupakan bagian dari proses regular yang mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh
interaksi hormone yang dikeluarkan oleh
hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan dan indung telur. Pada permulaan daur, lapisan sel rahim mulai berkembang dan menebal.Lapisan ini berperan sebagai penyongkong bagi janin yang sedang tumbuh bila seorang wanita tersebut hamil.Hormone memberi sinyal pada telur di dalam indung telur untuk mulai berkembang.Kemudian, sebuah telur dilepaskan dari indung telur wanita dan mulai bergerak menuju tuba falopi terus ke rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh sperma, lapisan rahim akan berpisah dari dinding uterus dan mulai luruh serta dikeluarkan melalui vagina. Periode pengeluaran darah dikenal dengan periode menstruasi, berlangsung tiga sampai tujuh hari. Pada waktu menstruasi terjadi pengelupasan dinding rahim (endometrium), lapisan yang terkelupas akan digantikan oleh lapisan baru setelah masa menstruasi berhenti. Sekitar 14 hari sebelum menstruasi berikutnya, lapisan permukaan rongga rahim kembali sempurna yang artinya rahim dalam kondisi subur dan siap menerima calon janin dan menjadi tempat kehamilan pada siklus menstruasi bulan berikutnya. Selain itu terjadi pula pematangan sel telur yang dipengaruhi oleh hormone progesterone. Menstruasi adalah proses alami yang datang secara berulang setiap bulan pada wanita dari masa pubertas hingga menjelang menopause. Kedatangan menstruasi secara berulang setiap bulannyadisebut siklus menstruasi,
59
normalnya siklus menstruasi adalah 28 hari.Namun, ada beberapa wanita yang mengalami siklus menstruasi tidak teratur.Siklus menstruasi yang beragam selain dipengaruhi faktor fisik dan kejiwaan, dipengaruhi juga oleh hormone yang diproduksi tubuh wanita seperti Luteinizing Hormone (LH), Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan estrogen. Menstruasi merupakan proses biologis yang terkait dengan pencapaian kematangan seks, kesuburan, ketidakhamilan, normalitas, kesehatan tubuh, dan bahkan pembaharuan tubuh itu sendiri. Menstruasi merupakan salah satu ciri kedewasaan perempuan. Menstruasi biasanya diawali pada usia remaja 9-12 tahun tapi tidak menutup kemungkinan juga menstruasi dialami perempuan lebih lambat yaitu 13-15 tahun. Baligh merupakan istilah dalam hukum Islam yang menunjukkan seseorang telah mencapai kedewasaan."Baligh" diambil dari kata bahasa Arab yang secara bahasa memiliki arti "sampai", maksudnya "telah sampainya usia seseorang pada tahap kedewasaan". Secara hukum Islam, seseorang dapat dikatakan baligh apabila : a. Mengetahui, memahami dan mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. b. Telah mencapai usia 15 tahun ke atas atau sudah mengalami mimpi basah ( bagi laki-laki). c. Telah mencapai usia 9 tahun ke atas atau sudah mengalami “menstruasi” ( bagi perempuan ). Baligh adalah satu masa di mana seorang anak dibebani kewajiban (taklif) syari’at dan akan dihisab. Cepat atau lambatnya usia untuk mulai menstruasi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya kesehatan pribadi perempuan yang berkaitan dengan nutrisi, berat badan, kondisi psikologis dan emosionalnya. 2. Siklus Menstruasi Siklus menstruasi berkaitan dengan pembentukan sel telur dan pembentukan endometrium. Lamanya siklus menstruasiyang normal adalah 28 hari, tetapi banyak wanita yang mengalami siklus menstruasi tidak teratur. Siklus ini dikendalikan oleh hormone-hormone reproduksi yang dihasilkan
6 10
oleh hipotalamus, hipofisis dan ovarium.Fase dalam siklus menstruasi, yaitu : a. Fase Folikel Pada akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormone gonadotropin. Hormone ini akan merangsang hipofisis untuk melepaskan FSH (Follicle Stimulating Hormone) atau hormone pemicu pertumbuhan folikel. Pada awal siklus berikutnya pada hari 1-14, folikel akan melanjutkan perkembangannya karena pengaruh FSH dalam ovarium. Setelah itu terbentuklah folikel yang sudah masak (folikel degraaf) dan menghasilkan
hormone
esterogen
yang
berfungsi
menumbuhkan
endometrium dinding rahim dan memicu sekresi lendir. b. Fase Estrus Kenaikan estrogen digunakan untuk mempertahankan pertumbuhan dan merangsang terjadinya pembelahan sel endometrium uterus.Selain itu berperan dalam menghambat pembentukan FSH oleh hipofisis untuk menghasilkan LH (Luteinizing Hormone) yang berperan untuk merangsang folikel degraaf yang telah masak untuk melakukan ovulasi dari ovarium.Ovulasi umumnya berlangsung pada hari ke 14 dari siklus menstruasi. Biasanya pada setiap ovulasi dihasilkan satu oosit sekunder c. Fase Luteal LH merangsang folikel yang telah kosong guna membentuk corpus atau uteum (badan kuning). Selanjutnya corpus ini menghasilkan progestron yang mengakibatkan endometrium berkembang
tebal dan lembut serta
banyak pembuluh darah. Selama 10 hari setelah ovulasi, progesterone berfungsi mempersiapkan uterus untuk kemungkinan hamil.Uterus pada tahap ini siap menerima dan memberi sel telur yang telah dibuahi (zigot).Jika tidak terjadi fertilisasi corpus luteum berubah menjadi corpus albicans dan berhenti menghasilkan progesterone. d. Fase Menstruasi Apabila fertilisasi tidak terjadi, produksi progesterone mulai menurun pada hari ke 26. Corpus luteum berdegenerasi dan lapisan uterus bersama dinding dalam rahim luruh (mengelupas) pada hari ke 28 sehingga terjadi
7 11
pendarahan.Biasanya menstruasi berlangsung selama 7 hari.Setelah itu dinding uterus pulih kembali. Selanjutnya karena tidak ada lagi progesterone yang dibentuk maka FSH dibentuk lagi kemudian terjadi
proses
oogenesisdan menstruasi mulai kembali. Siklus menstruasiakan berhenti jika terjadi kehamilan. Namun, ada yang menyebutkan bahwa pada setiap siklus dikenal dengan masa utama, yaitu: 1) Masa haid selama 2-8 hari Pada waktu itu endometrium di lepas, sedangkan pengeluaran hormone ovarium paling rendah (minimium). 2) Masa proliferasi sampai hari ke 14 Endometrium tumbuh kembali, disebut juga endometrium melakukan proliferasi.Antara hari ke 12 sampai ke 14 dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang di sebut ovulasi. 3) Masa sekresi Terjadi perubahan dari corpus rubrum menjadi corpus luteum yang mengeluarkan progesterone. Dibawah pengaruh progesterone ini, kelenjer endometrium yang tumbuh berkelok kelok mulai bersekresi dan mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak.Pada akhir masa ini stroma endometrium berubah ke arah sel sel desidua, terutama yang berada di seputar pembuluh pembuluh arteria.Keadaan ini memudahkan ada nidasi (menempelnya ovum pada dinding rahim setelah di dibuahi). 3. Infeksi Selama Menstruasi Setiap wanita akan mengalami ketidaknyamanan fisik selama proses pembuangan dari dalam rahim yang lebih sering dikenal dengan proses menstruasi. Menstruasi merupakan proses yang dialami tubuh dalam mempersiapkan diri untuk produktifitas selanjutnya. Proses menstruasi yang teratur adalah tanda utama kesehatan dan kesuburan produktifitas pada wanita. Gejala umum infeksi bakteria yang sering dijumpai selama menstruasi :
8 12
a. Demam b. Radang pada permukaan vagina c. Gatal-gatal pada kulit d. Radang vagina e. Radang servik f. Radang selaput rahim g. Keputihan h. Rasa panas atau sakit pada bagian bawah perut i. Mual, sering buang air kecil, rasa sakit saat buang air kecil, sakit pada pinggang atau nyeri dan kelelahan. Kesalahan yang kerap dilakukan pada saat pemakaian pembalut yaitu : a. Membuka dan memasang pembalut tanpa cuci tangan terlebih dahulu b. Menyimpan pembalut ditempat yang lembab c. Menggunakan pembalut yang kadarluasa d. Pemilihan pembalut tanpa mempertimbangkan kualitasnya e. Pemakaian pembalut yang terlalu lama 2.1.3 Dismenorhea 1.
