* The preview only shows a few pages of manuals at random. You can get the complete content by filling out the form below.
Description
JURNAL PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN KONDUKTOMETRI DAN TURBIDIMETRI
Oleh: Nama
: Rohinoor Intan Berliana
NIM
: 201910601038
Kelas/Kelompok
: B/4
LABORATORIUM KIMIA ANALITIK PRODI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER 2021
BAB I PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN PERCOBAAN Memahami prosedur analisis konduktometri dan turbidimetri.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 MATERIAL SAFETY DATA SHEET 2.1.1
Kalium klorida (KCl) Kalium klorida atau yang dikenal dengan sinonim Potassium klorida merupakan larutan berfase cair yang biasa digunakan sebagai reagen analisis dalam aktivitas laboratorium. Memiliki sifat fisika dan kimia tidak berwarna, tidak berbau, tidak mudah terbakar, cenderung bersifat stabil, memiliki kerapatan relatif 1,13 g/cm 3, titik lebur pada suhu 200C, pH 5,5 dan bersifat larut dalam air dengan suhu 20 0C. senyawa ini digolongkan sebagai bahan atau campuran tidak berbahaya menurut peraturan (EC) No 1272/2008. Tindakan pertolongan pertama yang diperlukan apabila terhirup langsung dengan segera pergi ke udara terbuka. Apabila terjadi kontak langsung dengan kulit dan mata segera bilas dengan air mengalir dan lepaskan instrument pelindung yang sedang digunakan. Apabila tertelan, beri korban air minum ±2 gelas, apabila korban menunjukkan gejala lanjutan segera konsultasikan dengan dokter. Gejala yang berhubungan dengan penggunaan bahan ini dapat berupa efek iritasi, mual, muntah, hingga gangguan kardiovaskular (SmartLab, 2006).
2.1.2
Natrium klorida (NaCl) Natrium klorida merupakan senyawa kimia yang memiliki sinonim Sodium klorida atau dikenal pula sebagai garam dapur, tergolong bahan kimia tidak berbahaya menurut peraturan (EC) No 1272/2008. Memiliki sifat kimia dan fisika berfase cair, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mudah terbakar, cenderung bersifat stabil, memiliki pH 4,8 pada suhu 200C, larut dalam air dengan suhu 200C, dan densitas 1,08 g/cm3. Tindakan pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan dalam proses
kerja apabila terhirup langsung, segera pergi ke udara terbuka. Apabila terjadi kontak dengan kulit dan mata lepaskan instrument yang sedang dipakai dan bilas menggunakan air mengalir. Apabila tertelan, beri korban ±2 gelas air minum, konsultasikan dengan dokter apabila terjadi efek samping (Merck, 2017)
2.2 DASAR TEORI Konduktometri merupakan suatu metode analisis kuantitatif yang berdasarkan pada nilai perbedaan harga konduktansi dari masing-masing ion sampel. Metode ini biasanya menggunakan dua elektroda inert (platinum yang terplatinasi) untuk mengukur konduktansi antara dua elektroda tersebut. Arus bolak-balik dan jembatan Wheatstone biasanya digunakan dalam metode ini. Namun dalam metode titrasi ini, kurang bermanfaat apabila digunakan untuk menganlisa larutan sampel dengan konsentrasi ionik yang terlalu tinggi (Muizlina, 2010). Konduktometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk menentukan daya hantar larutan dan mengukur derajat ionisasi dari larutan elektrolit dalam air dengan cara menentukan hambatan dari kolom cairan. Selain itu, alat ini juga berfungsi untuk mengukur daya hantar listrik yang dihasilkan dari gerakan partikel dalam larutan. Faktor yang mempengaruhi daya hantar listrik meliputi perubahan suhu dan konsentrasi dari larutan tersebut. Semakin besar suhu larutan, maka semakin besar pula daya hantarnya dan sebaliknya, suhu yang lebih rendah mengakibatkan daya hantar yang lebih rendah pula. Begitupun dengan konsentrasi, semakin tinggi konsentrasi larutan, semakin tinggi pula daya hantarnya dan semakin rendah konsentrasi larutan semakin rendah pula daya hantar dari larutan tersebut. Hal ini berkaitan dengan pergerakan ion dalam larutan yang mudah bergerak akan memiliki daya hantar listrik yang besar pula (Widiastuti, 2014).
Konduktivitas
larutan
elektrolit
pada
suhu
yang
konstan
bergantung pada jenis ion dan konsentrasi larutan. Semakin encer suatu larutan, maka nilai konduktivitanya semakin rendah. Hal ini dikarenakan jumlah ion persatuan luas semakin sedikit. Namun, daya tiap ion semakin besar dalam hal meneruskan muatannya dikarenakan semakin sedikitnya hambatan antar ion dalam larutan yang encer. Konsentrasi larutan umumnya dinyatakan dalam satuan molar (mol/L). pada konduktometri terdapat istilah konduktivitas molar (Λ) yang memiliki hubungan dengan konsentrasi sebagai berikut: Λo= ΛoKation+ Λoanion Dimana Λo merupakan konduktivitas molar ion pada larutan yang encer (Widiastuti, 2014). Turbiditas adalah satuan kekeruhan sebagai akibat dari hamburan sinar oleh suatu partikel. Hamburan sinar ini terjadi oleh interaksi antara sinar yang diberikan dengan partikel yang mengandung suspensi terdispersi. Partikel suspensi dalam larutan ddapat berupa alga, material organic, mikroorganisme, materi koloid hingga molekul besar sekalipun. Hamburan sendiri didefinisikan sebagai peristiwa penyerapan atau pemantulan cahaya yang dikarenakan dari keberadaan suatu partikel. Hamburan sendiri memiliki beberapa jenis, antara lain: 1. Hamburan Rayleigh
Hamburan ini disebabkan oleh partikel atom yang bergerak ke segala arah.
