Jurnal KTTU Kelompok 6

  • Uploaded by: Agustin Dwi Merdiana
  • Size: 138.1 KB
  • Type: PDF
  • Words: 2,523
  • Pages: 7
Report this file Bookmark

* The preview only shows a few pages of manuals at random. You can get the complete content by filling out the form below.

The preview is currently being created... Please pause for a moment!

Description

ANALISIS ASPEK KESEHATAN LINGKUNGAN DI PONDOK PESANTREN AL-AMIN KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021 Ilya Nur Aulia Azzahra1, Citra Sekar Putri2, Agustin Dwi Merdiana3, dan Seterusnya4 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Siliwangi 2 Program Studi Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Siliwangi ARTICLE INFO Article history Submitted : 2021-12-16 Revised : 2021-12-16

Keywords: Enviromental health Islamic boarding school

ABSTRACT Environmental health has an impact on health conditions and environmental conditions in Islamic boarding schools. Environmental conditions in Islamic boarding schools cause several health problems including diseases. Diseases that can occur in Islamic boarding schools such as itching accompanied by redness and bumps on the skin surface. Therefore, the components of environmental health and environmental sanitation are very important in Islamic boarding schools to prevent some of the problems that can occur because of this. Based on the description above, the authors plan to write a report with the aim of providing knowledge about the analysis of components of environmental health and basic sanitation in Islamic boarding schools. There were 10 respondents who were taken in this study, namely 10 women with criteria of age less than 15 years as much as 20.0% and more than 15 years as much as 80.0%. of 10 respondents who said that as many as 10 respondents with a percentage of 100.0% building floors made of ceramics, building walls made of permanent walls and roof construction made of tile. In addition, based on the table above, it was found that 8 respondents with a percentage of 80.0% percent said that the ceiling of the building was clean and not prone to collapse. Then, the state of the windows as many as 10 respondents with a percentage of 100.0% said that there were windows with ventilation area <10% of the floor area, namely 2 respondents with a percentage of 20.0% percent, while windows with ventilation area>10% of the floor area were 8 respondents with a percentage of 80% percent. After doing research, it is necessary to hold regular cleaning carried out by students divided based on pickets or to the boarding school in order to add cleaning staff if the human resources of students cannot maintain latrine sanitation, meet the lighting requirements, namely being able to use artificial lighting in the form of lamps that have sufficient lighting so as to avoid the occurrence of accidents or falls due to lack of lighting, soap is placed in every toilet to avoid contamination that causes disease from human feces. And it is necessary to carry out monitoring by the pesantren for sanitation in pesantren, and it is very necessary to carry out monitoring by the local 1

health office in terms of pesantren sanitation carried out regularly and periodically.

Kata Kunci: Kesehatan lingkungan Pondok pesantren Sanitasi Dasar  Corresponding Author: Ilya Nur Aulia Azzahra Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Telp. 085352274338 Email: [email protected] dengan jumlah penghuni yang cukup banyak, sehingga sangat diperlukan kegiatan sanitasi lingkungan dan higiene sanitasi dari perorangan atau pesantren. Pondok pesantren Al-Amin yang terletak di kota Tasikmalaya merupakan salah satu pesantren modern yang beralamat di Jl. Air Tanjung, Tanjung, Kec. Kawalu, Tasikmalaya, Jawa Barat 46182. Pesantren modern adalah pesantren yang di dalamnya menganut sistem pendidikan yang diadopsi dari sistem pendidikan modern dan materi yang dipelajari merupakan kombinasi antara ilmu agama dan ilmu umum. Dalam lingkungan pesantren modern sangat diperhatikan untuk kebersihan lingkungan dan hygiene sanitasi makanannya. Kebersihan lingkungan yang ada di pondok pesantren modern Al-Amin ini memiliki beberapa fasilitas dan sarana prasarana yang terjaga dengan baik dan bersih. Sanitasi lingkungan merupakan suatu keadaaan lingkungan yang melingkupi di dalamnya adalah sarana pembuangan tempat sampah, penyediaan air bersih dan sebagainya (Santoso, 2015). Sedangkan sanitasi dalam pondok pesantren adalah suatu upaya pengendalian atau pengawasan terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan fisik, kesehatan dan kelangsungan hidup manusia yang ditimbulkan oleh pondok pesantren sebagai tempat menimbah Ilmu Agama untuk para santri. Dalam penerapan sanitasi lingkungan sudah