Pengertian Dismenorea Nyeri menstruasi sering terjadi selama periode menstruasi, biasanya terjadi setelah ovulasi sampai akhir menstruasi.Nyeri menstruasi kebanyakan terjadi di wilayah perut bagian bawah baik secara terpusat atau pada samping dan dapat menyebar ke paha atau punggung bagian bawah.Rasa sakit, cenderung mereda secara bertahap sampai masa menstruasi berakhir. Pada bagian awal dari siklus menstruasi tubuh wanita secara bertahap mempersiapkan dinding rahim untuk kehamilan dengan proses penebalan lapisan dalam rahim. Setelah ovulasi jika pembuahan tidak terjadi, lapisan dalam tersebut akan dikeluarkan dari tubuh melalui menstruasi. Selama proses ini jaringan akan mengalami kerusakan dari memproduksi senyawa kimia prostaglandin, yang menyebabkan dinding otot rahim berkontraksi ini membantu untuk membersihkan jaringan dari rahim melalui vagina dalam
139
bentuk aliran menstruasi. Namun kontraksi ini cenderung untuk membuat pembuluh darah dari rahim menyempit, sehingga mengurangi pasokan oksigen kerahim, dan ini mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa seperti kram saat menstruasi.Rasa nyeri saat menstruasi cenderung berkurang dengan bertambahnya umur dan juga anak yang dilahirkan.Namun, ketika rasa nyeri menstruasi terjadi secara berlebihan dan menyakitkan atau mengganggu kegiatan sehari-sehari seorang wanita, maka terjadi tidak normal dan secara medis disebut secara dismenorea. Ada beberapa pendapat tentang pengertian Dismenorea, antara lain: a. Dismenorea merupakan kekakuan atau kejang di bagian bawah perut dan terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi (Dianawati, 2003). b. Dismenorea adalah nyeri atau kram pada perut yang dirasakan sebelum dan selama menstruasi (Ramaiah, 2006). c. Dismenorea atau nyeri menstruasi merupakan suatu rasa tidak enak di perut bawah sebelum dan selama menstruasi dan sering kali disertai rasa mual (Prawirohardjo, 2007). d. Dismenorea merupakan rasa nyeri yang hebat yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari (Wijayanti, 2009). e. Dismenorea adalah nyeri menstruasi yang memaksa wanita untuk istirahat atau berakibat pada menurunnya
kinerja
dan berkurangnya aktifitas
sehari-hari. Istilah Dismenorea (dysmenorrhoea) berasal dari bahasa “Greek” yaitu dys (gangguan atau nyeri hebat/ abnormalitas), meno (bulan) dan rrhoea yang artinya flow (aliran). Jadi Dismenorea adalah gangguan aliran darah menstruasi atau nyeri menstruasi (Misaroh, 2009). f. Dismenorea menurut Manuaba (2008) adalah rasa sakit yang menyertai menstruasi sehingga dapat menimbulkan gangguan pekerjaan sehari-hari. Derajat rasa nyerinya bervariasi, diantaranya : 1) Ringan : Berlangsung beberapa saat dan masih dapat meneruskan aktivitas sehari-hari. 2) Sedang : Sakit yang dirasakan memerlukan obat untuk menurunkan derajat sakitnya, tetapi masih bisa dilakukan
10 14
untuk
meneruskan aktivitas sehari-hari. 3) Berat : Rasa nyeri yang dirasakan demikian berat, sehingga memerlukan istirahat dan pengobatan untuk menghilangkan rasa nyerinya. 2.
Klasifikasi Berdasarkan jenis nyerinya, dismenorea terbagi menjadi : a. Dismenorea spasmodic Dismenorea spasmodik yaitu nyeri yang dirasakan dibagian bawah perut dan berawal sebelum masa menstruasi atau segera setelah masa menstruasi mulai.Beberapa wanita yang mengalami dismenorea spasmodik merasa sangat mual, muntah bahkan pingsan. Kebanyakan yang menderita dismenorea jenis ini adalah wanita muda, akan tetapi dijumpai pula kalangan wanita berusia di atas 40 tahun yang mengalaminya. b. Dismenorea kongestif Dismenorea kongestif yaitu nyeri menstruasi yang dirasakan sejak beberapa hari sebelum datangnya menstruasi.Gejala ini disertai sakit pada buah dada, perut kembung, sakit kepala, sakit punggung, mudah tersinggung, gangguan tidur dan muncul memar di paha dan lengan atas.Gejala tersebut berlangsung antara dua atau tiga hari sampai kurang dari dua minggu sebelum datangnya menstruasi. Secara klinis dismenorea dibagi menjadi dua, yaitu dismenorea Primer dan dismenorea sekunder diterangkan sebagai berikut: 1) Dismenorea Primer Dismenorea primer adalah nyeri menstruasi yang terjadi tanpa kelainan anatomis alat kelamin.Terjadi pada usia remaja, dan dalam 2-5 tahun setelah pertama kali menstruasi (menarche) nyeri sering timbul segera setelah mulai menstruasi teratur. Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus, spastik, dan sering disertai mual, muntah, diare, kelelahan, dan nyeri kepala (Manuaba, 2009). Nyeri menstruasi primer timbul sejak menstruasi pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu. Tepatnya saat lebih stabilnya
11 15
hormon tubuh atau perubahan posisi
rahim setelah menikah dan
melahirkan.Nyeri menstruasi ini normal, namun dapat berlebihan bila dipengaruhi oleh faktor psikis, dan fisik seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun.Gejala ini tidak membahayakan kesehatan (Wijayanti, 2009). 2) Dismenorea Sekunder Dismenorea sekunder adalah nyeri menstruasi yang berhubungan dengan kalainan anatomis ini kemungkinan adalah menstruasi disertai infeksi, endometriosis, kloaka uteri, polip endometrial, polip serviks, pemakaian IUD atau AKDR.Nyeri menstruasi sekunder biasanya baru muncul kemudian, jika ada penyakit atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kista/polip, tumor disekitar kandungan kelainan kedudukan rahim yang dapat mengganggu organ dan jaringan disekitarnya (Wijayanti, 2009). Dismenorea sekunder lebih sering ditemukan pada usia tua, dan setelah 2 tahun mengalami siklus menstruasiteratur. Nyeri dimulai saat menstruasi dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah menstruasi.Sering diketemukan kelainan ginekologik atau organik seperti endometriosis dan adenomiosis, uterus miomatosus, penyakit radang panggul dan polip endometrium. Dismenorea sekunder merupakan rasa nyeri yang terjadi saat menstruasi berkaitan dengan kelainan anatomis uterus biasa terjadi pada pemakai IUD/AKDR. Diantara sebab-sebab kelainan anatomis yang perlu diketahui oleh bidan adalah kemungkinan endometriosis, kemungkinan stenosis kanalis serviks uteri, kemungkinan retrofleksia uteri, kemugkinan terdapat polip endometrium atau polip miomatik (Manuaba, 2009) 3.
