08080808_AULIA PUTRI ADILA _3A

  • Uploaded by: Vivia Hasanah
  • Size: 101.4 KB
  • Type: PDF
  • Words: 1,788
  • Pages: 13
Report this file Bookmark

* The preview only shows a few pages of manuals at random. You can get the complete content by filling out the form below.

The preview is currently being created... Please pause for a moment!

Description

MAKALAH TUGAS DASAR DASAR KARYA TULIS ILMIAH

DOSEN PEMBIMBING Hj.Efitra,SKp,M.Kep

OLEH AULIA PUTRI ADILA 193110128

D3 KEPERAWATAN PADANG POLTEKKES KEMENKES PADANG 2021

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan sekumpulan gangguan metabolic yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia)akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya(smelzel dan Bare ,2015). Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit atau gangguan metabolic dengan karakteristik hipeglkemia yang terjadi karna kelainan sekresi urine, kerja insulin atau kedua-duanya (ADA, 2017). Data yang didapatkan di RSUD MDJAMIL Padang pada tahun 2015 penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit terbanyak dan mencapai 1 dari 10 penyakit terbanyak sejumlah 125 kasus, dan ditahun 2016penyakit diabetes mellitus menempati posisi ke 2 dari 10 penyakit terbanyak dengan jumlah 70 kasus . Peran perawat terhadap penyakit diabetes mellitus adalah memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan mampu ikut serta dalam upaya kuratif yaitu memberikan pengobatan kepada pasien berdasarkan pemantauan di atas, penulis tertarik membahas asuhan keperawatan dengan diabetes mellitus di RS UMUM M DJAMIL Padang.

1.1 Tujuan 1.1.1 Tujuan Umum Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan penulis dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam menerapkan asuhan keperawatan yang bermutu pada pasien diabetes mellitus.

1.1.2

Tujuan Khusus Tujuan khusus yang ingin dicapai penulis setelah pelaksanaan asuhan keperawatan adalah :

1. Mampu memahami konsep teori asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus 2. Mampu melakukan pengkajian dalam asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus 3. Mampu menerapkan diangnosa keperawatan pada pasien diabetes mellitus 4. Mampu merencakan asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus 5. Mampu mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus 6. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien diabetes mellitus 7. Mampu mendokumentasikan asuhan kepeawatan yang diberikan pada pasien diabetes mellitus 8. Mampu melakukan pembahasan asuhan keperawatn pada pasien diabetes mellitus

1.2 Mamfaat 1.2.1 Bagi penulis Bagi penulis sendiri dapat memberikan pengetahuan, pengalaman, dan mengembangkan kemampuan peneliti dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah. 1.2.2

Pelayanan Rumah Sakit Sebagai masukan bagi petugas kesehatan khususnya dalam mengambil keputusan dibidang pelayanan kesehatan khusunya promosi kesehatan mengenai Diabetes Melitus.

1.2.3

Institusi Pendidikan Hasil Karya Tulis Ilmiah ini dapat dipergunakan sebagai bahan reverensi bagi penulis selanutnya.

1.2.4

Bagi Mahasiswa hasil penelitian dapat menjadi referensi dan rujukan dalam pembuatan ataupun pengaplikasian asuhan keperawatan keluarga dengan pasien diabetes mellitus.

BAB ll Tinjauan Pustaka

2.1 KONSEP DASAR 2.1.1 Pengertian Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah(hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (smelzel dan Bare,2015). Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit atau gangguan metabolik dengan karakteristik hipeglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi urin, kerja insulin, atau kedua – duanya (ADA,2017). Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas tidak cukup dalam memproduksi insulin atau ketika tubuh tidak efisien menggunakan insulin itu sendiri. Insulin adalah hormon yang mengatur kadar gula darah. Hiperglikemia atau kenaikan kadar gula darah, adalah efek yang tidak terkontrol dari diabetes dan dalam waktu panjang dapat terjadi kerusakan yang serius pada beberapa sistem tubuh, khususnya pada pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner), mata (dapat terjadi kebutaan), ginjal (dapat terjadi gagal ginjal) (WHO, 2011) Diabetes Mellitus (kencing manis) adalah suatu penyakit dengan peningkatan glukosa darah diatas normal. Dimana kadar diatur tingkatannya oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas (Shadine, 2010) 2.1.2 Anatomi fisiologi Menurut Gonzaga.B (2010), prankreas terletak melintang dibagian atas abdomen dibelakang glaster didalam ruang retroperitonial. Disebelah kiri ekor