PENDAHULUAN Kesehatan lingkungan adalah ilmu dan keterampilan yang memusatkan pehatian pada pengendalian semua faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan menimbulkan hal-hal yang merugikan perkembangan fisiknya, kesehatan maupun keberlangsungan hidupnya. Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Kebersihan lingkungan menjadi salah satu faktor utama dan hal yang sangat penting demi berlangsungnya hidup bersih yang sehat dan nyaman yang nantinya juga akan memberikan pengaruh positif bagi kesehatan seseorang. Kebersihan lingkungan dalam lingkungan pesantren menjadi hal yang sangat penting dalam proses hidup di pesantren dan proses kegiatan belajar mengajar dipesantren. Pondok pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan islam tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Di Indonesia saat ini terdapat kurang lebih 40.000 pesantren yang menjadi salah satu tempat pendidikan bagi masyarakat. Pondok pesantren merupakan suatu tempat 2

diatur dalam Permenkes No.829/Menkes/SK/1999 tentang Perumahan sehat yang dapat diterapkan untuk sanitasi di linkungan pondok pesaantren termasuk penyedian air bersih, sarana pembuangan tempat sampah, saluran pembuangan air limbah, saluran pembuangan air limbah (SPAL), kondisi dapur,kepadatan hunian (asrama santri), ketersediaan toilet. Kesehatan lingkungan sangat berdampak pada kondisi kesehatan dan kondisi lingkungan di pondok pesantren. Kondisi lingkungan di pondok pesantren menyebabkan beberapa masalah kesehatan termasuk penyakit. Penyakit yang dapat terjadi di pondok pesantren seperti gatal-gatal disertai kemerahan dan bentol-bentol pada permukaan kulit. Oleh sebab itu, komponen kesehatan lingkungan dan sanitasi lingkungan sangat penting dilakukan di dalam pondok pesantren untuk mencegah beberapa permasalahan yang dapat terjadi karena

hal tersebut. Berdasarkan uraian diatas, penyusun berencana untuk menulis laporan dengan tujuan memberikan pengetahuan tentang analisis komponen kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar di pondok pesantren.

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA Data yang berhasil dikumpulkan kemudian diolah melalui tahap proses pengeditan, pengkodean, pemrosesan dan pembersihan. Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data secara univariat dengan menggunakan uji chi square. HASIL Berikut adalah hasil analisis univariat mengenai distribusi frekuensi responden berdasarkan faktor frekuensi responden yang ditunjukkan oleh tabel 1.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden No 1.

2.

Karakteristik Responden Umur < 15 Tahun > 15 Tahun

Jenis Kelamin Perempuan Laki-Laki

n

%

Keterangan

2 8

20,0 80,0

Terdapat responden yang berumur kurang lebih 15 tahun dan lebih dari 15 tahun

10 -

10,0 0,0

Terdapat responden santri perempuan 10 orang

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 10 responden yang diambil dalam penelitian ini yaitu perempuan sebanyak

10 orang dengan kriteria umur kurang dari 15 tahun sebanyak 20,0% dan lebih dari 15 tahun sebanyak 80,0%.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Sanitasi Lingkungan No 1.

2.

Sanitasi Lingkungan Dasar Ventilasi Ada Tidak ada Pencahayaan Baik Kurang baik

n

%

Keterangan

10

100,0

Terdapat ventilasi di setiap ruangan

4 -

40,0 -

Terdapat pencahayaan yang cukup di setiap ruangan

3

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Cukup Air Bersih PAM Sungai Sumur bor Suhu/Kelembaban Suhu Baik Cukup Kelembaban Baik Cukup

6

60,0

10 -

100,0 -

Terdapat air bersih yang disediakan dari PAM

2 8

20,0 80,0

Terdapat suhu yang cukup di lingkungan pondok pesantren

1 9

10,0 90,0

Terdapat kelembaban yang cukup di lingkungan pondok pesantren

7

70,0

1 2

10,0 20,0

Terdapat pengelolaan sampah yang baik dengan menyediakan beberapa golongan sampah di lingkungan pondok pesantren

