jurnal ilmiah

  • Uploaded by: Nafala Mufti Naimi
  • Size: 179.2 KB
  • Type: PDF
  • Words: 3,717
  • Pages: 11
Report this file Bookmark

* The preview only shows a few pages of manuals at random. You can get the complete content by filling out the form below.

The preview is currently being created... Please pause for a moment!

Description

Abstract

Tingkat Kebugaran Jasmani dengan Hasil Pembelajaran Pendidikan Jasmani

The purpose of this study was to determine the relationship between physical fitness level and physical education learning outcomes at SLB Tunas Harapan Karawang class X. This research is a quantitative study, which examines the relationship between physical fitness level and physical education learning outcomes. The method used is correlation, with test and measurement techniques. The population in this study was 100 students of SLB-B THK, the sample used was students of SLB-B THK class X with a total of 9 students. The instrument used in this research is the Indonesian Physical Fitness Test (TKJI), a quantitative analysis technique in the form of tabulated percentages with standard physical fitness norms from TKJI. The results of this study indicate that the students of SLB-B Tunas Harapan Karawang class X are (1) very good (BS), (4) good (B), (2) sufficient (C), (2) poor (K), and (0) very less (KS). From the physical education learning outcomes, there are (2) very good (BS), (5) good (B), (2) sufficient (C), (0) less (K), and (0) very less (K). Thus the results of the Pearson Correlation with an interpretation of 0.773 which means it is included in the "Strong Relationship" category.

Nafala Mufti Na’imi, Ikhsan Firdaus, Muhammad Agung Maulana., S.Pd Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Singaperbangsa Karawang. Jalan HS. Ronggowaluyo, Kec. Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat 41361 Indonesia. E-mail: [email protected]

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kebugaran jasmani dengan hasil belajar pembelajaran Penjas di SLB Tunas Harapan Karawang kelas X. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yang mengkaji tentang hubungan tingkat kebugaran jasmani dengan hasil belajar Penjas. Metode yang digunakan adalah korelasi, dengan teknik tes dan pengukuran. Populasi dalam penelitian siswa SLB-B THK yang berjumlah 100 orang, sampel yang digunakan adalah siswa SLB-B THK kelas X dengan jumlah 9 siswa . Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI), teknik analisis kuantitatif dalam bentuk persentase tabulasi dengan standar norma kebugaran jasmani dari TKJI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada siswa SLB-B Tunas Harapan Karawang kelas X terdapat (1) baik sekali (BS), (4) baik (B), (2) cukup (C), (2) kurang (K), dan (0) kurang sekali (KS). Dari hasil belajar pembelajaran Penjas, terdapat (2) baik sekali (BS), (5) baik (B), (2) cukup (C), (0) kurang (K), dan (0) kurang sekali(K). Dengan demikian hasil Pearson Correlation dengan interpretasi sebesar 0,773 yang artinya termasuk kedalam kategori “Hubungan Kuat”.

Keywords: physical fitness; learning outcomes; Physical Education, students; Extraordinary school. Pendahuluan

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan yang baik dan bermutu akan menghasilkan manusia

Kata kunci: kebugaran jasmani; hasil belajar; Penjas, siswa; Sekolah Luar Biasa.

yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan

nasional.

Agar

dapat

menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas 1

hanya

dapat

dilakukan

2

melalui

proses

pembelajaran

yang

Pendidikan jasmani merupakan

terencana dan sistematis disetiap satuan

bagian penting dari pendidikan secara

pendidikan mulai pendidikan dasar,

keseluruhan,

menengah sampai pendidikan tinggi.

mengembangkan

Menurut Ateng (1992: 2) pendidikan

jasmani,

jasmani

keterampilan

menggunakan

keseluruhan

pendekatan

yang mencakup

yang

bertujuan aspek

untuk

kebugaran

keterampilan

gerak,

berfikir

kritis,

semua

keterampilan sosial, penalaran, stabilitas

aspek baik organik, motorik, kognitif

emosional, aspek pola hidup sehat dan

maupun afektif.1

pengenalan lingkungan bersih melalui

Salah satu bagian dari pendidikan secara keseluruhan yang direncanakan secara

sistematis

dalam

rangka

mencapai tujuan pendidikan nasional adalah melalui pendidikan jasmani di Sekolah

Dasar.