prankreas mencapai hiluslinpa diarah kronio dorsal dan bagian kiri atas kaput prankreas dihubungkan dengan corpus oleh leher prankreas yaitu bagian prankreas yang lebar biasanya tidak lebih dari 4 cm, arteri dan vena mesentrika superior berada dibagian kiri prankreas ini disebut processus unsinatis prankreas. Menurut Gonzaga Prankreas terdiri dari 2 jaringan utama yaitu: a. Asinus yang menyekresi getah pencernaan ke duodenum. b. Pulau langerhans yang tidak mengeluarkan sekretnya keluar, tetapi menyekresi insulin d24eddan glukagon langsung ke darah.Pulau langerhans manusia mengandung tiga jenis sel utama yaitu sel alfa, beta dan delta yang satu sama lain dibedakan dengan struktur dan sifat pewarnaannya. Sel beta mengekresi insulin, sel alfa mengekresi glukagon, dan sel-sel delta mengekresi somatostatin. 2.1.3 Etiologi Menurut Smeltzer 2015 Diabetes Melitus dapat diklasifikasikan kedalam 2 kategori klinis yaitu: 1. Diabetes Melitus tergantung insulin (DM TIPE 1) a. Genetik Umunya penderita diabetes tidak mewarisi diabetes type 1 namun mewarisi sebuah predisposisis atau sebuah kecendurungan genetik kearah terjadinya diabetes type 1. Kecendurungan genetik ini ditentukan pada individu yang memiliki type antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA ialah kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi & proses imunnya. (Smeltzer 2015 dan bare,2015) b. Imunologi Pada diabetes type 1 terdapat fakta adanya sebuah respon autoimum. Ini adalah respon abdomal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh secara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya sebagai jaringan asing. (Smeltzer 2015 dan bare,2015)

c. Lingkungan Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi selbeta. (Smeltzer 2015 dan bare,2015) 2. Diabetes melitus tidak tergantung insulin (DM TIPE II) Menurut Smeltzel 2015 Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Faktor-faktor resiko : 1. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th) 2. Obesitas 3. Riwayat keluarga

2) Gejala kronik penyekit DM Gejala kronik yang sering dialami oleh penderita DM (PERKENI, 2015) adalah: a) Kesemutan b) Kulit terasa panas atau seperti tertusuk tusuk jarum c) Rasa tebal dikulit d) Kram e) Mudah mengantuk f) Mata kabur g) Biasanya sering ganti kaca mata h) Gatal disekitar kemaluan terutama pada wanita i) Gigi mudah goyah dan mudah lepas j) Kemampuan seksual menurun

k) Dan para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam kandungan atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4kg

1.5 Patofisiologi & WOC Menurut Smeltzer,Diabetes tipe I. Pada diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel sel beta prankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun.Hiperglikemi puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Disamping glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dihati meskipun tetap berada dalam darah menimbulkan hiperglikemia prospandial.jika kosentrasi glukosa daram darah cukup tinggi maka ginjal tidak dapat menyerap kembali glukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urine(glikosuria). Ketika glukosa yang berlebihan dieksresikan kedalam urine,ekresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan, keadaan ini dinamakan diuresis ostomik,sebagai akibat dari kehilangan cairan berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dal berkemih(poliurea),dan rasa haus (polidipsi). (Smeltzer 2015 dan Bare,2015)

1.6 Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah : 1. Pemeriksaan darah Kadar Glukosa Darah No Pemeriksaan Normal 1 2 3 Glukosa darah sewaktu Glukosa darah puasa Glukosa darah 2 jam setelah makan >200 mg/dl >140 mg/dl >200 mg/dl (Menurut WHO (World Health Organization) ,2015)

2. Pemeriksaan fungsi tiroid peningkatan aktivitas hormon tiroid dapat meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin. 3. 3. Urine Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ ) 4. Kultur pus Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis kuman.

.1.7 Penatalaksanaan A. Penatalaksanaan Keperawatan Menurut PERKENI 2015 komponen dalam penatalaksan DM yaitu: a. Diet Syarat diet hendaknya dapat: 1) Memperbaiki kesehatan umum penderita 2) Mengarahkan pada berat badan normal 3) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetic 4) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita Prinsip diet DM,adalah: 1) Jumlah sesuai kebutuhan 2) Jadwal diet ketat 3) Jenis: boleh dimakan/ tidak Dalam melaksanakan diet diabetes sehari hari hendaknya diikuti pedoman 3 J yaitu: 1) Jumlah kalori yang diberikan harus habis,jangan dikurangi atau ditambah 2) Jadwal diet harus sesuai dengan intervalnya 3) Jenis makanan yang manis harus dihindari Penentuan jumlah kalori diet DM harus disesuaikan oleh status gizi penderita,penetuan gizi dilaksankan

dengan menghitung percentage of relative body weight( BPR=berat badan normal) dengan rumus: BPR= BB(kg) X 100% TB(cm) -100 Keterangan : 1) Kurus (underweight) :BPR110%

