* The preview only shows a few pages of manuals at random. You can get the complete content by filling out the form below.
Description
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini kita membahas tentang latar belakang, tujuan dan fungsi dari masing-masing alat dan bahan yang digunakan pada praktikum perancangan sistem kerja dan ergonomi modul micromotion study 1.1
Latar Belakang Pada era jaman sekarang ini persaingan antar perusahaan sangatlah ketat.
Salah satu cara untuk memenangkan persaingan tersebut adalah dengan peningkatan produktivitas kerja secara optimal. Salah satu yang mempengaruhi meningkatnya produktivitas adalah manusia sebagai pekerja. Maka dari ini lingkungan fisik kerja dalam pendekatan dari human factors (ergonomi) merupakan aplikasi sistematis dari sejumlah informasi yang relevan dari kemampuan , keterbatasan, karakteristik, tingkah laku, dan motivasi manusia untuk merancang peralatan dan prosedur yang digunakan serta lingkungan yang dipakai.. Pengertian efektif selalu berkaitan dengan cara kerja yang lebih tepat dan waktu penyelesaian pekerjaan yang singkat dan cepat sedangkan untuk pengertian efisiensi itu sendiri berkaitan dengan meminimalkan biaya untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Hal itu menetapkan bahwa efektifitas dan efisiensi kerja tidak bisa mengabaikan kualitas dari produk atau jasa yang akan dihasilkan. Dalam upaya serta usaha untuk mendapatkan metode kerja yang baik dan tepat perlu dilakukan analisis dan kajian terhadap metode kerja yang digunakan sebelumnyayang selama ini digunakan mungkin belum menghasilkan produktifitas yang optimal. Dengan adanya ilmu tentang studi gerakan diharapkan dapat meningkatkan kualitas kondisi sistem kerja yang baik sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Setelah dilakukannya studi gerakan diharapkan bisa menghilangkan dan memperkecil gerakan-gerakan yang tidak efektif. Gerakan yang tidak efektif dan efesien bisa mengakibatkan lamanya pekerjaan sehingga tenaga kerja bisa mengalami kelelahan fisik dan berdampak pada menurunnya produktivitas.
1.2
Tujuan Praktikum Dibawah ini beberapa tujuan praktikum perancangan sistem kerja dan
ergonomi modul micromotion study: 1.
Mahasiswa mampu mengetahui definisi micromotion study.
2.
Mahasiswa mampu mengetahui tujuan dari micromotion study.
3.
Mahasiswa mampu mengetahui elemen – elemen dasar therbligs yang digunakan pada peta tangan kanan dan kiri.
4.
Mahasiswa mampu menganalisa hasil studi gerakan tangan yang telah dipraktikan.
1.3
Fungsi Alat dan Bahan Berikut ini adalah alat dan bahan yang digunakan pada praktikum
perancangaan sistem kerja dan ergonomi modul micromotion study: Dibawah ini adalah alat yang digunakan pada praktikum perancangaan sistem kerja dan ergonomi modul micromotion study: 1.
kalkulator, merupakan alat digunakan unuk menghitung data hasil pengamatan yang didapat.
2.
Handphone, digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan selama praktikum.
3.
Alat tulis, digunakan untuk mencatat hasil pengamatan. Dibawah ini adalah bahan yang digunakan pada praktikum perancangaan
sistem kerja dan ergonomi modul micromotion study: 1.
Kursi kayu, digunakan untuk menjalankan sampling kerja.
2.
Baut, digunakan untuk merakit komponen- komponen kursi.
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
Pada bab ini akan membahas tentang dasar teori anthopometri, pertimbangan anthopometri dalam desain, faktor – faktor yangmempengaruhi data anthopometri, uji kecukupan data, standar deviasi, uji keseragaman data, persentil dan data panthopometri yang diperlukan untuk perancangan produk atau fasilitas kerja dalam praktikum perancangan sistem kerja dan ergonomi modul anthopometri. 2.1
Anthopometri Menurut Sayekti (2019), Studi gerakan adalah analisa yang dilakukan
terhadap beberapa gerakan bagian badan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dalam sebuah kegiatan kerja, pasti terdapat gerakan-gerakan dasar yang membentuknya. Jenis pekerjaan satu dengan pekerjaan lain dapat memiliki jenis gerakan dasar yang berbeda, baik dilihat dari jenis gerakan dasar yang dilakukan maupun jumlahnya. Menurut Lumbangtobing dkk (2018), Studi gerakan adalah analisis yang dilakukan terhadap beberapa gerakan bagian tubuh pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Tujuan yang diperoleh dari penggunaan studi gerakan ini diharapkan agar gerakan-gerakan yang tidak perlu dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sehingga akan diperoleh penghematan baik dalam bentuk tenaga, waktu kerja maupun dana. Gerakan-gerakan yang dipelajari dapat dipermudah penganalisaanya dengan terlebih dahulu mengenali apa yang disebut sebagai gerakan-gerakan dasar sebagaimana yang dikembangkan secara mendalam oleh Frank B. Gilberth berserta istrinya, Lilian yang menguraikan gerakan ke dalam 11 gerakan dasar atau elemen gerakan yang mereka namakan therblig. 2.2
Prinsip Ekonomi Gerakan Menurut Putra (2021), prinsip dari ekonomi gerakan yaitu menganalisis dan
mengevaluasi metode kerja guna memperoleh metode kerja yang lebih efisien. Prinsip- prinsip yang diterapkan antara lain:
1.
Gerakan hanya bagian badan yang diperlukan saja untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
2.
Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah-mudahnya dan jika memungkinkan irama kerja harus mengikuti irama yang alamiah bagi si pekerja.
3.
Diusahakan agar bahan dan peralatan mempunyai tempat yang tetap.
4.
Tempatkan bahan-bahan dan peralatan di tempat yang mudah, cepat, dan nyaman dicapai serta.
5.
Keseimbangan beban tangan kiri dan tangan kanan. Prinsip ekonomi gerakan menyatakan bahan dan peralatan tersebut
ditempatkan sedemikian rupa sesuai dengan urutan terbaik dan ditempatkan di tempat yang mudah untuk dicapai atau masih berada dalam daerah kerja baik normal maupun maksimum.Dengan prinsip ekonomi gerakan dimana dengan menempatkan bahan dan peralatan ditempat yang tetap akan memudahkan pekerja untuk mengambilnya pada saat diperlukan. Jika tempat sudah tetap dan dikenali, tangan pekerja akan secara 88 otomatis dapat mengambilnya sehingga aktivitas yang tidak diperlukan seperti mencari dapat dikurangi. 2.3
Peta Tangan Kiri Dan Tangan Kanan Menurut Simanjutak (2019), Peta tangan kiri dan tangan kanan merupakan
suatu alat dari studi gerakan untuk menemukan gerakan-gerakan yang efisien, yaitu gerakan-gerakan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Peta ini menggambarkan semua gerakan-gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan, juga menunjukkan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri dan tangan kanan ketika melakukan suatu pekerjaan. 2.4
Gerakan Fundamental (Therblig’s) Menurut Astuti dkk (2020), Gerakan therblig efektif adalah semua gerakan
dasar yang berkaitan langsung dengan aktivitas kerja. Gerakan ini seringkali dapat dipersingkat waktunya akan tetapi sulit untuk dihilangkan. Sedangkan gerakan therblig inefektif tidak berkaitan dengan aktivitas penyelesaian pekerjaan secara langsung dan seharusnya dieliminasi dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar dari analisis operasi kerja dan ekonomi gerakan.
