PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS ONLINE SELAMA PANDEMI COVID-19 Mesti Fatekha Sari Program Studi Pendidikan Guru Madrah Ibtidaiyah,Fakultas Ilmu Pendididikan dan Keguruan, Institut Negeri Islam Pekalongan E-mail :
[email protected] Abstrack Abstrak Artikel ini dilatarbelakangi atas berubahnya
PENDAHULUAN Awal
tahun
2020
menjadi
tahun
yang
paling
terburuk
dari
tahun
sebelumnya.Karena dunia saat ini digemparkan dengan kejadian luar biasa yaitu munculnya Corona virus a. Virus itu sendiri merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit, mulai dari gejala ringan sampai serius. Ada setidaknya dua jenis corona virus yang diketahui menyebabkan penyakit yang menimbulkan gejala berat. Corona virus Diseases 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Tanda dan gelaja umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Virus yang disinyalir mulai mewabah pada 31 Desember 2019 di Kota Wuhan Provinsi Hubai Tiongkok, saat ini menyebar hampir ke seluruh penjuru dunia dengan sangat cepat. Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai darurat kesehatan masyarakat dunia, yang sampai sekarang masih dicari vaksin yang tepat untuk pencegahannya. Imbas dari adanya
pandemi ini yaitu terjadi
kemrosotan di berbagai sendi kehidupan
masyarakat, salah satunya dalam bidang kesehatan, karena semua dengan mudah dapat terpapar virus ini ditambah jangka waktu yang cukup lama untuk mengetahui apakah kita terkena atau tidak.
Sehingga diberbagai penjuru dunia, banyak yang menggunakan sistem lock down atau penutupan menyeluruh. Dalam segala aspek, terutama di dalam dunia pendidikan. Dunia pendidikan banyak terjadi perubahan atau transformasi sebagai alternative baru di saat kondisi saat ini. Oleh karena itu, mengakibatkan banyak negara memutuskan untuk menutup sekolah, perguruan tinggi dan universitas. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)khawatir
dengan adanya fakta tersebut.
Organisasi Internasional yang bermarkas di New York, AS, itu menangkap bahwa pendidikan menjadi salah satu sektor yang begitu terdampak oleh virus corona. Parahnya lagi, hal tersebut terjadi dalam tempo yang cepat dan skala yang luas. Berdasarkan laporan ABC News 7 Maret 2020, penutupan sekolah terjadi di lebih dari puluhan negara karena wabah COVID-19. Menurut data Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO), setidaknya ada 290,5 juta siswa di seluruh dunia yang aktivitas belajarnya menjadi terganggu akibat sekolah yang ditutup. Di tingkat perguruan tinggi di AS, wabah virus corona juga menunjukkan intervensinya. Melihat hal tersebut
pemerintah
Indonesia
mengambil sebuah kebijakan baru salah satunya adalah dengan memberlakukan prinsip social distancing kepada seluruh lapisan masyarakat di dalam berbagai bidang , sebelumnya pemerintah akan mencanangkan untuk memberlakukan system lock down namun melihat beberapa dampak yang akan ditimbulkan sehingga lebih memilih menerapkan sistem social distancing. Selain itu, bahkan di beberapa kota besar di Indonesia diberlakukan pula PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) guna memutus rantai penyebaran virus ini. Kebijakan tersebut memberikan dampak pada dunia pendidikan di Indonesia. Selama pandemi berlangsung, sekolah memang diliburkan tetapi proses pembelajaran harus tetap berlangsung Karena masa depan bangsa ini tergantung pada generasi
mudanya sehingga apabila sekolah terus diliburkan hal tersebut nantinya akan berdampak pada diri si anak sendiri dan lingkungan. Untuk mengatasi sesuatu yang tidak di inginkan pada kemudian hari, maka pada tanggal 24 Maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran COVID, dalam Surat Edaran tersebut dijelaskan bahwa proses belajar dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh hal ini dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran
daring atau pembelajaran jarak jauh sendiri bertujuan
untuk memenuhi standar pendidikan melalui pemanfaatan Teknologi Informasi dengan menggunakan perangkat komputer atau gadget yang saling terhubung antara siswa dan guru. Melalui pemanfaatan teknologi tersebut pembelajaran bisa tetap dilaksanakan dengan baik. Pemerintah terpaksa memaksakan mengggunakan sistem pendidikan baru guna tercapainya tujuan nasional yaitu untuk mencerdakan kehidupan bangsa. Pemerintah bekerja sama dengan para pemegang teknologi dalam negeri untuk membuat inovasi baru yang efektif digunakan dalam pembelajaran jarak jauh. Sehingga saat ini banyak sekali media pembelajaran daring yang menawarkan berbagai kemudahan di dalam membantu para siswa dan guru dalam melaksakan pembelajaran . Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari
masing- masing media pembelajaran berbasis online yang bermunculan saat ini di dalam membantu para peserta didik dan guru.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi kualitatif. Creswell (dalam Semiwan, 2010: 7) mendefinisikannya sebagai metode atau eksplorasi untuk mengeksplorasi dan memahami fenomena sentral. Hasil penelitian kualitatif di bidang pendidikan bersifat deskriptif. Tujuan dari penelitian kualitatif adalah untuk memahami pendapat pribadi, menemukan dan menjelaskan prosesnya, dan menggali informasi yang mendalam tentang topik atau latar belakang penelitian yang terbatas (Putra, 2013: 44). Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh guru SDN 03Sengare. Dalam pemilihan subjek penelitian, peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Tujuan pengambilan sampel adalah “teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2015: 124). Motivasi pemilihan topik dikarenakan tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana dan apa saja pola yang berubah dan bagaimana guru dapat mengatasinya. Instrumen yang baik juga menghasilkan data yang baik. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain pedoman wawancara, kuesioner, dan dokumen yang diberikan kepada guru sekolah dasar. Teknologi pengumpulan data merupakan suatu kegiatan yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa wawancara, angket dan dokumen. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur. Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner terbuka. Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang berisi pertanyaan atau pernyataan, yang dapat diisi oleh narasumber dengan bebas. Dokumen ini mencatat peristiwa yang telah berlalu. Dokumen bisa berupa teks, gambar atau karya memorial seseorang (Sugiyono, 2014: 82).
Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah teknik analisis Miles dan
Huberman. Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2015: 337) mengemukakan bahwa kegiatan analisis data kualitatif harus dilakukan secara interaktif dan terus menerus hingga tuntas agar data menjadi jenuh. Analisis data meliputi tiga kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan / verifikasi. Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap pra lapangan, tahap investigasi lapangan, dan tahap analisis data. Pada tahap pra lapangan,peneliti menyusun desain penelitian berupa pemahaman tentang metode dan teknologi penelitian. Memilih bidang penelitian, mencari dan mengevaluasi bidang dalam bentuk positioning dan tujuan lapangan, sehingga peneliti dapat mencoba mengidentifikasi semua elemen lingkungan sosial, alam dan kondisi alam, dan pengenalan bidang ini juga bertujuan untuk menilai apakah situasi, situasi, lingkungan, dan latar belakang. Peneliti harus siap memulai penelitian untuk memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan untuk penelitian tersebut. Data yang diperoleh berasal dari survei kuesioner dan wawancara dengan guru sekolah dasar di lokasi penelitian yang ditentukan. Peneliti melakukan analisis untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang apa saja yang berubah dalam sistem pembeljaran ini dan bagaimana guru beradaptasi dengan sistem yang baru ini. Setelah memperoleh data, peneliti akan melakukan penyuntingan data secara deskriptif mendalam untuk melakukan penelitian yang baik terhadap data yang diperoleh. Pada tahap analisis data, dalam penelitian kualitatif, data yang diperoleh berasal dari berbagai sumber data yang dikumpulkan melalui berbagai teknik pengumpulan data dan dilanjutkan hingga data jenuh. Analisis data yang dilakukan oleh peneliti yaitu mengolah data yang dikumpulkan atau diperoleh di lapangan berupa informasi atau dokumen pada tahap sebelumnya, kemudian
dikumpulkan dalam laporan penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian diperoleh dari angket publik dan wawancara terstruktur yang dilakukan secara online dan ofline. Adapun pembagiannya seperti ini untuk kuisioner diberikan secara online melalui Google Forms, sedangkan wawancara dilakukan secara langsung terhadap narasumber. Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Kuesioner Kuesioner yang telah dibagikan kepada sebagian guru SDN 03 Sengare. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner terbuka, yaitu kuesioner yang diisi oleh responden. Tujuan penggunaan kuesioner ini adalah untuk mendapatkan informasi berupa informasi, mengenai perubahan yang terjadi dan bagaimana upaya untuk mengatasi perubahan tersebut di saat pandemi COVID-19. Berikut adalah jawaban yang diberikan oleh narasumber. a. Selama pandemic COVID-19, menurut pandangan bapak/ibu apa saja yang berubah di dalam sistem belajar mengajar? “Menurut saya, banyak sekali yang berubah dan yang paling mencolok
adalah pembelajaran yang biasanya dilakukan secara
tatap muka sekarang harus menggunakan media online”. ( Guru Kelas V SD N 03 Sengare) b. Bagaimana upaya Bapak/Ibu dalam mengatasi atau beradaptasi dengan kondisi sekarang ini yang mengharuskan menggunakan media online? “Pada saat kondisi saat ini yang mengharuskan semuanya dilakukan di rumah. Bukan berarti pembelajaran berhenti sebab di linurkan
melainkan kita harus pintar-pintar menggunakan teknologi saat ini, salah satu yang saya gunakan adalah menggunakan media virtual seperti watshap, zoom, google meet, atau perangkat lain yang efektif dan efesien. (Guru kelas IV SDN 03 Sengare). 2.
Wawancara Wawancara digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semiterstruktur dengan satu orang utama yang diwawancarai, guru kelas VI SD N 03 Sengare. Tujuan dari wawancara adalah untuk memperdalam data yang diperoleh dari kuesioner. Hasil wawancara yang dilakukan dengan satu orang yang diwawancarai adalah sebagai berikut. a. Selama pandemi COVID-19, menurut pandangan bapak/ibu apa saja yang berubah di dalam sistem belajar mengajar? “Mengenai hal tersebut banyak sekali hal yang berubah, tidak bisa diperinci satu persatu tetapi garis umumnya yang berubah dalam pendidikan kita saat ini yaitu,mulai dari cara belajar, sistem pembelajaran bagaimana penyampaian pembelajaran, semuanya harus menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Jika ingin semua kembali pulih seperti biasah kita harus berkorban beberapa hal, salah satunya ini semua. Seperti para guru yang lainnya saya sendiri pun lebih suka pembelajaran dilakukan secara tatap muka, sehingga kita sebagai guru paham semisal ada siswa yang belum mengerti ataupun perkembangan siswa dari waktu ke waktu. b. Bagaimana upaya Bapak/Ibu dalam mengatasi atau beradaptasi dengan kondisi sekarang ini yang mengharuskan menggunakan