Manifestasi klinis dismenorea primer dan sekunder adalah: a. Dismenorea Primer 1) Pada usia muda
1612
2) Terjadi saat siklus ovulasi 3) Biasanya muncul dalam setahun setelah menarche (mentruasi pertama) 4) Nyeri dimulai bersamaan atau hanya sesaat sebelum menstruasi dan bertahan ataumenetap selam 1-2 hari. 5) Nyeri menyebar kebagian belakang (punggung) atau anterior medial paha 6) Pemeriksaan pelvic normal 7) Sering disertai sakit kepala,mual,muntah dan diare. 8) Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus yang spatik. 9) Cepat memberikan respon terhadap pengobatan medikamentosa. b. Dismenorea sekunder 1) Lebih sering ditemukan pada usia tua 2) Cenderung mulai setelah 2 tahun mengalami siklus menstruasi teratur 3) Nyeri dimulai saat menstruasi dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah menstruasi. 4) Nyeri sering terasa terus - menerus 5) Sering ditemukan kelainan pelvic. 6) Pengobatanya sering kali memerlukan tindakan operatif 4.
Tanda-tanda klinik Tanda –tanda klinik dismenorea primer dan sekunder : a. Tanda-tanda dismenorea primer Permulaan awal sembilan puluh persen mengalami gejala didalam 2 tahun menarche. Lama berlangsungnya dan jenis nyeri dismenorea dimulai beberapa jam sebelumnya atau segera setelah permulaan menstruasi dan biasanya berlangsung setelah 48-72 jam, gejala yang menyertai yakni mual, muntah, rasa lelah, diare, nyeri pinggang bawah ,nyeri kepala. Nyerinya seperti kejang dan biasanya paling kuat pada perut bawah dan dapat menyebar ke punggung atau paha sebelah dalam. b. Tanda-tanda dismenorea sekunder Dismenorea sekunder tidak terbatas pada menstruasi, kurang berhubungan
13 17
dengan hari pertama menstruasi, terjadi pada wanita yang lebih tua dan dapat disertai dengan gejala yang lain (dispareunia, kemandulan, perdarahan yang abnormal). 5.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dismenorea Faktor-faktor ini termasuk usia yang lebih muda, massa tubuh rendah index (BMI), merokok, menarche awal, lama atau menyimpang aliran menstruasi, keluhan somatik perimenstrual, panggul infeksi, sterilisasi sebelumnya, somatisasi, gangguan psikologis, pengaruh genetik, dan sejarah kekerasan seksual yang mempengaruhi prevalensi dan beratnya dismenorea. Masalah emosi dan perilaku juga dapat memperburuk siklus menstruasi dan masalah dismenorea.Misalnya, depresi atau gejala kecemasan dapat berdampak pada siklus menstruasi,fungsi dan dismenorea (Alaettin, 2010). Beberapa faktor memegang peranan sebagai penyebab dismenorea antara lain: a. Faktor kejiwaan Faktor etiologi yang bertanggung jawab untuk dismenorea primer diantaranya faktor psikogenik. Pada gadis-gadis yang secara emosionalnya tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penanganan baik tentang proses menstruasi yangmudah menimbulkan dismenorea. Kecemasan juga dapat terjadi saat menghadapi menstruasi sehingga mudah timbul dismenorea. Dismenorea sebagai salah satu gangguan menstruasi sangat erat hubungannya dengan proses psikologis yang terjadi
dalam
siklus
menstruasi pada wanita, hal ini dipengaruhi oleh bagaimana seseorang wanita menyikapi datangnya menstruasi. Bagi remaja terutama yang baru mengalami menstruasi, menganggap bahwa menstruasi merupakan suatu perubahan yang luar biasa yang terjadi pada kehidupannya, sehingga menimbulkan kecemasan yang luar biasa. Dismenorea primer banyak dialami oleh remaja yang sedang mengalami tahap
pertumbuhan
dan
perkembangan
baik
fisik
maupun
psikis.Ketidaksiapan remaja putri dalam menghadapi perkembangan dan
14 18
pertumbuhan pada dirinya tersebut, mengakibatkan gangguan psikis yang akhirnya menyebabkan gangguan fisiknya, misalnya gangguan menstruasi seperti dismenorea. Pengalaman tidak menyenangkan pada seorang gadis terhadap peristiwa menstruasinya menimbulkan beberapa tingkah laku patologis. Pada umumnya mereka akan diliputi kecemasan sebagai bentuk penolakan pada fungsi fisik dan psikisnya. Apabila keadaan ini terus berlanjut, maka mengakibatkan gangguan menstruasi.Gangguan menstruasi yang banyak dialami adalah kesakitan pada saat menstruasi yang bersifat khas, yaitu nyeri menstruasi atau dismenorea (Kartono, 2006). b. Faktor konstitusi Faktor ini erat hubungannya dengan faktor diatas , dapat juga menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Faktor-faktor seperti anemia, penyakit menurun, dan sebagainya dapat mempengaruhi timbulnya dismenorea. 1) Anemia Anemia adalah defisiensi eritrosit atau hemoglobin atau dapat keduanya hingga
menyebabkan
kemampuan
mengangkut
oksigen
berkurang.Sebagian besar penyebab anemia adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin, sehingga disebut anemia
kekurangan
zat
besi.Kekurangan
zat
besi
ini
dapat
menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan baik sel tubuh maupun sel otak dan dapat menurunkan daya tahan tubuh seseorang, termasuk daya tahan tubuh terhadap rasa nyeri. 2) Penyakit menahun Penyakit menahun yang diderita seorang wanita akan menyebabkan tubuh kehilangan terhadap suatu penyakit atau terhadap rasa nyeri. Penyakit yang termasuk penyakit menahun dalam hal ini adalah asma dan migraine.Faktor –faktor ini (anemia, penyakit menahun dan sebagainya) dapat mempengaruhi timbulnya dismenorea karena dapat menurunkan ketahanan tubuh terhadap rasa nyeri.