Gerakan Therblig yang efektif adalah semua gerakan dasar yang berkaitan langsung dengan aktivitas kerja. Therblig efektif seperti ini seringkali dapat dipersingkat waktunyaakan tetapi sulit untuk dihilangkan sama sekali. Sedangkan gerakan Therblig inefektif tidak berkaitan dengan aktivitas penyelesaian pekerjaan secara langsung dan seharusnya dieliminasi dengan memperhatikan prinsipprinsip dasar dari analisis operasi kerja dan ekonomi gerakan. Menurut Putra (2021), therbligh’s adalah elemen – elemen dasar dari gerakan, therbligh’s dapat diibaratkan sebagai huruf – huruf alphabet untuk gerakan. Huruf – huruf alphabet bila disusun secara tertentu dapat membentuk kata, dan rangkaian dari kata – kata membentuk kalimat. Demikian pula therbligh’s, rangkaian dari beberapa elemen therbligh’s membentuk gerakan. Rangkaian dari gerakan membentuk tugas atau pekerjaan. Istilah therbligh‘s diambil dari nama penemunya, frank gilbreth, yang di eja terbalik dengan 89 huruf t dan h bertukar posisi. Ide dasar analisa therbligh’s ialah memecah gerakan dari elemen – elemen, kemudian memperbaiki gerakan melalui penghapusan, penggabungan, atau pengurutan elemen – elemen tersebut.
Table 2.1 Elemen-Elemen Dasar Therblig
Dari tabel 8.1 diatas, berikut definisi dari masing-masing gambar: 1.
Mencari (search). Elemen gerakan mencari merupakan gerakan dasar dari
pekerja untuk menemukan lokasi objek. Pada gerakan ini yang bekerja adalah mata. Gerakan ini dimulai pada saat mata bergerak mencari objek dan berakhir bila objek sudah ditemukan. Tujuan dari analisa therblig ini adalah untuk menghilangkan sedapat mungkin gerak yang tidak perlu. Mencari merupakan gerak yang tidak efektif dan masih dapat dihindarkan misalnya dengan menyimpan peralatan atau bahan-bahan pada tempat yang tetap sehingga proses mencari dapat dihilangkan. 2.
Memilih (select). Memilih adalah elemen therbligs yang merupakan gerakan kerja menemukan/memilih suatu objek di antara dua atau lebih obyek yang sama lainnya. Elemen therbligs ini dimulai pada saat tangan dan mata mulai bergerak memilih dan berakhir bila objek yang dikehendaki sudah ditemukan. Elemen memilih biasanya mengikuti langsung elemen therbligs mencari. Batas antara memulai memilih dan akhir dari mencari agak sulit
untuk ditentukan karena ada pembaharuan pakerjaan di antara dua gerakan tersebut yaitu gerakan yang dilakukan oleh mata. 3.
Memegang (grasp). Memegang adalah gerakan untuk memegang objek, biasanya didahului oleh gerakan menjangkau dan dilanjutkan oleh gerakan 91 membawa. Memegang adalah termasuk elemen therbligs yang diklasifikasikan sebagai elemen gerakan efektif yang biasanya dapat dihilangkan akan tetapi dalam beberapa hal bisa diperbaiki.
4.
Menjangkau/membawa tanpa beban (transport empty). Menjangkau adalah elemen gerak therbligs yang menggambarkan gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban atau hambatan (resistence) baik gerakan menuju atau menjauhi objek atau lokasi tujuan lainnya dan berakhir segera disaat tangan berhenti bergerak setelah mencapai objek tujuannya. Elemen gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan melepas (release) dan diikuti oleh gerakan memegang (grasp). Waktu yang diperIukan untuk melaksanakan elemen gerak menjangkau akan sangat tergantung dengan jarak gerakan tangan yang dilakukan kearah objek yang dituju dan tipe gerakan menjangkaunya. Seperti halnya dengan elemen.
5.
Membawa dengan beban (transport loaded). Elemen gerakan membawa adalah juga merupakan gerak perpindahan tangan, hanya saja di sini tangan bergerak dalam kondisi membawa beban. Elemen gerakan ini diawali dan diakhiri pada saat yang sama dengan elemen gerakan menjangkau (reach) hanya saja di sini tangan dalam kondisi membawa beban. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu gerakannya pun hampir sama yaitu jarak perpindahan tangan, tipe gerakan dan berat ringan beban dibawa oleh tangan.
6.
Memegang untuk memakai (hold). Pengertian memegang untuk memakai disini adalah memegang tanpa menggerakkan objek yang dipegang tersebut, perbedaannya dengan memegang yang terdahulu adalah pada perlakuan pada objek yang dipegang. Pada memegang, pemegangan dilanjutkan dengan gerak membawa, sedangkan memegang untuk memakai tidak demikian.
7.
Melepas (release load). Elemen gerak melepas terjadi pada saat tangan operator melepaskan objek yang dipegang sebelumnya. Dengan demikian elemen gerak ini diawali sesaat jari-jari tangan membuka lepas dan objek yang dibawa dan berakhir secara begitu semua jari jelas tidak menyentuh atau memegang objek lagi.
8.
Mengarahkan (position). Therbligs ini merupakan gerakan mengarahkan suatu objek pada suatu lokasi tertentu. Gerakan mengarahkan ini biasanya didahului oleh elemen gerakan (move) dan diikuti oleh gerakan merakit (assembling) atau melepas (release). Gerakan dimulai sejak tangan memegang/mengontrol objek tersebut kearah lokasi yang dituju dan berakhir pada saat gerakan berakhir atau melepas/memakai dimulai.
9.
Mengarahkan awal (pre-position). Elemen gerak mengarahkan awal adalah elemen kerja therbligs yang mengarahkan objek pada suatu tempat sementara sehingga pada saat kerja mengarahkan objek benar-benar dilakukan maka objek tersebut dengan mudah akan bisa dipegang dan dibawa kearah tujuan yang dikehendaki. Elemen therbligs ini sering terjadi bersamaan dengan therbligs yang diantaranya adalah membawa (move) dan melepaskan (release). Untuk mengurangi waktu kerja mengarahkan awal bisa dilakukan dengan merancang peralatan pembantu untuk memegang (holding device) perkakas kerja atau objek pada arah gerakan kerja yang semestinya. Berikut ini uraian perbedaan antara therbligs mengarahkan dengan therblig mengarahkan sementara.