media online? “Sebagai seorang pendidik saya harus memberikan pengajaran yang maksimal terhadapa murid saya, bagaimanpun keadaannya sekarang juga banyak sih platform-platfrom aplikasi yang dapat memudahkan kita berinteraksi dengan siswa walupun hanya secara virtual. Salah satu yang saya gunakan adalah aplikasi watshap, karena selain hemat juga murid-murid saya lebih nyaman menggunakan hal tersebut. Namun untuk tugas-tugas saya tidak menggunakan aplikasi melainkan saya bagi kelompok sesuai letak geografis rumah kemudian nanti saya print tugas tersebut sesuai jumlah kelompok . Setelah itu, baru saya antarkan pada tiap perwakilan kelompok, apabila ada pertanyaan ataupun soal yang tidak dimengerti baru ditanyakan pada grub watshap kelas. Mengapa saya mengunakan dua metode karena para siswa banayak yang mengeluh akan jaringan yang susah dan kehabisan kuota sehingga untuk soal saya berikan secara offline dengan protokal kesehatan tentunya. Meskipun begitu, menurut saya pribadi lebih enak tatap muka fice to fice gitu jadi jelas loh mana yang paham mana yang kurang paham.” Berdasarkan hasil metode deskriptif kualitatif, melalui teknologi pengumpulan data, melalui bentuk survei kuesioner dan wawancara dengan salah satu guru SD N 03 Sengare bahwa mereka memberi gambaran tentang apa saja yang berubah di dunia pendidikan saat ini dan upaya atau cara mereka lakukan guna beradaptasi terhadap perubahantersebut. Dari informasi tadi dapat , di pahami bahwa pandemi COVID-19 sangat mempengaruhi terhadap dunia pendidikan. pandemi ini telah
menyebabkan dampak yang besar dalam proses pembelajaran, seperti yang biasanya dilakukan tatap muka antara guru dan siswa di kelas selama periode ketika epidemi pembelajaran berubah menjadi pembelajaran online. Guru mengungkapkan bahwa masih banyak kendala bagi siswa untuk belajar secara online. Tingkat partisipasi siswa dalam pembelajaran online belum mencapai 100% hanya sekitar 80% terlebih bagi daerah pelosok pelajar disana harus menempuh beberapa kilometer untuk bisa terkoneksi dengan internet misalnya saja pada salah satu SD yang saya observasi sehingga jika hanya mengandalkan media informasi saja saya rasa belum cukup perlu perhatian lebih dari guru. Kemudian beberapa siswa bahkan tidak terlibat dalam pembelajaran dari awal sampai akhir, sehingga membingungkan guru dalam proses evaluasi nantinya danpenilaian atau evaluasi hanya berdasar pada nilai tugas yang diberikan guru tanpa ada nilai tambahan baik itu dari keaktifan ataupun karakter dari siswa . Proses pembelajaran online dilakukan terkadang tidak sesuai dengan waktu belajar yang dijadwalkan. Guru menggunakan whatsapp untuk pembelajaran online, dan whatsapp digunakan sebagai media bagi guru untuk memberikan materi . Dewi (2020: 4) juga mengungkapkan bahwa pembelajaran online dapat menggunakan teknologi digital, tetapi yang harus dilakukan adalah melakukan pekerjaan rumah oleh guru melalui bimbingan dan pemantauan kelompok whatsapp, sehingga anak-anak benar-benar dapat belajar. Guru juga harus berkoordinasi dengan orang tua melalui panggilan video. Di zaman sekarang ini ada banyak upaya untuk mengatasi perubahan tersebut, termasuk pada awal memberikan sosialisasi sebelum belajar sehingga semuanya siap untuk mengikuti ketika belajar sosialisasi ini tidak hanya untuk anak tetapi juga orang tua agar tidak terjadi kesalah pahaman nantinya. Langkah berikutnya adalah untuk bekerja dengan komite kelas yang terkait dengan siswa yang tidak memiliki
