PENGENALAN JENIS – JENIS GARDU INDUK DAN PERALATAN GARDU INDUK Alip Hapidin (2019-71-038) GARDU INDUK A
[email protected] ABSTRACT Substation is a sub system of the distribution system (transmission) of electricity, or is an integral part of the distribution system (transmission). Distribution (transmission) is a sub system of the electric power system. This means that the substation is a sub-system of the electric power system. As a sub system of the distribution system (transmission), the substation has an important role, in its operation it cannot be separated from the distribution system (transmission) as a whole. The substation is an electrical installation system which consists of several electrical equipment and becomes the electrical connection from the transmission network to the perimer distribution network. The transmission line in the electric power system plays an important role in the process of distributing power from the power plant to the substation. An electric power system can experience many problems. One of the disturbances that can occur is overvoltage disturbances caused by lightning surges. To overcome this problem, it is necessary to protect the equipment at the substation Keyword: Substation, Transmision, Overvoltage ABSTRAK Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi). Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik. Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik. Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai peranan penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran (transmisi) secara keseluruhan. Gardu induk merupakan suatu sistem Instalasi listrik yang terdiri dari beberapa perlengkapan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik dari jaringan transmisi ke jaringan distribusi perimer. Saluran Transmisi dalam sistem tenaga listrik memegang peranan penting dalam proses penyaluran daya dari pembangkit listrik sampai ke gardu induk. Suatu sistem tenaga listrik bisa mengalami banyak gangguan. Salah satu gangguan yang dapat terjadi adalah gangguan tegangan lebih yang diakibatkan oleh surja petir. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut perlu dilakukan perlindungan terhadap peralatan-peralatan di Gardu Induk Kata kunci: Gardu Induk, Transmisi, Tegangan Lebih
LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PERALATAN TEGANGAN TINGGI | 2
Nama : ALIP HAPIDIN
I.
NIM : 2019-71-038
PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Gardu induk pembangkit merupakan suatu instalasi yang terdiri dari peralatan-peralatan listrik yang menghubungkan pembangkit dengan jaringan primer. Gardu induk pembangkit berfungsi untuk mengatur dan menyalurkan daya listrik yang dibangkitkan oleh pembangkit ke jaringan primer sesuai dengan tegangan nominal jaringan primer tersebut. Tegangan nominal jaringan primer yang digunakan di Indonesia adalah 150 kV untuk jaringan tegangan tinggi dan 500 kV untuk jaringan tegangan ekstra tinggi. Gardu induk pembangkit juga merupakan salah satu bagian penting di dalam sistem tenaga listrik secara keseluruhan. Berdasarkan jenis instalasinya, gardu induk pembangkit dibagi menjadi dua jenis, yaitu jenis pasangan luar dan pasangan dalam. Di Indonesia sendiri, instalasi gardu induk pembangkit yang umumnya digunakan adalah jenis pasangan luar Transformator tenaga merupakan salah satu peralatan tenaga listrik yang wajib memiliki sistem proteksi, mengingat begitu pentingnya tugas transformator dalam penyaluran tenaga listrik dan transformator merupakan salah satu peralatan tenaga listrik yang sangat mahal. Maka, diharapkan dengan adanya sistem proteksi ini gangguan yang terjadi di sekitar transformator tenaga dapat diminimalisir. Didalam gardu induk terdapat peralatan yang digunakan untuk system proteksi,atau system keamanan dari gangguan tegangan yang berlebih. Peralatan pada gardu induk harus sesuai standar keamanan dan kehandalan agar tidak terjadi kerusakan pada system utamanya. Adapun peralatan – peralatannya yaitu Neutral Ground Resistor, PMT, PMS, Lightning Arrester dll. Maka dari itu didalam jurnal ini kita akan membahas tentang apa saja peralatan yang terdapat pada gardu induk beserta pengertian dan fungsinya 1.2 TUJUAN 1. Mengetahui jenis-jenis gardu induk. 2. Mengetahui peralatan-peralatan yang ada pada gardu induk dan fungsi serta pengoperasiannya. 3. Mengetahui single line diagram gardu induk.
II.
METODE PENELITIAN 2.1 TEORI MODUL a. GARDU INDUK KONVENSIONAL GI yang peralatan tegangan tingginya (TT) terletak diluar ruangan . Dimana antara peralatan TT mengandalkan udara sebagai media isolasi antar phasa. Sehingga GI Konvensional memerlukan area yang luas untuk instalansinya.
LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PERALATAN TEGANGAN TINGGI | 3
Nama : ALIP HAPIDIN
NIM : 2019-71-038
Pada umum gardu induk jenis ini digunakan daerah yang luas dan GI jenis ini banyak di temukan di wilayah seluruh indonesia. Pada gi jenis ini pula memiliki nama pada daerah sekitaran di sebut area switch yard (serandang) pada serandang pula harus datar dan ada isolasi antara bidang tanah terhadap area indusi pada peralatan bias berupa batu-batuan dan rerumputan ,agar dapat menghilangkan induksi listrik akibat adanya tegngan lebih arus yang sangat besar dsb. 1. GIS (GAS INSULATED SUBSTATION) GI yang menggunakan Gas (SF6) sebagai media isolasi antara phasa, sehingga letak peralatan TT dapat dibuat lebih rapat , tujuannya adalah untuk menghemat ruang dan tempat . Oleh karena itu GIS umumnya dibangun di daerah perkotaan karena GIS dapat dibangun didalam ruangan dan tidak memerlukan area yang luas.
GIS (GAS INSULATED SUBSTATION)
PM T
C C T T
Pada GI jenis ini memiliki perbedaan dengan GI jenis conventional, GI jenis ini tidak memerlukan area yang cukup luas dan untuk system isolasinya menggunakan media gas. Dan
LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PERALATAN TEGANGAN TINGGI | 4
Nama : ALIP HAPIDIN
NIM : 2019-71-038
GI ini dapat di temui di daerah perkotaan yang padat sepeti ibu kota Jakarta dan kota-kota padat lainnya. 2. GARDU INDUK MOBIL (MOBILE SUBTATION) GI yang dirancang khusus agar dapat berpindah pindah dari satu tempat ke tempat yang lain dengan mudah. Fungsi GI ini adalah untuk tindakan emergency penyaluran tenaga listrik pada GI permanen yang mengalami gangguan.
GARDU INDUK MOBIL (MOBILE SUBSTATION)
Peralatan pada gardu induk dan fungsinya 1. Transformator Pengertian Transformator adalah mesin listrik statis yang berfungsi . Untuk menyalurkan tenaga / daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah (step-down) atau sebaliknya (step-up). Pembagian daya berdasarkan Pemakaian Pada Sistem Tenaga Listrik a. Transformator Daya b. Transformator Distribusi c. Transformator Pengukuran Bagian Utama Trafo a. Inti Besi : Mempermudah jalan fluks yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan
a
LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PERALATAN TEGANGAN TINGGI | 5
Nama : ALIP HAPIDIN
NIM : 2019-71-038
b. Kumparan Trafo Media/ alat trasformasi arus/ tegangan dari primer ke sekunder c. Bushing Konduktor yang diselubungi oleh isolator sebagai media untuk menghubungkan kumparan trafo dengan beban atau rangkaian yang ada di luar trafo. d. Tangki/Konservator Tempat menampung pemuaian minyak trafo. Peralatan Bantu a. Pendingin Untuk mencegah kerusakan isolasi akibat kenakan temperatur trafo. Media pendingin trafo antara lain : - Udara (Fan, Sirip) - Minyak - Air Macam Pendinginan : - ONAN (Oil Natural Air Natural) - ONAF (Oil Natural Air Forced) - OFAF (Oil Forced Air Forced) b. Tap Changer Alat untuk merubah perbandingan transformasi untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder yang diinginkan dari jaringan primer yang berubah-ubah. Cara kerja : - OFF Load Tap Changer (Tidak berbeban) - ON Load Tap Changer/ OLTC (Berbeban) Tap Changer dipasang pada sisi Primer/ Teg. Tinggi c. Alat Pernafasan (Silica Gel)
LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PERALATAN TEGANGAN TINGGI | 6
Nama : ALIP HAPIDIN
NIM : 2019-71-038
Suhu minyak dipengaruhi naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar. Akibatnya Saat beban trafo naik, suhu trafo naik minyak akan memuai. Bebantrafo turun minyak menyusut, udara luar masuk ke tangki. d. Indikator - Suhu Minyak - Permukaan Minyak - Indikator Sistem Pendingin - Indikator kedudukan Tap e. Minyak Trafo Fungsi : - Isolasi - Pendingin
LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PERALATAN TEGANGAN TINGGI | 7
Nama : ALIP HAPIDIN
NIM : 2019-71-038
NEUTRAL GROUND RESISTOR (NGR) a. Pengertian NGR Atau Resistance pentanahan Trafo, yaitu resistance yg dipasang pada titik neutral trafo yang dihubungkan Y ( bintang ). NGR biasanya dipasang pada titik netral trafo 70 kV atau 20 KV, sedangkan pada titik neutral trafo 150 KV ditanahkan langsung (Solid), tujuannya untuk membatasi arus gangguan ketanah . b. Tujuan Sistem Pentanahan a. Membatasi tegangan phasa yang tidak terganggu b. Mengurangi arus gangguan fasa tanah c. Membantu memadamkan busur api
c. Jenis dan Nilai NGR a. Resistance Liquid ( Air ), yaitu bahan resistancenya adalah air murni . Untuk memperoleh nilai Resistance yang diinginkan ditambahkan garam KOH .
LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PERALATAN TEGANGAN TINGGI | 8
Nama : ALIP HAPIDIN
NIM : 2019-71-038
b. Resistance Logam, yaitu bahannya terbuat dari logam nekelin dan dibuat dalam panel dengan nilai resistance yang sudah ditentukan.
PMT (PEMUTUS)/ CIRCUIT BREAKER (CB) Pengertian PMT adalah saklar yang dapat digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan Instalasi listrik dalam keadaan berbeban sesuai dengan ratingnya, baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan gangguan. Jenis PMT berdasarkan media pemadam busur PMT dengan media MINYAK : - Bulk Oil CB ( PMT isi minyak banyak ) - Low Oil Content CB ( PMT isi minyak sedikit ) PMT dengan media UDARA : - PMT Udara hembus ( Air Blast Cirduit Breaker ) - PMT dg. Udara hampa ( Vacuum CB ) PMT dg. Media GAS SF – 6 ( Sulfur Hexafluoride ) Untuk jenis GCB ini yang paling banyak kita gunakan karena keandalannya dan low Maintenance. Jenis PMT berdasarkan penggerak PMT dg. Penggerak PEGAS atau PER.
LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PERALATAN TEGANGAN TINGGI | 9
Nama : ALIP HAPIDIN
NIM : 2019-71-038
Kontak - kontak PMT digerakkan oleh tenaga pegas atau per yang di regangkan oleh motor listrik. PMT dg. Penggerak HIDROLIK Minyak hidrolik yang di pompa dg motor listrik pada tekanan tertentu untuk menggerakkan kontak kontak PMT. PMT dg. Penggerak PNEUMATIK Udara yang ditekan oleh pompa motor listrik hingga tekanan tertentu ditampung dalam tangki reservoir untuk menggerakkan kontak PMT.
LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PERALATAN TEGANGAN TINGGI | 10
Nama : ALIP HAPIDIN
NIM : 2019-71-038
PMS (PEMISAH)/ DISCONNECTING SWITCH (DS) Pengertian PMS atau pemisah adalah suatu alat untuk memisahkan tegangan pada peralatan instalasi tegangan tinggi. Ada dua macam fungsi PMS, yaitu : a. Pemisah Tanah ( Pisau Pentanahan ) ; Berfungsi untuk menghilangkan / mentanahkan tegangan induksi . b. Pemisah Peralatan ; Berfungsi untuk mengisolasikan peralatan listrik dari peralatan lain atau instalasi lain yang bertegangan. Pms ini boleh dibuka atau ditutup hanya pada rangkaian yang tidak berbeban.
LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PERALATAN TEGANGAN TINGGI | 11
Nama : ALIP HAPIDIN
NIM : 2019-71-038
LIGTHNING ARRESTER / LA Ligthning Arrester / LA yang biasa di sebut Arrester, di Gardu Induk berfungsi sebagai pengaman instalasi ( peralatan listrik pada instalasi ) dari gangguan tegangan lebih akibat sambaran petir ( Ligthning Surge ) maupun oleh surja hubung ( Switching Surge ).
LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PERALATAN TEGANGAN TINGGI | 12
Nama : ALIP HAPIDIN
NIM : 2019-71-038
TRAFO ARUS/CURRENT TRANSFORMER (CT) FUNGSI TRAFO ARUS a. Memperkecil besaran arus listrik ( ampere ) pada sistem tenaga listrik menjadi besaran arus untuk sistem pengukuran dan proteksi. b. Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, yaitu memisahkan instalasi pengukuran dan proteksi dari tegangan tinggi. c. Memungkinkan standarisasi rating arus untuk peralatan sisi sekunder .
TRAFO TEGANGAN/POTENTIAL TRANSFORMER (PT)/ CAPASITIVE VOLTAGE TRANSFOERMER (CVT) Fungsi Transformator Tegangan / PT / CVT o Memperkecil besaran tegangan pada sistem tenaga listrik menjadi besaran tegangan untuk sistem pengukuran atau proteksi. o Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer. o Memungkinkan standarisasi rating tegangan untuk peralatan sisi sekunder.
LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PERALATAN TEGANGAN TINGGI | 13
Nama : ALIP HAPIDIN
NIM : 2019-71-038
2.2 TEORI TAMBAHAN Gardu Induk Setelah sebelumnya kita telah membahas tentang sistem Transmisi Tenaga Listrik (Disini) sekarang saya akan membahas salah satu komponen penting dalam penyaluran listrik yaitu Gardu Induk atau stasiun transmisi dimana dalam gardu induk listrik di transformasikan juga diatur tegangannya apabila terjadi drop tegangan atau tegangan turun akibat saluran yang panjang. Gardu induk bisa di ibaratkan sebagai stasiun atau terminal dalam transportasi listrik. Gardu induk memiliki peranan penting dalam sistem transmisi, gardu induk mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah, 1. Mentransformasikan tegangan (sebagai penaik dan penurun tegangan) 2. Untuk mengatur aliran daya listrik dari saluran transmisi ke saluran transmisi lainnya yang kemudian didistribusikan ke konsumen 3. Pengukur, Pengawas Operasi serta pengaman sistem tenaga listrik 4. Pengaturan pelayanan beban ke Gardu Induk lain dan ke Gardu Distribusi 5. Sebagai tempat untuk menurunkan tegangan transmisi menjadi tegangan distribusi 6. Sarana telekomunikasi Fungsi utama dari gardu induk adalah untuk mentransformasikan tegangan, jadi di gardu induk ini atau saya sebut GI berfungsi untuk menaikan tegangan dari pembangkitan, karena untuk penyaluran listrik membutuhkan tegangan yang besar agar tidak terjadi rugi daya, sedangkan pembangkitan hanya bisa membangkitkan listrik sekitar 6 – 20 kV dan itu harus dinaikkan agar tidak habis (drop) dalam perjalananya. Setelah melalui penyaluran dengan tegangan tinggi pada sisi transmisi, tegangan harus diturunkan kembali pada tegangan standar yang bisa dipakai oleh konsumen untuk dapat dipakai oleh pelanggan. Jadi GI ini ibarat stasiun-stasiun listrik maka dari itu disebut substation. Jadi secara sederhana saya jelaskan seperti ini : Pembangkitan — (tegangan dinaikan) —> Transmisi — (tegangan diturunkan) —> Distribusi Nah pada proses tegangan dinaikan dan diturunkan pada proses diatas diperlukan Gardu Induk. Sedangkan untuk proses penurunan tegangan dari Distribusi —- (tegangan diturunkan -sesuai standar yang dipakai masyarakat-)—> Konsumen. Proses ini dilakukan di Gardu Distribusi yang akan saya ulas dalam postingan selanjutnya. Jenis-jenis Gardu Induk Jenis Gardu induk bisa dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu : 1. Berdasarkan besaran tegangannya
LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PERALATAN TEGANGAN TINGGI | 14
Nama : ALIP HAPIDIN
NIM : 2019-71-038
2. Berdasarkan pemasangan peralatan 3. Berdasarkan fungsinya 4. Berdasarkan isolasi yang digunakan 5. Berdasarkan sistem rel (busbar) Berdasarkan besar tegangan ada GI 70 kV, 150 kV dan 500 kV. Kode di PLN untuk GI 70 kV adalah GI “4”, 150 kV adalah GI “5”, dan GI 500 kV adalah GI “7”. Berdasarkan pemasangan peralatan ada GI pasangan luar dan GI pasangan dalam, GI pasangan luar adalah GI konvensional yang membutuhkan lahan yang luas karena ada switcyard di luar, sedangkan GI pasangan dalam dalah GI GIS (Gas Insulated Substation) dimana kompartemennya atau penyalurannya ada di dalam gedung (tidak di switchyard dan tidak ada switchyard, disebut switchgear) kecuali transformer atau trafo nya, dan dilindungi oleh gas SF6. Berdasarkan sistem rel ada GI 1 breaker, 1 setengah breaker, single busbar, double busbar dan lain-lain. Gardu Induk berdasarkan Rel / Busbar Busbar atau rel adalah titik pertemuan/hubungan trafo-trafo tenaga, SUTT, SKTT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik/daya listrik. Berdasarkan busbar gardu induk dibagi menjadi: 1. Gardu Induk dengan sistem ring busbar 2. Gardu Induk dengan busbar tunggal / single busbar 3. Gardu Induk dengan busbar ganda / double busbar 4. Gardu Induk dengan satu setengah / one half busbar Ruang di Gardu Induk Di Gardu induk ada beberapa ruangan yang mempunyai fungsinya masing-masing diantaranya adalah 1. Switchyard, berupa lahan terbuka (pada GI konvensional) tempat dimana semua alat kelistrikan seperti Pemutus Tenaga (PMT), Pemisah (PMS), Lighnting Arrester (LA), Current Transformer (CT), Potensial Transformer (PT) hingga transformer atau trafo daya disimpan, maka dari itu wilayah switchyard GI adalah wilayah terbatas dan terlarang untuk umum karena berbahaya jika sembarangan dimasuki oleh orang awam. 2. Control Room atau Ruang kontrol, dilihat dari namanya saja kita pasti sudah tau fungsinya yaitu untuk mengkontrol atau mengendalikan semua yang ada di gardu induk diantaranya adalah mengendalikan kompartemen yang ada di Switchyard, seperti membuka tutup PMT dan PMS dan lain-lain. Walau sebenarnya untuk mekanisme SOP pembebasan tegangan dan beban dengan membuka PMT/PMS ada tersendiri yang bisa dilakukan oleh PLN pengaturan beban. Selain itu biasanya di ruang kontrol ada operator GI yang menjaga dan mengawasi apabila terjadi sesuatu juga dilengkapi dengan sarana komunikasi.
LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PERALATAN TEGANGAN TINGGI | 15
Nama : ALIP HAPIDIN
NIM : 2019-71-038
3. Ruang Proteksi, adalah ruang dimana terdapat relai-relai proteksi, apa sih relai itu? relai adalah proteksi atau pengaman peralatan listrik, ada banyak jenis relai sesuai dengan kegunaan fungsinya, contoh OCR atau Over Current Relay yaitu untuk melindungi peralatan dari arus lebih lalu ada Ground Fault Relay (GFR) melindungi dari gangguan arus tanah atau grounding, ada Distance Relay, Differential Relay dan masih banyak lagi sesuai fungsinya masing-masing, relai berfungsi dengan membaca arus yang sudah diturunkan oleh CT, jika terjadi penyimpangan arus atau tegangan maka relai yang bersangkutan akan bekerja dan membuka PMT yang bersangkutan (yang terjadi gangguan). 4. Ruang Baterai dan Ruang Inverter (Ruang DC), dalam ruang ini ada terdapat beberapa baterai atau sumber listrik dengan arus DC. Sumber arus DC ini berfungsi sebagai sumber arus bagi relai karena relai memerlukan sumber daya DC, sedangkan sumber arus listrik di GI yang dihasilkan adalah arus AC, dan Inverter diperlukan untuk merubah arus AC ke DC yang dipakai dan dihasilkan GI untuk mengisi baterai atau sumber DC. 5. Ruang Cell 20 kV, dari namanya pada ruangan ini adalah ruangan dengan tegangan menengah 20 kV dimana pada ruangan ini jaringan listrik dari trafo penurun tegangan ke 20 kV atau biasa disebut trafo distribusi masuk ke ruangan ini dan biasanya membentuk rel untuk membagi-bagi jaringan ke beberapa penyulang atau feeder. Pada ruangan ini terdapat kubikel-kubikel yang masing-masing kubikel terdapat PMT, relai proteksi, meter untuk pembacaan dari satu penyulang. Kompartemen utama pada Gardu Induk
Transformer Daya yang ada di Gardu Induk 1. Transformer (Trafo) Transformer adalah komponen utama yang harus ada dalam gardu induk karena fungsi gardu induk yang utama adalah untuk menurunkan dan menaikan tegangan dan trafo adalah komponen yang berfungsi untuk menurunkan dan menaikan tegangan. Trafo berfungsi merubah besaran tegangannya, sedangkan frekuensinya tetap. Tranformator daya juga berfungsi untuk pengaturan tegangan.Transformator daya dilengkapi dengan trafo pentanahan yang berfungsi untuk mendapatkan titik neutral dari trafo daya. Peralatan ini disebut Neutral Current Transformer (NCT). Perlengkapan lainnya adalah pentanahan trafo, yang disebut Neutral Grounding Resistance (NGR).
LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PERALATAN TEGANGAN TINGGI | 16
Nama : ALIP HAPIDIN
NIM : 2019-71-038
Gambar Pemutus Tenaga 150 kV 2. Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker : Berfungsi sebagai pemutus tenaga listrik dalam keadaan berbeban. PMT ini adalah MCB (yang biasa ada di kWh meter di rumah kita) dalam ukuran besar. PMT sebagai pemutus tenaga listrik dan sebagai pengaman apabila terjadi gangguan listrik maka akan diputus hubungan listriknya agar gangguan listrik tidak menjalar ke peralatan lain yang tidak mengalami gangguan. PMT dapat dioperasikan pada saat jaringan dalam kondisi normal maupun pada saat terjadi gangguan.Karena pada saat bekerja, PMT mengeluarkan (menyebabkan timbulnya) busur api, maka pada PMT dilengkapi dengan pemadam busur api. Pemadam busur api yang ada dalam PMT biasanya bisa berupa : Minyak, Vacum/ Hampa Udara, Gas SF6.
Gambar PMS 150 kV 3. Pemisah (PMS) atau Disconnecting Switch : Berfungsi sebagai pemisah peralatan listrik dari peralatan listrik yang bertegangan. PMS ini bekerja dalam keadaan tidak berbeban. Dalam gardu induk, PMS terpasang di beberapa titik. Karena PMS dioperasikan saat
LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PERALATAN TEGANGAN TINGGI | 17
Nama : ALIP HAPIDIN
NIM : 2019-71-038
keadaan tidak berbeban, maka jiga akan dioperasikan pastikan instalasi listrik sudah dimatikan oleh PMT.
Lightning Arrester pada Gardu Induk 4. Lightning Arrester (LA) : Berfungsi sebagai penagkap petir, agar petir bisa segera di bumikan agar tidak merusak peralatan listrik yang lain. Pada saat kondisi normal LA bekerja sebagai isolator, sedangkan pada kondisi tegangan berlebih akibat petir LA bekerja sebagai konduktor yang menghantarkan tegangan lebih ketanah.
Gambar CT dalam gardu induk (ditunjukan tanda panah) 5. Trafo Arus (Current Transformer -CT-) dan Trafo Tegangan (Potensial Transformer -PT) : Kedua trafo ini baik CT maupun PT berfungsi sebagai trafo untuk pengukuran dan proteksi. CT berfungsi menurunkan arus, karena arus yang mengalir pada instalasi Gardu Induk besar sedangkan untuk pengukuran oleh kWh atau alat listrik lain memerlukan arus yang kecil tidak terlalu besar. Maka digunakanlah CT agar arus yang masuk pada alat ukur tidak besar, namun tetap dibaca oleh alat ukur dengan arus sebenarnya karena sudah di rasiokan.
LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PERALATAN TEGANGAN TINGGI | 18
Nama : ALIP HAPIDIN
NIM : 2019-71-038
Begitu juga dengan PT untuk menurunkan tegangan yang diperlukan dalam alat ukur atau alat proteksi. 6. Relai Proteksi : Berfungsi sebagai sistem pengaman. Relai terdiri dari berbagai macam yaitu Distance Relai, Differensial Relai, Over Current Relai dan lain-lain, berfungsi sebagai mana namanya. Contohnya OCR berfungsi untuk mendeteksi arus lebih, dengan membaca arus yang masuk ke relai (dengan sebelumnya sudah dikecilkan arusnya oleh CT) dan relai akan bekerja dengan mematikan PMT untuk pengamanan. Jadi bisa dikatakan relai ini sebagai alat inderanya dari peralatan di Gardu Induk. Arus yang masuk ke relai bukan arus sebenarnya yang terlalu besar tapi arus yang sudah dikecilkan oleh CT bergitupun tegangannya. 7. Trafo Pemakaian Sendiri (PS) yaitu trafo yang digunakan untuk mentransformasikan daya ke daya standar pelanggan untuk digunakan di lingkungan gardu induk itu sendiri.
2.3 ALAT DAN PERLENGKAPAN PRAKTEK 1 unit modul set Gardu induk
1 unit Transformator daya
2.4 LANGKAH PRAKTEK 1. Buat rangkaian seperti gambar di bawah ini. PMS SEKSI
Rel A
Rel B PMS Rel B
PMS Rel A PMT PHT CT LA
PT TRAFO
2. Catat setiap susunan dari peralatan gardu induk III.
HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 DATA HASIL PRAKTEK
LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PERALATAN TEGANGAN TINGGI | 19
Nama : ALIP HAPIDIN
NIM : 2019-71-038
Peralatan
Fungsi
Lightning Arrester berfungsi sebagai pengaman instalasi dari gangguan tegangan lebih akibat sambaran petir maupun oleh surja hubung
Trafo tegangan berfungsi untuk Memperkecil besaran tegangan pada sistem tenaga listrik menjadi besaran tegangan untuk sistem pengukuran atau proteksi. Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer. Memungkinkan standarisasi rating tegangan untuk peralatan sisi sekunder.
PMS (Pemisah)/Disconnecting Switch adalah alat untuk memisahkan tegangan pada peralatan instalasi tegangan tinggi.
LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PERALATAN TEGANGAN TINGGI | 20
Nama : ALIP HAPIDIN
NIM : 2019-71-038
Trafo Arus berfungsi untuk
Memperkecil besaran arus listrik ( ampere ) pada sistem tenaga listrik menjadi besaran arus untuk sistem pengukuran dan proteksi.
Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, yaitu memisahkan instalasi pengukuran dan proteksi dari tegangan tinggi. Memungkinkan standarisasi rating arus untuk peralatan sisi sekunder
PMT (Pemutus) adalah saklar yang dapat digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan Instalasi listrik dalam keadaan berbeban sesuai dengan ratingnya, baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan gangguan
Transformator adalah mesin listrik statis yang berfungsi . Untuk menyalurkan tenaga / daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah (step-down) atau sebaliknya (step-up).
LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PERALATAN TEGANGAN TINGGI | 21
Nama : ALIP HAPIDIN
NIM : 2019-71-038
3.2 ANALISA Pada praktikum Gardu Induk ini praktikan membahas modul satu yang berjudul Pengenalan Jenis – Jenis Gardu Induk dan Peralatan Gardu Induk. Pada modul ini terdapat juga tujuan dari praktikum ini yaitu yang pertama mengetahui jenis jenis gardu induk. Apa itu gardu induk? Gardu Induk adalah suatu tempat yang berisikan peralatan peralatan yang digunakan untuk maneuver energi listrik dari sintem jaringan transmisi ke jaringan distribusi, kemudian selain ada gardu induk juga ada gardu listrik, merupakan sebuah bagian dari sitem pembangkit transmisi dan distribusi listrik. Gardu listrik mengubah tegangan listrik dari tinggi menjadi rendah, atau sebaliknya atau untuk menjalankan beberapa fungsi penting laiannya. Ada beberapa jenis gardu induk di Indonesia.yang pertama gardu induk konvensional, kedua GIS (Gas Insulated Substation), kemudian yang ketiga yaitu gardu induk mobil (mobile substation). Pengertian dari gardu induk konvensional merupakan GI yang peralatan tegangan tingginya (TT) terletak diluar ruangan . Dimana antara peralatan TT mengandalkan udara sebagai media isolasi antar phasa. Sehingga GI Konvensional memerlukan area yang luas untuk instalansinya. Gardu induk konvensional ini umum banyak ditemukan diseluruh wilayah Indonesia karena Gardu induk ini digunakan daerah yang luas. Pada Gardu Induk jenis ini pula memiliki nama pada daerah sekitaran disebut area switch yard (seradang) pada seradang pula harus datar dan ada isolasi antara bidang tanah terhadap area indusi pada peralatan bias berupa batu-batuan dan rerumputan ,agar dapat menghilangkan induksi listrik akibat adanya tegngan lebih arus yang sangat besar dsb. Kemudian gardu induk jenis yang kedua yaitu GIS (Gas Insulated Substation) merupakan sistem penghubung dan pemutus jaringan listrik yang dikemas dalam sebuah tabung nonferro dan menggunakan bahan gas sulphurhexaflouride (SF6) sebagai media isolasi antar phasanya, sehingga letak peralatan TT (Tegangan Tinggi) dapat dibuat lebih rapat, tujuannya adalah untuk menghemat ruang dan tempat. Umumnya GIS dibangun didaerah perkotaan. Perbedaan antara GI konvensional dengan GIS yaitu jenis GI ini tidak memerlukan area yang cukup luas dan untuk system isolasinya menggunakan media gas. Kemudian yang ketiga yaitu gardu induk mobil (Mobile Substation) Yaitu suatu gardu induk dimana peralatannya diletakan di atas trailer atau semacam truk, sehingga bisa dipindahkan ke tempat yang membutuhkan. Fungsi GI ini adalah untuk tindakan emergency penyaluran tenaga listrik pada GI permanen yang mengalami gangguan. Selanjutnya tujuan yang kedua yaitu mengetahui peralatan – peralatan yang ada pada gardu induk dan fungsi serta pengoprasiannya. Ada banyak sekali peralatan yang terdapat pada gardu induk, antara lain : Lightning Arrester, Pemisah (PMS) / Disconnecting Switch, Trafo Tegangan, Trafo Arus, PMT (Pemutus) /Circuit Breaker, dan yang terakhir yaitu Transformator. Mari dibahas satu satu, pertama Lightning Arrester adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan dan peralatannya terhadap tegangan lebih abnormal yang terjadi karena sambaran petir (flash over) dan karena surja hubung (switching surge) di suatu jaringan. Alat pelindung terhadap gangguan surya ini berfungsi melindungi peralatan system tenaga listrik dengan cara membatasi surja tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya ketanah. Arrester menbentuk jalan yang mudah dilalui oleh arus petir, sehingga tidak mengganggu aliran arus daya system 50 Hz dan tidak timbul tegangan lebih pada peralatan, pada lightning arrester terdapat sebuah komponen yang bernama Arching
LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PERALATAN TEGANGAN TINGGI | 22
Nama : ALIP HAPIDIN
NIM : 2019-71-038
Horn yang berfungsi untuk mengamankan surja hubung sebelung aliran arus tersebut terbuang ketanah. Kedua Pemisah (PMS) adalah suatu alat untuk memisahkan tegangan pada peralatan instalasi tegangan tinggi. Ada dua macam fungsi PMS, yaitu pertama Pemisah Tanah ( Pisau Pentanahan ) yang Berfungsi untuk menghilangkan / mentanahkan tegangan induksi . kedua Pemisah Peralatan yang Berfungsi untuk mengisolasikan peralatan listrik dari peralatan lain atau instalasi lain yang bertegangan. Pms ini boleh dibuka atau ditutup hanya pada rangkaian yang tidak berbeban. Kemudian peralatan yang ketiga trafo tegangan merupakan instrument transformator yang dipergunakan untuk memperkecil tegangan tinggi ke tegangan rendah, dipergunakan untuk pengukuran atau proteksi, Fungsi Transformator Tegangan yaitu pertama Memperkecil besaran tegangan pada sistem tenaga listrik menjadi besaran tegangan untuk sistem pengukuran atau proteksi. Kedua Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer. Ketiga Memungkinkan standarisasi rating tegangan untuk peralatan sisi sekunder. Kemudian peralatan yang keempat trafo arus merupakan instrument transformator yang dipergunakan untuk merubah besaran arus dari arus yang besar ke arus yang kecil, atau memperkecil besaran arus listrik dalam sitem tenaga listrik, menjadi arus untuk system pengukuran dan proteksi. Fungsi trafo arus pertama Memperkecil besaran arus listrik ( ampere ) pada sistem tenaga listrik menjadi besaran arus untuk sistem pengukuran dan proteksi. Kedua Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, yaitu memisahkan instalasi pengukuran dan proteksi dari tegangan tinggi. Ketiga memungkinkan standarisasi rating arus untuk peralatan sisi sekunder. Kemudian peralatan yang kelima PMT (Pemutus) adalah saklar yang dapat digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan Instalasi listrik dalam keadaan berbeban sesuai dengan ratingnya, baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan gangguan. Adapun jenis Jenis PMT berdasarkan media pemadam busur yaitu pertama PMT dengan media MINYAK : Bulk Oil CB ( PMT isi minyak banyak ), Low Oil Content CB ( PMT isi minyak sedikit ). Kedua PMT dengan media UDARA : PMT Udara hembus ( Air Blast Cirduit Breaker ), PMT dg. Udara hampa ( Vacuum CB ). Ketiga PMT dg. Media GAS SF – 6 ( Sulfur Hexafluoride ) Untuk jenis GCB ini yang paling banyak kita gunakan karena keandalannya dan low Maintenance. Kemudian peralatan yang keenam Transformator adalah mesin listrik statis yang berfungsi . Untuk menyalurkan tenaga / daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah (step-down) atau sebaliknya (step-up). Selanjutnya tujuan yang ketiga adalah mengetahui single line diagram gardu induk. Single line diagram gardu induk adalah bagan kutub tunggal yang menjelaskan sistem kelistrikanpada gardu induk secara sederhana sehingga memudahkan mengetahui kondisi dan fungsi darisetiap bagian peralatan instalasi yang terpasang, untuk operasi maupun pemeliharaan
LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PERALATAN TEGANGAN TINGGI | 23
Nama : ALIP HAPIDIN
NIM : 2019-71-038
3.3 TUGAS AKHIR
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan : Gardu Induk adalah suatu tempat yang berisikan peralatan peralatan yang digunakan untuk maneuver energi listrik dari sintem jaringan transmisi ke jaringan distribusi, kemudian selain ada gardu induk juga ada gardu listrik, merupakan sebuah bagian dari sitem pembangkit transmisi dan distribusi listrik. Gardu listrik mengubah tegangan listrik dari tinggi menjadi rendah, atau sebaliknya atau untuk menjalankan beberapa fungsi penting laiannya. Ada beberapa jenis gardu induk di Indonesia.yang pertama gardu induk konvensional, kedua GIS (Gas Insulated Substation), kemudian yang ketiga yaitu gardu induk mobil (mobile substation) Peralatan peralatan pada garduinduk antara lain Lightning Arrester, Pemisah (PMS) / Disconnecting Switch, Trafo Tegangan, Trafo Arus, PMT (Pemutus) /Circuit Breaker, dan yang terakhir yaitu Transformator. Single line diagram gardu induk adalah bagan kutub tunggal yang menjelaskan sistem kelistrikanpada gardu induk secara sederhana sehingga memudahkan mengetahui kondisi dan fungsi darisetiap bagian peralatan instalasi yang terpasang, untuk operasi maupun pemeliharaan Saran : Saran pada praktikum ini mungkin pada pemutaran video yang putus – putus sehingga penjelasannya tidak begitu baik dan sulit dipahami. Saran saya supaya asisten mencari tempat yang sinyalnya bagus agar pemutaran video tidak putus putus.