10.
Memeriksa (inspect). Elemen therbligs ini termasuk cara kerja untuk menjamin bahwa objek telah memenuhi persyaratan kualitas yang ditetapkan. Gerakan kerja dilaksanakan dengan pengecekan secara rutin oleh operator selama proses kerja berlangsung. Elemen dapat berupa gerakan melihat seperti memeriksa warna, meraba seperti memeriksa kehalusan permukaan benda kerja dan lain-lain. Aktivitas yang prinsipnya memeriksa objek kerja untuk dibandingkan dengan standar yang ada. Waktu yang diperlukan untuk kegiatan memeriksa ini akan bergantung kepada
kecepatan operator menemukan perbedaan antara objek dengan performansi standard yang dibandingkan. 11.
Merakit (assemble). Perakitan adalah gerakan untuk menggabungkan satu objek dengan objek yang lain sehingga menjadi satu kesatuan. Gerakan ini biasanya didahului oleh salah satu therbligs membawa atau mengarahkan dan dilanjutkan oleh therbligs melepas. Pekerjaan perakitan dimulai bila objek sudah siap dipasang dan berakhir bila objek tersebut sudah tergabung secara sempurna.
12.
Mengurai rakit (diassembly). Elemen gerak ini merupakan kebalikan dari elemen therbligs merakit (assemble). Di sini dilakukan gerakan memisahkan atau menguraikan dua objek yang tergabung satu menjadi objek - objek terpisah. Gerakan mengurai rakit biasanya diawali oleh elemen memegang (grasp) dan dilanjutkan dengan membawa (move) atau melepas (release). Gerakan ini dimulai pada saat pemegangan atas objek telah selesai yang dilanjutkan dengan usaha memisahkan dan berakhir di saat objek telah terurai sempurna (biasanya terus diikuti dengan gerakan Therblig Iainnya yaitu membawa atau melepas).
13.
Memakai (use). Memakai adalah elemen gerakan therbligs dimana salah satu atau kedua tangan digunakan untuk memakai/mengontrol suatu alat/objek untuk tujuan-tujuan tertentu selama kerja berlangsung. Lama waktu yang dipergunakan untukgerakan ini tergantung pada jenis pekerjaan atau kecakapan operator untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
14.
Kelambatan yang tak terhindarkan (unavoidable delay). Kelambatan yang dimaksudkan disini adalah kelambatan yang diakibatkan oleh hal-hal yang terjadi diluar kemampuan pengendalian pekerja. Hal ini timbul karena ketentuan cara kerja yang mengakibatkan satu tangan menganggur sedangkan tangan yang lainnya bekerja.
15.
Kelambatan yang dapat dihindarkan (avoidable delay). Setiap waktu menganggur (idle time) yang terjadi pada siklus kerja yang berlangsung merupakan tanggung jawab operator baik secara sengaja maupun tidak sengaja akan diklasifikasikan sebagai kelambatan yang bisa dihindarkan.
Kegiatan ini menunjukkan situasi yang tidak produktif yang dilakukan oleh operator (merokok, mengobrol, mondar-mandir tanpa tujuan jelas, dan lainlain) sehingga perbaikan/penanggulangan yang perlu dilakukan lebih ditujukan kepada operatornya sendiri tanpa harus mengubah proses operasi kerjanya. 16.
Merencanakan (plan). Merencana merupakan proses mental, dimana operator berpikir untuk menentukan tindakan yang akan diambil selanjutnya. Waktu untuk therbligs ini lebih sering terjadi pada seorang pekerja baru. Cara untuk memperbaiki adalah dengan jalan melatih atau training terhadap karyawan baru.
17.
Istirahat untuk menghilangkan lelah (rest to overcome fatigue). Elemen ini tidak terjadi pada setiap siklus kerja akan tetapi berlangsung secara periodik. Waktu untuk memulihkan kondisi badan dan kelelahan fisik akibat kerja berbeda-beda, tidak saja tergantung pada karakteristik pekerjaan yang ada tetapi juga tergantung individu pekerjanya. Untuk memperbaiki elemenelemen therbligs yang diklasifikasikan sebagai nilai bisa dilaksanakan dengan memperhatikan faktor-faktor ergonomi yang secara signifikan berpengaruh besar terhadap performansi kerja manusia.
BAB 3 PENGUMPULAN DATA Pada bab pengumpulan data ini akan menjelaskan langkah kerja dan data hasil pengamatan pada praktikum perancangan sistem kerja dan ergonomi modul micromotion study. 3.1 Data Hasil Pengamatan Berikut ini adalah tabel hasil pengamatan pada saat pengukuran merakit lego kayu pada praktikum perancangan sistem kerja dan ergonomi modul micromotion study. 3.1.1 Data Hasil Pengamatan Material Dengan Peletakan Tidak Beraturan Adapun data hasil pengamatan material dengan peletakan yang tidak beraturan tersebut dapat dilihat pada table 3.1 yang disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Hasil Pengamatan Dengan Peletakan Material Yang Tidak Beraturan Pekerjaan : Merakit Kursi Departemen : Teknik Industri No Peta : No
1 2
Tangan kiri
Mencari rangka bagian belakang kiri Mengambil rangka bagian belakang kiri
Simbol
PETA TANGAN KANAN DAN TANGAN KIRI Diperiksa Oleh : Boy Isma Putra ST., MM Lambang
Warna
Waktu
N o
SH
Black
1
1
TL
Green
3
2
3
Memegang rangka kiri
H
Gold ochre
1
3
4
Memegang rangka kiri
H
Gold ochre
4
4
Gold ochre Gold ochre
1
5
3
6
Gold ochre
4
7
Gold ochre Black
5
8
1
9
5 6 7 8 9
Memegang rangka kiri Memegang rangka kiri Memegang rangka kiri Memegang rangka kanan Mencari rangka
H H H H SH
Tangan kanan
Mencari rangka bagian belakang kanan Mengambil rangka bagian belakang kanan Mencari dudukan bagian kanan Mengambil dudukan bagian kanan Mencari mur bagian kanan Mengambil mur bagian kanan Mengencangkan mur bagian kanan Mengencangkan mur bagian kiri Mencari rangka
