* The preview only shows a few pages of manuals at random. You can get the complete content by filling out the form below.
Description
HUBUNGAN DIABETES MELITUS DENGAN KEJADIAN STROKE ISKEMIK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2010 Di Susun Oleh : Laily Ikrima 71190891032 PEMBIMBING :
dr. Ira Ramdhani Sp.PD
PENDAHULUAN Penyebab diabetes melitus menjadi stroke iskemik salah satunya adalah adanya suatu proses aterosklerosis. Kira-kira 30% pasien dengan aterosklerosis otak terbukti adalah penderita diabetes. Terjadinya hiperglikemia menyebabkan kerusakan dinding pembuluh darah besar maupun pembuluh darah perifer disamping itu juga akan meningkatkan agegrat platelet dimana kedua proses tersebut dapat menyebabkan aterosklerosis. Dalam penelitian Antonious & Silliman pada tahun 2005 dalam jurnalnya Northeast Florida Medicine mengungkapkan bahwa diabetes melitus terbukti sebagai faktor risiko stroke dengan peningkatan risiko relatif pada stroke iskemik 1.6 sampai 8 kali. Hal ini didukung dengan penelitian dalam jurnal National Stroke Associationyang menyatakan orang dengan diabetes berisiko terkena stroke 4 kali dari pada seseorang yang tidak menderita diabetes.
Metode :
METODE PENELITIAN
• Penelitian ini termasuk analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. • dilakukan di unit rawat inap bagian penyakit saraf RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan September - Oktober 2011 dengan pengambilan data rekam medis tanggal 1 Januari 2010- 31 Desember 2010. • Subyek penelitian ini adalah semua pasien stroke iskemik yang menjalani rawat inap
Kriteria : • kriteria inklusi : (Usia 4089 tahun, menderita stroke iskemik dan bukan stroke, yang telah diperiksa kadar glukosa darah, menderita stroke iskemik pertama kali atau rekuren) • Eksklusi : (Pasien stroke hemoragik, pasien dengan data rekam medis yang tidak lengkap). • Pengambilan sampel di lakukan secara simple random sampling dengan besar sampel sebanyak 132 pasien.
HASIL jumlah pasien stroke PENELITIAN
yang ditemukan sebesar 503 orang, dengan jumlah pasien stroke iskemik 275 orang, data yang memenuhi kriteria inklusi subyek penelitian sebanyak 132 sampel
Pada tabel 1 : Didapatkan sampel dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Satu Mustanoja, MDet al dalam jurnal American Heart Assosiation pada tahun 2010 dan ini didukung dengan hasil riset kesehatan dasar Indonesia tahun 2007 yang menyatakan kalau jenis kelamin laki-laki lebih berisiko terkena stroke dibanding perempuan. Hal ini karena buruknya pola hidup seperti merokok, makan-makanan yang berisiko seperti makanan manis, makanan asin, berpenyedap, berlemak, dan mengandung banyak kolesterol yang di mana perilaku tersebut akan menganggu elastisitas pembuluh darah dan bisa juga menyebabkan penyumbatan yang akan menjadi aterosklerosis.
Namun hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian dalam jurnal National Center for Health Statistic
ditemukan rata-rata kejadian stroke iskemik lebih banyak yang jenis kelamin perempuan dibandingkan laki-laki (Gofir, 2009).
Pada table 1 : Setelah usia 50 tahun tampak kecenderungan bahwa arteriarteri serebral yang kecil juga terkena proses arterosklerosis. Penyempitan yang disebabkan oleh plak arterosklerosis bisa mencakup 80- 90% lumen arteri (Valery, 2009). Namun, saat usia di atas 75 tahun insidennya mengalami penurunan.
Pada tabel 2 : Didapatkan hasil 71,21% penderita stroke iskemik dengan DM. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi DM berpengaruh positif dan merupakan faktor risiko stroke iskemik (Feigin, 2009).
Pada table 2, 3, 4 : Didapatkan hasil orang dengan stroke iskemik lebih banyak terkena penyakit jantung yaitu 4 orang dengan presentase 6,06% dan hiperlipidemia yaitu 14 orang dengan presentase 21,21% daripada orang yang tidak terkena stroke. Hal ini menunjukkan bahwa lipid yang tinggi berpengaruh positif dan merupakan faktor risiko independen terhadap risiko stroke iskemik (Tanne et al, 2001). Menurut Kamso et al (2002) pada penelitiannya tentang dislipidemia didapatkan lebih dari 50% sampel yang ditemukan memiliki kolesterol yang tinggi dimana kolesterol yang tinggi merupakan faktor risiko yang penting untuk terjadinya aterosklerosis.
Pada kelompok bukan stroke iskemik terdapat 26 sampel yang menderita DM namun tidak terkena stroke iskemik. Padahal, kondisi dimana jika memiliki DM ditambah dengan faktor usia yang sudah tua seharusnya terkena stroke tetapi pada kenyataannya tidak terserang stroke. Hal ini dimungkinkan gaya hidup yang baik dan sehat cukup menolong dari ancaman terkena stroke. Gaya hidup yang baik dan sehat seperti tidak merokok, makan buah-buahan, mengurangi makanan yang berlemak dan berpenyedap serta melakukan aktivitas fisik yang rutin seperti minimal melakukan jalan kaki beberapa jam setiap hari (Arisman, 2010). Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa secara statistik terdapat hubungan antara diabetes melitus dengan kejadian stroke iskemik dimana kadar glukosa darah Kelemahan penelitian ini antara lain dikarenakan yang berlebih akan menganggu penelitian dilakukan tanpa follow up sehingga sulit untuk elastisitas pembuluh darah dan proses menetapkan mekanisme sebab akibat karena pengukuran arterosklerosis mendominasi untuk terhadap faktor risiko dan efek dilakukan sekaligus pada terjadinya suatu emboli yang akan saat yang sama, data diambil berdasarkan rekam medis menyumbat dan menjadi stroke yang kurang akurat di luar kendali penulis, jumlah sample iskemik bila terkenanya di otak. yang diambil tidak selektif dan waktu serta tempat penelitian yang terbatas dan tidak diperhatikannya riwayat penderita dengan kadar glukosa yang tinggi yang pernah menderita stroke iskemik.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara diabetes mellitus dengan kejadian stroke iskemik.
SARAN Perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan memasukkan variabel-variabel luar seperti merokok,dan kemudian dilakukan analisa uji SPSS untuk melihat pengaruh dari masingmasing variabel. Kepada penderita diabetes mellitus diberikan edukasi yang baik dan benar untuk mengubah gaya hidup agar tidak berlanjut menjadi stroke iskemik.
THANK YOU