* The preview only shows a few pages of manuals at random. You can get the complete content by filling out the form below.
Description
RIVEW JURNAL FITOKIMIA PEKTIN NO.4
Pengaruh Suhu dan Waktu pada Proses Ekstraksi Pektin Dari Kulit Buah Nangka(Artocarpus Heterophyllus) Ahmad Syamsun Injilauddin*, Musthofa Lutfi dan Wahyunanto Agung Nugroho
Dosen Pengampu : 1. apt.Rizky Ardian H,. M.Farm 2. apt.Margareta Retno P., M.Sc 3. apt.Odilia Dhea K., M.Farm Kelompok 4B : 1. 2. 3. 4. 5.
Hilda Kurnia Ningrum (1191025) Ines Fitri Lestari (1191026) Irna Wahyuni (1191027) Kristya Ayu Safitri (1191028) Lianda Setya Bintari (1191029)
PROGRAM D3 FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI NUSAPUTERA SEMARANG TAHUN 2019/2020
I.
PENDAHULUAN Pada industri pangan, pektin merupakan bahan yang banyak sekali manfaatnya
terutama
digunakan
sebagai
ba-han pembentuk gel (gelling agent), pengental, dan
stabilizerpada berbagai produk seperti selai, jeli, produk-produk susu, permen dan lain-lain. Di samping untuk memperbaiki tek-stur makanan olahan, pektin juga mempunyai peranan pen-ting dalam menurunkan kadar kolesterol total dan LDL darah (Astuti, 2005). Sampai sejauh ini untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pektin masih diimpor (Anonim, 2009). Buah nangka terdiri dari bagian-bagian seperti: kulit buah, dami, daging buah, dan biji. Selama ini bagian buah nangka yang dimanfaatkan adalah bagian daging buah dan bijinya saja, sedangkan bagian dami yang jumlahnya cukup banyak belum dimanfaatkan. Dami adalah bagian dari buah nangka, berupa serabut-serabut putih yang membungkus da-ging buah. Cruz (2002) menyatakan, dami buah nangka kaya akan pektin sehingga sering digunakan sebagai bahan tam-bah an dalam pembuatan jeli. Pemanfaatan dami buah nangka sebagai bahan pektin sampai sejauh ini belum dilakukan di Indonesia, sehingga pada industri makanan olahan dari buah nangka seperti dodol dan keripik, dami menjadi limbah yang sangat mengganggu. Pemisahan pektin dari jaringan tanaman dapat dilakukan dengan cara ekstraksi. Pektin dapatlarut dalam beberapa macam pelarut seperti air, beberapa senyawa organik, senyawa alkalis, dan asam. Dalam ekstraksi pektin terjadi perubahan senyawa pektin yang disebabkan oleh proses hidrolisis protopektin. Proses tersebut menyebabkan protopektin berubah menjadi pektinat (pektin) dengan adanya pemanasan dalam asam pada suhu dan lama ekstraksi tertentu. Apabila proses hidrolisis dilanjutkan senyawa pektin akan berubah menjadi asam pektat (Muhidin,1995).
II.
ALAT DAN BAHAN Alat :
Motor Pengaduk
Pengaduk
Pendingin balik
Labu leher tiga
Termometer
Termokopel
Termokontrol
Pemanas
Statif dan klem
Oven
Bahan :
III.
kulit buah Nangka (Artocarpus heterophyllus)
HCl 1N
Aceton 50 – 60%
Alkohol 90%
Aquadest
NaOH 0,5N
METODE EKSTRASI Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak kelompok dengan
dua
faktor.
Faktor pertama merupakan suhu (T) dimana dalam penelitian ini menggunakan beberapa tingkat suhu, yaitu T1= 80°C, T2= 85°C, T3= 90°C T4= 95°C. Sedangkan faktor kedua adalah perlakuan waktu (W) dimana W1= 80 menit dan W2= 90 menit yang dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan, sehingga didapatkan 24 satuan percobaan. Kulit buah nangka dipotong – potong dimasukan ke dalam wadah dan timbang sebanyak 50gram kemudian tambahkan air lima kali berat bahan. Kemudian haluskan dengan blender. Selanjutnya masukkan kedalam labu, asamkan pada pH 1,5 menggunakan HCl 0,1N dan NaOH 0,05% kemudian di ekstrasi dengan suhu 80℃, 85℃, 90℃, 95℃ dengan waktu 80menit dan 90menit dilakukan sebanyak tiga kali penggulangan.