ponsel sehingga mereka dapat meminta teman-teman yang dekat dengan rumah sehingga mereka dapat berbagi belajar bersama. Selain orang tua sibuk bekerja, para guru juga menyederhanakan tugas pekerjaan rumah terlebih untuk anak SD yang sebetulnya masih perlu pembimbingan dan perhatian khusus bukan hanya menjawab pertanyaan. Pembelajaran
sekarang tidak lagi terpaku pada kewajiban guru namun
sekarang lebih meniti beratkan pada keterlibatan orang tua, karena mengingat usia anak SD, mereka masih membutuhkan bimbingan dan pengawasan pembelajaran juga serta orang tua lah yang bersama
anak di rumah. Sebaiknya orang tua selalu
memberikan informasi baru tentang pertumbuhan anak-anak mereka dalam belajar secara online. Dalam pembelajaran online, siswa sangat membutuhkan motivasi guru dan orang tua untuk mempertahankan semangat belajar sebab biasannya dalam proses pembelajaran online ini sangat membosankan sehingga dorongan untuk
belajar
menjadi rendah. Lalu bagaimana cara guru memberikan pekerjaan rumah dengan hal menarik dan menyenangkan. Kemudian guru sebaiknuya membuat video untuk mendorong siswa, bahkan jika diperlukan guru meminta kepada orang tua untuk memfoto kegiatan belajar di rumah supaya memastikan anak benar belajar di rumah yang nantinya akan membangun interaksi antara guru dan orang tua. Guru juga membuat panggilan video ke beberapa bahan pembelajaran, yang diperlukan penjelasan langsung. Selain itu, dalam kasus di mana pekerjaan rumah (PR) kadang-kadang tidak dilakukan sesuai dengan bahan yang diperlukan, itu karena pembelajaran online sulit bagi guru untuk mentransfer dari satu bahan ke yang lain, tetapi guru mencoba untuk memberikan pekerjaan rumah yang cocok bagi siswa .Kasus yang lain yang dialami oleh siswa adalah mereka sangat lelah belajar. Antusiasme
yang ditunjukkan oleh siswa berkurang setiap hari. Situasi ini berbeda dari situasi di mana siswa dan teman-teman untuk belajar di dalam kelas. Menurut Purwanto et al. (2020: 6) Kemudian dampak lain dari pandemi COVID-19 pada siswa adalah sekolah yang ditutup terlalu lama, sehingga anak-anak bosan, anak-anak mulai merasa bosan di rumah, ingin pergi ke sekolah segera bermain dengan teman-teman, siswa terbiasa untuk belajar bagaimana berinteraksi dengan temantemannya di sekolah, bermain dan bercanda dengan teman-temannya, dan datang tatap muka dengan guru. Guru juga menilai rasa tanggung jawab siswa ketika mereka dapat mengikuti belajar mengajar peserta mengisi secara online. Siswa sering mengeluh bahwa karena mereka hanya diberikan pelajaran terus-menerus, yang pada kenyataannya, guru tidak nyaman karena mereka tidak bisa langsung memberikan materi kepada siswa belajar, tetapi hanya dapat melakukan pekerjaan rumah. Cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan cara guru untuk aktif memberikan media pembelajaran yang menarik, seperti video atupun tugas yang menarik dengan memanfaatkan teknologi yang ada baik itu memaui platform google, watshap atau yang lain terpenting dapat menunjang sistem belajar mengajar. Mobile adalah enabler kunci dari pembelajaran online, karena tanpa ponsel, belajar online tidak akan selesai. Purwanto et al. (2020: 7) juga menunjukkan bahwa fasilitas ini sangat penting untuk kelancaran proses pembelajaran, seperti laptop, komputer atau ponsel, yang akan memungkinkan guru untuk memberikan pengajaran dan pembelajaran. materi online. Guru menggunakan faktor dukungan pembelajaran online untuk menemukan media pembelajaran dalam bentuk video untuk memaksimalkan penggunaannya, dan menyeimbangkan pembangunan atau kemajuan partisipasi orang tua dalam pembelajaran online yang dilaporkan oleh siswa melalui kelompok whatsapp. Selain
