* The preview only shows a few pages of manuals at random. You can get the complete content by filling out the form below.
Description
PEMASARAN INTERNASIONAL
DISUSUN OLEH : DEVINA WIDYA SARASWATI 171003612011645
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
1
I. PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Instruksional Umum Setelah perkuliahan bagian pertama atau pendahuluan dari materi Pemasaran Internasional, diharapkan para peserta atau mahasiswa dapat, mengenal (cognitive), memahami (affective), dan mampu mengimplementasikan (psychomotor) berupa contoh-contoh mengenai pemasaran internasional. 1.2 Tujuan Instruksi Khusus Setelah perkuliahan bagian pertama atau pendahuluan dari materi Pemasaran Internasional, diharapkan para peserta atau mahasiswa dapat : 1. Mengungkapkan pengertian pemasaran internasional. 2. Menjelaskan berbagai latar belakang timbulnya dan berkembangnya pemasaran internasional. 3. Menjelaskan berbagai tujuan pemasaran internasional. 4. Menjelaskan secara umum faktor-faktor yang terkait dan mempengaruhi dalam pemasaran internasional 5. Menjelaskan secara umum langkah-langkah dalam pemasaran internasional.
2
II.
PEMBAHASAN
Pengertian Pemasaran Internasional 1. Secara Klasik Pemasaran internasional merupakan proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen antar negara baik bilateral maupun multilateral. Biasanya produk yang diperdagangkan hanyalah produk fisik. 2. Secara Moderat Pemasaran internasional merupakan aktivitas pemasran atau implementasi dari bauran pemasaran antarnegara dengan maksud memuaskan konsumen baik bilateral maupun multilateral berupa produk fisik maupun produk non fisik (jasa). Pemasaran internasional juga bisa diartikan sebagai implementasi dari pemasaran secara internasional antarnegara, baik bilateral maupun multilateral dengan berbagai permasalahannya. Terselenggaranya pemasaran internasional berarti terjalinnya hubungan internasional baik bilateral maupun multilateral.Selain itu istilah klasik pemasaran internasional lebih dikenal dengan “perdagangan internasional” dan bahkan akhirakhir ini lebih dikenal dengan istilah “pemasaran global”. a. Latar Belakang Terciptanya Pemasaran Internasional Pemasaran internasional timbul karena hal-hal sebagai berikut: i.
Jenuhnya Pasar Dalam Negeri
Kejenuhan ini disebabkan karena data penjualan sudah mencapai titik maksimal untuk pasar dalam negeri, sehingga perusahaan berusaha mengambil
manfaat dari kesempatan yang terbuka untuk melakukan pertumbuhan dan ekspansi. ii.
Adanya Hubungan Diplomatik
Aspek politik menyebabkan timbulnya hubungan diplomatic sehingga mendorong terjadinya pemasaran internasional. iii.
Perkembangan Ekonomi
Dalam perkembangannya, ekonomi dipengaruhi oleh hubungan yang simultan antara pendapatan negara yang ditimbulkan oleh ekspor dan impor, jika ekspor impor naik, maka pendapatan akan mengalami surplus dan sebaliknya jika eksporimpor turun, maka pendapatan negara akan turun juga. Macam-macam usaha yang mendukung dan termasuk dalam perkembangan ekonomi adalah sebagai berikut: 1. Substansional, yaitu menghasilkan produk untuk diri sendiri. 2. Ekspor bahan baku yang bersifat alasan atau belum diolah. 3. Ekspor barang setengah jadi. 4. Ekspor barang jadi. 5. Ekspor barang hasil industri. 6. Ekspor barang-barang kebutuhan industri. 7. Adanya pengaruh aspek social budaya. 8. Adanya pekembangan IPTEK. 9. Adanya faktor alam. 10. Adanya pertahanan keamanan.
Selain hal-hal diatas, pemasaran internasional timbul karena didasari kekuatan-kekuatan sebagai berikut: a.
Orientasi Manajemen Pemasaran Internasional
Orientasi adalah asumsi atau keyakinan yang seringkali tidak disadari mengenai sifat dunia. Pendapat lain menyatakan bahwa orientasi berarti focus kajian mengenai sesuatu. Ada lagi yang menyatakan bahwa orientasi adalah pendekatan tertentu untuk menjelaskan sesuatu. Menurut Dr. Howard Perlmutter, konsep ini diimplementasikan dalam pemasaran internasional dan telah dikembangkan menjadi empat yaitu: 1. Orientasi Etnosentris Etnosentris adalah suatu asumsi atau keyakinan bahwa negeri asal sendirilah yang unggul.Dalam perusahaan etnosentris, operasi di luar negeri dianggap kurang penting dibandingkan domestik dan terutama dilakukan untuk melempar kelebihan produksi domestik.Etnosentrisme muncul dari dominasi satu budaya atas budaya lainnya.Dominansi tersebut tidak hanya terkait dengan bidang budaya, namun termasuk juga pada keterampilan teknik, manual, mental dan bahkan etika dan moral.Orientasi ini terbentuk secara alami karena beberapa faktor psikologik.Sekelompok orang secara historikal memiliki kecenderungan untuk bersatu secara alami, dan entah bagaimana pola perilaku kolektif mereka menjadi mirip dan serempak. Menurut Ahlstrom dan Bruton (2010) pada budaya model “etnosentrisme? tergambar adanya rasa superioritas kelompok tentang tradisi asal muasal kelahiran organisasi mereka. Mereka yang berpandangan etnosentris percaya bahwa
carayang mereka lakukan adalah hal yang terbaik, tidak peduli dengan adanya keterlibatan budaya bangsa lain. Mereka yang berpandangan etnosentris cenderung memproyeksikan nilai-nilai mereka terhadap orang lain, dan bahkan melihat budaya orang lain sebagai sesuatu yang asing, aneh dan hanya sedikit atau tidak bernilai sama sekali bagi mereka. Mereka berasumsi bahwa strategi domestik adalah yang terbaik dan lebih unggul ketimbang strategi yang bersumber dari pihak asing. Sekalipun mereka melakukan diversifikasi pasar domestik, dengan beroperasi pada pasar internasional, maka mereka senantiasa akan membawa para manajer dari negara mereka, dengan tetap menerapkan hirarki organisasi yang masih sangat terpusat sebagai subordinasi langsung dari markas mereka yang terletak di negara asal. Namun demikian, dengan membawa manajer sendiri dari negara asal dapat memiliki beberapa dampak positif juga bagi negara tuan rumah (host countries), diantaranya terdapat aliran pengetahuan baru yang bisa diamanfaatkan. Sebaliknya, adanya perasaan lebih unggul terhadap budaya lain, dengan menerapkan kebiasaan domestik pada pasar luar negeri, mengkibatkan kurangnya daya elastisitas, keterbukaan dan fleksibilitas, yang berdampak pada peningkatan biaya dan rendahnya efisiensi. 2. Orientasi Piliosentris Polisentris adalah keyakinan yang didasari bahwa setiap negara unik dan berbeda serta cara untuk meraih sukses di setiap negara adalah menyesuaikan diri dengan perbedaan unik dari setiap negara. Dalam tahap polisentris, anak perusahaan didirikan di pasar luar negeri.Setiap anak perusahaan bekerja secara independen dan menetapkan tujuan dan rencana pemasaran sendiri.Pemasaran diorganisasikan dengan dasar negara per negara, dengan setiap negara mempunyai kebijakan
pemasaran unik sendiri.Orientasi ini didasarkan pada filosofi bahwa lebih baik menggunakan metode lokal untuk mengatasi permasalah lokal, ketimbang memaksakan suatu solusi yang asing dan mengundang pertentangan. Orientasi Polisentris mengasumsikan bahwa suatu tindakan para manajer di berbagai negara tidak perlu dikendalikan secara ketat oleh kantor pusat di negara domestik, dan sekaligus memberi kesempatan kebebasan dalam betindak. Sayangnya, hal tersebut sering memicu kebebasan yang berlebihan, sehingga timbul kekacauan dan kurangnya koordinasi diantara cabang-cabang organisasi. Bahkan para manajer lokal mulai enggan melaksanakan rekomendasi dari kantor pusat, akibat terlalu yakin pada pendiriannya dalam hal memahami pasar lokal. 3. Orientasi Regiosentris Orientasi regiosentris hampir mirip dengan polisentris, namun organisasi polisentris tidak hanya mengakui adanya perbedaan sifat spesifik pada pasar luar negeri, akan tetapi juga juga merasakan adanya sejumlah kesamaan dari masingmasing pasar luar negeri. Oleh karena itu mereka merasa perlu membuat pengelompokkan pasar yang sama berdasarkan suatu wilayah, dengan mengidentifikasi ciri-ciri yang sama (Radomska, 2010). Dengan kata lain, adanya kesamaan antar negara pada pasar yang terletak dalam salah satu wilayah atau kawasan telah memicu pengembangan dan penggunaan suatu strategi regional terpadu. Dalam orientasi ini menyebutkan bahwa perusahaan memandang wilayah regional seluruh dunia sebagai suatu pasar dan mencoba mengembangkan strategi pemasaran terpadu regional atau dunia.