Menurut tapehe (2015), keuntungan dari Rancangan Acak Kelompok Faktor adalah : 1. Analisis statistiknya masih bersifat sederhana, sama seperti pada rancangan acak lengkap faktorial. 2. Jika tujuan pengelompokan terpenuhi, rancangan acak kelompok faktorial memberikan presisi dan efisiensi yang lebih tinggi dibanding rancangan acak lengkap faktorial. 3. Jika ada satu atau dua data yang hilang, analisis statistic masih dapat dilanjutkan dengan teknik data hilang. Rancangan acak kelompok faktorial juga memiliki kelemahan yaitu bila perlakuannya banyak maka luas kelompok percobaannya juga bertambah besar, sehingga ragam dalam kelompok menjadi besar, ragam galat menjadi besar dan uji F menjadi kurang peka (sugiarto, 1994). Jika tujuan pengelompokan tidak terpenuhi, presisi dan efisiensi penggunaan rancangan acak kelompok factorial lebih rendah dari rancangan acak lengkap faktorial karena berkurangnya derajat bebas untuk galat percobaan.
IV.
PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan metode Rancang acak kelompok dengan dua faktor. Faktor
pertama merupakan suhu (T) dimana: T1= 80°C, T2= 85°C, T3= 90°C, T4= 95°C. Sedangkan faktor kedua adalah waktu (W) dimana: W1= 80 menit dan, W2= 90 menit. Hasil yang didapat dari kandungan rendemen pektin tertinggi pada ekstraksi kulit buah nangka didapatkan pada suhu ekstraksi 85°C dengan lama waktu ekstraksi 90 menit dengan rata-rata rendemen pektin yang dihasilkan yaitu sebesar 4.68%. Kandungan kadar air pektin tertinggi pada ekstraksi kulit buah nangka didapatkan pada suhu ekstraksi 80°C dengan lama waktu ekstraksi 80 menit dengan rata-rata kadar air pektin yang dihasilkan yaitu sebesar 9.99%. kandungan kadar abu pektin tertinggi pada ekstraksi kulit buah nangka didapatkan pada suhu ekstraksi 95°C dengan lama waktu ekstraksi 90 menit dengan rata-rata kadar abu pektin yang didapat yaitu sebesar 2,79%. kandungan kadar metoksil pektin tertinggi pada ekstraksi kulit buah nangka didapatkan pada suhu ekstraksi 95°C dengan lama waktu ekstraksi 90 menit dengan rata-rata kadar metoksil pektin yang didapat yaitu sebesar 8,99%.
Kandungan kadar berat ekuivalen pektin tertinggi pada ekstraksi kulit buah nangka didapatkan pada suhu ekstraksi 80°C dengan lama waktu ekstraksi 80 menit dengan rata-rata berat ekuivalen pektin yang dihasilkan yaitu sebesar 4380,03 gram/ekuivalen. Serta kadar asam galakturonat pektin tertinggi pada ekstraksi kulit buah nangka didapatkan pada suhu ekstraksi 95°C dengan lama waktu ekstraksi 90 menit dengan rata-rata kadar asam galakturonat pektin yang didapat yaitu sebesar 92,11%
V.
KESIMPULAN Hasil analisa yang dilakukan meliputi rendemen, kadar air, kadar abu, berat ekuivalen,
kadar metoksil, dan kadar asam galakturonat. Hasil penelitian menunjukkan rendemen tertinggi didapatkan pada suhu ekstraksi 85°C dengan lama waktu ekstraksi 90 menit yaitu sebesar 4,68%, kadar air 9,82%, kadar abu 2,7%, kadar metoksil 8,47% dan kadar asam galakturonat sebesar 88,88%. Hasil nilai menunjukkan bahwa pektin hasil ekstraksi kulit buah nangka tergolong kedalam pektin dengan kadar metoksil tinggi karena memiliki kadar metoksil melebihi standar yang ditetapkan yaitu sebesar 7,12%.
VI.
LAMPIRAN
Pendingin Balik
Klem dan Statif
Pengaduk
Labu leher tiga
Thermometer
Termokopel
Termokontrol
Oven
Hotplate
Motor Pengaduk
Pendingin