Pengelolaan Limbah Kotoran/ Tinja Jamban cemplung Jamban leher angsa Jamban plengsengan

8 2

80,0 20,0

Terdapat jamban yang tersedia dalam bentuk leher angsa dan plengsengan di toilet pondok pesantren

Pengelolaan limbah Ada saluran air limbah Tidak bau Bau

10 9 1

100,0 90,0 10,0

Terdapat pengelolaan saluran air limbah yang baik dengan kondisi tidak bau

5 1 4 10 10

50,0 10,0 40,0 10,0 10,0

Terdapat toilet yang mudah dibersihkan dengan letak yang jauh dari dapur dan jauh dari pembuangan air limbah

10 -

100,0 -

Dari beberapa asrama terdapat lebih dari 10 orang yang menempati asrama yaitu sekitar 14 orang

Pengelolaan Sampah Tempat Pembuangan Sampah Tempat pembuangan Sampah Sementara Pengelolaan Akhir Sampah

Sanitasi Toilet dan Kamar Mandi Bersih Tidak Bersih Kurang Bersih Jauh dari pembuangan air limbah Letak jauh dari dapur Kepadatan penghuni asrama > 10 Orang < 10 Orang

Berdasarkan tabel diatas dari 10 responden dapat dilihat bahwa tersedia ventilasi di setiap ruangan di pondok pesantren dengan persentase 100,0%. Kemudian pencahayaan pada pondok pesantren dari tabel diatas menunjukkan terdapat 6 responden dengan persentase 60,0% persen yang mengatakan bahwa pencahayaan cukup, sedangkan 4

responden lainnya mengatakan bahwa pencahayaan sudah baik. Selanjutnya suhu pada pondok pesantren dari tabel diatas menunjukkan terdapat 8 responden dengan persentase 80,0% persen yang mengatakan cukup dan kelembaban pada pondok pesantren menunjukkan terdapat 9 responden dengan

4

persentase 90,0% persen yang mengatakan cukup. Selanjutnya, sebanyak 8 responden dengan presentase 80% persen yang mengatakan bahwa jamban yang tersedia

dalam pondok pesantren berbentuk leher angsa. Lalu sebanyak 9 responden dengan presentase 90,0% persen yang mengatakan bahwa saluran air limbah yang dimiliki oleh pondok pesantren tidak berbau.

Tabel 3. Distribusi Kontruksi Bangunan

No 1.

2.

3.

4.

5.

Sanitasi Lingkungan Dasar Lantai Bangunan Tanah Papan keramik Dinding Tembok Permanen Tembok semi permanen Bukan tembok Konstruksi Atap Plafon Genteng Langit-Langit Tidak ada Ada, Kotor, sulit dibersihkan Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan Jendela Ada Tidak ada Luas ventilasi <10% dari luas lantai Luas ventilasi >10% dari luas lantai

n

%

Keterangan

10

100,0

Lantai bangunan terbuat dari keramik

10 -

100,0 -

Dinding bangunan terbuat dari tembok permanen

10

100,0

Atap yang digunakan adalah genteng

2 8

20,0 80,0

Terdapat langit langit ruangan yang bersih dan tidak rawan kecelakaan

10 8

100,0 80,0

Jendela di setiap ruangan memiliki luas yang lebih dari 10% dari luas lantai di ruangan tersebut

2

20,0

Berdasarkan tabel diatas dihasilkan dari 10 responden yang mengatakan bahwa sebanyak 10 responden dengan persentase 100,0% lantai bangunan terbuat dari keramik, dinding bangunan terbuat dari tembok permanen dan dan kontruksi atap yang terbuat dari genteng. Selain itu, berdasarkan tabel diatas dihasilkan bahwa 8 responden dengan persentase 80,0% persen mengatakan pada langit-langit bangunan bersih dan tidak rawan roboh. Kemudian, keadaan jendela sebanyak 10 responden dengan persentase 100,0% mengatakan bahwa adanya jendela dengan luas ventilasi <10% dari luas lantai yaitu sebanyak 2 responden dengan persentase 20,0% persen, sedangkan jendela dengan luas ventilasi >10% dari luas lantai sebanyak 8 responden dengan persentase 80% persen yang dimiliki pondok pesantren al amin dilakukan dengan baik. Penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi lingkungan yang ada di pondok pesantren al amin sudah dilakukan dengan baik seperti menjaga kebersihan di lingkungan pondok pesantren tersebut. Hal ini dibuktikan dengan sanitasi dasar yang dilakukan oleh pondok pesantren seperti