15 19
3) Usia menarche Menarche adalah menstruasi yang pertama kali datang. Gejala pemasakan seksual pada wanita lebih nyata, yaitu datangnya menarche atau menstruasi pertama, meskipun masih sangat sedikit untuk mencapai kemasakan yang sempurna (untuk mencapai pembuahan) memakan waktu sekitar 1-1,5 tahun. Menstruasiakan dirasakan sebagai beban berat atau dirasakan sebagai tugas yang tidak menyenangkan dan menimbulkan rasa enggan dan dirasa sebagai aib bagi gadis tersebut sehingga mempengaruhi kondisi kejiwaan dan akan mempengaruhi terjadinya dismenorea. c. Faktor genetik Hampir 30 % wanita yang mengalami dismenorea adalah anak gadis yang ibunya dulu juga mengalami dismenorea sebanyak 7% wanita juga mengeluhkan hal yang sama meskipun ibu wanita tersebut dulunya tidak mengalami dismenorea. d. Faktor obstruksi kanalis servikalis Terjadinya dismenorea primer adalah stenosis kanalis servikalis. Pada wanita dengan uterus dalam hiperantefleksi mungkin dapat terjadi stenosis kanalis servikalis, akan tetapi hal ini sekarang tidak dianggap sebagai penyebab dismenorea. Banyak wanita menderita dismenorea tanpa stenosis kanalis dan tanpa uterus dalam hiperantefleksi.Akan tetapi banyakterdapat wanita juga dengan tanpa keluhan dismenorea, walaupun ada stenosis servikalis dan uterus terletak dalam hiperantefleksi atau hiperretrofleksi.Mioma submukosus bertangkai atau polip endometrium dapat menyebabkan dismenorea karena otot-otot uterus berkontraksi keras dalam usaha untuk mengeluarkan kelainan tersebut. e. Faktor endokrin Pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenorea primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan.Faktor endokrin mempunyai hubungan dengan soal tanus dan kontraktilitas otot usus.Novak dan Reynolds yang melakukan penelitian pada uterus
16 20
berkesimpulan bahwa hormon esterogen merangsang kontraktilitas uterus, sedang progesteron menghambat atau mencegahnya. Tetapi teori ini tidak dapat menerangkan fakta mengapa timbul rasa nyeri pada perdarahan disfungsional anovulator, yang biasanya dengan bersamaan dengan kadar esterogen yang berlebihan tanpa adanya progesteron. Jika jumlah prostaglandin yang berlebihan dilepaskan kedalam peredaran darah, maka selain dismenorea, dijumpai pula efek umum, seperti diare, nausea, muntah, flushing. f. Faktor alergi Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi faktor dismenorea dengan urtikaria, migraine atau asma brokhiale. Smith menduga bahwa sebab alergi adalah toksin menstruasi. Penyelidikan dalam tahun-tahun terakhir menunjukan bahwa peningkatan kadar prostaglandin memegang peranan penting dalam etiologi dismenorea primer. Satu jenis dismenorea yang jarang terdapat ialah yang pada waktu menstruasi tidak mengeluarkan endometrium dalam fragmen-fragmen kecil, melainkan dalam keseluruhannya. Pengeluaran tersebut disertai dengan rasa nyeri kejang yang keras. Dismenorea demikian itu dinamakan dismenorea membranasea. Keterangan yang lazim diberikan ialah bahwa korpus luteum mengeluarkan progesteron yang berlebihan, yang menyebabkan endometrium menjadi desidua yang tebal dan kompak desidua cast sehingga sukar dihancurkan. g. Faktor pengetahuan Dalam beberapa penelitian juga
disebutkan
bahwa dismenorea yang
timbul pada remaja putri merupakan dampak dari kurang pengetahuannya mereka tentang dismenorea. Terlebih jika mereka tidak mendapatkan informasi tersebut sejak dini.Mereka yang memiliki informasi kurang menganggap bahwa keadaan itu sebagai permasalahan yang dapat menyulitkan mereka. Mereka tidak siap dalam menghadapi menstruasi dan segala hal yang akan dialami oleh remaja putri. Akhirnya kecemasan melanda mereka dan mengakibatkan penurunan terhadap ambang nyeri
17
21
yang pada akhirnya membuat nyeri menstruasi menjadi lebih berat. Penanganan
yang
kurang
tepat
membuat
remaja
putri
selalu
mengalaminya setiap siklus menstruasinya (Kartono, 2006). h. Status gizi dan Olah raga Status gizi merupakan bagian penting dari kesehatan seseorang.Gizi kurang selain akan mempengaruhi pertumbuhan, fungsi organ tubuh juga akan menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini berdampak pada gangguanmenstruasi termasuk dismenorea, tetapi akan membaik bila asupan nutrisinya baik, semakin tinggi status gizi maka semakin rendah keluhan dismenore. Tindakan terbaik untuk mengatasi nyeri mesntruasi adalah menjaga pola hidup sehat dengan asupan vitamin dan gizi seimbang, istirahat yang cukup, olahraga secara teratur serta menjaga kondisi psikologis tetap baik. Untuk meningkatkan asupan vitamin dan gizi misalnya, dapat dilakukan dengan mengkonsumsi vitamin atau suplemen. Konsumsi vitamin B sangat dianjurkan untuk mengatasi nyeri menstruasi. Vitamin B6 membantu pembentukan sel darah merah serta mempertahankan kesehatan sistem syaraf. Vitamin B12, berperan dalam pembentukan sel darah merah sehingga mencegah anemia, selain itu vitamin B5 juga diketahui dapat mengurangi stres. Menjaga pola makan yang sehat dapat mengurangi nyeri menstruasi. Karena beberapa dari makanan yang kita konsumsi sehari-hari dapat mengurangi atau memperparah nyeri saat menstruasi terjadi. Perbanyaklah konsumsi sayur dan buah-buahan, hindari makanan yang mengandung bahan pengawet (Purwaningsih, 2010). 6.
Patofisiologi a. Dismenorea Primer Selama menstruasi, sel-sel endometrium yang terkelupas (Sloughing endometrial cells) melepaskan prostaglandin, yang menyebabkan iskemia uterus melalui kontraksi miometrium dan vasokonstriksi. Peningkatan kadar prostaglandin telah terbukti ditemukan pada cairan haid (menstrual fluid) pada wanita dengan dismenorea berat (severe dysmenorrhea). Kadar
22 18
ini memang meningkat terutama selama dua hari pertama menstruasi. Vasopressin juga memiliki peran yang sama. Riset terbaru menunjukkan bahwa patogenesis dismenorea primer adalah karena prostaglandin F2alpha (PGF2alpha), suatu stimulan miometrium yang kuat dan vasoconstrictor (penyempit pembuluh darah) yang ada di endometrium sekretori.