V.
VI.
UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada kepala Laboratorium Teknologi dan Peralatan Tegangan Tinggi yang telah menyampaikan materi praktikum secara daring dan telah memfasilitasi alat dan tempat praktikum, dan juga terimakasih kepada asisten bengkel membantu menyampaikan materi dan telah membimbing kami dalam menyusun jurnal praktek. Setar tidak lupa ucapan terimakasih kepada teman temanku yang memberikan dukungan moril maupun materi dalam menyusun jurnal ini. DAFTAR PUSTAKA [1]
Modul Praktikum Gardu Induk Institut Teknologi PLN
[2]
https://www.warriornux.com/gardu-induk/
LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PERALATAN TEGANGAN TINGGI | 24
PENGENALAN PERALATAN UJI Alip Hapidin (2019-71-038) GARDU INDUK A
[email protected] ABSTRACT In a substation system that has many components of the constituent equipment, it has a lifetime and is susceptible to a decline in the function of these tools, therefore a maintenance is needed in which there is a large-scale test on each of these tools using a tool called the test equipment. The test tool itself is a tool that has a function to perform tests when maintaining substations, Earth Tester is a test equipment for electrical equipment that is used to measure a large amount of the resistance value of the grounding system or Grounding, Measurement of insulation resistance is a state where the equipment has the value of resistance to voltage so that no short circuit or other damage occurs. Insulation resistance is essential for the prevention of damage in electrical equipment. Insulation resistance is used to determine whether an equipment is safe or not to be stressed Keyword: Testing, Earthing, Insulation Resistance ABSTRAK Pada sistem gardu induk yang memiliki banyak komponen alat-alat penyusunnya memiliki sebuah masa umur dan kerentanan terjadinya penurunan fungsi dari alat-alat tersebut, oleh karena itu dibutuhkannya sebuah pemeliharaan yang didalamnya terdapat pengujian besaran-besaran pada masing-masing alat tersebut menggunakan sebuah alat yang dinamakan dengan alat uji. Alat uji sendiri merupakan sebuah alat yang memiliki fungsi untuk melakukan pengujian pada saat pemeliharaan gardu induk, Earth Tester merupakan salah satu peralatan uji peralatan listrik yang digunakan untuk mengukur suatu besar dari nilai resistansi sistem pentanahan atau Grounding, Pengukuran Tahanan isolasi merupakan keadaan dimana suatu peralatan memiliki nilai resistansi terhadap tegangan agar tidak terjadi short circuit atau kerusakan lainnya. Tahanan isolasi sangat penting untuk pencegahan kerusakan dalam peralatan listrik. Tahanan isolasi digunakan untuk mengetahui aman atau tidaknya suatu peralatan untuk diberi tegangan Kata kunci: Pengujian, Pentanahan, Tahanan Isolasi I.
PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Melakukan pengujian terhadap suatu alat itu perlu dilakukan. Fungsinya untuk mengetahui apakah peralatan itu masih dalam kondisi yang baik atau sudah rusak. Didalam peralatan – peralatan gardu induk perlu dilakukan pemeliharaan rutin pemeliharaan gardu induk dilakukan untuk melakukan pengujian beberapa besaran yang dapat dikatakan sebagai suatu patokan atau indikasi suatu peralatan penyusun gardu induk apakah masih dalam keadaan sesuai standar (baik) ataukah tidak baik melalui pengukuran besaran seperti besaran tahanan atau isolasinya. Dalam kegitan pemeliharaan di Gardu Induk dikenal istilah pengukuran tahanan isolasi. Pengukuran LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PERALATAN TEGANGAN TINGGI | 25
tahanan isolasi yang dilakukan pada setiap peralatan utama Gardu Induk dapat memberikan gambaran sejauh mana Gardu Induk dapat mempertahankan eksistensi baik nya, dilihat dari keamanan peralatan melalui pengukuran tahanan isolasi yang dilakukan secara periodik. Berdasarkan dari hasil kegiatan pemeliharaan dengan melakukan perawatan terhadap peralatan utama GI, kita dapat mengetahui bagaimana kondisi peralatan sebelum dan sesudah diberi perawatan. Grounding system adalah sebuah kegiatan usaha yang mengkhususkan diri pada perencanaan instalasi kelistrikan, system pertanahan dan system proteksi, yang bertujuan untuk memberikan solusi menyeluruh berupa perlindungan peralatan elektronik, bangunan, ketersediaan layanan, dan keselamatan manusia terhadap kemungkinan bahaya kejut listrik serta kerusakan akibat petir/tegangan berlebih. Maka dari itu perlu pengenalan peralatan uji yang sering digunakan pada gardu induk. Alat uji sendiri merupakan sebuah alat yang memiliki fungsi untuk melakukan pengujian pada saat pemeliharaan gardu induk, 1.2 TUJUAN 1. Mengetahui alat dan bahan yang di gunakan dalam menguji atau mengukur keandalan gardu induk. 2. Mempelajari dan memahami fungsi dari peralatan uji. 3. Mempelajari dan memahami cara mengopersikan peralatan uji. II.
METODE PENELITIAN 2.1 TEORI MODUL Pada sistem gardu induk yang memiliki banyak komponen alat-alat penyusunnya memiliki sebuah masa umur dan kerentanan terjadinya penurunan fungsi dari alat-alat tersebut, oleh karena itu dibutuhkannya sebuah pemeliharaan yang didalamnya terdapat pengujian besaran-besaran pada masing-masing alat tersebut menggunakan sebuah alat yang dinamakan dengan alat uji. Alat uji sendiri merupakan sebuah alat yang memiliki fungsi untuk melakukan pengujian pada saat pemeliharaan gardu induk, pemeliharaan gardu induk dilakukan untuk melakukan pengujian beberapa besaran yang dapat dikatakan sebagai suatu patokan atau indikasi suatu peralatan penyusun gardu induk apakah masih dalam keadaan sesuai standar (baik) ataukah tidak baik melalui pengukuran besaran seperti besaran tahanan atau isolasinya, isolasi sendiri merupakan suatu bahan yang memiliki daya hambat aliran listrik yang kuat karena bahan penyusunnya memiliki elektronvalensi yang sangat kuat pada inti atomnya, adapun bahan isolasi ini memiliki kelemahan untuk terkontaminasi karena beberapa hal seperti terkontaminasinya dengan unsur zat lain seperti Air,carbon,Vga,dan void yang menyebabkan menurunnya suatu kemampuan isolasi peralatan gardu induk tersebut yang membuat dilakukannya pemeliharaan. Akibat penurunan fungsi peralatan tadi membuat terjaidnya penaikkan suhu, sehingga indikator terjadinya penurunan
fungsi peralatan tidak hanya dilihat dari daya hambatnya melainkan juga dilihat dari perubahan suhu yang terjadi. Pada umumnya peralatan gardu induk ini yang melibatkan alat uji untuk pemeliharaan adalah seperti Current Transformer, Current Voltage Transformer, Potensial Trafo dan lain-lainnya yang meliputi juga sistem pentanahan suatu lingkungan gardu induk tersebut sebagai sistem proteksi pada lingkungan gardu induk. Berikut peralatan-peralatan uji yang digunakan pada praktikum. 1. Insulation Tester
Insulation Tester atau megger merupakan salah satu dari alat uji yang digunakan pada dunia kelistrikan untuk menguji seberapa besar isolasi atau tahanan yang dimiliki peralatan elektronika untuk mengetahui apakah berfungsi dengan baik atau tidak suatu peralatan tersebut sehingga dapat berfungsi dengan baik dan tidak membahayakan mahluk hidup. Secara normative peralatan listrik pada tegangan listrik setinggi 1 Volt membutuhkan isolasi yang memiliki tahanan sebesar 1000 Ohm (1k Ω). Terjadinya kerusakan atau penurunan isolasi dapat menyebabkan gagal fungsi berkerjanya suatu peralatan dan dapat membahayakan mahluk hidup.
2. Earth Tester
Earth Tester merupakan salah satu peralatan uji peralatan listrik yang digunakan untuk mengukur suatu besar dari nilai resistansi sistem pentanahan atau Grounding, pengukuran besaran tahanan pada tanah sangatlah penting untuk diketahui sebelum melakukan pentanahan suatu rangkaian listrik untuk sistem proteksinya. Adapun ketetapan Menurut standar PUIL 2000 yang mengatakan bahwa besar hambatan yang direkomendasikan atau aman untuk dilakukannya pentanahan pada titik tersebut apabila jika nilai lebih kecil dari 2 Ω dan maksimal atau paling tidak disarankannya dilakukan pentanahan apabila jika besaran tahannya 5 Ω pada kondisi tanah tersebut. Adapun yang mempengaruhi besaran tahanan titik tanah tersebut yaitu seperti kelembaban tanah, kondisi tanah, dan jenis koltur dari tanah tersebut, semakin kecil besar nilai tahanan tanah tersebut semakin bagus digunakan karena menyebabkan lancarnya aliran arus untuk mengalir menuju bumi. 3. Oil Tester DPA Oil Tester digunakan pada pengujian isolasi cair menggantikan Manual Discharge Space Ball. Di dalam alat ini terdapa elektroda yang dimasukkan ke dalam isolasi cair yang akan diujikan. Adapun jarak antara kedua elektroda tersebut dapat diatur secara elektrik melalui tomboltombol perintah.
2.2 TEORI TAMBAHAN
PRINSIP KERJA MEGGER
Prinsip pengukuran Megger sama dengan ohm meter, yaitu memberikan tegangan dari alat ukur ke isolasi peralatan, dan karena nilai resistance isolasi ini cukup tinggi maka diperlukan tegangan yang cukup tinggi pula agar arus dapat mengalir. Tegangan pengukuran yang digunakan tergantung pada tegangan kerja dari alat yang akan diukur. Perbedaan Cara kerja pada mega ohm meter jenis engkolan, analog dan digital 1. Pada mega ohm meter jenis engkolan, skala telah ditetapkan serta batasan tahanan telah di tentukan dan tegangan yang digunakan untuk mengukur tahanan isolasi pada motor dihasilkan dari putaran engkolan sesuai aturan mega ohm meter 2. Pada mega ohm meter jenis analog, skala dapat diubah sesuai besarnya tahanan isolasi yang akan diukur, caranya dengan mengubah selector pada meger menuju batas ukur tahanan isolasi pada motor atau generatordan pada meeger jenis digital ini menggunakan baterai sebagai penghasil tegangan 3. Pada mega ohm meter jenis digital, skala dapat diubah sesuai besarnya tahanan isolasi yang akan diukur, caranya dengan mengubah selector pada meger menuju batas ukur tahanan isolasi pada motor atau generatordan pada meeger jenis digital ini menggunakan baterai sebagai penghasil tegangan, yang membedakan menger jenis digital dengan engkol dan analog adalah pada hasil pembacaan pada meger apabila pada digital hasil nilai tahanannya berupa angka langsung sedangkan pada engkol dan analog masih menggunakan skala ukur Tegangan untuk mengetes isolasi dapat diubah2 tergantung pada kelas isolasi yang digunakan seperti:
1. Tegangan DC 500 Volt untuk mengukur rangkaian tegangan rendah 2. Tegangan DC 1000 Volt s/d DC 5000 Volt untuk mengukur rangkaian tegangan sampai dengan 6000 Volt. Besar tegangan tersebut pada umumnya adalah : 500, 1000, 2000 atau 5000 volt Batas pengukuran dapat bervariasi antara 0,02 sampai 20 ohm dan 5 sampai 5000 ohm dll, sesuai dengan sumber tegangan dari megger tersebut. Dengan demikian, maka sumber tegangan megger yang dipilih tidak hanya tergantung dari batas pengukur, akan tetapi juga terhadap tegangan kerja (system tegangan) dari peralatan ataupun instansi yang akan diuji isolasinya.