merupakan

Pendidikan

bagian

jasmani

integrasi

dari

pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai

kegiatan

bertujuan

mengembangkan

secara

organis,

intelektual bagian

dan

dari

jasmani

yang individu

neuromusculer,

emosional.

pendidikan,

Sebagai

pendidikan

jasmani tidak boleh lepas dari tujuan pendidikan secara keseluruhan. Secara khusus

dapat

pendidikan

dikatakan

jasmani

adalah

bahwa upaya

mencapai tujuanpen didikan melalui aktivitas fisik. Firmansyah, Helmy. Hubungan Motivasi Berprestasi Siswa Dengan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. 1

aktivitas jasmani yang direncanakan. secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Salah satu aspek yang perlu ditingkatkan dalam tercapainya pendidikan nasional adalah kebugaran jasmani peserta didik. Wirnantika, Pratama, & Hanief, (2017) Menjelaskan bahwa Kebugaran jasmani akan mengantarkan anak didik menuju kesiapan jasmani, mental dan emosional, kematangan psikologis dan fisik, serta mengantarkan anak untuk semangat belajar dan berlatih sehingga akan tercapai prestasi belajar yang diharapkan2 Dengan

mengikuti

perkembangannya para peserta didik tidak lagi memikirkan bahwa kegiatan fisik dan kebugaran jasmani adalah kebutuhan yang sangat penting untuk Wirnantika, pratama & Hanief (2017). Identifikasi Kebugaran Jasmani Siswa SMP di Daerah Dataran Tinggi Kabupaten Banyumas. Physical Activity Journal. 1(1), 9. 2

3

mereka dalam menunjang aktivitas yang mereka

lakukan.

Dapat disimpulkan dari beberapa

Semakin

maju

pendapat diatas bahwasanya kebugaran

modern

juga

jasmani merupakan kualitas seseorang

perkembangannya maka semakin pasif

dalam melakukan aktifitas fisik tanpa

anak dalam melakukan gerak aktifitas

merasakan lelah yang berlebihan dan

fisik karena adanya alat teknologi yang

masih menyimpan cadangan tenaga. Dan

memungkinkan

berpengaruh

untuk saat ini, para peserta didik

terhadap perkembangan dan kesehatan

cenderung menghentikan aktivitas fisik

anak.

yang

teknologi

semakin

sangat

Kebugaran jasmani tidak hanya

mungkin

dijelaskan

sebagaimana

pengaruhnya

yang

kemajuan

dibutuhkan untuk para atlet saja, akan

perkembangan

tetapi dibutuhkan semua orang untuk

menggantikan

dapat melakukan kegiatan fisik setiap

terhadap

harinya.

Secara

umum

kebugaran

bergerak atau pasif, ditambah juga pada

jasmani

dapat

diartikan

sebagai

masa seperti ini anak anak terbebani

yang

oleh tugas-tugas sekolah, tugas rumah

kemampuan

aktivitas

fisik

teknologi sifat

individu

gerak

ilmiah

menjadi

malas

dilakukan secara terus menerus tanpa

atau

merasakan kelelahan yang berlebih dan

ekstrakulikuler. Sehingga mereka tidak

masih bisa melakukan aktivitas fisik

memiliki

lainnya. Kebugaran jasmani dapat di

aktivitas fisik untuk menjaga daya tahan

terjemahkan

tubuh.

dalam

arti

kesegaran

mungkin

yang

mengikuti

waktu hal

ini

untuk

kegiatan melakukan

tentunya

sangat

jasmani, kesehatan fisik, kesemaptaan

mempengaruhi kebiasaan makan dan

jasmani.