Hormon
pituitary
posterior,vasopressin
terlibat
pada
hipersensitivitas miometrium, mengurangi aliran darah uterus dan nyeri pada penderita dismenorea primer (Elizabeth, 2009). b. Dismenorea Sekunder Dismenorea sekunder dapat terjadi kapan saja setelah menstruasi pertama, tetapi yang paling sering muncul di usia 20-30 tahun. Peningkatan prostaglandin dapat berperan pada dismenorea sekunder disertai penyakit pelvis yang menyertai diantaranya endometriosis (kejadian dimana jaringan endometrium berada di luar rahim, dapat ditandai dengan nyeri menstruasi), adenomyosis (bentuk endometriosis yang invasive), polip endometrium (tumor jinak di endometrium) dan masih banyak lagi. 7.
Pencegahan Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan menyembuhkan nyeri menstruasi, salah satu caranya dengan memperhatikan pola dan siklus menstruasinya kemudian melakukan antisipasi agar tidak mengalami nyeri menstruasi. Berikut ini adalah langkah-langkah pencegahannya: a. Hindari stress, tidak terlalu banyak fikiran terutama fikiran negative yang menimbulkan kecemasan. b. Memiliki pola makan yang teratur c. Istirahat yang cukup d. Usahakan tidak menkonsumsi obat-obatan anti nyeri, jika semua cara pencegahan tidak mengatasi menstruasi nyeri lebih baik segera kunjungi dokter untuk mengetahui penyebab nyeri berkepanjangan. Bisa saja ada kelainan rahim atau penyakit lainnya. e. Hindari mengkonsumsi alkohol, rokok, kopi karena akan memicu bertambahnya kadar estrogen.
19 23
f. Gunakan heating pad (bantal pemanas), kompres punggung bawah serta minum-minuman yang hangat. 8.
Penanganan Penatalaksanaan dismenorea menurut prawirohardjo (2005) : a. Konseling holistik Holistik adalah pelayanan yang diberikan kepada sesama atau manusia secara utuh baik secara fisik, mental, sosial, spiritual mendapat perhatian seimbang. Pelayanan holistik merupakan pelayanan yang mencerminkan komitmen terhadap pelayanan
kepada seluruh manusia yaitu secara
jasmani, sosial ekonomi, sosial hubungan, mental dan spiritual Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa dismenorea adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan, hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan dan lingkungan penderita. Nasehat-nasehat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, dan olah raga mungkin berguna.Kemudian diperlukan psikoterapi. b. Pemberian obat analgesic Pada saat ini banyak beredar obat-obatan analgesic yang dapat diberikan sebagai terapi simptomatik. Jika rasa nyerinya berat, diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres hangat pada perut bawah untuk mengurangi rasa nyeri. Obat analgetik yang sering diberikan adalah preparat kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein.Obat-obat paten yang beredar di pasaran antara lain novalgin, ponstan, acetaminophen dan sebagainya. Penelitian menunjukan bahwa pemberian obat herbal dinilai lebih efektif dan aman untuk pengobatan dismenorea primer, dibandingkan dengan obat asam mefenamat atau placebo.Namun ini membutuhkan penelitian lebih lanjut. c. Pola hidup sehat Penerapan pola hidup sehat dapat membantu dalam upaya menangani gangguan menstruasi, khususnya dismenorea. Yang termasuk dalam pola hidup sehat adalah olah raga cukup dan teratur, mempertahankan diit seimbang seperti peningkatan pemenuhan sumber nutrisi yang beragam.
2420
d. Terapi hormonal Tujuan terapi hormonal adalah penekanan ovulasi. Tindakan ini bersifat sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa gangguan benarbenar
dismenorea
primer,
atau
untuk
memungkinkan
penderita
melaksanakan pekerjaan penting pada waktu menstruasi tanpa gangguan, tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi. e. Terapi obat steroid Terapi dengan obat steroid antiprostaglandin memegang peranan makin penting terhadap dismenorea primer.Termasuk disini endometasin, ibuproven dan naproksen kurang lebih 70% penderita dapat disembuhkan atau mengalami banyak perbaikan.Hendaknya pengobatan diberikan sebelum menstruasi mulai, 1 sampai 3 hari. f. Dilatasi kanalis servikalis Dilatasi kanalis servikalismemudahkan pengeluaran darah menstruasi dan prostaglandin didalamnya. Neurektomi prasakral (pemotongan urat saraf sensorik antara uterus dan susunan saraf pusat) ditambah dengan neurektomi ovarial (pemotongan saraf sensorik yang ada di ligamentum infumdibulum) merupakan
tindakan terakhir apabila usaha-usaha lain
gagal. Selain itu menurut Taruna (2003), ada cara pengobatan lain
yang
dapat dilakukan untuk membantu mengurangi rasa nyeri menstruasi yaitu: 1) Ketika nyeri menstruasi datang, lakukan pengompresan menggunakan air hangat di perut bagian bawah karena dapat membantu merilekskan otot-otot dan sistem saraf . 2) Meningkatkan taraf kesehatan untuk daya tahan tubuh, misalnya melakukan olah raga cukup dan teratur serta menyediakan waktu yang cukup untuk beristirahat. Olah raga yang cukup dan teratur dapat meningkatkan kadar hormon endorfin yang berperan sebagai natural pain killer. Penyediaan waktu dapat membuat tubuh tidak terlalu rentan terhadap nyeri.
21 25
3) Apabila nyeri menstruasi cukup mengganggu aktivitas maka dapat diberikan obat analgetik yang bebas dijual di masyarakat tanpa resep dokter, namun harus tetap memperhatikan efek samping terhadap lambung. 4) Apabila dismenorea sangat mengganggu aktivitas atau jika nyeri menstruasi muncul secara tiba-tiba saat usia dewasa dan sebelumnya tidak pernah merasakannya, maka
periksakan kondisi untuk
mendapatkan pertolongan segera, terlebih jika dismenorea yang dirasakan mengarah ke dismenorea sekunder. Adapun menurut Dyah (2010), nyeri menstruasi dapat diatasi dengan: a. Melakukan posisi knee chest, yaitu menelungkupkan badan di tempat yang datar. Lutut ditekuk dan di dekatkan ke dada. b. Mandi dengan air hangat. c. Istirahat cukup untuk mengurangi ketegangan. d. Mengurangi konsumsi harian pada makanan dan minuman yang mengandung kafein yang dapat mempengaruhi kadar gula dalam darah. e. Menghindari makanan yang mengandung kadar garam tinggi. f. Meningkatkan konsumsi sayur, buah, daging dan ikan sebagai sumber makanan yang mengandung vitamin B6. 2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan 2.2.1 Pengkajian Data 1.
Data subjektif / anamnesa a. Nama : Untuk membedakan pasien satu dengan yang lain. b. Umur : untuk memastikan usia dan sebagai identitas. c. Suku/bangsa: Untuk mengetahui adat istiadat sehingga mempermudah dalam melaksanakan tindakan kebidanan. d. Agama : Untuk memperoleh informasi tentang agama yang dianut. e. Pendidikan
: Untuk memudahkan bidan memperoleh keterangan atau
dalam memberikan informasi mengenai suatu hal dengan menggunakan cara yang sesuai dengan pendidikan .