JENIS – JENIS MEGGER
- Megger dengan engkol sbg pembangkit tegangan. Sumber tenaga pada megger jenis ini berasal dari generator pembangkit tenaga listrik yang ada dalam alat ukur ini dan untuk membangkitkannya poros megger harus diputar; dengan alat penunjukannya jarum - Megger dengan sumber tenaga dari baterai dan alat penunjukkanya berupa jarum juga. Megger yang mengeluarkan tegangan tinggi, yang didapatkan dari baterai sebesar 8 – 12 volt (megger dengan sistem elektronis). Megger degan baterai umumnya membangkit kan tegangan tinggi yang jauh lebih stabil dibanding megger dengan generator yang diputar dengan tangan.
BAGIAN MEGGER
Keterangan gambar : 1. Socket out put + (positip). 3. Socket out put – (negatip). 4. Lampu indicator skala pengukuran 3. 5. Lampu indicator skala pengukuran 2. 6. Lampu indicator skala pengukuran 1. 7. Selektor skala pengukuran. 8. Selektor tegangan pengukuran. 9. Switch / tombol “On” dan “Off”. 10. Pengatur posisi awal jarum penunjuk. 11. Pengatur posisi jarum “Zero Calibrasi” pada test hubung singkat. CARA PENGGUNAAN Prinsip pengukuran Megger sama dengan ohm meter, yaitu memberikan tegangan dari alat ukur ke isolasi peralatan, dan karena nilai resistance isolasi ini cukup tinggi maka diperlukan tegangan yang cukup tinggi pula agar arus dapat mengalir.Tegangan pengukuran yang digunakan tergantung pada
tegangan kerja dari alat yang akan diukur.Tegangan untuk mengetes isolasi dapat diubah2 tergantung pada kelas isolasi yang digunakan seperti: - Tegangan DC 500 Volt untuk mengukur rangkaian tegangan rendah - Tegangan DC 1000 Volt s/d DC 5000 Volt untuk mengukur rangkaian tegangan sampai dengan 6000 Volt. Besar tegangan tersebut pada umumnya adalah : 500, 1000, 2000 atau 5000 volt. Batas pengukuran dapat bervariasi antara 0,02 sampai 20 ohm dan 5 sampai 5000 ohm dll, sesuai dengan sumber tegangan dari megger tersebut. Dengan demikian, maka sumber tegangan megger yang dipilih tidak hanya tergantung dari batas pengukur, akan tetapi juga terhadap tegangan kerja (system tegangan) dari peralatan ataupun instansi yang akan diuji isolasinya. - Besar tahanan isolasi yang memenuhi persyaratan secara umum, ditentukan oleh tegangan kerja dari peralatan tersebut. - Harga tahanan isolasi bervariasi tergantung dari kelembaban udara, kotoran dan kwalitas material isolasi. Ada pun untuk mengetahui standart harga minimal hasil pengukuran tahanan isolasi suatu peralatan dapat dihitung dengan menggunakan rumus pendekatan : ( 1000 . U ) R = ————— ∙ U ∙ 2,5 Q Dimana : R = Tahanan isolasi minimal. U = Tegangan kerja. Q = Tegangan Megger. 1000 = Bilangan tetap. 2,5 = Faktor Keamanan (apabila baru). Prosedur Pengukuran. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melaksanakan pengukuran adalah alat yang diukur harus bebas tegangan AC / DC atau tegangan induksi, karena tegangan tersebut akan mempengaruhi hasil ukur. Megger Merk Metriso 5000 dan laksanakan sesuai prosedur pengukuran sebagai berikut : Check batere apakah dalam kondisi baik. Mekanikal zero check pada kondisi megger off, jarum penunjuk harus tepat berimpit dengan garis skala. Bila tidak tepat, atur pointer zer. pada alat ukur. Lakukan elektrikal zero check. Pasang kabel test pada megger terminal dan, serta hubung singkatkan ujung yang lain. Letakkan saklar pemilih di posisi 500. Letakkan saklar pemilih skala pada posisi skala 1. 2.3 ALAT DAN PERLENGKAPAN PRAKTEK
1 unit insulation tester
1 unit Oil Tester
1 unit earth tester
2.4 LANGKAH PRAKTEK 1. Susun peralatan uji. 2. Mengetahui fungsi perlatan uji. 3. Mengopersikan peralatan uji . 4. Catat setiap Langkah-langkah penggunaan alat uji. 5. Ulangi pada setiap peralatan yang di gunakan. III.
HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 DATA HASIL PRAKTEK 3.2 ANALISA Dalam latihan gardu induk ini, praktisi akan membahas pengenalan alat uji unit kedua. Pada modul kedua ini terdapat tiga tujuan, yaitu pertama memahami alat dan bahan untuk pengujian atau pengukuran keandalan gardu induk, kedua mempelajari dan memahami fungsi alat uji, dan kedua mempelajari dan memahami cara pengoperasian alat uji. Pengujian peralatan dilakukan di gardu induk karena peralatan yang ada di gardu induk tidak selalu dalam kondisi terbaik. Hal ini dikarenakan fungsi peralatan yang digunakan akan menurun seiring berjalannya waktu, dan karakteristiknya adalah nilai atau kuantitasnya tidak sesuai dengan standar atau interferensi yang terjadi di gardu induk. Gunakan peralatan yang disebut peralatan uji untuk memeriksa peralatan gardu induk dan lingkungan sekitarnya. Pemeliharaan rutin harus dilakukan sesuai dengan jam kerja alat yang terbaik, agar peralatan di gardu induk selalu dalam kondisi terbaik, dan gardu induk tidak akan menemui kendala atau gangguan yang menghambat penyaluran tenaga listrik, yang akan berdampak pada distribusi industri, perumahan, dan lain – lain. Alat uji adalah suatu bentuk pengujian yang digunakan untuk memeriksa atau memelihara gardu induk dan perlengkapannya untuk mengetahui apakah peralatan tersebut masih dapat beroperasi secara normal. Laboratorium menyediakan berbagai alat uji yaitu alat uji isolasi, penguji tanah, dan penguji minyak DPA. Insulation Tester atau megger merupakan salah satu dari alat uji yang digunakan pada dunia kelistrikan untuk menguji seberapa besar isolasi atau tahanan yang dimiliki peralatan elektronika untuk mengetahui apakah berfungsi dengan baik atau tidak suatu peralatan tersebut sehingga dapat berfungsi dengan baik dan tidak membahayakan mahluk hidup. Secara normative peralatan listrik pada tegangan listrik setinggi 1 Volt membutuhkan isolasi yang memiliki tahanan sebesar 1000 Ohm (1k Ω). Dari pernyataan tersebut bisa diukur apabila pada rumah – rumah
pribadi yang tegangannya 220 Volt maka tahanan isolasinya sebesar 0,22 Mega Ohm. Tahanan isolasi sendiri bernilai sangat besar supaya tidak terjadi arus bocor atau tegangan berlebih yang akan menyebabkan gangguan atau terjadi busur api. Arus bocor ini yang nantinya akan masuk ke body dari alat yang menybabkan panas yang berlamaan dan akan terjadinya kerusakan pada alat. Terjadinya kerusakan atau penurunan isolasi dapat menyebabkan gagal fungsi berkerjanya suatu peralatan dan dapat membahayakan mahluk hidup. Earth Tester merupakan salah satu peralatan uji peralatan listrik yang digunakan untuk mengukur suatu besar dari nilai resistansi sistem pentanahan atau Grounding, pengukuran besaran tahanan pada tanah sangatlah penting untuk diketahui sebelum melakukan pentanahan suatu rangkaian listrik untuk sistem proteksinya. Adapun ketetapan Menurut standar PUIL 2000 yang mengatakan bahwa besar hambatan yang direkomendasikan atau aman untuk dilakukannya pentanahan pada titik tersebut apabila jika nilai lebih kecil dari 2 Ω dan maksimal atau paling tidak disarankannya dilakukan pentanahan apabila jika besaran tahannya 5 Ω pada kondisi tanah tersebut. Adapun yang mempengaruhi besaran tahanan titik tanah tersebut yaitu seperti kelembaban tanah, kondisi tanah, dan jenis koltur dari tanah tersebut, semakin kecil besar nilai tahanan tanah tersebut. semakin bagus digunakan karena menyebabkan lancarnya aliran arus untuk mengalir menuju bumi. Untuk melakukan pengukuran tahanan tanah sebaiknya dilakukan dengan jarak antar pengukuran / pasak grounding, arus, dan tegangan dengan jarak 5 meter. Jarak ini sudah ideal untuk melakukan pengukuran tahanan grounding karena dikhawatirkan jika nanti saat dilakukan pengukuran, nilai tahanan yang terukur tidak sebesar minimal dari standar nilai tahanan. Tentu ini tidak akan mendapatkan nilai yang presisi dari nilai tahanan minimal sehingga harus berada pada jangkauan 5 meter untuk mendapatkan nilai yang sesuai dengan standar. Oil Tester digunakan pada pengujian isolasi cair menggantikan Manual Discharge Space Ball. Di dalam alat ini terdapa elektroda yang dimasukkan ke dalam isolasi cair yang akan diujikan. Adapun jarak antara kedua elektroda tersebut dapat diatur secara elektrik melalui tombol-tombol perintah. Kesimpulan dari praktikum ini yang sudah dilakukan pengujian beserta alat–alat uji yang dilakukan yang bergunak sebagai upaya pemeliharan terhadap peralatan gardu induk agar dapat mengetahui dan memastikan kondisi dari peralatan dalam keadaan terbaik sehingga peralatan dapat bekerja dengan baik. Pengujian juga dilakukan agar dapat mengetahui apabila gardu induk berada dalam kondisi tidak baik atau terdapat masalah pada peralatannya, agar segera dilakukan perawatan dan perbaikan sehingga tidak terjadi gangguan yang akan sangat berdampak pada gardu induk dan bahkan berdampak pada distrik industri, rumah–rumah, dan lainnya. Alat uji yang digunakan untuk pemeliharaan juga harus dalam kondisi baik sehingga dapat dilakukan pengujian dengan presisi untuk mendapatkan hasil yang tepat agar tidak terjadi kesalahan pada pengecekan alat gardu induk. Selain itu faktor human eror juga tidak bisa kita kesampingkan karena itu dapat terjadi saat dilakukan pengujian. Maka dari itu pengujian pun harus dilakukan dengan sangat maksimal dan optimal. 3.3 TUGAS AKHIR
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan : Dari praktikum di atas, dapat disimpulkan bahwa masing-masing alat pengujian gardu induk prosedur tersendiri sesuai dengan guna dan fungsinya. Seperti megger digunakan pada dunia kelistrikan untuk menguji seberapa besar isolasi atau tahanan yang dimiliki peralatan elektronika untuk mengetahui apakah berfungsi dengan baik atau tidak suatu peralatan tersebut sehingga dapat berfungsi dengan baik dan tidak membahayakan mahluk hidup. Earth Tester merupakan digunakan untuk mengukur suatu besar dari nilai resistansi sistem pentanahan atau Grounding. Oil tester digunakan untuk mengetahui nilai tahanan isolasi cair pada minyak trafo. Jadi,alat-alat yang ada di laboratorium harus digunakan sebagaimana mestinya. Saran : Saran yang dapat diberikan agar semua praktikan menguasai materi percobaan dancermat serta teliti agar mendapat hasil yang maksimal.Sebaiknya alat-alat yang ada dilaboratorium lebih diperhatikan dan dirawat lagi agar saat praktikum bisa dipergunakandengan baik dan maksimal tanpa ada kekurangan. semua praktikum menguasai materi percobaan dan cermat serta teliti agar mendapat hasil yang maksimal
V.
VI.
UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada kepala Laboratorium Teknologi dan Peralatan Tegangan Tinggi yang telah menyampaikan materi praktikum secara daring dan telah memfasilitasi alat dan tempat praktikum, dan juga terimakasih kepada asisten bengkel membantu menyampaikan materi dan telah membimbing kami dalam menyusun jurnal praktek. Setar tidak lupa ucapan terimakasih kepada teman temanku yang memberikan dukungan moril maupun materi dalam menyusun jurnal ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Modul Praktikum Gardu Induk Institut Teknologi PLN [2] http://evimuzayana.blogspot.com/2015/12/megger-mega-ohm-metera.html#:~:text=Megger%20digunakan%20untuk%20mengukur%20tahanan%20isolasi %20instalasi%20tegangan%20menengah%20maupun%20tegangan%20rendah.&text=Dewasa %20ini%20telah%20banyak%20pula,(megger%20dengan%20sistem%20elektronis).
PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI PERALATAN TEGANGAN TINGGI PADA GARDU INDUK Alip Hapidin (2019-71-038) GARDU INDUK A
[email protected] ABSTRACT In line with technological advances, the equipment in the substation has undergone modernization and automation, in order to increase its reliability in providing electric power. Disturbance at the substation is closely related to its maintenance. Therefore, maintenance policies to ensure stable operation should be derived from the fault analysis. Many disruptions that occur due to poor maintenance and damaged equipment. So it is clear that many things need to be considered in maintenance in order to prevent disturbances. To be able to draw a more precise conclusion, the number of equipment that was disturbed, the length of time the equipment was on duty, the conditions at which the disturbance occurred, etc. Maintenance aims to improve equipment performance, detect damage as quickly as possible and prevent disturbances as much and as widely as possible. One of them is by measuring the insulation resistance of substation equipment periodically Keyword:. Maintenance, Interference, Isolation Resistance ABSTRAK Sejalan dengan kemajuan teknologi, maka peralatan dalam gardu induk mengalami modernisasi dan otomatisasi, dalam rangka meningkatkan ke andalannya dalam menyediakan tenaga listrik. Gangguan pada gardu induk erat sekali hubungannya dengan pemelihraannya. Oleh karena itu, kebijaksanaan pemeliharaan guna menjamin operasi yang stabil harus dijabarkan dari analisa gangguan. Banyaknya gangguan yang terjadi karena karena pemeliharaan yang kurang baik serta peralatan yang rusak. Jadi jelas bahwa banyak hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan guna mencegah terjadinya gangguan. Untuk dapat mengambil kesimpulan yang lebih tepat jumlah peralatan yang terganggu, lamanya peralatan itu bertugas, kondisinya waktu terjadi gangguan dan sebagainya, perlu dipejari lebih mendalam. Pemeliharaan bertujuan meningkatkan hasil kerja (performance) peralatan, deteksi kerusakan secepat mungkin dan mencegah gangguan sebanyak dan seluas mungkin. Salah satunya dengan cara mengukur tahanan isolasi pada peralatan – peralatan gardu induk secara berkala. Kata kunci: Pemeliharaan, Gangguan, Tahanan Isolasi I.
PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tahanan isolasi merupakan keadaan dimana suatu peralatan memiliki nilai resistansi terhadap tegangan agar tidak terjadi short circuit atau kerusakan lainnya. Tahanan isolasi sangat penting untuk pencegahan kerusakan dalam peralatan listrik. Tahanan isolasi digunakan untuk mengetahui aman atau tidaknya suatu peralatan untuk diberi tegangan. Pengukuran tahanan isolasi yang dilakukan pada masing-masing peralatan menghubungkan bagian yang diberi tegangan
LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PERALATAN TEGANGAN TINGGI | 36
terhadap body yang ditanahkan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa pengukuran tahanan isolasi dilakukan pada saat peralatan tidak bertegangan (padam). Pengukuran tahanan isolasi yang dilakukan pada setiap peralatan utama Gardu Induk dapat memberikan gambaran sejauh mana Gardu Induk Cawang dapat mempertahankan eksistensi baik nya, dilihat dari keamanan peralatan melalui pengukuran tahanan isolasi yang dilakukan secara periodik. Berdasarkan dari hasil kegiatan pemeliharaan dengan melakukan perawatan terhadap peralatan utama GI, kita dapat mengetahui bagaimana kondisi peralatan sebelum dan sesudah diberi perawatan. 1.2 TUJUAN 1. Mengetahui keadalan isolasi pada peralatan tegangan tinggi.
2. Mengetahui cara pengukuran tahanan isolasi peralatan tegangan tinggi pada gardu induk 3. Memahami cara mengoperasikan alat uji tahanan isolasi II.