PEMBAHASAN Rata-rata umur responden dalam penelitian ini adalah 15 tahun. Berdasarkan hasil pengelompokkan umur responden, diketahui lebih banyak responden berumur ≥ 15 tahun (80,0%). Sementara itu, hasil analisis univariat juga menunjukkan bahwa sanitasi lingkungan dasar dan konstruksi bangunan

5

Sumber air bersih di pondok pesantren yang berasal dari PAM kualitas dan kuantitasnya sangat baik. Sumber air yang digunakan termasuk jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Kuantitas jumlah air melimpah sehingga dapat memenuhi kebutuhan para santri sebanyak 60 liter/orang/hari). Akan tetapi sumber Air bersih ini tidak dapat di gunakan sebagai sumber air minum. Hasil observasi di pondok pesantren dalam sarana pembuangan kotoran menunjukkan bahwa 80%, sarana pembuangan kotoran menggunakan jenis jamban leher angsa. kondisi jamban tidak terlalu bersih, kurangnya pencahayaan yang masuk kedalam jamban, tidak tersedianya bak mandi hanya menggunakan ember kecil, tidak tersedianya sabun untuk cuci tangan sebelum makan atau setelah BAB. Hal tersebut dapat beresiko terkontaminasi tinja dari kotoran manusia ketika tidak mencuci tangan pakai sabun. Kemudian, pengelolaan saluran air limbah yang baik dengan kondisi tidak bau menunjukkan persentase 80%. Terdapat toilet yang mudah dibersihkan dengan letak yang jauh dari dapur dan jauh dari pembuangan air limbah. Di beberapa kamar asrama terdapat lebih dari 10 orang yang menempati asrama tersebut yakni sekitar 14 orang. Kontruksi bangunan pada lantai terbuat dari keramik dengan dinding tembok permanen, atap bangunan memakai genteng, langit langit ruangan yang bersih dan tidak rawan kecelakaan dan adanya jendela di setiap ruangan yang memiliki luas lebih dari 10% dari luas lantai di ruangan tersebut.

Tasikmalaya bahwa kondisi fisik pesantren sudah memenuhi syarat seperti dinding, langitlangit, memiliki jendela, serta sirkulasi udara yang baik, pencahayaan yang baik, lantai kedap air dsb bersih dan tidak menjadi sarang penyakit ataupun penyebab kecelakaan. Namun kondisi jamban belum memenuhi syarat yaitu, kondisi jamban tidak terlalu bersih, kurangnya pencahayaan yang masuk kedalam jamban, tidak tersedianya bak mandi hanya menggunakan ember kecil, tidak tersedianya sabun untuk cuci tangan sebelum makan atau setelah BAB. Hal tersebut dapat beresiko terkontaminasi tinja dari kotoran manusia ketika tidak mencuci tangan pakai sabun. Hal tersebut sangat berpeluang menyebabkan kontaminasi dari feces dan menyebabkan penyakit sehingga penyakit antara lain tifus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing (cacing gelang, kremi, tambang, pita), (Notoatmodjo, 2011). Setelah dilakukan penelitian maka perlu diadakannya pembersihan secara rutin yang dilakukan oleh santri dibagi berdasarkan piket atau kepada pihak pesantren supaya menambah tenaga kebersihan jika SDM santri tidak dapat memelihara sanitasi jamban, memenuhi syarat pencahayaan yaitu bisa menggunakan pencahayaan buatan berupa lampu yang memiliki pencahayaan cukup sehingga menghindari terjadinya kecelakaan atau terjatuh karena kurang pencahayaan, ditempatkan sabun pada setiap toilet untuk menghindari tenjadinya kontaminasi yang menyebabkan penyakit dari tinja manusia. Dan perlu diadakannya monitoring oleh pihak pesantren untuk sanitasi di pesantren, serta sangat perlu diadakan monitoring oleh pihak dinas kesehatan setempat dalam hal sanitasi pesantren dilakukan secara teratur dan berkala.