4. Orientasi Geosentris Suatu asumsi yang menyebutkan bahwa kita mungkin menemukan persamaan dan perbedaan untuk merumuskan suatu strategi pemasaran terpadu regional atau dunia dengan dasar persamaan dan perbedaan sebenarnya. Suatu organisasi yang berorientasi geosentris akan memperlakukan semua pasar luar negeri sebagai suatu kesatuan, yakni sebagai pasar global. Pasar global dipahami sebagai pasar tunggal, yang secara sosiologis dan ekonomis dianggap seragam.Tentu saja, penyeragaman ini mengandung banyak penyederhanaan. Namun mereka meyakini dan berasumsi bahwa sejumlah perbedaan dapat dengan sengaja diabaikan, dengan suatu keyakinan bawa pelanggan akan menerima pendekatan yang universal (Radomska, 2010). Sebelumnya Keegan dan Schlegelmilch (1999) berpendapat bahwa “orientasi geosentris merupakan sintesis dari etnosentrisme dan polisentrisme, yang melihat adanya persamaan dan perbedaan pada dunia dalam konteks pasar dan negara, sehingga diperlukan strategi global yang sepenuhnya responsif terhadap kebutuhan dan keinginan lokal”. Orientasi geosentris lebih berfokus pada mengambil manfaat dari skala ekonomi.Hal tersebut telah memicu peningkatan kualitas produk dan pelayanan yang ditawarkan dengan menggunakan sumber daya global secara efisien. b. Kerangka Kerja Moneter Internasional Pertumbuhan yang cepat dari perdagangan dan investasi era pasca Perang Dunia (PD) II telah menciptakan kebutuhan likuiditas yang mendesak, yaitu uang atau cara untuk membayar untuk mempermudah pertukaran barang atau jasa. Sejak tahun 1969 kurs mata uang dibiarkan berfluktuasi dan likuiditas internasional
yang tersedia bagi bangsa-bangsa diganti dengan persetujuan anggota International Monetary Fund untuk menerima SDS (Special Drawing Rights). c. Sistem Perdagangan Dunia Sistem perdagangan dunia pasca PD II disusun dengan keinginan umum menghindari kembalinya praktik perdagangan terbatas dan diskriminatoris. d. Perdamaian Global Keadaan damai merupakan dasar yang relatif stabil untuk pertumbuhan ekonomi internasional yang sehat dan cepat. Dengan keadaan yang damai maka perdangan pun akan menjadi lancar dan mempermudah para eksportir dan importer melakukan kegiatan dagang. e. Pertumbuhan Ekonomi Domestik Ada dua alasan mengapa pertumbuhan ekonomi menjadi kekuatan yang mendasari perluasan ekonomi internasional.Pertama, pertumbuhan telah menciptakan kesempatan pasar.Adanya kesempatan pasar menjadi factor pendorong perusahaan untuk memperluas jangkauannya ke pasar internasional.Kedua, pertumbuhan ekonomi telah mengurangi penolakan yang mungkin telah berkembang sebagai respon terhadap masuknya perusahaan asing ke dalam ekonomi domestik.
f. Teknologi Komunikasi dan Transportasi Hambatan waktu dan biaya akibat jarak telah berkurang dengan ditemukannya teknologi baru dalam komunikasi dan transportasi, sehingga penyampaian data dan barang dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. g. Korporasi Global atau Transnasional Korporasi global atau transnasional atau perusahaan bisnis apapun yang mempunyai tujuan bisnis global dengan menghubungkan sumber daya dunia dengan kesempatan pasar dunia adalah organisasi yang telah bereaksi terhadap kekuatan yang mendorong, menghambat, dan yang melandasi dunia. Perusahaan global telah memberikan reaksi terhadap kesempatan terbuka di pasar dan terhadap ancaman persaingan yang mengglobal dan pada waktu yang sama menjadi salah satu kekuatan yang mendorong dunia ke arah globalisasi yang lebih besar. III.
SYARAT-SYARAT PEMASARAN GLOBAL
2.1 Syarat-syarat Pemasaran Global Ada beberapa syarat untuk melakukan pemasaran global, diantaranya :
1. Mempunyai Rencana Global yang Baik Dalam melaksanakan pemasaran internasional, suatu Negara harus melakukan perencanaan yang sangat matang untuk keberhasilannya.Rencana global merupakan suatu rangkaian dari beberapa rencana pemasaran nasional yang efektif. Perencanaan nasional ini mempunyai bebrapa landasan diantaranya yaitu: a. Pengetahuan mengenai pasar dan lingkungan pemasaran. b. Pengetahuan tentang produk. c. Pengetahuan tentang fungsi dan disiplin pemasaran. Dari rencana-rencana nasional ini, perusahaan nasional harus dapat memutuskan bagaimana rencana global tersebut dapat diterapkan pada pemasaran global. Bagi rencana global, ada beberapa pendekatan: a. Mempumyai standarisasi yang menawarkan sejumlah keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut, diantaranya:
Dapat menghemat biaya secara signifikan.
Dapat melakukan proses produksi lebih lama dan mencapai skala ekonomik yang lebih besar dengan membatasi jumlah model dan varian produknya. b. Tersdesentalisasi, tanggung jawab merencanakan pemasaran harus dilakukan oleh eksekutif luar negeri yang paling mengenal lingkungan luar negeri. c. Interaktif antar negara-negara yang terkait/terlibat dalam pemasaran internasional.