Simbol
Lambang
Warna
Waktu
SH
Black
1
TL
Green
3
SH
Black
1
TL
Green
3
SH
Black
1
TL
Green
3
A
Violet heavy
5
A SH
Violet heavy Black
5 1
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
dudukan kiri Mengambil rangka dudukan kiri Memegang rangka dudukan kanan Memegang rangka dudukan kiri Mengambil rangka atas kiri Mengambil rangka atas kiri Memegang rangka atas kiri Memegang rangka atas kiri Memegang rangka atas kanan Menaruh rangka Mencari rangka depan kiri
TL
Green
3
10
H
Gold ochre
4
11
H
Gold ochre
3
12
TL
Green
1
13
TL
Green
3
14
1
15
4
16
3
17
3
18
P
Gold ochre Gold ochre Gold ochre Blue
SH
Black
1
19
H H H
20
Mengambil rangka depan kiri
TL
Green
3
20
21
Memegang rangka bagian kiri
H
Gold ochre
4
21
dudukan kanan Mengambil rangka dudukan kanan Mengencangkan mur dudukan kiri Mengencangkan mur dudukan kanan Mencari rangka atas kanan Mengambil rangka atas kanan Mencari mur kanan Mengambil mur kanan Mengencangkan mur kiri Menaruh rangka Mencari rangka depan kanan Mengambil rangka depan kanan Menyusun rangka
TL
Green
3
A
Violet heavy
5
A
Violet heavy
5
SH
Black
1
TL
Green
3
SH
Black
1
TL
Green
3
P
Violet heavy Blue
SH
Black
1
TL
Green
3
A
Violet heavy
3
A
5 3
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Memegang rangka bagian kiri Memegang rangka bagian kiri Memegang rangka bagian kiri Mengambil rangka depan kanan Mengambil rangka depan kanan Memegang rangka bagian Memegang rangka bagian Memegang rangka bagian Memegang rangka bagian kiri Mengambil rangka depan kiri Mengambil rangka depan kiri
H
Gold ochre
1
22
Mencari mur bagian kiri
SH
Black
1
H
Gold ochre
5
23
Mengambil mur bagian kiri
TL
Green
3
H
Gold ochre
4
24
Mengencangkan mur kiri
A
Violet heavy
5
TL
Green
1
25
Mencari rangka depan kanan
SH
Black
1
TL
Green
3
26
TL
Green
3
1
27
SH
Black
1
4
28
TL
Green
3
A
Violet heavy
5
A
Violet heavy
4
SH
Black
1
TL
Green
3
H H
Gold ochre Gold ochre
H
Gold ochre
3
29
H
Gold ochre
4
30
TL
Green
1
31
TL
Green
3
32
Mengambil rangka depan kanan Mencari mur belakang kanan Mengambil mur belakang kanan Mengencangkan murbelakang kanan Menyusun dudukan ke rangka Mencari rangka depan kanan Mengambil rangka depan kanan
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Memegang rangka bagian kiri Memegang rangka bagian kiri Memegang rangka bagian kiri Memegang rangka bagian kiri Memegang rangka bagian kiri Memegang rangka kanan Memegang rangka bagian kiri Memegang rangka bagian kiri Memegang rangka bagian kiri Memegang rangka bagian kiri
H
Gold ochre
1
33
Mencari mur depan kiri
SH
Black
1
H
Gold ochre
4
34
Mengambil mur depan kiri
TL
Green
3
H
Gold ochre
3
35
Mengencangkan mur kiri
A
Violet heavy
5
H
Gold ochre
1
36
Mencari mur belakang kanan
SH
Black
1
H
Gold ochre
5
37
Mengambil mur belakang kanan
TL
Green
3
H
Gold ochre
4
38
Mengencangkan mur belakang kanan
A
Violet heavy
5
H
Gold ochre
1
39
Mencari rangka samping kanan
SH
Black
1
H
Gold ochre
3
40
Mengambil rangka samping kanan
TL
Green
3
H
Gold ochre
1
41
Mencari mur samping kiri
SH
Black
1
H
Gold ochre
4
42
Mengambil mur samping kiri
TL
Green
3
43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
Memegang rangka bagian kiri Membalik kursi ke belakang Memegang rangka bagian kanan Memegang rangka bagian kanan Memegang rangka bagian kiri Memegang rangka bagian kiri Memegang rangka bagian kanan Memegang rangka bagian kiri Memegang rangka bagian kiri Mengencangkan mur bagian kiri
Mengencangkan mur samping kiri Membalik kursi ke belakang
Gold ochre
5
43
Violet heavy
5
Blue
3
44
Blue
3
H
Gold ochre
1
45
Mencari rangka belakang kiri
SH
Black
1
H
Gold ochre
4
46
Mengambil rangka belakang kiri
TL
Green
3
H
Gold ochre
1
47
Mencari mur belakang kiri
SH
Black
1
H
Gold ochre
3
48
Mengambil mur belakang kiri
TL
Green
3
H
Gold ochre
5
49
Mengencangkan mur belakang kiri
A
Violet heavy
5
H
Gold ochre
1
50
Mencari mur samping kanan
SH
Black
1
H
Gold ochre
4
51
Mengambil mur samping kanan
TL
Green
3
A
Violet heavy
3
52
Memegang kursi
H
Gold ochre
3
H P
9
A P
9
Tabel 4.1 Data Hasil Pengamatan Dengan Peletakan Material Yang Beraturan Pekerjaan : Merakit Kursi Departemen : Teknik Industri No Peta : N o
1 2
Tangan kiri
Mengambil rangka bagian belakang kiri Memegang rangka
Simbol
PETA TANGAN KANAN DAN TANGAN KIRI Diperiksa Oleh : Boy Isma Putra ST., MM Lambang
Warna
Waktu
N o
TL
Green
3
1
H
Gold ochre
4
2
Tangan kanan
Mengambil rangka bagian belakang kanan Mengambil
Simbol
Lambang
Warna
Waktu
TL
Green
3
TL
Green
3
kiri 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Memegang rangka kiri Memegang rangka kiri Memegang rangka kanan Mengambil rangka dudukan kiri Memegang rangka dudukan kanan Memegang rangka dudukan kiri Mengambil rangka atas kiri Memegang rangka atas kiri Memegang rangka atas kanan Menaruh rangka Mengambil rangka depan kiri Memegang rangka bagian kiri Memegang rangka bagian kiri Memegang rangka bagian kiri Mengambil rangka
H
Gold ochre
3
3
H
Gold ochre
4
4
H
Gold ochre
5
5
TL
Green
3
6
H
Gold ochre
4
7
H
Gold ochre
3
8
TL
Green
3
9
H
Gold ochre
4
10
H
Gold ochre
3
11
Blue
3
12
TL
Green
3
13
H
Gold ochre
4
14
H
Gold ochre
5
15
H
Gold ochre
4
16
TL
Green
3
17
P
9