aktivitas gerak kita yang memungkinkan

Komponen-komponen kebugaran jasmani adalah faktor penentu derajat kondisi setiap individu. Seperti yang

terjadi

nya obesitas

atau mungkin

kekurangan berat badan (kurus). Dalam masalah ini anak-anak

sudah dijelaskan diatas bahwa seseorang

biasanya

bisa

ia

antara energi yang masuk dan energi

melakukan aktivitas fisik secara terus

yang keluar. Peningkatan kebugaran

menerus tanpa adanya hambatan atau

jasmani di lingkungan sekolah perlu

merasakan lelah yang berlebihan dan

dibina untuk menunjang tercapainya

masih menyimpan cadangan tenaga

proses belajar yang optimal. Jika siswa

untuk melakukan aktivitas lainnya.

memiliki kebugaran jasmani yang baik,

dikatakan

bugar

ketika

adanya

ketidakseimbangan

4

maka

dapat

melakukan

kewajiban

terjadinya adaptasi dan pembelajaran

belajarnya dengan baik. Sebaliknya,

secara

ketika anak memiliki kondisi kebugaran

intelektual, sosial, kultural, emosional,

jasmani yang buruk, maka tidak akan

dan estetika yang dihasilkan dari proses

mampu menerima beban belajar yang

pemilihan berbagai aktivitas jasmani.

diberikan guru. Mengingat pentingnya

organik,

Menurut

neuromuscular,

Ateng

(1992:

kebugaran jasmani pada siswa dan

pendidikan

kecenderungan

pendekatan keseluruhan yang mencakup

peningkatan

tingkat

jasmani

2)

menggunakan

obesitas.

semua aspek baik organik, motorik,

Tinjauan Pustaka

kognitif maupun afektif.4 Di dalam

Pendidikan Jasmani

intensifikasi pendidikan

Dalam

kurikulum

Pendidikan

penyelenggaraan sebagai

suatu

proses

pembinaan manusia yang berlangsung

Jasmani di Sekolah Dasar 2004 (2003:

seumur

1-2)

Pendidikan

Jasmani adalah sangat penting, yakni

Jasmani merupakan proses pendidikan

memberikan kesempatan pada siswa

yang memanfaatkan aktivitas jasmani

untuk terlibat langsung dalam aneka

dan

pengalaman belajar melalui aktivitas

disebutkan

direncanakan

bahwa,

secara

sistematik

hidup,

bertujuan untuk meningkatkan individu

jasmani

secara

sistematis.

organik,

perseptual,

kognitif,

neuromuskuler, sosial

dan

emosional.3 James

A.Baley

dan

David

A.Field (2001; dalam Freeman, 2001) menekankan bahwa pendidikan fisikal yang dimaksud adalah aktivitas jasmani yang

membutuhkan

upaya

yang

sungguh-sungguh. Lebih lanjut kedua ahli

ini

menyebutkan

bahwa:

‘Pendidikan jasmani adalah suatu proses Anwar, Hamid, Muhamad. Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar Sebagai Wahana Kompensasi Gerak Anak.Universitas Negeri Yogyakarta. 3

yang

peranan

Pendidikan

dilakukan

secara

Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. Tidak ada pendidikan yang

tidak

mempunyai

sasaran

pedagogis, dan tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, karena gerak sebagai aktivitas Firmansyah, Helmy. Hubungan Motivasi Berprestasi Siswa Dengan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. 4

5

jasmani adalah dasar bagi manusia untuk

maka

mengenal dunia dan dirinya sendiri yang

pembelajaran berlangsung dikarenakan

secara

dengan kebugaran yang rendah peserta

alamiah

berkembang

searah

dengan perkembangan zaman.

pendidikan

tanpa

pendidikan

menimbulkan

proses

malas

untuk

Menurut

Suharto

(1997b),

yang

kebugaran jasmani merupakan ukuran

dikemukakan oleh Abdulkadir Ateng

potensi kemampuan kerja manusia yang

sebagai berikut: pendidikan jasmani

sangat berperan dalam menunjang unjuk

merupakan

dari

kerja fisik (antara lain prestasi kerja,

pendidikan secara keseluruhan yang

prestasi olah raga, dan prestasi belajar). 6

bertujuan

individu

Dan Menurut Nurrochmah (2016:185),

neuromuskuler,

menyatakan bahwa kebugaran jasmani

secara

No:413/U/1987

rasa

mengikuti pembelajaran.