2. Memenuhi Standarisasi Global Walaupun standarisasi tidak dapat diartikan secara total, akan tetapi standarisasi ini tidak kalah penting dalam pasar global. Suatu produk untuk dapat masuk dalam pemasaran global, harus memenuhi beberapa standarisasi yang telah disepakati oleh asosiasi negara-negara. Menurut Jain (1989), ada lima variabel pokok dalam menentukan derajat standarisasi yang perlu diperhatikan oleh setiap Negara yang akan melakukan pemasaran global, diantaranya adalah: a. Posisi Pasar Pasar sasaran ini diukur dengan tiga indicator, yaitu: perkembangan pasar, kondisi pasar, dan struktur persaingan pasar. b. Pasar Sasaran c. Karakteristik Produk Pada variabel karakteristik produk ini diutamakan jenis dan posisi produk. Biasanya produk yang diproduksi adalah barang industri, produk konsumsi tahan lama memiliki posisi merk yang kurang lebih sama pada persepsi konsumen antarpasar sasaran. d. Lingkungan Pemasaran Hal yang menjadi ukuran adalah lingkungan fisik, alam hukum, politik, social budaya, keamanan geografis, sarana dan prasarana dalam pemasaran internasional baik di negara eksportir maupun negara importir.
e. Orientasi Perusahaan Ada beberapa orientasi perusahaan yang dianggap memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan standarisasi, seperti orientasi perusahaan yang lebih menekankan pada orientasi produksi, orientasi financial, orientasi penjualan maupun orientasi kepuasan konsumen dan lain lain. Prasyarat standarisasi menurut Douglas san Wind (1995), yaitu: f. Eksistensi segmen pasar global. g. Potensi sinergi dari standarisasi. h. Ketersediaan komunikasi dan prasarana dasar pemasaran.
3. Memperhatikan Birokrasi Dalan dan Luar Negeri Bisnis internasional membutuhkan pemahaman mengenai birokrasi yang harus dilalui sebagai prosedur yang harus diikuti, baik prosedur di dalam negeri maupun prosedur di Negara tujuan. 4. Produk Harus Sesuai Dengan Kondisi Lingkungan Negara yang akan Dituju atau Disesuaikan dengan Budaya Negara Tujuan Produk. Dalam bisnis internasional, produk-produk yang diperdagangkan sebaiknya memenuhi syarat sesuai dengan kebiasaan dan buadaya masyarakat setempat. 5. Syarat-syarat Bisnis Internasional dapat Dikelompokkan a. Syarat fisik, maksudnya bahwa produk ekspor dan produk impor harus memenuhi standar internasional atau telah melalui seleksi yang dilakukan
oleh lembaga mutu internasional Internastional Starndard Organisation (ISO). b. Syarat administrasi, maksudnya bahwa dalam bisnis internasional harus dilengkapi oleh dokumen dokumen ekspor atau impor yang lengkap sesuai dengan ketentuan yang disepakati. c. Syarat lain misalnya syarat keamanan, tidak mengganggu lingkungan seperti bebas dari pencemaran udara, air, dan lingkungan alam.
IV.
3.1
STUDI KASUS DALAM PEMASARAN INTERNASIONAL
Tujuan Instruksional Umum
Setelah perkuliahan bagian pendahuluan dari materi Pemasaran Intemasional, diharapkan para peserta atau mahasiswa dapat, mengenal (cognetive) memahami (afective), dan mampu mengimplementasikan (psychomotor) berupa menganalisa dan berdiskusi tentang studi kasus dalam pemasaran internasional. 3.2
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah perkuliahan materi inidiharapkan para peserta dapat menjelaskan berbagai permasalahan yang dihadapi dan solusinya dalam studi kasus pemasaran internasional. V.
BENTUK-BENTUK PEMASARAN INTERNASIONAL
4.1 Modus Ekspor Ekspor adalah kegiatan menjual barang atau jasa ke negara lain atau negara asing. Sebuah ekspor yang baik terjadi bila perubahan kepemilikan dari penduduk untuk seorang non-residen, ini tidak selalu berarti bahwa baik dalam pertanyaan
fisik persilangan perbataan. Namun, dalam kasus tertentu rekening nasional menyalahkan perubahan kepemilikan meskipun secara hukum tidak ada perubahan kepemilikan terjadi (misalnya leasing keuangan lintas batas, batas pengiriman silang antara afiliasi dari perusahaan yang sama, barang-barang melintasi perbatasan untuk memproses signifikan untuk memesan atau perbaikan). Juga, barang selundupan harus disertakan dalam pengukuran ekspor. 1. Ekspor Tidak Langsung Ekspor tidak langsung adalah teknik dimana barang dijual melalui perantara/eksportir negara asal kemudian dijual oleh perantara tersebut.Melalui, perusahaan manajemen ekspor (export management companies) dan perusahaan pengekspor (export trading companies).Pilihan strategi ini cocok bagi perusahaan yang sejak awal hanya memiliki tujuan yang amat terbatas, tidak menggantungkan pertumbuhannya pada pasar global.Kelebihannya, sumber daya produksi terkonsentrasi dan tidak perlu menangani ekspor secara langsung.Kelemahannya, kontrol terhadap distribusi kurang dan pengetahuan terhadap operasi di negara lain kurang. Ekspor tidak langsung memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan, yaitu sebagai berikut: a. Perusahaan dapat melakukan ekspor tanpa harus melakukan investasi. b. Perusahaan hanya menanggung resiko bisnis, khususnya resiko keuangan yang relatif rendah. c. Memungkinkan perusahaan memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi. Kelemahan dari ekspor tidak langsung adalah:
a. Perusahaan sama sekali tidak memiliki tentang cara yang digunakan dalam menjual barang yang dihasilkan. b. Penggunaan ekspor tidak langsung menyebabkan hilangnya kesempatan perusahaan untuk mengenal pasar luar negeri yang akan dituju. 2. Kerjasama Ekspor Strategi kerjasama ekspor hendaknya dipilih oleh perusahaan yang akan mencoba memiliki kendali yang lebih besar terhadap proses pemasaran yang akan dikerjakan di pasar global. Pada dasarnya pilihan ini memiliki karakteristik antara ekspor tidak langsung dan ekspor langsung.Oleh karena itu, keunggulan dan kelemahan kerjasama ekspor terletak diantara keunggulan dan kelemahan strategi yang dimiliki oleh ekspor tidak langsung dan ekpor langsung. Strategi ini mengharuskan perusahaan menjalin kerjasama dengan perusahaan lain untuk melakukan berbagai aktivitas ekspor, sejak dari perencanaan sampai dengan pengawasan. Pilihan detail kerjasama antar perusahaan dapat bervariasi, tergantung pada rumusan kerjasama yang dapat dibangun oleh perusahaan yang terlibat. 3. Ekspor Langsung Ekspor Langsung adalah cara menjual barang atau jasa melalui perantara / eksportif yang bertempat di negara lain atau negara tujuan ekspor. Penjualan dilakukan melalui distributor dan perwakilan penjualan perusahaan. Strategi ini dipilih saat perusahaan memiliki visi mengeksploitasi pasar global lebih dalam seiring dengan sumber daya dan dana yang dimiliki.