dudukan bagian kanan Mengambil mur bagian kanan Mengencangkan mur bagian kanan Mengencangkan mur bagian kiri Mengambil rangka dudukan kanan Mengencangkan mur dudukan kiri Mengencangkan mur dudukan kanan Mengambil rangka atas kanan Mengambil mur kanan Mengencangkan mur kiri Menaruh rangka Mengambil rangka depan kanan
Green
TL
Violet heavy Violet heavy
A A
Green
TL
Violet heavy Violet heavy
A A
3 5 5 3 5 5
TL
Green
3
TL
Green
3
A
Violet heavy
5
Blue
3
TL
Green
3
Menyusun rangka
A
Violet heavy
3
Mengambil mur
TL
Green
3
Mengencangkan mur kiri Mengambil rangka
P
A TL
9
Violet heavy Green
5 3
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
depan kanan Memegang rangka bagian Memegang rangka bagian Memegang rangka bagian kiri Mengambil rangka depan kiri Memegang rangka bagian kiri Memegang rangka bagian kiri Memegang rangka bagian kiri Memegang rangka kanan Memegang rangka bagian kiri Memegang rangka bagian kiri Memegang rangka bagian kiri Membalik kursi ke belakang Memegang rangka bagian kanan Memegang rangka bagian kiri Memegang rangka
depan kanan H
Gold ochre
4
18
H
Gold ochre
3
19
H
Gold ochre
4
20
TL
Green
3
21
H
Gold ochre
4
22
H
Gold ochre
3
H
Gold ochre
H
Mengambil mur Mengencangkan mur kanan Menyusun dudukan ke rangka Mengambil rangka depan kanan
Green
TL
Violet heavy Violet heavy
A A
3 5 4
TL
Green
3
Mengambil mur
TL
Green
3
23
Mengencangkan mur kiri
A
Violet heavy
5
5
24
Mengambil mur
TL
Green
3
Gold ochre
4
25
A
Violet heavy
5
H
Gold ochre
3
26
TL
Green
3
H
Gold ochre
4
27
TL
Green
3
H
Gold ochre
5
28
A
Violet heavy
5
Blue
3
29
Blue
3
H
Gold ochre
4
30
TL
Green
3
H
Gold ochre
3
31
Mengambil mur
TL
Green
3
H
Gold ochre
5
32
Mengencangkan
A
Violet
5
P
9
Mengencangkan mur kanan Mengambil rangka samping kanan Mengambil mur Mengencangkan mur samping Membalik kursi ke belakang Mengambil rangka belakang kiri
P
9
33 34
bagian kanan Memegang rangka bagian kiri Mengencangkan mur bagian kiri
mur belakang kiri
heavy
H
Gold ochre
4
33
Mengambil mur
TL
Green
3
A
Violet heavy
3
34
Memegang kursi
H
Gold ochre
3
BAB 4 PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini akan membahas tentang pengolahan data kuantitatif, data kualitatif dan analisa dari praktikum perancangan sistem kerja dan ergonomi modul anthopometri. 4.1
Data Kuantitatif Berikut ini adalah pengolahan data dari praktikum perancangan system kerja
dan ergonomic modul anthopometri yang terdiri dari pengukuran dimensi tubuh yaitu pengukuran tinggi bahu dalam posisi duduk (TB), rentang bahu (RB), rentang pinggul (RP), tinggi lutut (TL) dan panjang paha (PP). 4.1.1 Pengukuran Dimensi Tinggi Bahu Dalam Posisi Duduk (TB) Berikut adalah pengukuran data pengamatan pengukuran dimensi tinggi bahu (TB) dalam posisi duduk meliputi uji kecukupan data, standar deviasi, uji keseragaman data dan menghitung persentil. Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Dimensi Tinggi Bahu (TB). No Pengamatan TB (cm) 1 M. Fahmi (5 tahun) 38 2 Ifani Fauzan (5tahun) 40 3 M. Abizar (5 tahun) 37 4 Ardika Bagus (5 tahun) 42 5 Yusuf Adiguna (6 tahun) 40 6 Arif Maulana (6 tahun) 43 EX 240 EX^2 9626 (EX)^2 57600 XBAR 40,00 a.
Uji Kecukupan Data Berikut adalah perhitungan pada uji kecukupan data pada proses pengukuran dimensi tinggi bahu dalam posisi duduk (TB).
N ’=¿
N ’=¿ 40 √ 57756−57600 N ’= 240
[
2
]
40 √ 156 N ’= 240
[
40. 12,489 N ’= 240
[
[
N ’=
499,599 240
]
]
2
2
2
]
2
N ’=[ 2,081 ] N ’=4,33 b.
Standar Deviasi Berikut ini adalah hasil dari data standar deviasi pada pengukuran dimensi
tinggi bahu dalam posisi duduk (TB). σ =√ ¿ ¿ ¿ σ= ¿¿¿ ¿ σ= ¿¿¿ ¿ (4,00+ 0,00+ 9,00+ 4,00+ 0,00+9,00) σ= 5
√ √
σ=
√ √
26 5
σ =√ 5,2 σ = 2,28 Karena hasil N'< n, maka dapat dikatakan data cukup. c.
Uji Keseragaman Data Berikut ini adalah perhitungan uji keseragaman data pada proses pengukuran
dimensi tinggi bahu dalam posisi duduk (TB). BKA = ´x + k . σ BKA = 40,00 + (2 . 2,28)
BKA = 40,00+ 4,56 BKA = 44,56 BKB = ´x –k . σ BKB = 40,00 - (2 . 2,28) BKB = 40,00- 4,56 BKB = 35,44 BKA
= 44,59
X´
= 40,00
BKB
= 35,44
Dari pengukuran diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada data ekstrim didalam tabel proses pengukuran dimensi tinggi bahu dalam posisi duduk. d.
Persentil Berikut ini adalah perhitungan persentil pada proses pengukuran dimensi
tinggi bahu dalam posisi duduk. 5%
= ´x -1,645.σ
5%
= 40,00-1,645.2,28
5%
= 36,23
50%
= 40,00
95%
= ´x +1,645.σ
95%
= 40,00+1,645.2,28
95%
= 43,77
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan persentil adalah: 5%
= 36,23
50%
= 40,00
95%
= 43,77
4.1.2 Pengukuran Dimensi Rentang Bahu (RB) Berikut adalah pengukuran data pengamatan pengukuran dimensi rentang bahu (RB) dalam posisi duduk meliputi uji kecukupan data, standar deviasi, uji keseragaman data dan menghitung persentil. Tabel 4.2 Data Hasil Pengukuran Dimensi Rentang Bahu (RB).
No 1 2 3 No 4 5 6
a.
Pengamatan M. Fahmi (5 tahun) Ifani Fauzan (5tahun) M. Abizar (5 tahun) Pengamatan Ardika Bagus (5 tahun) Yusuf Adiguna (6 tahun) Arif Maulana (6 tahun) EX EX^2 (EX)^2 XBAR
RB (cm) 28 34 38 RB (cm) 32 32 34 188 5928 35344 31,33
Uji Kecukupan Data Berikut adalah perhitungan pada uji kecukupan data pada proses
pengukuran dimensi rentang bahu dalam posisi duduk (RB). N ’=¿ N ’=¿
[
N ’=
40 √ 35568−35344 188
2
]
40 √ 224 N ’= 188
[
[
N ’=
[
N ’=
40. 14,97 188
598,66 188
]
]
2
]
2
2
N ’=[ 3,184 ]
2
N ’=10,14 b.