itu, guru juga memberikan informasi siswa atau hal-hal yang mereka butuhkan dalam studi mereka. Kesimpulan dan Saran Terlepas dari perubahan –perubahan yang ada kita tidak bisa hanya pasrah dan tidak mengusahakan alternative lain, seperti yang kita ketahui bersama bahwa sekarang teknologi sudah berkembang pesat peranannya pun hamper seperti manusa sehingga kita tidak perlu khawatit terlebih dalam beljaar mengajar karena sejatinya belajar tidak monoton harus di dalam kelas bersama guru hal itu adalah salah satu cara agar kita dapat belajar dengan mudah tapi sebenarnya belajar itu dimana saja kapan saja . Tinggal dorongan dari dalam diri saja yanga mau atau tidak untuk belajar. Selain itu zaman juga sudah berubah semuanya serba praktis dan nyaman untuk sebagian kecil mungkin teknologi belum terjamah tetapi pasti ada di daerah satu atau dua orang yang memiliki fasilitas tersebut bagi yang tidak ada boleh bersama belajar bersama . Untuk pemerintah juga sudah bekerja semaksimal mungkin agar semua dapat mendapatkan sarana dan prasarana yang sama tinggal bagaimana sosialisasi terhadap anak, guru dan orang tua agar semuanya bisa saling berhubungan untuk mewujudkan bangsaindonesia yang cerdas dan tentunya berbudi pekerti luhur. Daftar Pustaka Handarini, Oktafia Eka. 2020. Pembelajaran Daring Sebagai Upaya Study Form Home (SFH). Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran, Vol VIII(3). Hamdani, Acep Roni dan Asep Priatna. 2020. Efektivitas Implementasi Pembelajaran Daring (Ful Online) Dimasa Pandemi Covid-19 pada Jenjang Sekolah Dasar di Kabupaten Subang. Jurnal Ilmiah PGSD STIKAP Subang. Vol VI(1).1.
Olivia, Yolanda, Agus Purwanto, dkk. 2020. STUDI EKSPLORATIF DAMPAK PANDEMI
COVID-19
TERHADAP
PROSES
PEMBELAJARAN
ONLINE DI SEKOLAH DASAR. Jurnal Manajemen, Vol 16(1). Purwanto, A., Pramono, R., Asbari, M., Santoso, P. B., Wijayanti, L. M., Hyun, C. C., & Putri, R. S. 2020. Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran
Online di Sekolah Dasar. Journal of
Education, Psychology and Counseling, 2(1), 1–12. Sari, P. 2015. Memotivasi Belajar dengan Menggunakan E-Learning. Jurnal Ummul
Quro,
6(2),
20–35.
http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/qura/issue/ view/531 Setiyowati, Lestari, Ninik Suryawatiningsih, dkk. 2020. BERADAPTASI DENGAN PERUBAHAN Pembelajaran Bahasa dan Sastra di Masa Pandemi. Sidoarjo: Delta Pijar Khatulistiwa. Simatupang, Nova Irawati, Sri rejeki Ignasia Sitohang, Angelia Patricia S, Ismeny Martalena S. 2020. Efektivitas Pelaksanaan Pengajaran Online pada Masa Pandemi Covid-19 dengan Metode Survey Sederhana. Jurnal Dinamika Pendidikan, Vol 13 (2),1. . http://ejournal.uki.ac.id/index.php/jdp Sulisworo, Dwi, dkk. 2020. Model Lingkungan Pembelajaran Era New Normal.Yogyakarta : Pascasarjana UAD Press Suni, Astini.2020. Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran Tingkat Sekolah Dasar pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Lampuhyang Lembaga Penjaminan Mutu STIKAP Agama Hindu Ampplapura, Vol 11(2),1.http://ejournal.stikap-amalpura.ac.id/index.php/jurnallampuhyang Ulum,
M
Syahrul.
2020.
PEMBELAJARAN
ANALISIS BERBASIS
KRITIS
PENERAPAN
ONLINE
DI
METODE
MADRASAH
IBTIDAIYAH
MASA
PANDEMI
COVID-19
(SOLUSI
MENYELAMATKAN MASA DEPAN ANAK-ANAK INDONESIA). Jurnal Pendidikan Ibtidaiyah. Vol ,2 (1).