Ekspor langsung menggantungkan pada dua prinsip, yaitu perusahaan menggunakan jaringan distribusi di pasar global milik orang lain atau membangun saluran distribusi sendiri sebagai anak perusahaan di luar negeri. Hubungan langsung dengan konsumen akhir bias juga dikategorikan sebagai model ketiga, akan tetapi amat jarang terjadi. Ekspor langsung memiliki beberapa keunggulan, yaitu: a. Perusahaan memiliki kendali yang jauh lebih besar terhadap program pemasaran yang direncanakan. b. Perusahaan memiliki peluang yang lebih besar untuk memperoleh informasi umpan balik yang diperlukan dalam melakukan evaluasi program pemasaran. c. Perusahaan memiliki kesempatan yang lebih baik dalam mengamati perilaku pesaing. Akan tetapi, hendaknya juga perlu diketahui bahwa strategi ini sebaiknya dibuat dengan komitmen manajerial yang jelas dan tegas. Dengan demikian perusahaan dapat dipastikan telah siap menggunakan sumber daya dan dana yang lebih besar. Dalam memilih saluran distribusi di luar negeri, pengelola perusahaan memerlukan pengambilan keputusan dalam tiga tahap, yaitu : a. Perusahaan perlu memutuskan spesifikasi kerja yang perlu dicapai oleh saluran distribusi. b. Perusahaan perlu memutuskan optimasi bauran saluran distribusi dengan membandingkan berbagai kemungkinan kombinasi yang tersedia.
c. Perusahaan perlu menetapkan kriteria penentuan seleksi akhir saluran distribusi yang dipilih. 4.2 Modus Kontrak
1. Lisensi Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemilik merek terdaftar kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak) untuk menggunakan merek tersebut, baik untuk seluruh atau sebagian jenis barang dan/atau jasa yang didaftarkan dalam jangka waktu dan syarat tertentu. Lisensi mencakup segala bentuk pengaturan kontrak yang menjadikan perusahaan asing (licensor) menggunakan aktiva tidak berwujud yang dimiliki kepada perusahaan domestic tertentu dengan imbalan royalty atau bentuk pembayaran lainnya. Keunggulan dari strategi lisensi adalah: a. Lisensi dapat diterapkan untuk memotong larangan impor, pembatasan kuota, atau investasi yang ditetapkan oleh negara tertentu. b. Rendahnya risiko politik dan bisnis yang ditanggung. c. Lisensi dapat dilakukan tanpa komitmen investasi yang besar, karena hanya membutuhkan dana yang jauh lebih kecil disbanding investasi langsung. d. Lisensi juga bebas dari persoalan eksporporasi. e. Lisensi memiliki karakter eksklusif.
Kelemahan dari strategi lisensi adalah: a. Lisensi hanya dapat dipilih oleh perusahaan yang memiliki aktiva tidak berwujud yang dapat dipindahkan dan pada saat yang sama ada perusahaan lain yang tertarik menggunakannya. Jika kedua syarat tersebut tidak dapat dipenuhi, maka pilihan lisensi tidak dapat dilaksanakan. b. Lisensi juga hanya menghasilkan tambahan pendapatan yang relative terbatas dibanding dengan kemungkinan pendapatan yang dapat dihasilkan dengan strategi lainnya. c. Kemungkinan adanya resiko bahwa lisensi yang disepakati tersebut, justru menjadi penyebab tumbuhnya perusahaan pesaing di pasar ketiga. Dalam memilih penerima lisensi, lisensor juga melakukan proses seleksi, diantaranya adalah: a. Penentuan kriteria dan profil penerima lisensi yang dikehendaki. b. Pencarian sumber dan data tentang calon penerima lisensi. c. Evaluasi dan analisis perbandingan antarcalon sekaligus dengan kriteria dan profil yang telah ditentukan. d. Penentuan calon yang paling sesuai dengan profil yang paling dikehendaki. Selain itu, lisensor juga mempersiapkan proyeksi penerimaan pendapatan yang diharapkan. Setelah diketahui pendapatan royalty operasi, biasanya lisensor masih mengharapkan berbagai jenis pendapatan lain yang diharapkan diterima. Sedangkan biaya yang diperhitungkan, biasanya dikategorikan dalam tiga kelompok besar, yaitu:
a. Biaya Kehilangan Kesempatan (Opportunity Cost) Pendapatan ekspor atau lainnya yang hilang dan pendapatan yang diperkirakan hilang di masa depan karena melakukan lisensi. b. Biaya Awal Pembentukan Perjanjian Lisensi (Star Up Cost) Biaya yang diperlukan untuk investigasi pasar, seleksi penerima lisensi, proteksi paten, negosiasi, persiapan dokumen lisensi, dan lain lain. c. Biaya yang Timbul Ketika Perjanjian Lisensi sedang Berjalan (On Going Cost) Biaya yang diperlukan untuk memperbaharui latihan, jaminan proteksi merk dan paten, pengujian kualitas, inspeksi dan auditing, dan lain-lain. 2. Waralaba(Franchise) Franchise di Indonesia yang lebih popular dengan sebutan waralaba.Waralaba adalah bentuk khusus dari lisensi yang biasanya berlaku pada industri jasa, khususnya yang tidak memerlukan kompleksitas teknologi produksi dan pemasaran serta pengendalian produksi. Perusahaan pemberi waralaba (franchisor) memberikan hak penggunaan (lisensi) sistem bisnis dan hak kepemilikan lainnya kepada perusahaan atau orang lain (franchise).Dengan menggunakan merk dagang yang diberikan pemberi waralaba, penerima waralaba mengoperasikan usaha dengan menggunakan sistem bisnis yang dimiliki oleh pemberi waralaba, termasuk praktik manajemen strategi dan manajemen fungsional, khususnya manajemen produksi dan pemasaran yang memenuhi kriteria operasi usaha yang diinginkan.Perbedaan waralaba dengan lisensi, yaitu
biasanya waralaba mensyaratkan pengawasan operasi usaha dengan lebih ketat, sebagai usaha penerimaan waralaba. Adapun keunggulan dari waralaba atau franchise ini adalah: a. Franchise memiliki kemungkinan sukses lebih tinggi ketimbang model bisnis lainnya. Beberapa kajian telah menunjukkan akan indikasi keberhasilan franchise 90% lebih tinggi dibandingkan 15% indikasi keberhasilan yang dimiliki model bisnis lainnya. b. Pentingnya sebuah model bisnis yang telah terbukti. Semua franchise memiliki model bisnis yang didisain untuk menghasilkan produktifitas dan penjualan yang tinggi. Ini berarti bahwa franchise bisa naik dan berjalan dengan cepat dan menghemat waktu dari membangun sistem dan proses. c. Franchise lebih mudah mendapatkan akses pembiayaan. Pemberi pinjaman lebih percaya diri untuk memberi pembiayaan kepada franchise ketimbang model bisnis lainnya, itu karena franchise telah memiliki sebuah bukti jejak rekam kesuksesan (a proven track record of success). d. Membeli sebuah brand (merek) yang kuat. Membeli franchise sejatinya adalah membeli merek, logo dan hak kekayaan intelektual lainnya dari franchisor. Hal ini akan menjadi alat marketing yang sangat baik jika anda membeli franchise dengan merek yang telah dikenal dan terpercaya. e. Hak atas wilayah eksklusif. Franchisor hanya akan membolehkan sejumlah franchise (waralaba) saja dalam satu wilayah geografik tertentu. Maka anda hanya perlu tentukan lokasi yang cukup baik dan liat ketentuan yang ada