22 26
f. Pekerjaan
: Untuk mengetahui apakah ibu terlalu lelah dalam
pekerjaan yang berhubungan dengan keseimbangan tubuh. g. Deteksi dini masalah kejiwaan SRQ-20 Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) nilai pisah ditetapkan 5/6 artinya, jika subjek menjawab “ya” pada 6 atau lebi pertanyaan (dari total 20 pertanyaan), maka subjek tersebut dianggap mengalami gangguan mental emosioanal dan distress yang berpotensi pada terjadinya gangguan jiwa. Deteksi Dini Masalah Kesehatan Jiwa yaiyu SRQ-20 Pertanyaan 1. Apakah anda sering menderita sakit kepala ? 2. Apakah anda kehilangan nafsu makan ? 3. Apakah tidur anda tidak lelap ? 4. Apakah anda mudah jadi takut ? 5. Apakah anda merasa cemas, tegang dan khwatir ? 6. Apakah tangan anda gemetar ? 7. Apakah anda mengalami gangguan pencernaan ? 8. Apakah anda merasa sulit berpikir jernih ? 9. Apakah anda tidak bahagia ? 10. Apakah anda sering menangis ? 11. Apakah anda merasa sulit untuk menikmati aktivitas sehari – hari ? 12. Apakah anda mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan ? 13. Apakah aktivitas/tugas sehari–hari anda terbengkalai? 14. Apakah anda merasa tidak mampu berperan dalam kehidupan ini ? 15. Apakah anda kehilangan minat terhadap banyak hal ? 16. Apakah anda merasa tidak berharga ? 17. Apakah anda mempunyai pikiran untuk mengakhiri hidup anda ?
23 27
Y
T
18. Apakah anda merasa lelah sepanjang waktu ? 19. Apakah anda merasa tidak enak di perut ? 20. Apakah anda mudah lelah ? 2.
Data objektif a. Keadaan Umum : Bagaimana keadaan pasien dengan dismenorea primer. b. Tanda-tanda vital 1) Tekanan darah: Untuk mengetahui tekanan darah pasien dengan dismenorea primer. 2) Nadi: Untuk mengetahui nadi pasien dengan dismenorea primer. 3) Respirasi:
Untuk
mengetahui
respirasi
pasien
dengan
dismenorea primer. 4) Suhu: Untuk mengetahui suhu pasien dengan dismenorea primer. c. Pemeriksaan fisik 1) Kepala: untuk mengetahui warna dan kebersihan kepala. 2) Muka: untuk mengetahui adanya pembengkakan pada wajah. 3) Mata: untuk melihat sklera dan konjungtiva. 4) Hidung: untuk mengetahui adanya pengeluaran sekret dan kelainan di hidung. 5) Telinga: untuk mengetahui adanya pengeluaran serumen. 6) Mulut: untuk mengetahui gigi, gusi, dan bibir dalam keadaan normal. 7) Leher: untuk mengetahui adanya pembengkakan kelenjar tiroid, limfe dan vena jugularis. 8) Payudara: untuk mengetahui bentuk, ukuran, keadaan puting, cairan yang keluar dan hiperpigmentasi areola. 9) Abdoment: untuk mengetahui pembesaran abdomen, bekas luka, dan leopold. 10) Genetalia: untuk mengetahui adanya varices, tanda-tanda infeksi dan pengeluaran pada vagina.
24
28
11) Anus: untuk mengetahui adanya hemoroid. 12) Ekstremitas: untuk mengetahui reflek patella dan adanya varices. d. Pemeriksaan penunjang laboratorium Pemeriksaan ini dilakukan jika perlu atau jika ada terdapat kelainan saat pemeriksaan. 2.2.2 Interpretasi data dasar Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien, berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan diidentifikasikan sehingga ditemukan masalah atau masalah yang spefisik. Interpretasi data terdiri dari diagnosa kebidanan, diagnosa masalah dan diagnosa kebutuhan. Interpretasi data pada remaja dengan dismenorea primer adalah : 1.
Diagnosa kebidanan Merupakan diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan. Dasar diagnosa tersebut adalah data subjektif berupa pernyataan pasien tentang rasa nyeri pada saat menstruasi, akibat rasa nyeri pada aktifitas, waktu rasa nyeri terjadi. Hasil data objektif meliputi pemeriksaan umum, fisik, dan ginekologi serta hasil pemeriksaan penunjang. Diagnosa kebidanan ditulis dengan lengkap berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan data penunjang.
2.
Masalah Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis. Masalah dapat muncul tapi dapat pula tidak. Hal ini muncul berdasarkan sudut pandang klien dengan keadaan yang dialami apakah menimbulkan masalah terhadap klien atau tidak. Masalah pada kasus ini yaitu dismenorea primer dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah dan kram pada perut sebelum menstruasi.
3.
Kebutuhan
25 29
menstruasi
dan selama
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisis
data.Kebutuhan yang muncul setelah dilakukan
pengkajian. Ditemukan hal- hal yang membutuhkan asuhan, dalam hal ini klien tidak menyadari. Kebutuhan klien pada dismenorea primer yaitu informasi mengenai dismenorea primer, nutrisi, dan motivasi dari keluarga. 2.2.3 Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial Diagnosa potensial ditegakkan berdasarkan diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi. Bidan dituntut untuk tidak hanya merumuskan masalah tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potensial tidak terjadi. Sehingga langkah ini merupakan langkah yang bersifat antisipasi yang rasional atau logis. Diagnosa potensial pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum terjadi dehidrasi dan penurunan berat badan. Oleh karena perlu adanya tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan. 2.2.4
Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh Merupakan pengembangan rencana asuhan yang menyeluruh dan ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana harus mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek kesehatan dan disetujui oleh kedua belah pihak (bidan dan klien). Rencana yang diberikan pada dismenorea primer adalah : 1. Konseling psikologis, sosial, budaya dan spiritual 2. Medikamentos
meliputi
pemberian
kalsium
antagonis,
antiprostaglandin, pemberian progestin dan pil oral 3. Suportif meliputi pemberian Vit E/B6 dan neurogenik Pelaksanaan pada dismenorea primer adalah: 1. Setelah diberikan konseling psikologis, sosial, budaya dan spiritual diharapkan pasien atau klien dapat mengerti primer.
26 30
tentang dismenorea
2. Setelah pemberian kalsium antagonis, antiprostaglandin, pemberian progestin, pemberian Vit E/B6,neurogenik dan pil oral rasa nyeri pada pasien atau klien dapat berkurang bahkan dapat hilang. 2.2.5 Evaluasi Evaluasi dilakukan untuk mengkaji keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan.Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif sedangkan sebagian belum efektif. Proses evaluasi ini dilaksanakan untuk menilai
mengapa proses penatalaksanaan efektif / tidak efektif serta
melakukan penyesuaian pada rencana asuhan tersebut. Evaluasi yang diharapkan pada dismenorea primer adalah: 1. Rasa nyeri berkurang 2. Pasien atau klien dapat beraktifitas seperti biasa 3. Keadaan umum baik
27 31
BAB 3 TINJAUAN KASUS Hari dan tanggal Pengkajian : Jum’at , 3 Desember 2021, 10.00 WIB 3.1 Data Subyektif 1.