jasmani, hal ini sesuai dengan SK Mendikbud

mempengaruhi

didik akan mudah lelah dan akan

Oleh karena itu tidaklah lengkap jika

akan

bagian

mengembangkan organik,

intelektual

integral

dan

emosional

melalui

berbagai aktivitas jasmani.5

melakukan berbagai aktivitas fisik yang layak tanpa mengalami kelelahan yang

Kebugaran Jasmani Kebugaran umumnya

sangat

adalah kemampuan seseorang untuk

berarti.7 jasmani erat

pada kaitannya

berhubungan dengan aktivitas fisik. Kebugaran jasmani juga harus dimiliki oleh setiap peserta didik, agar setiap peserta didik dapat menerima pelajaran dengan keadaan yang fresh dan tidak merasa kelelahan saat kegiatan proses pembelajaran berlangsung. Jika peserta didik memiliki kebugaran yang rendah,

Adapun jasmani seseorang pekerjaan

Bangun, Yunis, Sabaruddin. (2016).Peran Pendidikan Jasmani dan Olahraga pada Lembaga Pendidikan di Indonesia. Jurnal Publikasi Pendidikan. 6 (3).

adalah untuk

Kebugaran

kemampuan

tubuh

melakukan

tugas

sehari-hari

tanpa

Sulistiono, Amin, Agus.Kebugaran Jasmani Siswa Pendidikan Dasar dan Menengah di Jawa Barat. Puslitjak, Balitbang Kemdikbud. Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E lantai 19, SenayanJakarta Pusat.20(2) 224. 6

Rahman, Zainal. Kurniawan, Wibowo, Ari. Heynoek, Paulina, Febrita.( 2020). Pengembangan Pembelajaran Kebugaran Jasmani Unsur Kecepatan Berbasis Multimedia Interaktif. Sport Science and Health.2(1). 7

5

menurut

6

menimbulkan kelelahan yang berarti

Banyak

sedikitnya

frekuensi

(Departemen Pendidikan Nasional Pusat

aktivitas fisik sangat mempengaruhi

Pengembangan

Jasmani

semua komponen kebugaran jasmani

Jakarta, 2002:1).8 Sehingga melalui

(Nurhasan dkk., 2005:5). Salah satu cara

pendidikan jasmani inilah peserta didik

untuk

bisa

meningkatkan

jasmani yang prima yaitu dengan cara

Kualitas

menjaga

serta

mencapai

derajat

kebugaran

kebugaran

jasmani.

Apalagi

melakukan latihan-latihan fisik, seperti

pembelajaran

kebugaran

jasmani

jogging, bersepeda, dan aktivitas fisik

terdapat dalam kompetensi pengetahuan

lainnya

dan

Nasional Pusat Pengembangan Kualitas

kompetensi

pendidikan

jasmani,

keterampilan olahraga

dan

kesehatan.

memiliki kebugaran jasmani yang baik akan mampu melakukan kegiatan seharidengan

penuh

vitalitas

dan

kesiagaan tanpa mengalami kelelahan yang berat dan masih cukup energi untuk beraktivitas pada waktu senggang dan menghadapi hal-hal yang bersifat darurat (emergency). Semakin tinggi derajat kebugaran jasmani seseorang, semakin besar kemampuan fisik dan produktivitas

kerjanya

Pendidikan Pengembangan

(Departemen

Nasional

Pusat

Kualitas

Jasmani

Jakarta, 2002:2).9 Azizin Irhas.Hubungan Status Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Dasar.2 (2) 17-22. 8

Azizin Irhas.Hubungan Status Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Tingkat 9