sebelum menentukan membeli franchise. Dan menariknya lagi anda akan terlindungi dalam area itu dimana tidak boleh ada franchisee lain yang berdagang di area anda. f. Persaudaraan antara franchise (terwaralaba) satu keuntungan yang jarang sekali dibicarakan dalam franchise adalah persaudaraan antara franchise. Sebetulnya ini adalah satu keuntungan yang sangat besar karena franchise dapat saling berbagi ide dan memberikan dukungan antara mereka. Mereka dapat berbagi pengalaman trial & error untuk mengurangi kesalahan mereka dalam menjalankan bisnis sebagai franchise. g. Franchisor memberikan bantuan real estate dan konstruksi. Franchisor akan membantu memilih lokasi yang tepat real estate bagi franchise, dimana ini adalah bantuan yang luar biasa besar karena franchisor telah memiliki pengalaman yang sangat baik dalam membangun bisnis sebelumnya. h. Sebagai franchise, anda diberikan sebuah program pelatihan. Program pelatihan adalah salah satu elemen yang sangat penting dari paket franchise, dimana ia memberikan anda untuk menggunakan satu teknologi baru, belajar satu skill baru, mengatur keuangan dan staff. Kemampuan ini semua sangatlah penting bagi anda sebagai pemilik bisnis. i. Sebagai franchise anda memiliki fleksibilitas untuk bangun pagi dan memilih pekerjaan yang hendak anda kerjakan. Menjadi franchise memberikan anda banyak kebebasan dan fleksibilitas anda untuk memilih pekerjaan apa yang akan anda pilih Kelemahan dari waralaba adalah:
a. Kendali terbatas. b. Penapatan kecil. c. Penciptaan pesaing. d. Tekanan perintah. e. Sukar menilai kualitas franchisor. f. Tingkat ketergantungan pada franchisor tinggi. g. Reputasi dan citra merek dapat turun. Penentuan mitra usaha lokal dalam waralaba juga memerlukan beberapa tahap, diantaranya adalah: a. Perhitungan kemungkinan pasar yang tersedia. b. Penentuan kandidat atau calon potensial yang dinilai sesuai dengan kriteria profil yang sudah ditentukan. c. Proses negosiasi dengan calon potensial yang dinilai sesuai. d. Proses membangun kerjasama antar dua perusahaan. 3. Modus Kontrak Lainnya Disamping lisensi dan waralaba, masih ada beberapa model kontrak lain yang dapat digunakan sebagai strategi memasuki pasar global, yaitu kontrak manufaktur, kontrak konstruksi operasi, kontrak manajemen, dan kontrak asistensi teknik. a. Kontrak Manufaktur Kontrak ini terjadi ketika perusahaan global melakukan penyewaan (contracts out) fasilitas produksi yang dimiliki oleh perusahaan local. Dalam kontrak tersebut, perusahaan lokal memproduksi barang yang diperlukan oleh perusahaan
internasional yang memberikan kontrak untuk dijual di pasar local dan di pasar luar negara lain. Kontrat manufaktur atau lebih dikenal dengan outsourcing, perusahaan melakukan kerja sama dengan peruahaan lokal untuk memproduksi bagian dari produk atau seluruh produk. Pemasaran produk masih menjadi tanggung jawab perusahaan internasional. Strategi manufaktur, biasanya dipilih jika pasar sasaran dinilai tidak cukup besar dan oleh karena itu, tidak memberikan jaminan yang cukup untuk investasi sendiri yang biasanya memerlukan dana yang besar. Keunggulan dari strategi ini adalah:
Strategi ini dinilai memiliki risiko bisnis yang relatif kecil, strategi ini dipilih karena pertimbangan rendahnya kemampuan keuangan perusahaan dalam melakukan investasi. Tingginya tingkat fleksibilitas keluar masuk pasar. Keputusan keluar dari pasar juga relatif mudah dibuat karena rendahnya tingkat investasi, perusahaan juga relatif mudah untuk berganti mitra usaha.
Sedangkan kelemahannya adalah:
Sulitnya menemukan mitra local.
Elastisitas penawaran rendah.
Tingginya pengendalian kualitas.
Penciptaan pesaing.
b. Kontrak Konstruksi Operasi Kontrak ini tidak lebih dari kontrak konstruksi semata. Perusahaan global yang menerima kontrak ini hanya bertanggung jawab terhadap desain produk, konstruksi, dan penyelesaian pembangunan fisik suatu proyek tertentu akan tetapi sampai pada kesiapan operasi proyek sebelum proyek tersebut diserahkan kepada pemiliknya selaku pemberi kontrak. Sebagai imbalannya, perusahaan global yang mengerjakan proyek menerima uang jasa (fee) yang cukup besar jika dihitung sebagai pendapatan perusahaan. Proyek yang dikerjakan dengan model ini antara lain, pembangunan pelabuhan laut dan udara, stasiun pembangkit tenaga listrik, jalan raya, dan lainlain. c. Kontrak Manajemen Kontrak manajemen hanya terbatas pada pemberian wewenang pada perusahaan global terhadap pengelolaan operasi harian perusahaan tertentu yang menjadi milik perusahaan local.Karena perusahaan local belum memiliki pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman manajerial yang memadai.Kontrak ini tidak mencakup kewenangan penambahan investasi, perolehan hutang jangka panjang, kebijakan deviden, perubahan manajemen secara radikal, dan pengetahuan kepemilikan. Kontrak ini dilakukan sebagai langkah awal untuk memperoleh kesempatan menggunakan strategi lain.
4.3 Modus Investasi Hak Milik
1. Usaha Patungan (Joint Venture) Usaha patungan terjadi jika dua atau lebih perusahaan berbagi hak kepemilikan.Usaha patungan dipilih ketika perusahaan global mencoba memasuki pemasaran negara tujuan yang memiliki sistem ekonomi dan atau lingkungan pemasaran yang berbeda dengan negara asal perusahaan. Usaha patungan akan berakhir jika salah satu atau kedua perusahaan berkesimpulan bahwa ada manfaat yang lebih besar jika sekiranya keduanya tidak melanjutkan usaha patungan. Keunggulan usaha patungan ini adalah: a. Megurangi komitmen sumber. b. Menyebar resiko. c. Adanya akses ke pasar dan ahli lokal. Kelemahan usaha patungan adalah: a. Adanya potensi konflik dengan mitra. b. Komuniaksi dan manajemen. c. Pengendalian yang terbatas.
2. Investasi Hak Milik (Sole Venture) Investasi kepemilikan sendiri memberikan peluang untuk sepenuhnya mengendalikan pengelolaan perusahaan dan menghilangkan peluang terjadinya konflik manajerial yang biasa terjadi dalam sistem kontrak. Dalam strategi ini
juga perusahaan sepenuhnya berhak atas laba yang diperoleh. Manajemen perusahaan global memiliki dua pilihan dalam melakukan investasi kepemilikan sendiri, yaitu: a. Akuisisi Keunggulan akuisisi:
Cepat masuk.
Akses perusahaan yang dibeli.
Mengurangi kompetisi.
Kelemahan akuisisi:
Penyesuaian operasi.
Komunikasi dan koordinasi.
Kekeliruan penilaian.
b. Pertumbuhan Internal dengan Membangun Sendiri Perusahaan Keunggulan:
Teknologi terbaru.
Integrasi sistem produksi.
Efisiensi operasi.
Kelemahan:
Biaya investasi
Perlu waktu
Tak ada mitra lokal
VI.
PROSEDUR EKSPOR DAN IMPOR
5.1 Prosedur Ekspor Bank LN
Importir (Buyer)
Luar Negeri Dalam Negeri Pemilik Barang
1&1 2 3
Pedagang DN
3
3
1 0 Eksportir (Seller)
1 1 1 1
1 1
Bank DN 2
2
8& 5
Pabean
6 Lembaga Pemerint ah
7 Lembaga Asuransi
9 Kedutaan Asing
Gambar 1. Prosedur Ekspor :Langkah-langkah: 1. Adanya pemesanan barang dari importer di luar negeri ke eksportir di dalam negeri. 2. Dibukanya LC (Letter of Credit) oleh importer melalui bank rekanan (bank yang ditunjuk) 3. Eksportir dalam negeri memproduksi barang yang akan dijual, baik diproduksi sendiri maupun pesan kepemilikannya. 4. Melakukan marketing function guna memenuhi kebutuhan konsumen,
yaitu grading dan standarisation. 5. Eksportir mencari dan memesan kapal (pabean).