Biodata -Remaja Nama
: Nn. N
Umur
: 15 Tahun
Agama
: Islam
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Siswi
Alamat
: Desa Sambirobyong RT 01/RW 01, Sidorejo Magetan
-Ortu
2.
Ibu
Ayah
Nama
: Ny. S
Tn. Y
Umur
: 39 Tahun
40 Tahun
Agama
: Islam
Islam
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Jawa/Indonesia
Pendidikan
: SMP
SMP
Pekerjaan
: IRT
Swasta
Penghasilan
:-
Rp 2.000.000
Alamat
: Desa Sambirobyong RT 01/RW 01, Sidorejo Magetan
Keluhan Utama Pasien mengatakan saat ini sedang menstruasi hari ke 1 dan nyeri pada perut bagian bawah.
3.
Riwayat Menstruasi HPHT
: 03 Desember 2021
Menarche
: 12 tahun
Lama
: 7 hari
32 28
4.
Siklus
: 28 hari
Keluhan
: Pasien mengatakan nyeri hebat pada perut bagian bawah
Riwayat Kesehatan a. Riwayat Kesehatan Sekarang: Pasien mengatakan saat ini merasakan nyeri hebat pada perut bagian bawah dan belum minum obat. b. Riwayat Kesehatan yang lalu: Pasien mengatakan tidak sedang dan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun dan menahun seperti dada berdebar-debar (Jantung), sering makan, minum dan kencing (DM), sesak nafas (Asma), tekanan darah >140/90 mmHg (Hipertensi), Sakit kuning (Hepatitis), Kejang sampai keluar busa (Epilepsi) dan keputihan gatal-gatal (PMS). Pasien mengatakan tidak pernah mengalami operasi apapun. c. Riwayat Kesehatan Keluarga: Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang sedang dan pernah menderita penyakit menular, menurun dan menahun seperti dada berdebardebar (Jantung), sering makan, minum dan kencing (DM), sesak nafas (Asma), tekanan darah >140/90 mmHg (Hipertensi), Sakit kuning (Hepatitis), Kejang sampai keluar busa (Epilepsi) dan keputihan gatalgatal (PMS). d. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari Kebutuhan
Sebelum Sakit
1) Pola Makan Frekuensi
2-3 kali sehari
Porsi
1 piring
Jenis makanan
Nasi, lauk, sayur (kadang2)
Makanan
Tidak ada
Keluhan
pantangan
Tidak ada
33 29
2)Pola Minum Frekuensi
5-6 gelas/hari
Porsi
1 gelas sedang
Jenis minuman
Air mineral
Keluhan
Tidak ada
3)Istirahat Lama tidur
5-6 jam/hari Tidak ada
Keluhan 4)Personal
Hygien
Mandi
2x sehari
Keramas
2-3x/minggu
Sikat gigi
2x sehari
Ganti baju
2x sehari
5)Eliminasi Frekuensi
±5x sehari
BAK Warna
Kuning jernih
Bau
Khas
Keluhan
Tidak ada
Frekuensi
2-3x seminggu
BAB Warna
Kecoklatan
Bau
Khas
Keluhan
Tidak ada
e. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan Pasien mengatakan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, tidak merokok dan tidak ada makanan pantangan apapun f. Riwayat psikososial spiritual Pasien mengatakan merasa cemas dan khawatir dengan keadaanya.
30 34
g. Deteksi dini masalah kejiwaan SRQ-20 Deteksi Dini Masalah Kesehatan Jiwa yaiyu SRQ-20 Pertanyaan 1. Apakah anda sering menderita sakit kepala ?
Y
T √
2. Apakah anda kehilangan nafsu makan ?
√
3. Apakah tidur anda tidak lelap ?
√
4. Apakah anda mudah jadi takut ?
√
5. Apakah anda merasa cemas, tegang dan khwatir ?
√
6. Apakah tangan anda gemetar ?
√
7. Apakah anda mengalami gangguan pencernaan ?
√
8. Apakah anda merasa sulit berpikir jernih ?
√
9. Apakah anda tidak bahagia ?
√
10. Apakah anda sering menangis ?
√
11. Apakah anda merasa sulit untuk menikmati aktivitas
√
sehari – hari ?
√
12. Apakah anda mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan ?
√
13. Apakah aktivitas/tugas sehari – hari anda terbengkalai ?
√
14. Apakah anda merasa tidak mampu berperan dalam
√
kehidupan ini ? 15. Apakah anda kehilangan minat terhadap banyak hal ?
√
16. Apakah anda merasa tidak berharga ?
√
17. Apakah anda mempunyai pikiran untuk mengakhiri hidup anda ?
√
18. Apakah anda merasa lelah sepanjang waktu ?
√
19. Apakah anda merasa tidak enak di perut ?
√
20. Apakah anda mudah lelah ?
√
Interprestasi Hasil: Hasil pemeriksaan SRQ-20 dari 20 pertanyaan jawaban Y=0, T=20 yang berarti tidak menunjukkan adanya penyimpangan masalah kejiwaan. 31 35
3.2 Data Obyektif 1.
Pemeriksaan Umum a. Keadaan umum: Baik, Kesadaran : Composmenthis b. Status emosional : Stabil c. Tanda vital Tekanan darah
:107/79mmHg
Nadi
: 88 kali/menit
Pernafasan
: 20 kali/menit
Suhu
: 36,5 ºC
d. BB/TB : 55 kg/161 cm IMT 2.
: 21,2
Pemeriksaan Fisik a. Kepala 1) Rambut
: Hitam, lurus, bersih, tidak rontok
2) Kepala
: Simetris, bersih, tidak teraba benjolan
b. Wajah 1) Pucat : Tidak tampak Pucat 2) Cemas
: iya
3) Kebersihan
: Bersih
c. Mata 1) Bentuk
: Simetris
2) Klera
: Putih
3) Konjungtiva
: Merah muda
d. Hidung 1) Bentuk
: Simetris
2) Kebersihan
: Bersih
3) Polip
: Tidak ada
4) Serumen
: Tidak ada
e. Telinga 1) Bentuk
: Simetris
32 36
2) Kebersihan
: Bersih
3) Serumen
: Tidak ada
4) Nyeri tekan
: Tidak ada
f. Mulut 1) Stomatitis
: Tidak ada
2) Gusi
: Tidak berdarah
3) Gigi
: Tidak caries
g. Leher 1) Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran 2) Kelenjar Limfe: Tidak ada pembesaran 3) Vena jogularis : Tidak ada pembesaran h. Dada : Tidak dilakukan i. Abdomen 1) Bentuk
: Simetris
2) Bekas luka
: Tidak ada
3) Massa/ Tumor
: Tidak ada
4) Turgor kulit
: Tidak ada
5) Nyeri tekan
: Terdapat nyeri tekan pada perut bagian
bawah j. Genetalia
: Tidak dilakukan
k. Ekstremitas 1) Oedem
: Tidak ada
2) Varices
: Tidak ada
3) Reflek patella
: ( Positif ) kanan, ( Positif ) kiri
4) Kuku : Pendek dan bersih l. Pemeriksaan Penunjang Tidak dilakukan 3.3 Diagnosa Kebidanan Nn.N Umur 15 tahun dengan dismenorea primer, KU baik, prognosa baik 3.4 Penatalaksanaan Tanggal/jam : 3 Desember/ 10.00 WIB 33 37
1.