Pendidikan

Jasmani Jakarta, 2002:2). Metode

Hal ini berarti seseorang yang

hari

(Departemen

Teknik Pengumpulan Data Dalam suatu penelitian pengolahan data merupakan suatu hal yang penting dilakukan. Data yang didapat dari lapangan, kemudian kita olah sesuai dengan masalah yang diteliti. Tujuan dari ini bermaksud agar data yang sudah terkumpul mempunyai makna dan dapat ditarik kesimpulan. Dalam menarik kesimpulan data yang telah diperoleh harus diuji terlebih dahulu. Observasi. Pada teknik pengumpulan data penelitian, penulis juga menggunakan metode observasi. Metode ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dari hasil observasi (observasi Nonpartisipan dan termasuk ke dalam observasi terstruktur) yang kemudian di deskripsikan hasil tersebut berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistic menurut (Sugiyono, 2017: 145). Penulis menggunakan instrumen tersebut karena sebagai hasil data untuk memperoleh informasi dalam melakukan penelitian ini. Yang dimaksud dengan variabel adalah objek penelitian yang menjadi pusat perhatian dari suatu penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: 1. Hubungan Tingkat Kebugaran

Kebugaran Jasmani Dasar.2 (2) 17-22

Siswa

Sekolah

7

Jasmani 2. Hasil Belajar Penjas Kemudian jika dilihat dari konteks hubungannya: 1. Hubungan Tingkat Kebugaran Jasmani sebagai variabel (X) 2. Hasil Belajar Penjas sebagai variabel (Y) Pengolahan Dan Penyajian Data Dalam suatu penelitian pengolahan data merupakan suatu hal yang penting dilakukan. Data yang didapat dari lapangan, kemudian kita olah sesuai dengan masalah yang diteliti. Tujuan dari ini bermaksud agar data yang sudah terkumpul mempunyai makna dan dapat ditarik kesimpulan. Dalam menarik kesimpulan data yang telah diperoleh harus diuji terlebih dahulu. Dalam suatu penelitian pengolahan data merupakan suatu hal yang penting dilakukan. Data yang didapat dari lapangan, kemudian kita olah sesuai dengan masalah yang diteliti. Tujuan dari ini bermaksud agar data yang sudah terkumpul mempunyai makna dan dapat ditarik kesimpulan. Hasil dari pengolahan data dalam penelitian ini meliputi hasil pembelajaran bola voli di SLB-b Tunas Harapan Karawang dan mengetahui tingkat kebugaran jasmani siswa kelas X sekolah SLB-B Tunas Harapan Karawang. Berdasarkan permasalahan yang diambil penulis, hubungan identifikasi antara variabel tingkat kebugaran jasmani dengan kemampuan hasil belajar siswa menggunakan metode korelasi dengan teknik pengambilan data berupa tes dan pengukuran, yaitu dengan instrumen penelitian Tes Kesegaran Jasmani (TKJI) tahun 2010, yang terdiri dari tes lari 50 meter, tes gantung siku tekuk, baring duduk 60 detik, loncat tegak, dan lari 1200 meter dan 1000 meter (putri). Data yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam tabel kategori menurut Widiastuti (2015: 55), yang terdiri dari lima nilai yaitu: 1, 2, 3, 4, dan 5. Selanjutnya nilai yang diperoleh dari tes TKJI maisng-masing siswa yang terdiri dari tes lari 60 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 60 detik, loncat tegak, dan lari 1200 meter dan 1000 meter putri dijumlahkan. Hasil penjumlahan tersebut

dimasukkan ke dalam norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia menurut Widiastuti (2015: 55) dengan perincian sebagai berikut: nilai 22-25 masuk ke dalam klasifikasi baik sekali (BS), nilai 18- 21 masuk ke dalam klasifikasi baik (B), nilai 14-17 masuk ke dalam klasifikasi cukup (C), nilai 10-13 masuk ke dalam klasifikasi kurang (K), dan nilai 5-9 masuk ke dalam klasifikasi kurang sekali (KS). Tabel 1 Norma Tes Kebugaran Jasmani Indonesia Jumlah Klasifikasi Nilai 22 – 25 Baik Sekali (BS) 18 – 2 Baik (B) 14 – 17 Cukup (C) 10 – 13 Kurang (K) 5–9 Kurang Sekali (KS) (sumber : Widiastuti, 2015:55)