b. Olahraga Beberapa kegunaan olahraga teratur setiap hari bagi penderita DM adalah: 1) Meningkatkan kepekaan insulin, apabila dikerjakan setiap 11/2 jam sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada penderita dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin dan meningkatkan sensivitas insulin dengan reseptornya 2) Mencegah kegemukan bila ditambah olahraga pagi dan sore 3) Memperbaiki aliran perifer dan menanbah suplai oksigen d. Edukasi/penyuluhan Harus rajin mencari banyak informasi mengenai diabetes dan pencegahannya. Misalnya mendengarkan pesan dokter, bertanya pada dokter, mencari artikel mengenai diabetes e. . Pemberian obat-obatan Pemberian obat obatan dilakukan apabila pengcegahan dengan cara (edukasi,pengaturan makan,aktivitas fisik) belum berhasil, bearti harus diberikan obat obatan f.

Pemantauan gula darah Pemantauan gula darah harus dilakukan secara rutin ,bertujuan untuk mengevaluasi pemberian obat pada diabetes. Jika dengan melakukan lima pilar diatas mencapai target,tidak akan terjadi komplikasi.

g. Melakukan perawatan luka h. Melakukan observasi tingkat kesadaran dan tanda tanda vital i. Menjaga intake cairan elektrolit dan nutrisi jangan sampai terjadi hiperhidrasi . Mengelola pemberian obat sesuai program

1.8 Komplikasi Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol pada penderita DM tipe II akan menyebabkan berbagai komplikasi. Komplikasi DM tipe II terbagi menjadi duberdasarkan lama terjadinya yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronik (Smeltzel dan Bare, 2015; PERKENI , 2015) a. Komplikasi Akut o Ketoasidosis Diabetik (KAD) o Hipoglikemi o Hiperosmolar Non Ketonik (HNK) Manifestasi klinis perfusi perifer tidak efektif pada ulkus diabetikum (DM Adapun manifestasi klinis dari perfusi perifer tidak efektif menurut (SDKI, 2016) : a) Pengisian kapiler < 3 detik b) Nadi perifer menurun atau tidak teraba c) Akral teraba dingin

d) Warna kulit pucat 16 e) ABI

a. Konsep Penyakit Ulkus Diabetikum Pada Diabetes Mellitus Tipe 2 1. Pengertian Ulkus diabetikum merupakan kerusakan yang terjadi sebagian (Partial Thickness) atau keseluruhan (Full Thickness) pada daerah kulit yang meluas ke jaringan bawah kulit, tendon, otot, tulang atau persendian yang terjadi pada seseorang yang menderita penyakit Diabetes Melitus (DM), kondisi ini timbul akibat dari peningkatan kadar gula darah yang tinggi. Apabila ulkus kaki berlangsung lama, 3. Penyebab ulkus diabetikum Penyebab dari ulkus kaki diabetik ada beberapa komponen yaitu meliputi neuropati sensori perifer, trauma, deformitas, iskemia, pembentukan kalus, infeksi dan edema. faktor penyebab terjadinya ulkus diabetikum terdiri dari 2 faktor yaitu faktor endogen dan eksogen. Faktor endogen yaitu genetik metabolik, angiopati diabetik, neuopati diabetik sedangkan faktor eksogen yaitu trauma, infeksi, dan obat. Klasifikasi ulkus diabetikum Klasifikasi ulkus diabetik adalah sebagai berikut: 1.

Derajat 0 : Tidak ada lesi yang terbuka, luka masih dalam keadaan utuh dengan adanya kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki seperti “claw, callus” 2. Derajat I : Ulkus superfisial yang terbatas pada kulit. Derajat II : Ulkus dalam yang menembus tendon dan tulang.

3.

Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa adanya osteomielitis. Derajat IV : Gangren yang terdapat pada jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa adanya selulitis. 4. Derajat V : Gangren yang terjadi pada seluruh kaki atau sebagian pada tungkai

Similar documents

08080808_AULIA PUTRI ADILA _3A

Vivia Hasanah - 101.4 KB

Indrajat Kholifahrul Ikhsan_2020006004_PVTM 3A

Indrajat kholifahrul Ikhsan - 253.1 KB

JURNAL RIZQA PUTRI

Lee Minjoon - 383.8 KB

Abedoza Finals Activities Acctg 3a

Donalyn Bannagao - 507.7 KB

Tugas FISTAT Dwi Mulya Putri 1930107007

Dwi Mulya putri - 1.4 MB

© 2024 VDOCS.RO. Our members: VDOCS.TIPS [GLOBAL] | VDOCS.CZ [CZ] | VDOCS.MX [ES] | VDOCS.PL [PL] | VDOCS.RO [RO]