Memberitahu pasien bahwa pasien dalam keadaan baik dan mengalami dismenorea primer. E/ Pasien mendengarkan penjelasan petugas tetapi pasien masih merasa cemas dengan keadaannya.
2.
Menjelaskan kepada pasien tentang nyeri yang dirasakan yaitu pasien mengalami nyeri menstruasi yang disebut dismenorea primer. Akan tetapi hal ini normal karena nyeri menstruasi primer timbul sejak menstruasi awal dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu. Penyebabnya tidak jelas tetapi yang pasti selalu berhubungan dengan pelepasan sel-sel telur (ovulasi) dan kelenjar indung telur (ovarium) sehingga dianggap berhubungan dengan keseimbangan hormon. E/ Pasien mengerti dan senang bahwa nyeri yang dirasakannya merupakan hal yang normal. Pasien meminta saran untuk terapi obat maupun cara yang dapat menurunkan intensitas nyerinya.
3.
Menjelaskan hal-hal yang dapat menimbulkan nyeri menstruasi atau dismenorea primer yang berlebihan yaitu faktor psikis dan fisik seperti stres,shock,kelelahan dan kecemasan. E/ Pasien mengerti dan akan menghindari hal-hal yang menimbulkan nyeri berlebihan.
4.
Menjelaskan penanganan nyeri menstruasi pada pasien remaja selain dengan terapi obat analgesik yaitu Pola hidup sehat, pengompresan pada bagian yang nyeri dengan menggunakan air hangat, melakukan posisi knee chest, mandi dengan air hangat. E/ Pasien mengerti dengan penjelasan yang diberikan
5.
Memberikan motivasi pada pasien bahwa kondisinya sekarang akan baikbaik saja. Dan menganjurkan kepada pasien agar tetap berdoa meminta kesembuhan kepada Allah SWT. E/ Pasien merasa tenang dan bersedia mengikuti anjuran untuk tetap berdoa meminta kesembuhan kepada Allah SWT.
6.
Memberikan terapi obat peroral guna untuk mengurangi rasa nyeri menstruasi. Memberikan terapi peroral34asam mefemanat 500 mg 3x1 dan
38
vitamin C 2x1 selama menstruasi berlangsung, Fe 2x1 selama menstruasi berlangsung. E/ Pasien akan meminum obat yang diberikan bidan. 7.
Menjadwalkan ulang pertemuan berikutnya yaitu pada hari Sabtu, 4/12/2021, dengan menanyakan kondisi dismenore dan merencanakan untuk menjelaskan pencegahan yang dilakukan untuk mengatasi dan menghindari nyeri menstruasi. E/Pasien sepakat dengan jadwal pertemuan berikutnya.
8.
Melakukan pendokumentasian E/ Dokumentasian telah dilakukan
PERTEMUAN KE 2 (Sabtu, 4/12/2021) 1.
Menanyakan kondisi dismenore yang dialami pada pasien. E/ Pasien menyatakan dismenore sudah berkurang
2.
Menjelaskan pencegahan yang dilakukan untuk mengatasi dan menyembuhkan nyeri menstruasi yaitu menghindari stres yang menimbulkan kecemasan, memiliki pola makan yang teratur,istirahat cukup, tidak merokok, tidak meminum-minuman keras, olahraga teratur, mengurangi konsumsi pada makanan dan minuman yang mengandung kafein, meningkatkan konsumsi sayur, buah, daging ikan. E/ Pasien mengerti dan akan menerapkan cara pencegahan untuk menyembuhkan atau mengurangi jika nyeri menstruasi kembali.
3.
Memberikan terapi obat peroral guna untuk mengurangi rasa nyeri menstruasi. Memberikan terapi peroral paracetamol 500 mg (diminum saat nyeri saja) dan vitamin C 2x1 selama menstruasi berlangsung, Fe 2x1 selama menstruasi berlangsung. E/ Nn.A bersedia mengkonsumsi obat ang diberikan.
4.
Menjadwalkan ulang pertemuan berikutnya yaitu pada hari Selasa, 7/12/2021, dengan menanyakan kondisi dismenore dan menganjurkan tetap melanjutkan terapi tablet Fe. E/ pasien sepakat dengan jadwal pertemuan berikutnya.
PERTEMUAN KE 3 (Selasa, 7/12/2021) 35
39
1.
Menyarankan pasien untuk tetap meminum 1 minggu 1 tablet FE untuk menghindari anemia. E/ Pasien mengerti dan akan meminum rutin tablet FE tiap minggu.
2.
Melakukan evaluasi terkait pelayanan yang telah di berikan Petugas Ety Rachmawati
DAFTAR PUSTAKA Ade. 2011. Perlindungan Kesehatan Reproduksi Bagi Pekerja Perempuan. http://politikana.com/baca/2011/05/01/perlindungan-kesehatan36 reproduksi-bagi-pekerja-perempuan.html. 36
40
Anita.2012. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorhea Di SMA PGRI 1 Sragen.http://archiev.files.wordpress.com/2012/02/proposalican.doc. Anonim. 2011. Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorhea Dengan Motivasi Untuk Periksa Ke Pelayanan Kesehatan., Tersedia dalam http://skripsikti.blogspot.com/2011/08/kti-pengetahuan-remajadismenore.html. Baziad Ali, Jacoeb T.Z. 2003. Anovulasi:Patofisiologi dan penangananya edisi 2,FKUI:Jakarta Burns August. 2009. Mengatasi Persoalan Kesehatan Reproduksi Dan Seksual Perempuan.Insistpress:Yogyakarta. Dokterku-Online.2012. Nyeri Haid.Tersedia dalam: http://www.dokterkuonline.com/index.php/article/48-nyeri-haid Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi. EGC: Jakarta Handayani. 2012. Dismenore Dan Kecemasan Pada Remaja. Tersedia dalam: http://etd.ugm.ac.id/index.php? mod=download&sub=DownloadFile&act=view&typ=html&file=0150 -H-2012.pdf&ftyp=4&id=54753 Harry. 2007. Mekanisme endorphin dalam tubuh. Tersedia dalam Http:// klikharry.files.wordpress.com/2007/02/1.doc+endorphin+dalam+tubuh . Hestiantoro, A. 2008.Masalah Gangguan Haid dan Infertilitas.Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Indowapblog.2012. Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenore Dengan Penanganan Dismenore Di Pon.Pes.Al-Muhsin Metro Utara
37
41