No 1 2 3 4 5

Tabel Nilai Tes Kebugaran Jasmani Indonesia PUTRA Nilai

Lari 50 meter

Pull Up

Sit Up

Ver Jum

5 4 3 2

s.d – 6,7” 6,8 – 7,6” 7,7 – 8,7” 8,8” – 10,3”

16 keatas 11 – 15 6 – 10 2–5

38 keatas 28 – 37 19 – 27 8 – 18

66 k 53 – 42 – 31 –

1

10,4” – dst

0–1

0–7

s.d 3

(sumber : Widiastuti, 2015:55) Tabel Nilai Tes Kebugaran Jasmani Indonesia PUTRI Nilai

Lari 50 meter

Pull Up

Sit Up

Ver Jum

5

s.d – 6,7”

41 keatas

28 keatas

50 k

8

4

7,8 – 8,7”

22 – 40

19 – 27

3

8,8 – 9,9”

10 – 21

9 – 18

2

10,0” -11,9”

3–9

3–8

1

12,0” – dst

0–2

0–2

(sumber : Widiastuti, 2015:55)

Hasil Penelitian 1. Karakteristik Sampel Dalam penelitian ini boidata sampel sangat dibutuhkan untuk menentukan kebutuhan energi tiap harinya. Berdasarkan data yang di dapat diketahui bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak berkebutuhan khusus kelas sepuluh (SMA).

a) Deskripsi Hasil Tes Kebugaran Jasmani Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kebugara jasmani siswa kelas X sekolah Slb-b Tunas Harapan Karawang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi dengan teknik pengambilan data berupa tes dan pengukuran, yaitu dengan instrumen penelitian Tes Kesegaran Jasmani (TKJI) tahun 2010, yang terdiri dari tes lari 50 meter, tes gantung siku tekuk, baring duduk 60 detik, loncat tegak, dan lari 1200 meter dan 1000 meter (putri). Data yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam tabel kategori menurut Widiastuti (2015: 55), yang terdiri dari lima nilai yaitu: 1, 2, 3, 4, dan 5. Selanjutnya nilai yang diperoleh dari tes TKJI maisng-masing siswa yang terdiri dari tes lari 60 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 60 detik, loncat tegak, dan lari 1200 meter dan 1000 meter putri dijumlahkan. Hasil penjumlahan tersebut dimasukkan ke dalam norma Tes Kesegaran Jasmani

Indonesia menurut Widiastuti (2015: 55) dengan perincian sebagai berikut: nilai 2225 masuk ke dalam klasifikasi baik sekali (BS), nilai 18- 21 masuk ke dalam klasifikasi baik (B), nilai 14-17 masuk ke dalam klasifikasi cukup (C), nilai 10-13 masuk ke dalam klasifikasi kurang (K), dan nilai 5-9 masuk ke dalam klasifikasi kurang sekali (KS). Berikut adalah pemaparan hasil Tes Kesegaran Jasmani (TKJI) pada Siswa Siswi Sekolah Luar Biasa Tunas Harapan Karawang, yang terdiri dari tes lari 60 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 60 detik, loncat tegak, dan lari 1000 meter dan 1200 meter. Rekapitulasi Data Hasil Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) No

Nama

L 50 m

TGAT

BD

1

Susi

H 8,7

N 4

H 22

N 4

H 19

N 4

H 3

2

Muhidin

7,6

4

11

4

29

4

5

3

Irsal

7,3

5

12

4

33

4

5

4

Hafidz

8,8

2

5

2

17

2

4

5

Dahri

7,1

4

10

3

38

5

6

6

Fikri

7,0

4

9

3

30

4

6

7

Delima

8,6

4

21

4

15

3

3

8 9

Julia Nabila

8,7 9,9

4 3

20 6

4 2

15 9

3 2

4 3

(sumber : data primer) Keterangan: L 50 M : Lari 50 Meter TGAT : Tes Gantung Angkat Tubuh BD : Baring Duduk L1200 M : Lari 1200 Meter H : Hasil Rekapitulasi Data Hasil Penilaian Ranah Afektif N Nama Siswa   o Disiplin Sportivitas

9

√ 1 2

3

Susi 1

 

  √

 

 

 

 