6. Eksportir menyelesaikan dokumen-dokumen ekspor ke Dinas Perdagangan, Pemerintah Daerah, Dinas Perpajakan, (Surat Pengiriman Barang, Surat Standarisasi, Surat Bebas Pajak), dan dokumen lainnya. 7. Menyelesaikan syarat pembayaran. 8. Menyerahkan dokumen barang ke nahkoda kapal. 9. Melaporkan ke Kedutaan Asing dimana importir berada (kalau ada). 10. Mengirimkan dokumen. 11. Importir menyelesaikan LC bilamana barang-barang yang dikirim tidak bermasalah. 12. Seandainya tidak sesuai, maka importir dapat mengajukan complain.
5.2 Prosedur Impor 9
Bank LN
Eksportir (Supplier)
Luar Negeri Dalam Negeri
1 0
2 1
2
2
Bank DN
Importir (Buyer)
9
9
9 Pabean (Bandara)
5
6
7 Lembaga Pemerintah
Gambar 2. Prosedur Impor
Lembaga Ekspor
Kedutaan Asing
Langkah-langkah: 1. Adanya pemesanan barang ke luar negeri setelah adanya kesepakatan MoU. 2. Meminta bank membuka LC untuk eksportir (Opening Bank), yang dapat bertindak sebagai playing bank. 3. Menyelesaikan persyaratan-persyaratan pembukaan LC pada opening bank. 4. Menerima pemberitahuan tibanya dokumen-dokumen pengapalan dari opening bank yang dikirim oleh advising atau negotiating bank. 5. Menyelesaikan formulir-formulir impor dan perhitungan-perhitungan asuransi, bea masuk, dan pajak. Menebus dokumen-dokumen pengapalan dengan melakukan pembayaran, akseptasi wesel kepada opening bank sesuai syarat LC. 6. Melakukan penyetoran pajak, bea masuk, dan lain-lain. 7. Memberikan konfirmasi ke Kedutaan Asing Negara eksportir. 8. Menyerahkan bukti penyelesaian formulir impor dan pelunasan pajak atau bea masuk yang telah disahkan. 9. Menyerahkan DO dan B/L kepada maskapai pelayaran untuk pengeluaran barang dengan atau tanpa perusahaan ekspedisi. 10. Mengajukan klaim ganti rugi kepada eksportir atau kepada maskapai asuransi dalam hal terdapat kehilangan-kehilangan atau kerusakankerusakan
VII. STRATEGIPEMASARAN GLOBAL 7.1 Strategi Bauran Pemasaran Terpadu
Perusahaan yang bereperasi disatu ataubeberapa pasar luar negeri hams memutuskan seberapa banyak mengadaptasi bauran strategipemasaran mereka pada kondisi lokal. Langkah pertama dalam bauran pemasaran, yaitu menentukan produk yang akan ditawarkan dengan segala pertimbangannya, misalnya kualitas, ukuran, bentuk, warna, kemasan, danlain-lain. Langkah kedua, yaitumenentukan berapa harga produk itu akan ditawarkan kepada konsumen. Penentuan harga ini harus mempertimbangkan daya beli konsumen, marjinyangdiinginkan, danlain-lain. Langkah ketiga, yaitu menentukan bauran promosi yang akan di tempuh untuk mengkomunikasikan produk kepada konsumen. Kotler (1997) mengidentifikasikan bauran promosi (promotionmix)sebagaiberikut: 1. Promosi Penjualan. 2.
Iklan.
3.·Publisitas. 4.
Penjualan Pribadi.
5.
Pemasaran Langsung.
PASAR
LAMA I PRICE Pada tahap kedewasaan, maka diperlukan bauran pemasaran berupa optimasi harga melalui berbagai taktik merubah harga, terutama penurunan harga relative.
BARU II PLACE Pengembangan pasar memerlukan penekanan bauran pemasaran distrubusi secara maksimal, baik melalui distributor, agen, komisioner, maupun pemasaran langsung ke konsumen.
III
IV
PRODUCT Pada produk baru, bauran pemasarandiprioritaskan terbadap taktik merubahproduk, baiklini maupun bauran produk melalui ukuran, komplemen produk, maupun melalui perubahan bentuk warna, substitusi produk.
7.2
PROMOSI Pada produk dan pasar baru, penekanan bauran pemasaran dilakukan terhadap promosi untuk memperoleh brand awareness dan pembelian pertama atas produk baru tersebut melalui iklan, promosi penjualan, personal selling dan public relation.
Strategi Berdasarkan SWOT
Analisis SWOT dikembangkan secara lebih strategi pengembangan produk pasar:
pasti ke dalam
1. Strengthadalah kekuatan internal yang dimiliki oleh perusahaan. 2. Weakness adalah kelemahan yang melekat pada suatu bisnis. 3. Opportunities adalah berbagai peluang yang mungkin dicapai oleh perusahaan. 4. Threats adalah ancaman yang dihadapi oleh suatu lingkungan mikro bisnis.
PASAR LAMA
BARU
I ANALISIS SWOT Analisis SWOT perlu dikaji ulang, antara lain meliputi kekuatan dan kelemahan bisnis, peluang dan di ancaman luar bisnis.
II OPPORTUNITIES>
III IV STRENGTH>
7.3
Strategi Berdasarkan Boston Conculting Group (BCG)
Matriks yang dikembangkan oleh Boston Consulting Group dipadukan sebagai berikut: 1. Pada penenmaan dan pengeluaran besar, perusahaan berada pada tahap diversifikasi. 2. Pada penerimaan dan pengeluaran sedikit, perusahaan berada pada tahap penetrasi. 3. Pada penerimaan banyak dan pengeluaran sedikit, perusahaan berada pada tahap pengembangan pasar baru. 4. Pada penerimaan sedikit dan pengeluaran banyak, perusahaan berada pada pengembangan produk baru.
PASAR LAMA
BARU
I DOG Penerimaan=pengeluaran, sehingga perusahaan dalam keadaan sulit untuk berkembang.
II CASH FLOW Penerimaan jauh lebih besar daripada pengeluaran, sehingga margin pemasaran yang cukup besar untuk melakukan subsidi silang terhadap Tahap II.
III QUESTION MARK Penerimaan lebih kecil daripada pengeluaran karena adanya investasi besar-besaran yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk produk baru.
IV STAR Penerimaan lebih besar daripada pengeluaran namun jumlahnya adalah sangat besar sehingga marginnya relatif kecil.
7.4 Strategi Berdasarkan Product Life Cycle (PLC) Siklus hidup produk (Product Life Cycle - PLC) adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Tiap tahap PLC memerlukan strategi pemasaran yang berbeda. Tahap perkenalanditandai oleh pertumbuhan lambat dan laba minimum ketika produk itu didorong ke jalur distribusi. Selama tahap ini, perusahaan ini harus memilih antara strategi peluncuran cepat atau lambat, dan penetrasi cepat atau lambat. Perusahaan juga harus menentukan kapan saatnya memasuki pasar, pelopor pasar mungkin memiliki keuntungan besar. Dengan
demikian strategi yang hams diutamakan dalam melaksanakan bauran pemasaran adalah strategi promosi. Jika berhasil, produk itu memasuki tahap pertumbuhan yang ditandai dengan cepatnya pertumbuhan penjualan dan peningkatan laba. Perusahaan berusaha meningkatkan produk itu, memasuki segmen pasar dan saluran distribusi bam, serta sedikit mengurangi harga. Dengan demikian pada tahap pertumbuhan ini perusahaan harus lebih mengutamakan strategi distribusi Selanjutnya adalah tahap kedewasaan, yaitu saat pertumbuhan penjualan melambat dan laba stabil. Perusahaan mencari strategi inovatif untuk memperbaharui pertumbuhan penjualan, termasuk modifikasi pasar, produk, dan bauran pemasaran. Akhirnya, produk memasuki tahap penurunan, yaitu saat hanya sedikit yang dapat dilakukan untuk menghentikan kemerosotan penjualan dan laba. 7.5
Strategi Perang
Beberapa strategi yang bisa dikategorikan dalam strategi perang, adalah: 1. Dumping, persaingan yang kurang sehat dan dilakukan oleh suatu negara untuk menciptakan isolasi perdagangan dalam negeri. 2. Embargo, membatasi atau meniadakan sarna sekali transaksi perdagangan dan ekonomi suatu negara berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang pada umumnya menyebabkan kemandekan ekonomi suatu bangsa.