Partikel kecil tersebut memiliki ukuran yang lebih kecil daripada panjang gelombang dari sinar yang datang.
Hamburan sinar terjadi dengan elastik, maksudnya tidak ada energi yang hilang (sinar dating = sinar dipantulkan).
2. Hamburan Deybe (Rayleigh-Deybe)
Hamburan ini disebabkan oleh partikel yang lebih besar dibanding haburan Rayleigh.
Hamburan terjadi secara elastik.
Distribusi dari hamburan terjadi secara tidak merata, bergantung pada sudut dari hamburan ke semua arah.
Biasanya dianggap sebagai klasifikasi yang sama dengan hamburan Rayleigh.
3. Hamburan Mie
Pada hamburan ini ukuran partikel > sinar datang.
Hamburan bersifat elastik
Bersama
dengan
menentukan
hamburan
ukuran
partikel
Deybe, dan
digunakan
sebagai
untuk
dasar
dari
pengukuran turbidimetri dan nefelometri.
4. Hamburan Brillouin
Hamburan
bersifat
tidak
elastik,
dikarenakan
adanya
pergeseran panjang gelombang.
Pergeseran panjang gelombang bergantung pada sudut hamburan.
Memerlukan spektometer beresolusi tinggi dalam proses pengukurannya.
5. Hamburan Raman
Hamburan ini bersifat dapat mengubah frekuensi antara sinar datang dengan sinar yang dihamburkan.
Metode yang lazim digunakan untuk mengukur turbiditas larutan adalah turbidimetri dengan menggunakan alat ukur yang disebut turbidimeter. Anasisis turbidimetri didasarkan atas pengukuran intesitas cahaya yang ditransmisikan saat cahaya dilewatkan pada suspensi. Sebagian energy radiasi yang jatuh nantinya
akan dihamburkan dengan diserap, dipantulkan dan sisanya ditransmisikan (Khopkar 2003). Prinsip umum dari turbidimeter ialah meneruskan atau memantulkan sinar yang datang mengenai suatu partikel, sinar yang dipantulkan tersebut digunakan sebagai dasar dari pengukuran (Underwood, 2002). Metode turbidimetri umumnya digunakan pada larutan dnegan konsentrasi materi yang terdispersi tinggi. Pengukuran nilai kekeruhan diukur dengan metode nefelometri. Pada metode nefelometri, konsentrasi kekeruhan larutan yang diukur bernilai kecil, yaitu antara 0-20 NTU, hal tersebut diakibatkan dari gangguan interferensi dan ketidaklinieran. NTU atau Nefelo Turbidans Unit merupakan satuan yang dipakai dalam metode ini. Metode turbidimetri juga dapat diukur dengan menggunakan instrument spektro-fotometer sederhana atau fotometer. Sementara nefelometri dengan menggunakan instrument pengukur fluoresensi atau disebut fluorometer. Pada metode turbidimetri, detektor diletakkan segaris dengan sumber sinar (sudut 0 0), sedangkan metode nefelometri sudut sinarnya 90 0. Sel wadah sampel nantinya akan disesuaikan dengan instrument yang digunakan (Muarif, 2012).
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1
ALAT DAN BAHAN
3.1.1 Konduktometri Bahan Percobaan 1. Aquades 2. Air sampel 3. Air limbah Peralatan Percobaan 1. Labutakar 250 ml 2. Beakerglass 3. Conductivity-meter 3.1.2 Turbidimetri Bahan Percobaan 1. Larutan Standar 2. Larutan sampel 3. Air limbah Peralatan Percobaan 1. Turbidimeter 2. Wadah sampel 3.2
SKEMA KERJA
3.2.1 Konduktometri
masukkan Labu takar
Air sampel
homogenkan Encerkan dengan akuades Masukkan ke dalam Beaker glass
Lakukan pengukuran dengan konduktivitimeter
Ulangi untuk langkah selanjutnya
3.2.2 Turbidimetri Kalibrasi alat
masukkan Botol sampel
Tekan ON
Air yang akan diuji
Tekan MODE, hingga muncul tulisan NTU
Masukkan botol sampel ke ruang sampel
Tekan READ
Ulangi langkah sebanyak 3×
Ulangi langkah pada sampel yang berbeda
Tunggu8 detik, hingga nilai kekeruhan muncul di display
BAB VI DAFTAR PUSTAKA Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Terjemahan A. Saptoraharjo. Edisi pertama. UI Press. Jakarta Merck. 2017. Lembaran Data Keselamatan Bahan NaCl. [Serial online]. file:///C:/Users/windows10/Downloads/137076_SDS_ID_ID%20(2).PDF Muarif, Agam. 2012. Laporan Kimia Analitik KI3121: Penentuan Kekeruhan Air Secara Turbidimetri. Bandung. R., R.A. Day dan Underwood, A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga. Smartlab. 2006. Lembar Data Keselamatan Bahan Potassium Chloride Solution 3.0 M. [Serial online]. http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_POTASSIUM_CHLORIDE_SOL UTION_3.pdf Widiastuti, Irfanty. 2014. Laporan Praktikum Instrumentasi Analitik Titrasi Konduktometri. Bandung.