Standar Deviasi Berikut ini adalah hasil dari data standar deviasi pada pengukuran dimensi
rentang bahu dalam posisi duduk (RB).
σ =√ ¿ ¿ ¿ σ= ¿¿¿ ¿ σ= ¿¿¿ ¿ (11,09+7,13+11,09 +0,45+0,45+7,13) σ= 5
√ √
σ=
√ √
37,33 5
σ =√ 7,47 σ = 2,73 Karena hasil N'< n, maka dapat dikatakan data cukup. c.
Uji Keseragaman Data Berikut ini adalah perhitungan uji keseragaman data pada proses
pengukuran dimensi rentang bahu dalam posisi duduk (RB). BKA = ´x + k . σ BKA = 31,33 + (2 . 2,73) BKA = 31,33+ 5,46 BKA = 36,79 BKB = ´x –k . σ BKB = 31,33 - (2 . 2,73) BKB = 31,33- 5,46 BKB = 25,86 BKA
= 36,79
X´
= 31,33
BKB
= 25,86
Dari pengukuran diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada data ekstrim didalam tabel proses pengukuran dimensi rentang bahu dalam posisi duduk. d.
Persentil Berikut ini adalah perhitungan persentil pada proses pengukuran dimensi
rentang bahu dalam posisi duduk. 5%
= ´x -1,645.σ
5%
= 31,33-1,645.2,73
5%
= 36,23
50%
= 26,85
95%
= ´x +1,645.σ
95%
= 31,33+1,645. 2,73
95%
= 35,82
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan persentil adalah: 5%
= 36,23
50%
= 26,85
95%
= 35,82
4.1.3 Pengukuran Dimensi Rentang Pinggul (RP) Berikut adalah pengukuran data pengamatan pengukuran dimensi rentang pinggul (RP) dalam posisi duduk meliputi uji kecukupan data, standar deviasi, uji keseragaman data dan menghitung persentil. Tabel 4.3 Data Hasil Pengukuran Dimensi Rentang Pinggul (RP). No Pengamatan TB (cm) 1 M. Fahmi (5 tahun) 33 2 Ifani Fauzan (5tahun) 32 3 M. Abizar (5 tahun) 30 4 Ardika Bagus (5 tahun) 33 5 Yusuf Adiguna (6 tahun) 29 6 Arif Maulana (6 tahun) 34 EX 191 EX^2 6099 (EX)^2 36481 XBAR 31.83 e.
Uji Kecukupan Data Berikut adalah perhitungan pada uji kecukupan data pada proses pengukuran dimensi rentang pinggul dalam posisi duduk (RP).
N ’=¿ N ’=¿ 40 √ 36594−36481 N ’= 191
[
2
]
[
N ’=
[
N ’=
40. 10,630 191
425,205 N ’= 191
[
]
40 √ 113 191
2
]
2
2
]
N ’=[ 2,226 ]
2
N ’=4,95 f.
Standar Deviasi Berikut ini adalah hasil dari data standar deviasi pada pengukuran dimensi
tinggi bahu dalam posisi duduk (TB). σ =√ ¿ ¿ ¿ σ= ¿¿¿ ¿ σ= ¿¿¿ ¿ (1,37+0,03+14,67+ 1,37+8,01+4,71) σ= 5
√ √
σ=
√ √
30,15 5
σ =√ 6,03 σ = 2,46 Karena hasil N'< n, maka dapat dikatakan data cukup. g.
Uji Keseragaman Data Berikut ini adalah perhitungan uji keseragaman data pada proses pengukuran
dimensi rentang pinggul dalam posisi duduk (RP). BKA = ´x + k . σ BKA = 31,83+ (2 . 2,45) BKA = 31,83+ 4,91 BKA = 36,74 BKB = ´x –k . σ
BKB = 31,83- (2 . 2,45) BKB = 31,83- 4,91 BKB = 26,91 BKA
= 36,74
X´
= 31,83
BKB
= 26,91
Dari pengukuran diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada data ekstrim didalam tabel proses pengukuran dimensi rentang pinggul dalam posisi duduk. h.
Persentil Berikut ini adalah perhitungan persentil pada proses pengukuran dimensi
rentang pinggul dalam posisi duduk. 5%
= ´x -1,645.σ
5%
= 31,83-1,645.2,46
5%
= 27,79
50%
= 31,83
95%
= ´x +1,645.σ
95%
= 31,83+1,645.2,28
95%
= 35,87
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan persentil adalah: 5%
= 27,79
50%
= 31,83
95%
= 35,87
4.1.4 Pengukuran Dimensi Tinggi Lutut (TL) Berikut adalah pengukuran data pengamatan pengukuran dimensi tinggi lutut (TL) dalam posisi duduk meliputi uji kecukupan data, standar deviasi, uji keseragaman data dan menghitung persentil. Tabel 4.4 Data Hasil Pengukuran Dimensi Tinggi Lutut (TL). No Pengamatan TB (cm) 1 M. Fahmi (5 tahun) 37 2 Ifani Fauzan (5tahun) 40 3 M. Abizar (5 tahun) 35 4 Ardika Bagus (5 tahun) 40
5 Yusuf Adiguna (6 tahun) 40 6 Arif Maulana (6 tahun) 42 Lanjutan Tabel 4.4 Data Hasil Pengukuran Tinngi Lutut (TL) EX 234 EX^2 9158 (EX)^2 54756 XBAR 39,00
a.
Uji Kecukupan Data Berikut adalah perhitungan pada uji kecukupan data pada proses
pengukuran dimensi tinggi lutut dalam posisi duduk (TL). N ’=¿ N ’=¿
[
N ’=
40 √ 54948−54756 234
2
]
40 √ 192 N ’= 234
[
[
N ’=
[
N ’=
40. 13,856 234
554,256 191
]
]
2
]
2
2
N ’=[ 2,369 ]
2
N ’=5,61 b.
Standar Deviasi Berikut ini adalah hasil dari data standar deviasi pada pengukuran dimensi
tinggi lutut dalam posisi duduk (TL). σ =√ ¿ ¿ ¿ σ= ¿¿¿ ¿
√
σ= ¿¿¿ ¿ (4,00+1,00+16,00+ 1,00+ 1,00+9,00) σ= 5
√
σ=
√ √
32,00 5
σ =√ 6,4 σ = 2,53 Karena hasil N'< n, maka dapat dikatakan data cukup.
c.
Uji Keseragaman Data Berikut ini adalah perhitungan uji keseragaman data pada proses
pengukuran dimensi tinggi lutut dalam posisi duduk (TL). BKA = ´x + k . σ BKA = 39,00 + (2 . 2,53) BKA = 39,00 + 5,06 BKA = 44,06 BKB = ´x –k . σ BKB = 39,00 - (2 . 2,53) BKB = 39,00 - 5,06 BKB = 33,39 BKA
= 44,06
X´
= 39,00
BKB
= 33,39
Dari pengukuran diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada data ekstrim didalam tabel proses pengukuran dimensi tinggi lutut dalam posisi duduk. d.