METODE PENELITIAN 2.1 TEORI MODUL Menurut buku pedoman pemeliharaan peralatan primer Gardu Induk PT. PLN (2014), di dalam Gardu Induk terdapat beberapa komponen primer penunjang yang dapat memaksimalkan kinerja Gardu Induk tersendiri. Di dalam Gardu Induk terdapat bay (terminal) yang berguna sebagai penyalur tenaga listrik dari Gardu Induk (GI) yang satu ke GI yang lain. Penyaluran beban tersebut tidak langsung disalurkan begitu saja, melainkan melalui beberapa prosedur penyaluran dari peralatan di dalam Gardu Induk itu sendiri. Bay (terminal) yang terdapat dalam Gardu Induk terdiri dari beberapa jenis Bay. Masing-masing bay tersebut terdapat beberapa peralatan utama yang perlu diperhatikan guna menghindari kerusakankerusakan yang berakibat fatal terhadap kinerja Gardu Induk itu sendiri. Peralatan pada setiap bay terdiri dari transformator tenaga, transformator arus, transformator tegangan, pemutus tenaga (PMT), pemisah (PMS), dan lightning arrester (LA). Masing-masing peralatan tersebut memiliki perlakuan yang berbeda dari segi pemeliharaan. Dalam kegitan pemeliharaan di Gardu Induk dikenal istilah pengukuran tahanan isolasi. Tahanan isolasi adalah hambatan yang ada antara dua komponen yang bertegangan atau komponen bertegangan dengan ground. Selain itu, tahanan isolasi merupakan hambatan yang berada pada kondisi antara dua elemen konduktif yang dipisahkan oleh bahan isolasi. Pengukuran tahanan isolasi pada peralatan-peralatan Gardu Induk mempunyai peranan penting guna mengetahui status isolasi peralatan dan keamanan pada setiap perlatan. Pengukuran tahanan isolasi memiliki standar universal IEEE 43-2000 dan VDE Catalogue 228/4 yaitu, >1 MΩ/1 kV yang dipakai oleh PLN. Tahanan isolasi merupakan keadaan dimana suatu peralatan memiliki nilai resistansi terhadap tegangan agar tidak terjadi short circuit atau kerusakan lainnya. Tahanan isolasi sangat penting untuk pencegahan kerusakan dalam peralatan listrik. Tahanan isolasi digunakan untuk mengetahui aman atau tidaknya
suatu peralatan untuk diberi tegangan. Pengukuran tahanan isolasi yang dilakukan pada masing-masing peralatan menghubungkan bagian yang diberi tegangan terhadap body yang ditanahkan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa pengukuran tahanan isolasi dilakukan pada saat peralatan tidak bertegangan (padam). Pengukuran tahanan isolasi yang dilakukan pada setiap peralatan utama Gardu Induk dapat memberikan gambaran sejauh mana Gardu Induk dapat mempertahankan eksistensi baik nya, dilihat dari keamanan peralatan melalui pengukuran tahanan isolasi yang dilakukan secara periodik. Berdasarkan dari hasil kegiatan pemeliharaan dengan melakukan perawatan terhadap peralatan utama GI, kita dapat mengetahui bagaimana kondisi peralatan sebelum dan sesudah diberi perawatan. 2.2 TEORI TAMBAHAN
Meger adalah alat untuk mengukur besarnya nilai tahanan isolasi. Jenis megger adalah: 1.Megger dengan engkol sbg pembangkit tegangan. Sumber tenaga pada megger jenis ini berasal dari generator pembangkit tenaga listrik yang ada dalam alat ukur ini dan untuk membangkitkannya poros megger harus diputar; dengan alat penunjukannya jarum Megger dengan sumber tenaga dari baterai dan alat penunjukkanya berupa jarum juga. Salah satu contoh penggunaan dari alat ukur ini adalah untuk mengukur kemungkinan gangguan lain adalah terjadinya hubung singkat pada belitan antar phasa, antara phasa dengan bodi dan antar belitan pada phasa yang sama Megger digunakan untuk mengukur tahanan isolasi instalasi tegangan menengah maupun tegangan rendah. Untuk instalasi tegangan menengah digunakan Megger dengan batas ukur Mega sampai Giga Ohm dan tegangan alat ukur antara 5.000 sampai dengan 10.000 Volt arus searah. Untuk instalasi tegangan rendah digunakan Megger dengan batas ukur sampai Mega Ohm dan tegangan alat ukur antara 500 sampai 1.000 Volt arus searah. Ketelitian hasil ukur dari Megger ditentukan oleh cukup tidaknya tegangan generator / baterai yang dipasang pada alat ukur tsb. Dewasa ini telah banyak pula Megger yang mengeluarkan tegangan tinggi, yang didapatkan dari baterai sebesar 8 – 12 volt (megger dengan sistem elektronis). Megger dgn bateri umumnya membangkit kan tegangan tinggi yang jauh lebih stabil dibanding megger dengan generator yang diputar dengan tangan. PRINSIP KERJA MEGGER Prinsip pengukuran Megger sama dengan ohm meter, yaitu memberikan tegangan dari alat ukur ke isolasi peralatan, dan karena nilai resistance isolasi ini cukup tinggi maka diperlukan tegangan yang cukup tinggi pula agar arus dapat mengalir. Tegangan pengukuran yang digunakan tergantung pada tegangan kerja dari alat yang akan diukur.
- Perbedaan Cara kerja pada mega ohm meter jenis engkolan, analog dan digital 1. Pada mega ohm meter jenis engkolan, skala telah ditetapkan serta batasan tahanan telah di tentukan dan tegangan yang digunakan untuk mengukur tahanan isolasi pada motor dihasilkan dari putaran engkolan sesuai aturan mega ohm meter 2. Pada mega ohm meter jenis analog, skala dapat diubah sesuai besarnya tahanan isolasi yang akan diukur, caranya dengan mengubah selector pada meger menuju batas ukur tahanan isolasi pada motor atau generatordan pada meeger jenis digital ini menggunakan baterai sebagai penghasil tegangan 3. Pada mega ohm meter jenis digital, skala dapat diubah sesuai besarnya tahanan isolasi yang akan diukur, caranya dengan mengubah selector pada meger menuju batas ukur tahanan isolasi pada motor atau generatordan pada meeger jenis digital ini menggunakan baterai sebagai penghasil tegangan, yang membedakan menger jenis digital dengan engkol dan analog adalah pada hasil pembacaan pada meger apabila pada digital hasil nilai tahanannya berupa angka langsung sedangkan pada engkol dan analog masih menggunakan skala ukur Tegangan untuk mengetes isolasi dapat diubah2 tergantung pada kelas isolasi yang digunakan seperti: 1. Tegangan DC 500 Volt untuk mengukur rangkaian tegangan rendah 2. Tegangan DC 1000 Volt s/d DC 5000 Volt untuk mengukur rangkaian tegangan sampai dengan 6000 Volt. Besar tegangan tersebut pada umumnya adalah : 500, 1000, 2000 atau 5000 volt Batas pengukuran dapat bervariasi antara 0,02 sampai 20 ohm dan 5 sampai 5000 ohm dll, sesuai dengan sumber tegangan dari megger tersebut. Dengan demikian, maka sumber tegangan megger yang dipilih tidak hanya tergantung dari batas pengukur, akan tetapi juga terhadap tegangan kerja (system tegangan) dari peralatan ataupun instansi yang akan diuji isolasinya.
BAGIAN MEGGER
Keterangan gambar : 1. Socket out put + (positip). 3. Socket out put – (negatip). 4. Lampu indicator skala pengukuran 3. 5. Lampu indicator skala pengukuran 2. 6. Lampu indicator skala pengukuran 1. 7. Selektor skala pengukuran. 8. Selektor tegangan pengukuran. 9. Switch / tombol “On” dan “Off”. 10. Pengatur posisi awal jarum penunjuk. 11. Pengatur posisi jarum “Zero Calibrasi” pada test hubung singkat. CARA PENGGUNAAN Prinsip pengukuran Megger sama dengan ohm meter, yaitu memberikan tegangan dari alat ukur ke isolasi peralatan, dan karena nilai resistance isolasi ini cukup tinggi maka diperlukan tegangan yang cukup tinggi pula agar arus dapat
mengalir.Tegangan pengukuran yang digunakan tergantung pada tegangan kerja dari alat yang akan diukur.Tegangan untuk mengetes isolasi dapat diubah2 tergantung pada kelas isolasi yang digunakan seperti: - Tegangan DC 500 Volt untuk mengukur rangkaian tegangan rendah - Tegangan DC 1000 Volt s/d DC 5000 Volt untuk mengukur rangkaian tegangan sampai dengan 6000 Volt. Besar tegangan tersebut pada umumnya adalah : 500, 1000, 2000 atau 5000 volt. Batas pengukuran dapat bervariasi antara 0,02 sampai 20 ohm dan 5 sampai 5000 ohm dll, sesuai dengan sumber tegangan dari megger tersebut. Dengan demikian, maka sumber tegangan megger yang dipilih tidak hanya tergantung dari batas pengukur, akan tetapi juga terhadap tegangan kerja (system tegangan) dari peralatan ataupun instansi yang akan diuji isolasinya. - Besar tahanan isolasi yang memenuhi persyaratan secara umum, ditentukan oleh tegangan kerja dari peralatan tersebut. - Harga tahanan isolasi bervariasi tergantung dari kelembaban udara, kotoran dan kwalitas material isolasi. Ada pun untuk mengetahui standart harga minimal hasil pengukuran tahanan isolasi suatu peralatan dapat dihitung dengan menggunakan rumus pendekatan : ( 1000 . U ) R = ————— ∙ U ∙ 2,5 Q Dimana : R = Tahanan isolasi minimal. U = Tegangan kerja. Q = Tegangan Megger. 1000 = Bilangan tetap. 2,5 = Faktor Keamanan (apabila baru). Prosedur Pengukuran. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melaksanakan pengukuran adalah alat yang diukur harus bebas tegangan AC / DC atau tegangan induksi, karena tegangan tersebut akan mempengaruhi hasil ukur. Megger Merk Metriso 5000 dan laksanakan sesuai prosedur pengukuran sebagai berikut : Check batere apakah dalam kondisi baik. Mekanikal zero check pada kondisi megger off, jarum penunjuk harus tepat berimpit dengan garis skala. Bila tidak tepat, atur pointer zer. pada alat ukur. Lakukan elektrikal zero check. Pasang kabel test pada megger terminal dan, serta hubung singkatkan ujung yang lain. Letakkan saklar pemilih di posisi 500. Letakkan saklar pemilih skala pada posisi skala 1. Pengukuran Tahanan Isolasi Pengukuran tahanan isolasi untuk perlengkapan listrik dapat menggunakan megger, yang mana pengoperasiannya pada waktu perlengkapan rangkaian listrik
tidak bekerja atau tidak dialiri arus listrik. Secara umum bahan isolasi yang digunakan sebagai pelindung dalam saluran listrik atau sebagai pengisolir bagian satu dengan bagian lainnya harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. Harga tahanan isolasiantara dua saluran kawat pada peralatan listrik ditetapkan paling sedikit adalah 1000 x harga tegangan kerjanya. Misal tegangan yang digunakan adalah 220 V, maka besarnya tahanan isolasi minimal sebesar : 1000 x 220 = 220.000 Ohm atau 220 KOhm. Ini berarti arus yang diizinkan di dalam tahanan isolasi 1 mA/V. Apabila hasil pengukuran nilai lebih rendah dari syarat minimum yang sudah ditentukan, maka saluran/kawat tersebut kurang baik dan tidak dibenarkan kalau digunakan. Waktu melakukan pengukuran tahanan isolasi gunakan tegangan arus searah (DC) sebesar 100 V atau lebih, hal ini dimaksudkan untuk dapat mengalirkan arus yang cukup besar dalam tahanan isolasi. Di samping untuk menentukan besarnya tahanan isolasi, nilai tegangan ukur yang tinggi juga untuk menentukan kekuatan bahan isolasi dari saluran yang akan digunakan. Walaupun bahan-bahan isolasi yang digunakan cukup baik dan mempunyai tahanan isolasi yang tinggi, tetapi masih ada tempat-tempat yang lemah lapisan isolasinya, maka perlu dilakukan pengukuran. 2.3 ALAT DAN PERLENGKAPAN PRAKTEK 1 unit modul set Gardu Induk
1 unit Transformator daya
1 unit HV Insulation Tester
2.4 LANGKAH PRAKTEK 1. Buat rangkaian seperti gambar di bawah ini.
PMS SEKSI
Rel A
Rel B
PMS Rel B
PMS Rel A PMT PHT CT
PT
LA TRAFO
Gambar 1 Rangkaian Percobaan Modul 3 2. Ukur dan catat setiap hasil pada masing-masing peralatan. 3. Lakukan pengujian pada tiap peralatan. III.
HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 DATA HASIL PRAKTEK Peralatan
Tahanan isolasi sesuai strandar (M Ω)
Tahanan isolasi sesuai hasil pengukuran (MΩ)
Tahanan isolasi yang seharusnya
LA
1 KV = 1 (MΩ)
2.3
150 KV = 150 (MΩ)
PT
1 KV = 1 (MΩ)
0.8
150 KV = 150 (MΩ)
CT
1 KV = 1 (MΩ)
192.000
150 KV = 150 (MΩ)
DS/PMS
1 KV = 1 (MΩ)
0.9
150 KV = 150 (MΩ)
PMT
1 KV = 1 (MΩ)
436.000
150 KV = 150 (MΩ)
BHUSING TRAFO SEKUNDER
1 KV = 1 (MΩ)
39.1
20 KV = 20 (MΩ)
BhUSING TRAFO PRIMER
1 KV = 1 (MΩ)
0
70 KV = 70 (MΩ)
3.1 ANALISA Pada praktikum Gardu Induk ini diminggu yang ke dua akan membahas modul 3 yang berjudul Pengujian Tahanan Isolasi Peralatan Teganagan Tinggi Pada Gardu Induk. Adapun tujuan dari praktikum modul 3 ini, terdapat 3 tujuan pada praktikum ini tujuan pertama yaitu Mengetahui keadalan isolasi pada peralatan tegangan tinggi. Menurut buku pedoman pemeliharaan peralatan primer Gardu Induk PT. PLN (2014), di dalam Gardu Induk terdapat beberapa komponen primer penunjang yang dapat memaksimalkan kinerja Gardu Induk tersendiri. Di dalam Gardu Induk terdapat bay (terminal) yang berguna sebagai penyalur tenaga listrik dari Gardu Induk (GI) yang satu ke GI yang lain. Penyaluran beban tersebut tidak langsung disalurkan begitu saja, melainkan melalui beberapa prosedur penyaluran dari peralatan di dalam Gardu Induk itu sendiri. Bay (terminal) yang terdapat dalam Gardu Induk terdiri dari beberapa jenis Bay. Masing-masing bay tersebut terdapat beberapa peralatan utama yang perlu diperhatikan guna menghindari kerusakan-kerusakan yang berakibat fatal terhadap kinerja Gardu Induk itu sendiri. Peralatan pada setiap bay terdiri dari transformator tenaga, transformator arus, transformator tegangan, pemutus tenaga
(PMT), pemisah (PMS), dan lightning arrester (LA). Masing-masing peralatan tersebut memiliki perlakuan yang berbeda dari segi pemeliharaan. Kemudian tujuan yang kedua yaitu Mengetahui cara pengukuran tahanan isolasi peralatan tegangan tinggi pada gardu induk. Dalam kegitan pemeliharaan di Gardu Induk dikenal istilah pengukuran tahanan isolasi. Tahanan isolasi adalah hambatan yang ada antara dua komponen yang bertegangan atau komponen bertegangan dengan ground. Selain itu, tahanan isolasi merupakan hambatan yang berada pada kondisi antara dua elemen konduktif yang dipisahkan oleh bahan isolasi. Pengukuran tahanan isolasi pada peralatan-peralatan Gardu Induk mempunyai peranan penting guna mengetahui status isolasi peralatan dan keamanan pada setiap perlatan. Pengukuran tahanan isolasi memiliki standar universal IEEE 43-2000 dan VDE Catalogue 228/4 yaitu, >1 MΩ/1 kV yang dipakai oleh PLN. Tahanan isolasi merupakan keadaan dimana suatu peralatan memiliki nilai resistansi terhadap tegangan agar tidak terjadi short circuit atau kerusakan lainnya. Tahanan isolasi sangat penting untuk pencegahan kerusakan dalam peralatan listrik. Tahanan isolasi digunakan untuk mengetahui aman atau tidaknya suatu peralatan untuk diberi tegangan. Pengukuran tahanan isolasi yang dilakukan pada masing-masing peralatan menghubungkan bagian yang diberi tegangan terhadap body yang ditanahkan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa pengukuran tahanan isolasi dilakukan pada saat peralatan tidak bertegangan (padam). Pengukuran tahanan isolasi yang dilakukan pada setiap peralatan utama Gardu Induk dapat memberikan gambaran sejauh mana Gardu Induk dapat mempertahankan eksistensi baik nya, dilihat dari keamanan peralatan melalui pengukuran tahanan isolasi yang dilakukan secara periodik. Berdasarkan dari hasil kegiatan pemeliharaan dengan melakukan perawatan terhadap peralatan utama GI, kita dapat mengetahui bagaimana kondisi peralatan sebelum dan sesudah diberi perawatan. Tujuan yang ketiga yaitu Memahami cara mengoperasikan alat uji tahanan isolasi. Pada praktikum ini alat ukur yang digunakan untuk menguji tahanan isolasi pada peralatan gardu induk adalah Megger. Megger adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur besaran tahanan isolasi dalam peralatan listrik. Megger bisa digunakan juga untuk menentukan atau memastikan atau memperbaiki peralan listrik tenaga seperti : transformator, generator, motor listrik serta mengukur tahanan isolasi jaringan SUTM. Megger digunakan dalam memeriksa kemungkinan apakah peralatan listrik tersebut terjadi gangguan seperti gangguan hubungan singkat antar phasa, hubungan singkat phasa dengan body ataupun antar phasa. Sehingga dengan demikian bisa dipastikan bahwa keberadan megger dalam pengerjaan listik sangat penting. Kemudian cara pengukuran tahanan isolasi menggunakan megger pertama yaitu hubungkan probe earth/kabel hijau dihubungkan pada body peralatan gardu induk (yang akan diuji tahanan isolasinya). kedua kabel merah dihubungkan pada kontak penghantar pada peralatan Gardu induk (yang akan diuji tahanan isolasinya). Ketiga yaitu putar selector ke tegangan paling besar (5000 V). keempat atur lama waktu pengukuran (1 menit). Kelima tekan tombol test dan putar. Setelah 1 menit megger akan berhenti mengukur dengan sendirinya
Kemudian data pengamatan yang tahanan isolasi dari beberapa peralatan gardu indu yang diuji sebagai berikut: pada peralatan Lightning Arrester tahanan isolasi yang siperoleh dari pengukuran sebesar 2.3 Megaohm sedangkan tahanan isolasi yang sesuai standar adalah sebesar 1 kV = 1 Megaohm dan tahanan yang seharusnya adalah 150 kV = 150 Megaohm. Kemudian pada peralatan Potensial Transformator tahanan isolasi yang diperoleh dari pengukuran sebesar 0.8 Megaohm sedangkan tahanan isolasi yang sesuai standar adalah sebesar 1 kV = 1 Megaohm dan tahanan yang seharusnya adalah 150 kV = 150 Megaohm. Kemudian pada peralatan Current Transformator tahanan isolasi yang diperoleh dari pengukuran sebesar 192.000 Megaohm sedangkan tahanan isolasi yang sesuai standar adalah sebesar 1 kV = 1 Megaohm dan tahanan yang seharusnya adalah 150 kV = 150 Megaohm. Kemudian pada peralatan PMS/DS tahanan isolasi yang diperoleh dari pengukuran sebesar 0.9 Megaohm sedangkan tahanan isolasi yang sesuai standar adalah sebesar 1 kV = 1 Megaohm dan tahanan yang seharusnya adalah 150 kV = 150 Megaohm. Kemudian pada peralatan PMT tahanan isolasi yang diperoleh dari pengukuran sebesar 436.000 Megaohm sedangkan tahanan isolasi yang sesuai standar adalah sebesar 1 kV = 1 Megaohm dan tahanan yang seharusnya adalah 150 kV = 150 Megaohm. Kemudian pada peralatan Bhusing Trafo Sekunder tahanan isolasi yang diperoleh dari pengukuran sebesar 39.1 Megaohm sedangkan tahanan isolasi yang sesuai standar adalah sebesar 1 kV = 1 Megaohm dan tahanan yang seharusnya adalah 20 kV = 200 Megaohm. Kemudian pada peralatan Bhusing Trafo Primer tahanan isolasi yang diperoleh dari pengukuran sebesar 0 Megaohm sedangkan tahanan isolasi yang sesuai standar adalah sebesar 1 kV = 1 Megaohm dan tahanan yang seharusnya adalah 70 kV = 70 Megaohm. Dari data pengamatan yang didapat hasil pengukuran peralatan gardu induk ini jauh dari ketentuan standar tahanan isolasi yang seharusnya, kenapa? Karena kondisi dari peralatannya memang sudah tidak bagus. Adapun pengaruhnya kenapa nilai tahanan isolasi dapat berubah seiring waktu, itu dikarenakan pengaruh cuaca luar dan struktur bahan itu sendiri. Pengaruh luar adalah dimana Isolasi itu berada, apakah diruangan lembab atau di tempat yang suhu tinggi, sehingga seiring dengan jalannya waktu, maka sangat dimungkinkan nilai Resistansi Isolasi tersebut akan berubah atau menurun. Sedangkan faktor struktur bahan Isolasi adalah karena bahan isolator terebut melapisi/membungkus/menyekat konduktor yang mengalirkan Arus cukup besar sehingga menimbulkan panas, maka dengan sendirinya struktur bahan Isolasi tersebut menjadi menurun daya sekatnya
3.3 TUGAS AKHIR
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan:
Tahanan isolasi digunakan untuk mengetahui aman atau tidaknya suatu peralatan untuk diberi tegangan. Pengukuran tahanan isolasi yang dilakukan pada masing-masing peralatan menghubungkan bagian yang diberi tegangan terhadap body yang ditanahkan. Dari data pengamatan yang didapat hasil pengukuran peralatan gardu induk ini jauh dari ketentuan standar tahanan isolasi yang seharusnya, kenapa? Karena kondisi dari peralatannya memang sudah tidak bagus. Adapun pengaruhnya kenapa nilai tahanan isolasi dapat berubah seiring waktu, itu dikarenakan pengaruh cuaca luar dan struktur bahan itu sendiri. Pengaruh luar adalah dimana Isolasi itu berada, apakah diruangan lembab atau di tempat yang suhu tinggi, sehingga seiring dengan jalannya waktu, maka sangat dimungkinkan nilai Resistansi Isolasi tersebut akan berubah atau menurun. Sedangkan faktor struktur bahan Isolasi adalah karena bahan isolator terebut melapisi/membungkus/menyekat konduktor yang mengalirkan Arus cukup besar sehingga menimbulkan panas, maka dengan sendirinya struktur bahan Isolasi tersebut menjadi menurun daya sekatnya Saran :
V.
VI.
1. Jangan membuang buang waktu tanpa ada manfaat 2. Tetap focus dalam mengejar cita cita 3. Jangan mudah putus asa dan tetap semangat UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada kepala Laboratorium Teknologi dan Peralatan Tegangan Tinggi yang telah menyampaikan materi praktikum secara daring dan telah memfasilitasi alat dan tempat praktikum, dan juga terimakasih kepada asisten bengkel membantu menyampaikan materi dan telah membimbing kami dalam menyusun jurnal praktek. Setar tidak lupa ucapan terimakasih kepada teman temanku yang memberikan dukungan moril maupun materi dalam menyusun jurnal ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Modul Praktikum Gardu Induk Institut Teknologi PLN [2] http://evimuzayana.blogspot.com/2015/12/megger-mega-ohm-metera.html#:~:text=Megger%20digunakan%20untuk%20mengukur%20tahanan%20isolasi %20instalasi%20tegangan%20menengah%20maupun%20tegangan%20rendah.&text=Dewasa %20ini%20telah%20banyak%20pula,(megger%20dengan%20sistem%20elektronis).
PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS ISOLASI CAIR Alip Hapidin (2019-71-038) GARDU INDUK A
[email protected] ABSTRACT As well as being an insulator, transformer oil is also used as a transformer coolant, besides the insulating properties of the transformer can improve itself in case of insulation failure, and liquid insulating materials have a much higher penetration resistance than atmospheric air According to the IEC-156 standard, the electrodes used in testing the breakdown voltage of liquid insulation spherical electrodes and semi-spherical electrodes. To determine the effect of the electrode shape on the magnitude of the breakdown voltage, a tapered and flat surface electrode is used here. One form of electrode pairs that can be used is the field needle electrode. The mechanism to be examined from the two types of oil is the breakdown voltage (VBD). In addition, it is necessary to know the effect of the different polarity of the two electrodes, and the effect of temperature, as well as the distance of the above electrode on the breakdown voltage of the two samples of oil for the new Shell Diala B transformer oil with a ratio of used oil that has not been recycled. Keyword: Transformer Oil, Breakdown Voltage, Liquid Insulator ABSTRAK Minyak trafo selain sebagai isolator juga sebagai pendingin trafo selain itu sifat isolasi trafo bisa memperbaiki diri jika terjadi kegagalan isolasi, dan bahan isolasi cair memiliki ketahanan tembus jauh lebih tinggi dari pada udara atmosfir Menurut standart IEC-156 elektroda yang digunakan dalam pengujian tegangan tembus isolasi cair elektroda bola-bola dan elektroda setengah bola. Untuk mengetahui pengaruh bentuk elektroda terhadap besarnya tegangan tembus disini digunakan bentuk elektroda permukaan runcing dan permukaan rata. Salah satu bentuk pasangan elektroda yang dapat digunakan adalah elektroda jarum bidang. Mekanisme yang akan diteliti dari kedua jenis minyak tersebut adalah tegangan tembus (VBD). Selain itu perlu diketahui pengaruh polaritas yang berbeda dari kedua elektroda, dan pengaruh temperatur, serta jarak elektroda diatas terhadap tegangan tembus dari kedua contoh minyak untuk minyak trafo Shell Diala B yang masih baru dengan perbandingan minyak bekas yang belum didaur ulang.
Kata kunci: Minyak Trafo, Tegangan Tembus, Isolator Cair I.
PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Transformator adalah peralatan listrik yang berfungsi menyalurkan energi listrik dari suatu level tegangan atau suatu level arus menjadi level tegangan tertentu atau level arus tertentu pada frekuensi kerja yang sama. Transformator m e m e r l u k a n p e r a w a t a n d a n p e m e l i h a r a a n y a n g b a i k k a r e n a merupakan salah satu bagian penting dalam suatu sistem tenaga listrik. Transformator yang sudah dirawat pun tidaklah lepas dari fenomena kegagalan (failure), baik kegagalan thermal maupun kegagalan elektris yang akan
LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PERALATAN TEGANGAN TINGGI | 47
menyebabkan kerusakan (breakdown) jika kegagalan ini berlangsung terus-menerus. Salah satu penyebab utama munculnya kegagalan pada transformator adalah adanya panas berlebih yang biasanya ditimbulkan oleh berbagai faktor seperti pembebanan berlebih, rugi histerisis, arus eddy, proses oksidasi yang menghasilkan karat, air, dan lain-lain. Oleh karena itu, transformator memerlukan sistem pendingin untuk mengontrol panas yang timbul. Panas yang berlebih akan memacu reaksi berantai yang akan mempercepat penurunan usia dan kualitas kerja sistem isolasi baik pada minyak isolator maupun isolator kertas, menurunnya efektifitas kerja sistem pendingin, sehingga nantinya akan membuat transformator mengalami kerusakan Transformator memerlukan berbagai macam pengujian isolator, baik pengujian isolator padat maupun pengujian isolator minyak. Pengujian fisik dilakukan dengan menguji bahan isolasi padat dan belitan pada trafo, sedangkan pengujian minyak umumnya dilakukan dengan menguji karakteristik minyak isolator. Salah satu cara untuk melakukan pengujian minyak 1.2 TUJUAN 1. Mengetahui karakteristik kegagalan isolasi cair. 2. Mengetahui pengaruh jarak elektroda terhadap tegangan gagal pada isolasi cair. II.
METODE PENELITIAN 2.1 TEORI MODUL Pengertian dan Fungsi Isolasi Isolasi merupakan bahan yang resistivitasnya tinggi sehingga sulit menghantarkan listrik. Secara elektris, isolasi berfungsi untuk memisahkan bagian-bagian yang mempunyai beda tegangan agar diantara bagian-bagian tersebut tidak terjadi lompatan listrik (flash over) atau percikan (spark over). Sedangkan secara mekanis, isolasi biasanya berfungsi juga sebagai: 1. Penyangga atau penggantung, misalnya porselen dan kayu; 2. Pengisi, misalnya udara, gas SF6, dan minyak transformator; 3. Penutup atau pelindung, misalnya mika dan pernis. Isolasi Cair A. Keunggulan isolasi cair Ada beberapa alasan mengapa isolasi cair digunakan antara lain: 1. Isolasi cair akan mengisi celah atau ruang yang akan diisolasi dan secara serentak melalui proses konversi menghilangkan panas yang timbul akibat rugi energi. 2. Isolasi cair dapat dimanfaatkan sebagai pembawa informasi mengenai keadaan baik atau buruknya suatu transformator. B. Syarat isolasi cair (minyak trafo)
Karena kekuatan elektrik dan umur suatu trafo tergantung sepenuhnya pada kualitas minyak isolasi dan untuk memenuhi ketiga fungsi yang dijelaskan sebelumnya, menurut SPLN 49 – 91 : 1982 minyak isolasi harus memiliki beberapa syarat, yaitu :
Kejernihan (Appearance) Minyak tidak boleh mengadung suspensi atau endapan (sedimen). Konduktivitas Panas (Thermal Conductivity) Konduktivitas panas adalah kemampuan isolator minyak menghantarkan panas. Minyak transformator harus memiliki daya hantar panas yang baik agar udara panas dengan cepat dapat disirkulasikan dan temperatur transformator akan tetap terjaga. Massa Jenis (Density) Massa jenis isolator minyak mineral ini lebih kecil dibanding air, yaitu tidak boleh melebihi 0,859 g/cm2 pada suhu 20o C. Selain itu, jika minyak bermassa jenis rendah, maka partikel-partikel yang ada di dalam minyak akan segera mengendap pada dasar tangki. Hal ini sangat membantu dalam mempertahankan homoginetas minyak. Kekentalan ( Viscosity) Kekentalan merupakan suatu tahanan dari cairan untuk mengalir kontinyu dan merata. Viskositas sangat penting pada isolasi cair. Hal ini dikarenakan viskositas berpengaruh pada kemurnian isolasi cair (banyaknya kontaminan partikel padat) dan pendinginan suatu peralatan listrik. Isolasi cair yang baik haruslah mempunyai viskositas yang rendah sehingga kemungkinan isolasi cair terkontaminasi akan kecil. Selain itu jika viskositas isolasi cair rendah, proses sirkulasi isolasi cair pada peralatan listrik akan berlangsung dengan baik sehingga akhirnya pendinginan inti dan belitan transformator dapat berlangsung dengan sempurna. Titik Nyala (Flash Point) Titik nyala suatu minyak merupakan peryataan dimana minyak dapat dipanaskan pada kondisi tertentu sebelum uap yang dihasilkan menjadi api yang berbahaya. Karakteristik titik nyala menentukan terjadinya penguapan dalam minyak. Jika titik nyala minyak rendah, maka minyak mudah menguap. Ketika minyak menguap, volumenya berkurang, minyak semakin kental dan campuran dengan udara di atas permukaan minyak membentuk bahan yang dapat meledak. Titik Tuang (Pour Point) Titik tuang adalah temperatur dimana minyak baru saja mengalir ketika didinginkan dibawah kecepatan perubahan suhu. Minyak dengan titik tuang yang rendah akan berhenti mengalir pada suhu yang rendah. Minyak tranfsormator sebaiknya memiliki titik tuang yang rendah sehingga minyak tidak berhenti mengalir pada suhu yang cukup rendah. Adapun syarat ini tidak terlalu penting dalam pemakaian minyak transformator di Indonesia mengingat iklim di Indonesia yang tropis dan temperaturnya yang cukup tinggi cenderung tetap. Titik tuang digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan jenis peralatan yang akan menggunakan minyak isolasi.