 

  √

 

 

 

 

 

  √

 

 

 

 

 

  √

 

 

Hafiz 4

2

 

Irsal 3

1

  Muhidin

2

4

Kiki 6

 

 

 

   √

 

 

 

   √

 

 

 

   √

 

 

 

   √

 

 

 

   √

 

 

 

   √

 

 

   √

 

 

 

 

   √

Delima 7 Julia 8 Nabila 9



(sumber : data primer)

Data hasil belajar peserta didik didapatkan melalui penilaian selama 5           mengikuti pembelajaran dengan materi Kiki   pembelajaran dasar bola voli. Hasil skor 6       secara keseluruhan maksimal sebesar 15; √     skor minimal sebesar 9; mean (rata-rata) Delima   sebesar 11,67; median sebesar 11,00; modus 7     √       sebesar 11; dan standar deviasi sebesar 2,179. Julia   Skor hasil belajar penjas peserta 8     √       didik kelas X di SLB-B Tunas Harapan Karawang dikategorikan menjadi lima (5) Nabila   kategori yaitu: baik sekali, baik, cukup, 9     √       kurang, dan kurang sekali. Tabel Skor Hasil Belajar Penjas (sumber : data primer) Siswa Kelas X di SLB-B Tunas Harapan Karawang Rekapitulasi Data Hasil Penilaian Ranah Ska Kognitif N la Kateg Freku o 10ori ensi N 100 Soal 1 Soal 2 o Nama Siswa Baik 2 811 Sekal   1 2 3 4 1 2 100 i 665 Susi    2 Baik 80 1       √     56- Cuku 2 3 65 p Muhidin    41- Kura 2       √     4 55 ng Irsal    Kura 3       √     0ng 5 40 Sekal Hafiz    i 4     √       (sumber : data primer) Dari tabel diatas hasil belajar 5 Dahri              peserta didik secara keseluruhan diketahui bahwa pada kategori baik sekali sebayak 2 Dahri

  √

10

siswa, berada pada kategori baik sebanyak 5 siswa, berada pada kategori cukup sebanyak 2 siswa, berada pada kategori kurang sebanyak 0 siswa, dan pada kategori kurang sekali sebanyak 0 siswa. Pembahasan Dari hasil analisi dan pengolahan data pada penelitian ini, banyak yang penulis temukan. Berikut ini beberapa penemuan yang dirumuskan penulis adalah sebagai berikut: Tabel Hasil Uji Normalitas Tingkat Kebugaran Jasmani (X) dan Hasil Belajar Penjas (Y) Variabel Sig Keterangan Tingkat P > 0,05 Kebugaran 0,166 Normal Jasmani Hasil Belajar P > 0,05 0,200 Penjas Normal (sumber : data primer) Hasil uji normalitas menunjukan bahwa dalam penentuan ini mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (sig>0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data penelitian berdistribusi normal. Tabel Ringkasan Korelasi product moment karl person (rhitung dan rtabel) Variabel r-hit r-tab sig Tingkat Kebugaran Jasmani 0,773 0,602 0,014 dengan Hasil Belajar Penjas Siswa (sumber : data primer) Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,773 > 0,602) dan nilai signifikansi sebesar 0.014; yang berarti yang berarti kurang dari 0,05 (0,014 < 0,05). Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini diterima. Hasil analisis

korelasi product moment menunjukan terdapat hubungan positif dan signifikan antara tingkat kebugaran jasmani dengan hasil belajar siswa kelas X di SLB- Tunas Harapan Karawang. Kriteria keeratan hubungan dengan menggunakan koefisien kontigensi (CC) menurut sugiyono (2017 : 231) yaitu sebagai berikut: a) 0,00-0,19 = Hubungan Sangat Lemah b) 0,20-0,39 = Hubungan Lemah c) 0,40-0,59 = Hubungan cukup Kuat d) 0,60-0,79 = Hubungan Kuat e) 0,79-dst = Hubungan Sangat Kuat Nilai signifikansi sebesar 0,014 yang berarti kurang dari 0,05 serta hasil Pearson Correlation dengan interpretasi sebesar 0,773 yang artinya termasuk kedalam kategori “Hubungan Kuat”. Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini diterima. Hasil analisis korelasi product moment, maka menunjukan terdapat hubungan positif dan signifikan antara tingkat kebugaran jasmani dengan hasil belajar siswa kelas X di SLB-B Tunas Harapan Karawang. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara tingkat kebugaran jasmani dengan hasil belajar siswa kelas X di SLB-B Tunas Harapan Karawang. Hal ini ditunjukan dari nilai signifikansi sebesar 0,014; yang berarti kurang dari 0,05 (0,014 < 0,05) dan nilai Pearson correlation dengan interpretasi sebesar 0,773, yang artinya termasuk kedalam kategori “Hubungan Kuat”.

Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis dapat mengemukakan saran-saran sebagai kepentingan selanjutnya. Adapun saran yang dikemukakan oleh penulis sebagai berikut:

11

1. Penulis mengharapkan pengembangan model pembelajaran baru untuk anak berkebutuhan khusus agar prkembangan fisik anak berkebutuhan khusus meningkat agar berpengaruh pada hasil belajar. 2. Untuk mahasiswa pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi di seluruh Indonesia agar dapat memperhatikan anak berkebutuhan khusus dalam penelitian skripsi. 3. Untuk masyarakat, penulis berharap agar tidak mengucilkan anak berkebutuhan khusus dalam kategori apapun, sebab anak berkebutuhan khusus memiliki banyak keterbatasan dari berbagai aspek. Ucapan Terimakasih Terimakasih yang penulis sampaikan kepada prodi ilmu keolahragaan UPI yang membantu peneliti. Kepada UNSIKA yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mempublikasikan hasil penelitian. Daftar Pustaka

Anwar, Hamid, Muhamad. Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar Sebagai Wahana Kompensasi Gerak Anak. Universitas Negeri Yogyakarta. Azizin Irhas. Hubungan Status Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Dasar.2 (2) 17-22. Bangun, Yunis, Sabaruddin (2016). Peran Pendidikan Jasmani dan Olahraga pada Lembaga Pendidikan di Indonesia. Jurnal Publikasi Pendidikan. 6 (3). Firmansyah, Helmy. Hubungan Motivasi Berprestasi Siswa Dengan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. Rahman, Zainal. Kurniawan, Wibowo, Ari. Heynoek, Paulina, Febrita.

( 2020). Pengembangan Pembelajaran Kebugaran Jasmani Unsur Kecepatan Berbasis Multimedia Interaktif. Sport Science and Health.2(1). Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulistiono, Amin, Agus. Kebugaran Jasmani Siswa Pendidikan Dasar dan Menengah di Jawa Barat. Puslitjak, Balitbang Kemdikbud. Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E lantai 19, Senayan-Jakarta Pusat.20(2) 224. Widiastuti. (2015). Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Wirnantika, pratama & Hanief (2017). Identifikasi Kebugaran Jasmani Siswa SMP di Daerah Dataran Tinggi Kabupaten Banyumas. Physical Activity Journal. 1(1), 9.

Similar documents

jurnal ilmiah

Nafala Mufti Naimi - 179.2 KB

Artikel Jurnal Ilmiah

Ayudya Puti Ramadhanty - 468.3 KB

JURNAL ILMIAH HERUL

Nineu Luana - 362.9 KB

jurnal Zaini

Mas joo - 266.3 KB

JURNAL 2

Risma Regista - 333.8 KB

Cost Jurnal

Warung Makjang - 109.4 KB

Jurnal Asli

Shalsabilillah Defia Putri - 372.2 KB

review Jurnal

김티나 - 328.4 KB

Jurnal Echa

Tiara Widistia - 1.7 MB

Contoh jurnal

Septy Amorrinda - 56.4 KB

jurnal 2

Dha Dina Sevofration - 644.6 KB

© 2024 VDOCS.RO. Our members: VDOCS.TIPS [GLOBAL] | VDOCS.CZ [CZ] | VDOCS.MX [ES] | VDOCS.PL [PL] | VDOCS.RO [RO]