KESIMPULAN DAN SARAN Sanitasi tempat-tempat umum harus memenuhi persyaratan kesehtan dalam arti melindungi, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan kesehatan masyarakat (Mukono, 2005). Salah satu sanitasi tempat tempat umum yang harus diperhatikan yaitu sanitasi pondok pesantren, Sanitasi pondok pesantren adalah suatu upaya pengendalian terhadap faktor-faktor lingkungan pondok pesantren yang dapat mengganggu kesehatan dan fisik manusia serta keberlangsungan hidup yang ada di pondok pesantren sebagai tempat menimba ilmu agama dan sekaligus tempat tinggal untuk para santri. Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan di pondok pesantren Al-Amin, Cukang, Tanjung, Kawalu, Kota

DAFTAR PUSTAKA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (1999). Keputusan Menteri Kesehatan No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan. Jakarta:Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2000). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

6

Anwar Musadad. (2003). Sanitasi Rumah Sakit Sebagai Investasi. [Online]. Tersedia: http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/ 10SanitasiRS083.pdf/0SanitasiRS083. html. Diakses: 8 Desember 2021. Yuni, W. (2006). Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Higiene Perorangan sengan Penyakit Skabies Di Desa Genting Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. [Online]. Tersedia: otomasi.unnes.ac.id. Diakses: 12 Desember 2021. Chandra B. (2012). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC Buku Kedokteran. Damopolii, Muljon. (2011). Pesantren Modern IMMIM Percetakan Muslim Modern. Jakarta: Rajawali Pers. Departemen Kesehatan RI. 1995. Petunjuk Teknis Perbaikan Kualitas Air di Tempat Pendidikan Agama/Pondok Pesantren. Jakarta: Dirjen P2M dan PLP Depkes RI. Departemen Kesehatan RI. 2002. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta: Dirjen P2M dan PLP dan Dirjen Layanan Medik Depkes RI.

Handayani. (2007). Hubungan Antara Praktik Kebersihan Diri dengan Kejadian Skabies di Pondok Pesantren Nihayatul Amal Waled Kabupaten Cirebon. [Online]. Tersedia: http://fkm.undip.ac.id/data/index.php?act ion=4&. Diakses: 8 Desember 2021. Notoadmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Kusnoputranto, H. (2000). Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Universitas Indonesia. Rosmila. (2013). Sanitasi Dan Perilaku Personal Hygiene Santri Pondok Pesantren Darul Abrar Kabupaten Bone Tahun 2013, Skripsi.Makassar, Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Santoso, Imam. (2015). Inspeksi Sanitasi Tempat - tempat Umum. Yogyakarta: Gosyen Publishing Notoatmodjo, S. (1993). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta : Andi offset.

7

Similar documents

Jurnal KTTU Kelompok 6

Agustin Dwi Merdiana - 138.1 KB

Jurnal KTTU Kelompok 6

Agustin Dwi Merdiana - 138.1 KB

jurnal kttu pedoman

Agustin Dwi Merdiana - 329.9 KB

jurnal kelompok 5

Idiarti - 91.5 KB

Review Jurnal (Kelompok 11) ..

Sulpiana Putry Nasution - 2.5 MB

Jurnal Radiologi (6)

Andrean Heryanto - 6.3 MB

Kelompok 4 201910601038 Rohinoor Jurnal 5

ROHINOOR INTAN BERLIANA ROHINOOR INTAN BERLIANA - 360.3 KB

Seminar Maternitas Kelompok 1

Sartika Putri31 - 254 KB

certificate (6)

Madhu Raksha - 600.8 KB

001_Curs 6

Bugetuh Bcrjjcf - 538.2 KB

MODUL 6

jeky lani - 138.1 KB

© 2024 VDOCS.RO. Our members: VDOCS.TIPS [GLOBAL] | VDOCS.CZ [CZ] | VDOCS.MX [ES] | VDOCS.PL [PL] | VDOCS.RO [RO]