Persentil Berikut ini adalah perhitungan persentil pada proses pengukuran dimensi
tinggi lutut dalam posisi duduk.
5%
= ´x -1,645.σ
5%
= 39,00-1,645.2,53
5%
= 34,84
50%
= 39,00
95%
= ´x +1,645.σ
95%
= 39,00+1,645.2,53
95%
= 43,16
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan persentil adalah: 5%
= 34,84
50%
= 39,00
95%
= 43,16
4.1.5 Proses Pengukuran Dimensi Panjang Paha (PP) Berikut adalah pengukuran data pengamatan pengukuran dimensi panjang paha (PP) dalam posisi duduk meliputi uji kecukupan data, standar deviasi, uji keseragaman data dan menghitung persentil. Tabel 4.5 Data Hasil Pengukuran Dimensi panjang paha (PP). No Pengamatan TB (cm) 1 M. Fahmi (5 tahun) 41 2 Ifani Fauzan (5tahun) 44 3 M. Abizar (5 tahun) 41 4 Ardika Bagus (5 tahun) 42 5 Yusuf Adiguna (6 tahun) 46 6 Arif Maulana (6 tahun) 49 EX 263 EX^2 11579 (EX)^2 69169 XBAR 43.83 a.
Uji Kecukupan Data Berikut adalah perhitungan pada uji kecukupan data pada proses
pengukuran dimensi panjang paha dalam posisi duduk (PP). N ’=¿
N ’=¿ 40 √ 69474−69169 N ’= 263
[
]
2
40 √ 305 N ’= 263
[
40. 17,464 N ’= 263
[
[
N ’=
698,570 263
]
]
2
2
]
2
N ’=[ 2,656 ]
2
N ’=7,06 b.
Standar Deviasi Berikut ini adalah hasil dari data standar deviasi pada pengukuran dimensi
panjang paha dalam posisi duduk (PP). σ =√ ¿ ¿ ¿ σ= ¿¿¿ ¿ σ= ¿¿¿ ¿ (8,01+0,03+8,01+3,35+ 4,71+ 26,73) σ= 5
√ √
σ=
√ √
50,83 5
σ =√ 10,17 σ = 3,19 Karena hasil N'< n, maka dapat dikatakan data cukup. c.
Uji Keseragaman Data Berikut ini adalah perhitungan uji keseragaman data pada proses
pengukuran dimensi panjang paha dalam posisi duduk (PP). BKA = ´x + k . σ BKA = 43,83 + (2 . 3,19)
BKA = 43,83 + 6,38 BKA = 50,21 BKB = ´x –k . σ BKB = 43,83 - (2 . 3,19) BKB = 43,83 - 5,06 BKB = 37,45 BKA
= 50,21
X´
= 43,83
BKB
= 37,45
Dari pengukuran diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada data ekstrim didalam tabel proses pengukuran dimensi panjang paha dalam posisi duduk. e.
Persentil Berikut ini adalah perhitungan persentil pada proses pengukuran dimensi
panjang paha dalam posisi duduk. 5%
= ´x -1,645.σ
5%
= 43,83 -1,645.3,19
5%
= 38,58
50%
= 43,83
95%
= ´x +1,645.σ
95%
= 43,83 +1,645.3,19
95%
= 49,07
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan persentil adalah: 5%
= 38,58
50%
= 43,83
95%
= 49,07
4.2 Data kualitatif Berikut ini adalah data kualitatif pengukuran simensi tubuh yang meliputi tinggi bahu dalam posisi duduk (TB), rentang bahu (RB), rentang pinggul
(RP),tinggi lutut (TL) dan panjang paha (PP) dari hasil praktikum perancangan sistem kerja dan ergonomi modul anthopometri. 1. Pengukuran Dimensi Tinggi Bahu Dalam Posisi Duduk (TB). Berikut merupakan grafik hasil pengukuran tinggi bahu dalam posisi duduk (TB).
Hasil Pengukuran Dimensi Tinggi Bahu Dalam Posisi Duduk (TB) 50 45 40
Ukuran TB(cm)
35
TB BKA BKB
30 25 20 15 10 5 0 Fahmi
Fauzan
Abizar
Bagus
Adiguna
Maulana
Gambar4.1 Grafik Pengukuran Dimensi Tinggi Bahu Dalam Posisi Duduk (TB) 2.
Pengukuran Dimensi Rentang Bahu (RB). Berikut merupakan grafik hasil pengukuran rentang bahu (RB).
Hasil Pengukuran Dimensi Rentang Bahu (RB) 40 35
Ukuran RB (cm)
30 RB BKA BKB
25 20 15 10 5 0 Fahmi
Fauzan
Abizar
Bagus
Adiguna
Gambar4.2 Grafik Pengukuran Dimensi Rentang Bahu (RB)
Maulana
3.
Pengukuran Dimensi Rentang Pinggul (RP). Berikut merupakan grafik hasil pengukuran rentang pinggul (RP).
Hasil Pengukuran Dimensi Rentang Pinggul (RP) 40 35
Ukuran RP (cm)
30 RP BKA BKB
25 20 15 10 5 0 Fahmi
Fauzan
Abizar
Bagus
Adiguna
Maulana
Gambar4.3 Grafik Pengukuran Dimensi Rentang Pinggul (RP)
4.
Pengukuran Dimensi Tinggi Lutut (TL). Berikut merupakan grafik hasil pengukuran tinggi lutut (TL).
Hasil Pengukuran Dimensi Tinggi Lutut (TL) 50 45 40
Ukuran TL (cm)
35
TL BKA BKB
30 25 20 15 10 5 0 Fahmi
Fauzan
Abizar
Bagus
Adiguna
Maulana
Gambar4.4 Grafik Pengukuran Dimensi Tinggi Lutut (TL). 5.
Pengukuran Dimensi Panjang Paha (PP). Berikut merupakan grafik hasil panjang paha (PP).
Hasil Pengukuran Dimensi Panjang Paha (PP) 60
Ukuran PP (cm)
50 40
PP BKA BKB
30 20 10 0 Fahmi
Fauzan
Abizar
Bagus
Adiguna
Maulana
Gambar4.5 Grafik Pengukuran Dimensi Panjang Paha (PP). 4.3 Analisis Data Dari hasil pengamatan terdapat lima pengukuran dimensi tubuh manusia uyang diamati yaitu Tinggi Badn dalam Posisi Duduk (TB), Rentang Bahu (RB), Rentang Pinggul (RP), Tinggi Lutut (TL) dan Panjang Paha (PP). Hasil analisa
data yang diperoleh dari pengamatan dan perhitungan pada data anthopometri dapat dilihat dalam tabel 4.5 sebagai berikut: Tabel 4.7 Analisis Data Hasil Analisa TB RB RP 1 Kecukupan Data 4,33 10,14 4,95 2 Standar Deviasi 2,28 2,73 2,46 3 BKA 44,59 36,79 36,74 4 BKB 35,44 25,86 26,91 5 Persentil 5% 36,23 36,23 27,79 6 Persentil 50% 40,00 26,85 31,83 7 Persentil 95% 43,77 35,82 35,87 Berikut ini adalah analisis data dari tabel diatas sebagai berikut: No
1.