Selain syarat-syarat yang telah dijelaskan di atas, minyak transformator juga harus mempunyai kekuatan dielektrik dan tegangan tembus yang tinggi, tidak merusak material isolasi dan material lain trafo, dan memiliki struktur kimia yang stabil agar usia pelayanannya lebih panjang. C. Jenis-jenis isolasi cair 1. Minyak Isolasi Mineral Minyak isolasi mineral adalah minyak isolasi yang bahan dasarnya berasal dari minyak bumi yang diproses dengan cara destilasi. Minyak isolasi hasil destilasi ini harus mengalami beberapa proses lagi agar diperoleh tahanan isolasi yang tinggi, stabilitas panas yang baik, mempunyai karakteristik panas yang stabil, dan memenuhi syarat – syarat teknis yang lain. Minyak isolasi mineral banyak digunakan pada transformator daya, kabel, pemutus daya (CB), dan kapasitor. Dalam hal ini minyak isolasi dapat berfungsi sebagai bahan dielektrik, bahan pendingin, dan pemadam busur api. 2. Minyak Isolasi Sintetis Penggunaan minyak isolasi mineral masih memiliki keterbatasan karena memiliki sifat yang mudah beroksidasi dengan udara, mudah mengalami pemburukan serta sifat kimianya yang dapat berubah akibat kenaikkan temperatur yang terjadi ketika memadamkan busur api saat peralatan beroperasi. Penggunaan minyak isolasi sintetis untuk masa akan yang datang diharapkan mampu menutupi keterbatasan – keterbatasan minyak isolasi mineral. Oleh sebab itu saat ini banyak dikembangkan penelitian – penelitian tentang kemungkinan pemakaian dari beberapa jenis minyak isolasi sintetis pada peralatan tegangan tinggi. Minyak isolasi sintetis adalah minyak isolasi yang diolah dengan proses kimia untuk mendapatkan karakteristik yang lebih baik. Sifat – sifat penting dari minyak isolasi sintetis bila dibandingkan dengan minyak isolasi mineral adalah : Kekuatan dielektriknya diatas 40 kV. Harganya murah, sukar terbakar, dan tidak mengendap. Berat jenisnya adalah 1,56 dan jika dicampur dengan air, minyak isolasi berada di bawah permukaan air sehingga mempermudah dalam proses pemurnian dan pemisahan kadar air dalam minyak. Mempunyai daya hantar panas yang sama dengan minyak isolasi mineral. Pada kondisi pemakaian yang sama dengan minyak mineral, uap lembab akan menyebabkan oksidasi yang berlebih serta penurunan kekuatan dielektrik lebih cepat pada minyak sintetis bila dibandingkan dengan minyak mineral akan tetapi karena umurnya lebih panjang dan sifat pendinginnya lebih baik, maka pada beberapa pemakaian minyak isolasi sintetis banyak digunakan. D. Teori kegagalan isolasi cair
Kegagalan isolasi pada peralatan tegangan tinggi yang terjadi pada saat peralatan sedang beroperasi bisa menyebabkan kerusakan alat sehingga kontinuitas sistem menjadi terganggu. Dari beberapa kasus yang terjadi menunjukkan bahwa kegagalan isolasi ini berkaitan dengan adanya partial discharge. Partial discharge ini dapat terjadi pada material isolasi padat, material isolasi cair, dan juga material isolasi gas. Kegagalan pada material isolasi cair ini disebabkan oleh : o Teori kegagalan murni atau elektronik (yang merupakan perluasan teori kegagalan dalam gas), artinya dalam proses kegagalan yang terjadi dalam zat cair dianggap serupa dengan yang terjadi dalam gas. o Teori kegagalan gelembung udara atau kavitasi. Adanya gelembung udara dalam cairan merupakan awal dan penyebab kegagalan total dari zat cair dengan adanya gelembung pada zat cair dan tercampurnya material isolasi cair. o Teori kegagalan bola cair Ketidakmurnian yang tidak stabil dalam medan listrik (misalnya bola-bola air) dapat merupakan jembatan bertahanan rendah diantara elektroda dan dapat mengakibatkan kegagalan. o Teori kegagalan ketidakmurnian padat Ketidakmurnian (misalnya butiran penghantar padat) dapat menyebabkan pembesaran medan listrik setempat. Apabila medan dalam zat cair melebihi nilai kritis titik tertentu maka di tempat itu zat cair akan gagal dan dapat menyebabkan kegagalan total. 2.2 TEORI TAMBAHAN Transformator Daya. Transformator merupakan peralatan statis untuk memindahkan energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian lainnya dengan mengubah tegangan tanpa merubah frekuensi. Transformator disebut peralatan statis karena tidak ada bagian yang bergerak / berputar, tidak seperti motor atau generator. Pengubahan tegangan dilakukan dengan memanfaatkan prinsip induktansi elektromagnetik pada lilitan. Fenomena induksi elektromagnetik yang terjadi dalam satu waktu pada transformator adalah induktansi sendiri pada masing-masing lilitan diikuti oleh induktansi bersama yang terjadi antar lilitan. Secara sederhana transformator dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu lilitan primer, lilitan sekunder dan inti besi. Lilitan primer merupakan bagian transformator yang terhubung dengan rangkaian sumber energi (catu daya). Lilitan sekunder merupakan bagian transformator yang terhubung dengan rangkaian beban. Inti besi merupakan bagian transformator yang bertujuan untuk mengarahkan keseluruhan fluks magnet yang dihasilkan oleh lilitan primer agar masuk ke lilitan sekunder. Berikut adalah gambar sederhana dari sebuah transformator.
Gambar 2.1 Rangkaian Transformator Sederhana (Zuhal, 2000)
Di mana : V 1 = tegangan primer
Rumus umum: V2 = tegangan sekunder N1 = jumlah lilitan primer
I2 = arus sekunder
I1 = arus primer
N2
= jumlah lilitan sekunder
Salah satu bagian penting dari sistem tenaga listrik adalah transformator yang disebut sebagai transformator daya (power transformer). Transformator daya dapat didefinisikan sebagai sebuah transformator yang digunakan untuk memindahkan energi listrik yang terletak
di berbagai bagian dari rangkaian listrik antara generator dengan rangkaian primer dari sistem distribusi.
Gambar 2.2 Contoh Sebuah Transformator Daya (Zuhal, 2000) Keterangan: 1. Mounting flange 9. Terminal connection 2. Tangki transformator 10. Carriage 3. core 11. Baut pada core 4. Konservator 12. Header 5. Sirip radiator (radiator Fin) 13. Thermometer 6. Windings 14. Rele Bucholz 7. LV Bushing 15. Breather 8. HV Bushing b. Sistem Pendingin Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi dan rugirugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak isolasi di dalam transformator. Untuk mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan, transformator dilengkapi dengan sistem pendingin yang digunakan untuk mengurangi panas dan menjaga kenaikan temperatur agar tetap berada di bawah batasan tertentu. Temperatur maksimum bahan isolator pada belitan dan minyak sangat tergantung dari pembebanan, jenis sistem pendingin, serta temperatur lingkungan sekitar (ambient temperature). Bahan isolator yang digunakan pada transformator dapat merupakan bahan isolator cair ataupun isolator padat. Bahan isolator cair yang digunakan biasanya merupakan minyak yang dikenal sebagai minyak transformator. Minyak ini akan mengisi ruang-ruang di antara lilitan-lilitan (coil) pada belitan-belitan (winding) inti dan ruang-ruang lain di dalam tangki transformator. Transformator tidak mempunyai bagian yang berputar, oleh karena itu proses transfer panas dilakukan dengan cara mensirkulasikan minyak transformator. Transformator yang inti besinya dicelupkan / terendam minyak disebut dengan Oil Immersed Type Transformer. Transformator kecil cukup meradiasikan semua panas yang timbul pada tangki atau pelindung luar. Seiring dengan meningkatnya ukuran dan rating daya transformator, pertambahan panas juga meningkat
dengan kecepatan yang tidak bisa diimbangi oleh kemampuan tangki untuk menghilangkan panas, maka perlu ditambahkan peralatan lain seperti tabung / radiator pada tangki. Transformator dengan rating daya yang lebih tinggi lagi, sangat tidak ekonomis jika hanya mengandalkan konveksi secara alami, sehingga perlu dilakukan proses konveksi panas dengan cara dipaksakan (forced), menggunakan peralatan seperti pompa minyak, pompa air, dan kipas angin. Pemilihan ataupun penggabungan dari sistem pendingin dipengaruhi oleh rating daya, ukuran transformator dan kondisi lingkungan sekitar c. Minyak Sebagai Bahan Isolator Cair pada Transformator Isolator merupakan suatu sifat bahan yang mampu untuk memisahkan dua buah penghantar atau lebih yang berdekatan untuk mencegah adanya kebocoran arus / hubung singkat, maupun sebagai pelindung mekanis dari kerusakan yang diakibatkan oleh korosif atau stressing. Minyak isolator yang dipergunakan dalam transformator daya mempunyai beberapa tugas utama, yaitu: 1. Media isolator 2. Media pendingin 3. Media / alat untuk memadamkan busur api. 4. Perlindungan terhadap krorosi dan oksidasi. Minyak isolator transformator dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu minyak mineral dan minyak sintetik. Pemilihan jenis minyak didasarkan pada keadaan lingkungan dimana transformator digunakan, misal askarel adalah jenis minyak sintetik yang tidak dapat terbakar, sehingga pemakaian askarel memungkinkan transformator distribusi dapat digunakan pada lokasi dimana bahaya api sangat besar (misal pada industri kimia), tetapi dari segi kesehatan minyak ini dinilai sangat membahayakan. Oleh karena itu di beberapa negara ada larangan mempergunakan askarel. Minyak transformator jenis minyak mineral biasanya merupakan sebuah campuran kompleks dari molekul-molekul hidrokarbon, baik dalam bentuk linear atau siklis mengandung kelompok molekul CH3, CH2 dan CH yang terikat. Formula umum dari minyak transformator adalah CnH2n+2 dengan n bernilai antara 20 s.d 40. 2.3 ALAT DAN PERLENGKAPAN PRAKTEK 1 set Oil Test DPA (OT) 2.4 LANGKAH PRAKTEK 1. Hubungkan Oil Tester dengan kabel Power Supply dan kabel pembumiannya. 2. Nyalakan Oil Tester. 3. Pilihlah standar elektroda yang akan digunakan. 4. Atur jarak antar elektroda sesuai dengan permintaan pada data pengamatan.
5. Masukkan isolasi cair yang akan diujikan. 6. Aduk isolator zat cair dalam bejana secara perlahan, untuk menghilangkan gelembung udara sewaktu pengisian kemudian tutup kembali wadahnya. 7. Lakukan pengukuran tegangan breakdown. 8. Save atau print hasil pengujian. 9. Keluarkan isolasi cair yang sudah diisi kemudian bersihkan wadahnya. 10. Ulangi untuk beberapa skenario jarak elektroda. 11. Matikan alat percobaan. III.
HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 DATA HASIL PRAKTEK Pengujian
Hasil (kV)
Pengukuran 1
13.2
Pengukuran 2
15.3
Pengukuran 3
14.0
Pengukuran 4
13.9
Pengukuran 5
12.9
Pengukuran 6
14.6
3.2 ANALISA 3. Pada praktikum gardu induk di minggu yang ketiga ini menbahas modul 4 yaitu tentang pengujian tegangan tembus isolasi cair. apa sih isolasi itu ? Isolasi merupakan bahan yang resistivitasnya tinggi sehingga sulit menghantarkan listrik. Secara elektris, isolasi berfungsi untuk memisahkan bagian-bagian yang mempunyai beda tegangan agar diantara bagian-bagian tersebut tidak terjadi lompatan listrik (flash over) atau percikan (spark over). isolasi cair memiliki beberapa keungulan yaitu pertama Isolasi cair akan mengisi celah atau ruang yang akan diisolasi dan secara serentak melalui proses konversi menghilangkan panas yang timbul akibat rugi energi. Isolasi cair dapat dimanfaatkan sebagai pembawa informasi mengenai keadaan baik atau buruknya suatu transformator
3.3 TUGAS AKHIR
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
V.
UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada kepala Laboratorium Teknologi dan Peralatan Tegangan Tinggi yang telah menyampaikan materi praktikum secara daring dan telah memfasilitasi alat dan tempat praktikum, dan juga terimakasih kepada asisten bengkel membantu menyampaikan materi dan telah membimbing kami dalam menyusun jurnal praktek. Setar tidak lupa ucapan terimakasih kepada teman temanku yang memberikan dukungan moril maupun materi dalam menyusun jurnal ini.
VI.
DAFTAR PUSTAKA [1] Modul Praktikum Gardu Induk Institut Teknologi PLN [2] http://unpal.ac.id/userfiles/E-Jurnal%20Elektro%20-%20ANALISIS%20DETEKSI %20KEADAAN%20MINYAK%20TRANSFORMATOR%20DENGAN%20METODE%20GAS %20TERLARUT%20MENGGUNAKAN%20PERALATAN%20DISSOLVE%20GAS %20ANALISYS%20(%20DGA)%20-%20Surya%20Darma,%20ST_,%20M_T.pdf
PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KETIDAK MURNIAN ISOLASI CAIR Alip Hapidin (2019-71-038) GARDU INDUK A
[email protected] ABSTRACT As well as being an insulator, transformer oil is also used as a transformer coolant, besides the insulating properties of the transformer can improve itself in case of insulation failure, and liquid insulating materials have a much higher penetration resistance than atmospheric air According to the IEC-156 standard, the electrodes used in testing the breakdown voltage of liquid insulation spherical electrodes and semi-spherical electrodes. To determine the effect of the electrode shape on the magnitude of the breakdown voltage, a tapered and flat surface electrode is used here. One form of electrode pairs that can be used is the field needle electrode. The mechanism to be examined from the two types of oil is the breakdown voltage (VBD). In addition, it is necessary to know the effect of the different polarity of the two electrodes, and the effect of temperature, as well as the distance of the above electrode on the breakdown voltage of the two samples of oil for the new Shell Diala B transformer oil with a ratio of used oil that has not been recycled. Keyword: Transformer Oil, Breakdown Voltage, Liquid Insulator ABSTRAK Minyak trafo selain sebagai isolator juga sebagai pendingin trafo selain itu sifat isolasi trafo bisa memperbaiki diri jika terjadi kegagalan isolasi, dan bahan isolasi cair memiliki ketahanan tembus jauh lebih tinggi dari pada udara atmosfir Menurut standart IEC-156 elektroda yang digunakan dalam pengujian tegangan tembus isolasi cair elektroda bola-bola dan elektroda setengah bola. Untuk mengetahui pengaruh bentuk elektroda terhadap besarnya tegangan tembus disini digunakan bentuk elektroda permukaan runcing dan permukaan rata. Salah satu bentuk pasangan elektroda yang dapat digunakan adalah elektroda jarum bidang. Mekanisme yang akan diteliti dari kedua jenis minyak tersebut adalah tegangan tembus (VBD). Selain itu perlu diketahui pengaruh polaritas yang berbeda dari kedua elektroda, dan pengaruh temperatur, serta jarak elektroda diatas terhadap tegangan tembus dari kedua contoh minyak untuk minyak trafo Shell Diala B yang masih baru dengan perbandingan minyak bekas yang belum didaur ulang.
Kata kunci: Minyak Trafo, Tegangan Tembus, Isolator Cair
I.
PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Transformator adalah peralatan listrik yang berfungsi menyalurkan energi listrik dari suatu level tegangan atau suatu level arus menjadi level tegangan tertentu atau level arus tertentu pada frekuensi kerja yang sama. Transformator m e m e r l u k a n p e r a w a t a n d a n p e m e l i h a r a a n y a n g b a i k k a r e n a merupakan salah satu bagian penting dalam suatu sistem tenaga listrik. Transformator yang sudah dirawat pun tidaklah lepas dari fenomena
LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PERALATAN TEGANGAN TINGGI | 57
kegagalan (failure), baik kegagalan thermal maupun kegagalan elektris yang akan menyebabkan kerusakan (breakdown) jika kegagalan ini berlangsung terus-menerus. Salah satu penyebab utama munculnya kegagalan pada transformator adalah adanya panas berlebih yang biasanya ditimbulkan oleh berbagai faktor seperti pembebanan berlebih, rugi histerisis, arus eddy, proses oksidasi yang menghasilkan karat, air, dan lain-lain. Oleh karena itu, transformator memerlukan sistem pendingin untuk mengontrol panas yang timbul. Panas yang berlebih akan memacu reaksi berantai yang akan mempercepat penurunan usia dan kualitas kerja sistem isolasi baik pada minyak isolator maupun isolator kertas, menurunnya efektifitas kerja sistem pendingin, sehingga nantinya akan membuat transformator mengalami kerusakan Transformator memerlukan berbagai macam pengujian isolator, baik pengujian isolator padat maupun pengujian isolator minyak. Pengujian fisik dilakukan dengan menguji bahan isolasi padat dan belitan pada trafo, sedangkan pengujian minyak umumnya dilakukan dengan menguji karakteristik minyak isolator. Salah satu cara untuk melakukan pengujian minyak 1.2 TUJUAN 1. Mengetahui karakteristik kegagalan isolasi zat cair. 2. Mengetahui pengaruh ketidakmurnian padat terhadap tegangan gagal pada isolator zat cair.
II.
METODE PENELITIAN 2.1 TEORI MODUL Kegagalan isolasi (insulation breakdown, insulation failure) disebabkan karena beberapa hal antara lain: 1. Isolasi tersebut sudah lama dipakai 2. Berkurangnya kekuatan dielektrik 3. Karena isolasi tersebut dikenakan tegangan lebih Pada prinsipnya tegangan pada isolator merupakan suatu tarikan atau tekanan (stress ) yang harus dilawan dengan gaya dalam isolator itu sendiri agar supaya isolator tidak gagal. Dalam struktur molekul material isolasi, elektron-elektron terikat erat pada molekulnya, dan ikatan ini mengadakan perlawanan terhadap tekanan yang disebabkan oleh adanya tegangan. Bila ikatan ini putus pada suatu tempat maka sifat isolasi pada tempat itu hilang. Bila pada bahan isolasi tersebut diberikan tegangan akan terjadi perpindahan elektron-elektron dari suatu molekul ke molekul lainnya, sehingga timbul arus konduksi atau arus bocor. Karakteristik isolator akan berubah bila material tersebut bercampur dengan bahan pengotor (impurity), seperti adanya arang atau kelembaban dalam isolasi yang dapat menurunkan tegangan gagal.
2.2 TEORI TAMBAHAN Jenis minyak trafo
Minyak trafo mineral: Minyak yang berbahan dasar dari pengolahan minyak bumi yaitu antara fraksi minyak diesel dan turbin yang mempunyai struktur kimia yang sangat kompleks. Minyak trafo sintetis (askarel): Minyak jenis ini mempunyai sifat lebih menguntungkan antara lain tidak mudah terbakar dan tidak mudah teroksidasi. Namun beracun dan dapat melukai kulit. Minyak Mineral Minyak Sintetis Diala C, B (USA) Aroclor (USA) Univolt (Esso) Nynas (Swedia) Mictrans (Jepang) Sun (Korea)
Ohm-MU
Petromin (Dubai) BP-Energol (UK)
Clopen (Jerman) Phenoclor (Perancis) Pyroclor (UK) Fenclor (Itali) Pyralene (Perancis) Pyranol (USA)
Persyaratan Minyak Sebagai isolasi
Viskositas yang rendah untuk mempermudah sirkulasi Titik nyala yang tinggi untuk mencegah terjadinya kebakaran Bebas asam untuk mencegah karat dari tembaga dan kerusakan pada isolasi belitan Tidak bersifat korosif Tahan terhadap oksidasi Mempunyai kekuatan dielektrik (tegangan tembus) yang tinggi Tidak mengandung sedimen
Tingkatan standar minyak trafo No.
Standar
1 .
IEC
International standard
2
BS, ASTM, JIS, SNI
National specifications
. 3 .
ABB, GEC-Ahlstom, Unindo
Transformer producer specifications
4 .
TNB, PLN
Power distributor specifications
Pengujian minyak isolasi Harga suatu transformator adalah mahal, tetapi memantau unjuk kerja sistem transformator melalui kondisi minyak tidak mahal dibanding dengan biaya jika transformator mengalami kegagalan (failure). Dengan demikian masa hidup transformator diharapkan lama kira-kira 40 tahun, bahkan dengan minyak trafo yang kualitasnya sangat baik diharapkan setara dengan masa hidup transformator. Menurut studi yang dilakukan US Inspection and Insurance Companies, bahwa 10 % kegagalan transformator tenaga adalah karena deteriosasi bahan isolasi dan kegagalan internal "over load" dalam lilitan tegangan tinggi yang disebabkan bertambahnya deposit/ sludge. Untuk itu pemantauan dan pemeliharaan kualitas minyak adalah sangat penting guna menjamin keandalan operasi peralatan listrik khususnya transformator, dan para ahli yang berwenang telah menetapkan petunjuk dalam bentuk standar uji dan spesifikasi teknik seperti IEC, ASTM, BS dll. 1. Minyak trafo baru (Unused mineral insulating oil) IEC 60296-2003 2. Minyak trafo pakai (Mineral oil in service) SPLN 49-1:1982 IEC 422:1982 diperbahurui menjadi IEC 422:1989 Ruang lingkup pengujian Kimia Keasaman Kadar air Ketahanan oksidasi Korosi lempengan tembaga Sedimen
Fisika
kelistrikan
Viskositas Tegangan tembus Densitas Tahanan jenis Titik nyala Faktor kebocoran dielektrik, Tegangan antar muka tan delta Titik tuang
Batasan Minyak Isolasi Baru IEC 60296-2003 No .
Parameter uji
Batasan
1.
Fungsi
1.1
Viskositas pada 40 oC
Max. 12 cSt
1.2
Titik tuang
Max. – 40 oC
1.3
Kadar air
Max. 30 mg/kg
Tegangan tembus : - Sebelum treatment
Min. 30 kV /2.5mm
- Setelah treatment
Min. 70 kV /2.5mm
1.5
Densitas pada 20 oC
Max. 0,895 g/ml
1.6
Faktor kebocoran dielektrik, tan d pada 90 oC
Max. 0,0005
2.
Stabilitas
2.1
Keasaman
Max. 0,01 mg KOH/kg
2.2
Tegangan antar muka
Min. 40 dyne/m
2.3
Korosif sulfur
Tidak korosif
2.4
Kadar sulfur
Tidak disyaratkan
1.4
U: Tidak terdedeksi 2.5
Aditif anti oksidan
T: Max. 0,08 % I: 0,08 % - 0,4 %.
2.6
Kadar furfural
Max. 0,1 mg/kg
3.
Unjuk kerja
Ketahanan oksidasi : - Sedimen
Max. 0,8 %
- Keasaman
Max. 1,2 mg KOH/g
- DDF at 90oC
Max. 0,500
3.2
Gassing tendency
Tidak disyaratkan
4.
Keamanan
3.1
4.1
Titik nyala
Min. 135 oC
4.2
PCA
Max. 3 %
4.3
PCB
Tidak terukur
Batasan Minyak Isolasi Bekas Pakai IEC 422:1989 No . 1
Parameter
Batasan
Tegangan tembus
50 kV untuk tegangan > 170 kV 40 kV untuk teg. 70 – 170 kV 30 kV untuk tegangan < 70 kV
< 20 mg/kg untuk > 170 kV 2
Kadar air < 30 mg/kg untuk < 170 kV
3
Angka (keasaman)
kenetralan
4
Sedimen
Tidak terukur ( > 0,02% )
5
Tahanan jenis
Min. 1 G Ω.m
No .
Parameter
Batasan
Faktor kebocoran dielektrik
Max. 0,2 untuk tegangan > 170 kV
Tg delta pada 90 oC
Max. 1,0 untuk tegangan < 170 kV
7
Tegangan permukaan
Min. 15 dyne/cm
8
Kandungan gas
IEC 577 dan IEC 599
9
Titik nyala
Max. penurunan 15 oC
0,5 mgKOH/g
6
Masalah Masalah Hasil Pengujian 1. Teknik sampling tidak sesuai prosedur (50%) 2. Human error 3. Kesalahan analisis
Uji Viskositas Viskositas adalah suatu ukuran dari besarnya perlawanan yang diberikan oleh minyak untuk mengalir, atau ukuran dari besarnya tekanan geser bagian dalam dari suatu bahan cair. Bila suhu naik maka viskositas akan turun. Uji viskositas hanya dilakukan untuk minyak isolasi baru. Metoda yang dipakai mengacu pada ISO 3104.
Uji Densitas Densitas adalah berat masa minyak per satuan volume (kg/l) pada suhu 20 oC. Uji ini dilakukan hanya untuk minyak minyak isolasi baru. Metode uji densitas mengacu ke standar ISO 3675 Uji titik nyala Titik nyala adalah adalah suhu terendah dimana uap minyak mulai menyala. Metoda ini dipakai untuk mendeteksi kontaminasi minyak yang berupa bahan bahan yang mudah menguap. Titik nyala rendah mengindikasikan terdapat kandungan yang bersifat volatile combustible. Titik nyala diuji dengan sistem Closed Cup dan mengacu pada standar ISO 2719 Uji tegangan antar muka Metode ini mencakup pengukuran pada kondisi ketidak seimbangan tegangan antara permukaan minyak mineral yang berlawanan dengan air. Indikasinya ditunjukkan dengan adanya kontaminasi hasil dari oksidasi minyak. Pengujian mengacu pada standar ISO 6295. Uji warna Warna adalah banyaknya intensitas sinar yang diteruskan dan dinyatakan dengan angkan yang berdasarkan perbandingan terhadap sederetan standar warna. Bertambahnya intensitas warna menunjukkan bahwa minyak telah terkontaminasi. Metode uji yan dipakai adalah ASTM D 1500. Uji titik tuang Titik tuang adalah suhu terendah dimana minyak dapat mengalir pada saat didinginkan dan kondisi suhu tertentu. Sesuai standar pengujian mengacu ke standar ISO 3016. Uji keasaman (angka kenetralan)
Keasaman (angka kenetralan) dalam minyak isolasi menunjukkan adanya kontaminan hasil oksidasi yang bersifat asam. Uji ini sangat dibutuhkan untuk suatu penggantian minyak. Pengujian mengacu ke standar IEC 296:1982 dan 296: 2003 Uji sedimen Sedimen merupakan kontaminan pada minyak pakai dan terjadi karena proses oksidasi, pengujian mengacu ke standar IEC 422.
Uji Kadar air Kandungan air dalam minyak isolasi berasal dari udara (atmosfir), diuji dengan metoda Karl Fisher Coulometric dan mengacu pada standar IEC 814. Uji oksidasi Uji ketahanan oksidasi adalah peristiwa oksidasi minyak dengan kondisi dan waktu tertentu atau ukuran baik tidaknya (ketahanan) suatu minyak trafo baru terhadap oksidasi. Dalam proses ini akan menghasilkan sedimen dan asam. Pengujian mengacu kestandar IEC 74. Uji korosi kepingan tembaga Uji korosi kepingan tembaga adalah suatu uji kemampuan minyak isolasi untuk mengakibatkan korosi pada kepingan tembaga dengan waktu dan suhu tertentu. Dengan adanya korosif senyawa sulfur yang merugikan akan menghasilkan deteriosasi pada logam yang besarnya tergantung pada jumlah dan tipe korosif, waktu dan suhu. Pengujian mengacu ke standar ASTM 1275 B. Uji tegangan tembus Tegangan tembus adalah tegangan dalam kV yang diperlukan untuk menembus lapisan minyak setebal 1 cm diantara 2 buah elektroda dan dinyatakan dalam kv/cm dalam kondisi suhu kamar. Tegangan tembus yang rendah menunjukkan adanya kontaminasi seperti air, kotoran atau partikel yang tidak dikehendaki. Metode uji yang dipakai adalah standar IEC 156. Uji DGA (Dissolved Gas Analysis) Metode ini mencakup ekstraksi dan pengukuran gas-gas terlarut dalam minyak isolasi. Gas-gas tersebut dihasilkan dari hasil oksidasi yang berasal dari minyak isolasi dan kertas (selulosa) seperti hidrogen,
metan, etan, etilen, asetilen, karbon monoksida, karbon dioksida. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi dan gangguan (fault) yang terjadi pada operasional trafo. Gangguan yang terjadi pada trafo yaitu :
Thermal fault < 300 oC, 300 – 700 oC dan > 700 oC Electrical fault ( partial discharge, low energi discharge/ sparking & high energy discharge/ arcing ).
Standar acuan : ASTM 3612 & IEEE C 57 UJI FAKTOR KEBOCORAN DIELEKTRIK TAN d PADA 90 oC DAN TAHANAN JENIS PADA 90 oC Faktor kebocoran dielektrik sangat terpengaruh oleh adanya kontaminan,dan sedimen hasil oksidasi atau koloid. Pengujian dilakukan pada suhu 90 oC pada minyak baru ataupun minyak pakai dan mengacu pada standar IEC 247. Klasifikasi Minyak Isolasi Pakai KATEGORI 1: Kondisi minyak isolasi sangat memuaskan untuk meneruskan operasi, semua parameter dibawah limit yang direkomendasikan IEC 422-1989 KATEGORI 2: Kondisi minyak isolasi perlu untuk dilakukan reconditioning ( purifier/ vacum filter). Indikasinya kadar air tinggi, tegangan tembus rendah dan parameter yang lain memuaskan KATEGORI 3 : Kondisi minyak isolasi perlu dilakukan reclaiming, Indikasinya parameter keasaman dan faktor kebocoran dielektrik sudah tinggi. KATEGORI 4: Kondisi minyak isolasi sudah tidak memenuhi spesifikasi sebagai minyak isolasi pakai dan tidak bisa digunakan lagi. 2.3 ALAT DAN PERLENGKAPAN PRAKTEK 1 set Oil Test DPA (OT) 2.4 LANGKAH PRAKTEK 1. Hubungkan Oil Tester dengan kabel Power Supply dan kabel pembumiannya. 2. Nyalakan Oil Tester. 3. Pilihlah standar elektroda yang akan digunakan.
4. Atur jarak antar elektroda sesuai dengan permintaan pada data pengamatan. 5. Masukkan isolasi cair yang akan diujikan. 6. Aduk isolator zat cair dalam bejana secara perlahan, untuk menghilangkan gelembung udara sewaktu pengisian kemudian tutup kembali wadahnya. 7. Lakukan pengukuran tegangan breakdown. 8. Save atau print hasil pengujian. 9. Keluarkan isolasi cair yang sudah diisi kemudian bersihkan wadahnya. 10. Ulangi untuk beberapa skenario jarak elektroda. 11. Matikan alat percobaan. III.
HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 DATA HASIL PRAKTEK Pengujian
Hasil (kV)
Pengukuran 1
12.2
Pengukuran 2
12.8
Pengukuran 3
14.7
Pengukuran 4
15.4
Pengukuran 5
12.7
Pengukuran 6
17.5
3.2 ANALISA 3.3 TUGAS AKHIR
IV.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada kepala Laboratorium Teknologi dan Peralatan Tegangan Tinggi yang telah menyampaikan materi praktikum secara daring dan telah memfasilitasi alat dan tempat praktikum, dan juga terimakasih kepada asisten bengkel membantu menyampaikan materi dan telah membimbing kami dalam menyusun jurnal praktek. Setar tidak lupa ucapan terimakasih kepada teman temanku yang memberikan dukungan moril maupun materi dalam menyusun jurnal ini.
VI.
DAFTAR PUSTAKA [1] Modul Praktikum Gardu Induk Institut Teknologi PLN [2] http://panellistrikindo.blogspot.com/2010/05/pengujian-karakteristik-minyak-isolasi.html