3. Protection, upaya perlindungan kegiatan ekonomi suatu bangsa dengan cara memberlakukan kuota tertentu atau batasan-batasan tertentu yang harus dipatuhi oleh negara lain. 7.6 Strategi Licency Asosiasi kontraktual antara pembeli waralaba (franchiser. produsen, pedagang besar, atau organisasi jasa) dengan penerima waralaba (franchisee). Contoh kasus: Domino's (pizza) dibawa ke Jepang oleh pewaralaba Ernest Higa yang memiliki 106 toko di Jepang yang penjualan gabungannya sebesar $140 Juta. Keberhasilan Higa sebagian karena ia mengadaptasi produk Domino's ke pasar Jepang yang sangat mementingkan penyajian. Higa secara teliti memetakan penempatan topping pizza dan membuat penanda pemotongan di kotak untuk: menghasilkan pemotongan yang seragam. 7.7
Strategi Multi Level Marketing (MLM.)
Multi Level Marketing (MLM) merupakan suatu variasi dari penjualan langsung, yaitu perusahaan yang merekrut para usahawan independen yang bertindak sebagai distributor untuk produk mereka yang kemudian akan merekiut dan menjual ke subdistributor yang akhirnya merekrut orang lain lagi untuk menjual produk mereka, biasanya di rumah pelanggan. Imbalan bagi distributor adalah presentase penjualan ke seluruh kelompok penjualan yang direkrut distributor tersebut maupun penghasilan dari tiap penjualan langsung ke pelanggan eceran. Proses penjualan dalam strategi ini dilandasi oleh aspek
psikologis karena kedekatan atau kebersamaan, kemudian bagi seseorang yang semula selaku konsumen akhir dapat berubah menjadi pedagang perantara. 7.8
Strategi Assembling
Bentuk usaha perakitan komponen-komponen suatu produk menjadi produk jadi yang dilakukan oleh suatu negara. Hal ini berarti produk yang terdiri banyak komponen akan dilakukan perakitan di negara tujuan 7.9
Strategi Meta Marketing
Pemasaran Meta Marketing merupakan bentuk strategi pemasaran yang menerapkan strategi penggabungan antara bauran pemasaran fisik dan nonfisik yang bertujuan untuk meningkatkan pengembangan perusahaan. 1. Physical Marketing Physical Marketing merupakan strategi dalam melakukan pemaswaran dengan pendekatan fisik dan dalam hal ini terdiri dari bauran pemasaran (4P) yang dilakukan sedemikian rupa. Seperti produk, harga, promosi dan distnbusi. 2. Non-physical Marketing Pemasaran yang memperhatikan keselarasan antara person marketing, organization marketing, place marketing, dan social marketing. Pemasaran Meta Marketing merupakan suatu bentuk pemasaran yang bertujuan untuk semakin menyempurnakan kemudahan proses pencapaian tujuan perusahaan.
7.10 Joint Venture Bentuk hubungan yang meliputi .keIjasama dalam bidang: . 1. Investment: kerjasama dapat dilakukan pada perencanaan dan penetapan capital budgeting. 2. Production: pertimbangan akan alasan skala ekonomis yang dapat dicapai. Perusahaan akan dapat menurunkan beban rata-rata / BOP untuk memproduksi dan menjual suatujenis produk dengan meningkatkan volume industri. 3. Price :ada kesepakatan harga antar sesama produsen. 4. Wilayah: ada kesepakatan pembagian wilayah Hal-hal tersebut dilakukan berdasarkan suatu perjannan atau kesepakatan antarpihak yang terkait. VIII. LINGKUNGAN PEMASARAN INTERNASIONAL DAN VISI GLOBAL MELALUI RISET PEMASARAN INTERNASIONAL 9.3.1 Lingkungan Politik dalam Pemasaran Global Politik yang dianut oleh berbagai Negara tidaklah selalu sama dan bahkan seringkali berubah. Perbedaan tersebut yang menyebabkan persoalan yan kompleks dalam kegiatan bisnis.Oleh sebab itu, setiap perusahaan global perlu meningkatkan dan mengantisipasi setiap resiko politik yang bisa mempengaruhi kelangsungan bisnisnya. Risiko Politik
Risiko ketidakstabilan umum: risiko yang berkaitan dengan ketidakpastian terhadap kelangsungan hidup dari sistem politik negara tujuan. Risiko Eksproriasi: risiko yang berkaitan dengan kemungkinan bahwa pemerintah negara tujuan akan mengambil tindakan tertentu, misalnya pembatalan kontrak, konfiskasi, nasionalisasi, maupun eksproriasi. Risiko operasi: risiko yang muncul karena adanya ketidakpastian bahwa pemerintah negara tujuan akan memaksa atau menghambat operasi bisnis perusahaan asing.
Strategi yang digunakan untuk meminimumkan risiko politik.
Merangsang pertumbuhan ekonomi lokal,
Mempekerjakan tenaga kerja lokal,
Membagi kepemilikan,
Menerapkan political neutrality,
Lisensi,
Melakukan lobbying.
9.3.2 Lingkungan Hukum dalam Pemasaran Global Hukum merupakan aturan-aturan yang dilaksanakan dalam rangka mengatur tingkah laku individu dalam suatu masyarakat secara keseluruhan.Secara garis besar, ada 2 macam sistem hukum internasional, yaitu: a) Common law Common law yang dikembangkan di Inggris merupakan sistem hukum yang didasarkan pada preseden, kebiasaan/konvensi masa lalu, dan interpretasi terhadap hukum yang seharusnya diterapkan pada situasi tertentu. b) Code law Sistem hukum yang didasarkan pada aturan-aturan legislatif yang tertulis. Code law dikembangkan pertama kali pada zaman kerajaan Romawi dan hingga saat ini masih banyak diterapkan. Hukum yang bisa menjadi penghambat untuk memasuki pasar negara tujuan pemasaran:
Tarif: merupakan pajak yang dikenakan oleh pemerintah sebuah negara terhadap produk-produk ekspor dan impor Hukum Anti Dumping
Lisensi Ekspor/Impor
Insentif Legal
Hukum pembatasan Perdagangan
4 alternatif cara pemecahan konflik dalam bisnis berskala global, yaitu: 1. Negosiasi Langsung 2. Konsiliasi 3. Arbitrasi 4. Proses Pengadilan 9.3.3 Lingkungan Informasi dan Teknologi dalam Pemasaran Global Lingkungan teknologi merupakan salah satu faktor yang paling dramatis dalam mempengaruhi perubahan lingkungan internasional. Berbagai inovasi teknologi telah, sedang, dan akan terus berkembang diantaranya dalam bidang bioteknologi, teknologi komputer, teknologi informasi dan komunikasi, transportasi, robotika,dll. Freeman & Perez (1988) menegaskan bahwa difusi teknologi utama dan sumber daya yang berkaitan dengan masing-masing paradigma tekno-ekonomik mengubah pasar internasional secara radikal, baik pada level negara dan industri makro, maupun level bisnis dan individual Mikro.