Analisa Data
TL 5,61 2,53 44,06 33,39 34,84 39,00 43,16
PP 7,06 3,19 50,21 37,45 38,58 43,83 49,07
Kecukupan data (N’) yang nilainya terbesar pada pengukuran rentang bahu sebesar 10,14 nilai terkecilnya didapat pada pengukuran tinggi badan sebesar 4,33.
2.
Standar deviasi yang nilainya terbesar didapat pada pengukuran panjang paha sebesar 3,19 dan nilai terkecilnya didapat pada pengukuran tinggi badan sebesar 2,28.
3.
Batas Kendali Atas (BKA) yang nilainya terbesar didapat pada pengukuran panjang paha sebesar 50,21 dan nilai terkecilnya didapat pada pengukuran renggang pinggang sebesar 36,74.
4.
Batas Kendali Bawah (BKB) yang nilai terbesar didapat pada pengukuran panjang paha sebasar 37,45 dan nilai terkecilnya didapat pada waktu pengukuran rentang bahu sebesar 25,86.
5.
Persentil 5% yang nilai terbesar didapat pada pengukuran panjang paha 38,58 dan nilai terkecilnya didapat pada waktu pengukuran rentang pinggul sebesar 27,79.
6.
Persentil 50% yang nilai terbesar didapat pada pengukuran panjang paha sebesar 43,83 dan nilai terkecilnya didapat pada pengukuran rentang bahu sebesar 26,85.
7.
Persentil 95% yang nilainya terbesar didapat pada pengukuran panjang paha sebesar 49,07dan nilai terkecilnya didapat pada waktu pengukuran rentang bahu sebesar 35,82.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan membahas tentang kesimpulan dan saran dari praktikum perancangan system kerja dan ergonomi modul anthopometri. 5.1
Kesimpulan Berikut adalah kesimpulan yang diperoleh dari hasil praktikum perancangan
sistem kerja dan ergonomi modul anthopometri. 1.
Anthropometri adalah salah satu disiplin ilmu yang digunakan dalam ergonomi yang secara khusus mempelajari ukuran tubuh yang meliputi dimensi linear serta isi dan juga meliputi daerah ukuran, kekuatan, kecepatan dan aspek lain dari gerakan tubuh.
2.
Macam – macam dari sumber variabelitas yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia yaitu jenis kelamin, suku bangsa, usia, pakaian, factor kehamilan pada wanita, cacat tubuh secara fisik dan lain sebagainya.
3.
Dari hasil menganalisa perhitungan tinggi badan tegak, jangkauan tangan atas, lebar bahu dan lebar kepala maka didapatkan hasil sebagai berikut:
a.
Dari data perhitungan tinggi badan(TB) daoat diketahui batas atasnya adalah 44,59 dan batas bawahnya 35,44. Dari hasil pengukuran praktikum perancangan sistem kerja dan ergonomi modul anthopometri tidak ada data yang melewati batas, maka dapat dikatakan data seragam.
b.
Dari data perhitungan renggang bahu (RB) dapat diketahui batas atasnya adalah 36,79 dan batas bawahnya 25,86. Dari hasil pengukuran praktikum perancangan sistem kerja dan ergonomi modul anthopometri tidak ada data yang melewati batas, maka dapat dikatakan data seragam.
c.
Dari data perhitungan renggang pinggul (RP) dapat diketahui batas atasnya adalah 36,74 dan batas bawahnya 26,91. Dari hasil pengukuran praktikum perancangan sistem kerja dan ergonomi modul anthopometri tidak ada data yang melewati batas, maka dapat dikatakan data seragam.
d.
Dari data perhitungan tinggi lutut (TL) dapat diketahui batas atasnya adalah 44,06 dan batas bawahnya 33,39. Dari hasil pengukuran praktikum
perancangan sistem kerja dan ergonomi modul anthopometri tidak ada data yang melewati batas, maka dapat dikatakan data seragam. e.
Dari data perhitungan panjang paha (PP) dapat diketahui batas atasnya adalah 50,21 dan batas bawahnya 37,45. Dari hasil pengukuran praktikum perancangan sistem kerja dan ergonomi modul anthopometri tidak ada data yang melewati batas, maka dapat dikatakan data seragam.
5.2
Saran Untuk praktikum perancangan sistem kerja dan ergonomi kali ini
memberikan kita pengetahuan tentang anthopometri. Kami sangat bersyukur dapat menyelesaikan praktikum ini dengan baik. Pada saat pertemuan modul ini adalah online dengan menggunakan aplikasi google meet
banyak kendala saat
penyampaian materi oleh aslab karena terkendala jaringan setiap daerah berbeda – beda akibatnya penyampaian materi kurang maksimal dan video untuk materi kurang begitu jelas akhirnya praktikan sedikit kebingungan. Semoga pada praktikum selanjutnya dapat dilakukan perbaikan agar dapat berjalan dengan baik dan lancar.
DAFTAR PUSTAKA Hidayat, Rahmat 2017. “Perancangan Ulang (Redesign) Tempat Tidur Untuk Lansia Dengan Metode Kansei Engineering Dan Pendekatan Gerontology”. Madura: Universitas Trunojoyo. Fakultas Teknik. Program Teknik Industri. Vol 3, No. 2, Hal. 23. Putra, Boy Isma dan Ribangun Bamban Jakaria. 2020. ”Perancangan sistem kerja”. Sidoarjo: Penerbit Umsida Press. Hal 17 – 18 dan 29 - 30. Rahma, Cukri dkk. 2018. “Optimalisasai pelayanan Unit BPJS RSUD melalui perhitungan waktu siklus operator pelayanan SEP”, Aceh: Universitas Teuku Umar, Jurusan Teknik Industri, Vol 7, No. 1, Hal 13-14. Sulistyowati, Rina dan Dwi puji Astuti, 2019. “Analisa Perbandingan Waktu Pengukuran Menggunakan Kursi Atropometri di Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi UNS”. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Vol 2, No. 1, Hal. 1. Simanjutak, Risma Adelina dkk 2020. “Perancangan Ulang Keranjang Petani Teh Untuk Mengurangi Resiko Keluhan Musculoskeletal Disorders Di Pt. Perkebunan Tambi Unit Produksi Tanjungsari”. Yogjakarta: Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta., Teknik Industri, Vol 13, No. 1, Hal. 96. Zelti, Sri, dkk. 2019. “Perbandingan Data Antropometri Berdasarkan Suku Di Indonesia”. Batam: Universitas Putera Batam. Program Studi Teknik Industri. Vol. 5, No. 1, Hal. 23