Meliputi: 1. Berkembangnya industri-industri baru berdasarkan teknologi dan sumber daya kunci. 2.
Solusi efektif bagi keterbatasan paradigma tekno-ekonomik sebelumnya.
3.
Infrastuktur baru pada level nasional dan internasional.
4. Sejumlah negara mendapatkan posisi kepemimpinan dalam hal teknologi dan ekonomi berdasarkan penerapan teknologi dan sumber daya kunci yang relevan dengan paradigma baru. 5.
Perubahan dalam kepadatan penduduk dan urbanisasi.
6. Perubahan radikal dalam bentuk-bentuk organisasi berkaitan dengan kemunculan perusahaan-perusahaan dalam industri baru. 7.
Sistem pelatihan dan pendidikan baru.
8. Berkembangnya jasa-jasa baru yang terkait dengan paradigma teknoekonomik Munculnya para wirausaha inofatif baru. 9.1 Visi Global Melalui Riset Pemasaran 9.4.1 Pengertian Riset Pemasaran Kegiatan penelitian yang dilakukan secara sistematis,mulai dari perumusan masalah,tujuan penelitian, pengumpulan data pengolahan data dan pengintepretasian data hasil penelitian.
Riset pemasaran adalah pengumpulan dan penganalisaan informasi untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan dalam bidang pemasaran. 9.4.2 Ruang Lingkup Pemasaran
Mengukur pasar dan penjualan
Riset barang
Riset ekonomi perusahaan
Riset periklanan
Riset lingkungan 9.4.3 Proses Riset Pemasaran
Merumuskan masalah atau mengidentifikasi kesempatan
Menentukan sumber-sumber informasi
Mempersiapkan formulir pengumpulan data
Menentukan sampel
Mengumpulkan informasi di lapangan
Mengadakan pengolahan (tabulasi), dan analisa data.
Mempersiapkan laporan penelitian 9.4.4 Tujuan Riset Pemasaran
Mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara objektif kenyataan yang ada dan bebas dari pengaruh keinginan pribadi (political bases) 9.4.5 Variabel-variabel Riset Pemasaran Variabel yang dapat dikontrol :
a)
Produk
b)
Harga
c)
Distribusi
d)
Promosi
Variabe – variabel yang tidak dapat di kontrol a)
Kondisi ekonomi
b)
Teknologi
c)
Peraturan pemerintah
d)
Politik
e)
Kompetisi
f)
Perubahan sosial 9.4.6 Proses Pengambilan Keputusan
1)
Tentukan masalah pemasaran.
2) Tentukan variabel-variabel yang termasuk dalam kategori variabel yang dapat dikontrol dan variabel yang tidak dapat di kontrol. 3)
Kumpulkan semua informasi yang relevan.
4)
Pilih alternatif yang terbaik.
5)
Kembangkan dan implementasikan rencana yang baik.
6)
Evaluasi keputusan yang telah diambil.
IX. KERJASAMA INTERNASIONAL 10.1 Pendahuluan Kerjasama bisnis intemasional lebih diartikan kerjasama antar negara dibidang perekonomian yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan
perkembangan perekonomian negara yang bersangkutan dan perkembangan perekonomian dunia pada umumnya. Kerjasama antar negara tersebut dilatar belakangi oleh berbagai keterbatasan masing-masing negara baik dalam memperoleh faktor-faktor produksi maupun dalam mejual hasil produksi atau karena alasan lain seperti akibat pengaruh politik, sosial budaya, keamanan, teknologi, a1am dan sebagainya Kerjasama bisnis antar negara lazimnya dilandasi oleh saling percaya dan saling menguntungkan 10.2
Berbagai Organisasi Bisnis Internasional
1. Perserikatan Bangsa-Bangsa serta dalam pemeliharaan dunia.
khususnya
dibidang ekonomi dan sosial
2. Bank Dunia sebagai pintu pinjaman regulernya, Korporasi Keuangan Intemasional dan Asosiasi Pembangunan Intemasional (IMF). 3. Organisasi perdangan Dunia/Word Trade Organisation (WTO), GATT, OPEC, Bank Afrika, Bank Pembangunan Asia, Uni Eropa. 4. Organisasi regional bidang ekonomi dan sosial seperti ASEAN, MEE dan lain• lain. 5. Organisasi perdagangan untuk produk-produk tertentu. 6. Organisasi sesama penghasil produk sejenis 7. Organisasi penanaman modal asing. 8. Organisasi bidang-bidang tertentu lainnya.
X.
11.1
DAMPAK PEMASARAN INTERNASIONAL
Pendahuluan
Kondisi lingkungan di dunia sedemikian komplek, yang masing-masing unsur dalam lingkungan tersebut dapat saling mempengaruhi dan dapat saling berhubungan baik secara langsung maupung secara tidak langsung.Begitu pula halnya dengan kegiatan bisnis intemasional yang melibatkan banyak negara,
banyak perusahaan, banyak aturan, banyak masalah dan lain-lain pasti akan saling mempengaruhi dan saling berhubungan. Dalam kajian dampak bisnis intemasional tentunya akan mengungkapkan berbagai contoh dampak baik yang positip maupun yang negatip, baik bagi individu, masyarakat maupun bagi negara pada umumnya 11.2
Dampak PositifAkibat Pemasaran Internasional 1. Bagi Dunia Usaha
a. Memperbesar Pangsa pasar b. Secara Iangsung dapat meningkatkan volume penjualan c. Produknya di kenaI diluar negeri. d. Semakin besarnya peluang untuk bekerja sarna diberbagai bidang. e. Semakin berkembangnya penggunaan teknologi informasi. f. Memperbesar peluang bisnis daslamjangka panjang. g. Meningkatkan inovasi, kreativitas, dan manajemen di bidang bisnis. 2. Bagi Individu a. Konsumen dapat mengenal berbagai produk asing. b. Konsumen dalam negeri mudah memperoleh produk luar negeri. c. Adanya transfer of knowledge melalui teknologi informasi. d. Dan lain-lain. 3. Bagi Pemerintah a. Dapat meningkatkan hubungan bilateral dan multilateral. b. Meningkatkan devisa Negara.
c. Meningktakan investasi asing kedalam negeri. d. Meningkatkan perkembangan teknologi dalam negeri. e. Meningkatkan pemanfaatan potensi alam dan sumberdaya lainnya. 11.3 Dampak NegatifAkibat Pemasaran Internasional 1. Bagi Dunia Usaha a. Adanya persaingan yang tidak sehat. b. Adanya pelanggaran terhadap Etika bisnis. c. Kurs mata uang yang mengandung risiko. d. Terdesaknya usaha kecil dalam negeri. e. Pelanggaran terhadap hak paten. f. Dan lain-lain. 2. Bagi individu a. Adanya Demontration effect yang mengarah pada Consumption minded. b. Pelanggaran terhadap moral agama dan sosial budaya. c. Adanya kejahatan masyarakat. d. Dan lain-lain. 3.
Bagi Pemerintah a. Proteksi oleh negara tertentu. b. Adanya embargo bidang ekonomi untuk negara tertentu. c. Perubahan sosial budaya yang merugikan masyarakat Negara. d. Dan lain-lain
III. KESIMPULAN Pemasaran Global diartikan sebagai proses pemusatan sumber daya dan tujuan organisasi pada peluang pasar. Dalam melakukan sebuah bisnis atau membangun perusahaan yang berskala internasional, masing-masing pelaku pemasaran harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam kaitannya dengan Pemasaran Global. Sehingga mampu bersaing dengan baik dan juga mampu menguasai pangsa pasar internasional.