Lp postnatal Maria

  • Uploaded by: Annas Nuraini br ginting
  • Size: 190.7 KB
  • Type: PDF
  • Words: 1,735
  • Pages: 9
Report this file Bookmark

* The preview only shows a few pages of manuals at random. You can get the complete content by filling out the form below.

The preview is currently being created... Please pause for a moment!

Description

 

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS ll JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES MEDAN

DISUSUN OLEH: NAMA

: MARIA TESALONIKA DOLOK SARIBU

NIM

: P07520119080

KELAS

: 2B – DIII KEPERAWATAN

DOSEN PEMBIMBING : ELNI LORENSI SILALAHI S.Kep, Ns, M.Kes

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEPERWATAN T.A 2020/2021

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS POSTNATAL CARE (PNC) A.Defenisi Post Partum Post Partum atau masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasentakeluar dan berakhir ketika alat-alat kandungankembali seperti keadaan semula(sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (ArySulistyawati, 2009).Masa nifas ataupost partumadalah masa setelah persalinan selesai sampai6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akanmengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa nifas perlu mendapatperhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60%terjadi pada masa nifas.Dalam Angka Kematian Ibu (AKI) adalah penyebab banyaknya wanita meninggaldari suatu penyebab kurangnya perhatian pada wanitapost partum(Maritalia,2012). 2.Perubahan-Perubahan Pada Nifas ▪Perubahan Fisiologis Masa Nifas Untuk mengingat komponen yang diperlukan dalam pengkajianpostpartum, banyak perawat menggunakan istilahBUBBLE-LEyaitu termasukBreast (payudara), Uterus (rahim), Bowel (fungsi usus), Bladder (kandungkemih), Lochia (lokia), Episiotomy (episiotomi/perinium), Lower Extremity(ekstremitas bawah), dan Emotion (emosi).Menurut Hacker dan Moore Edisi 2 adalah : a.InvolusiRahimMelalui proses katabolisme jaringan, berat rahim dengan cepat menurundari sekitar 1000gm pada saat kelahiran menjadi 50 gm pada sekitar3 minggu masa nifas. Serviks juga kehilangan elastisnya dan kembali kaku seperti sebelumkehamilan. Selama beberapa hari pertama setelahmelahirkan, secret rahim(lokhia) tampak merah (lokhiarubra) karena adanya eritrosit. Setelah 3 sampai 4 hari lokhia menjadi lebih pucat (lokhiaserosa), dan dihari ke sepuluhlokheatampak berwarna putih atau kekuning kuningan (lokhiaalba).Berdasarkan waktu dan warnanya pengeluaranlochiadibagimenjadi 4 jenis: 1.Lochia rubra,lochiaini muncul pada hari pertama sampaihariketigamasapostpartum, warnanya merah karena berisi darah segardari jaringan sisa-sisa plasenta. 2.Lochia sanguilenta,berwarna merah kecoklatan dan muncul di harikeempat sampai hariketujuh.

3.Lochia serosa, lochiaini muncul pada hari ketujuh sampai hari keempat belas dan berwarna kuning kecoklatan. 4.Lochia alba,berwarna putih dan berlangsung 2 sampai 6 minggupostpartum.Munculnya kembali perdarahan merah segar setelah lokia menjadi alba atauserosa menandakan adanya infeksi atau hemoragi yang lambat. Bau lokia samadengan bau darah menstruasi normal dan seharusnya tidak berbau busuk atautidak enak.Lokhiarubra yang banyak, lama, dan berbau busuk, khususnya jikadisertai demam, menandakan adanya kemungkinan infeksi atau bagian plasentayang tertinggal. Jika lokia serosa atau alba terus berlanjut melebihi rentang waktunormal dan disertai dengan rabas kecoklatan dan berbaubusuk, demam, sertanyeri abdomen, wanita tersebut mungkin menderita endometriosis. (Martin,Reeder, G., Koniak,2014).Proses involusi uterus adalah sebagai berikut: 1.Iskemia Miometrium: Hal ini disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari uterus setelah pengeluaranplasentasehingga membuatuterus menjadi relatifanemidan menyebabkan serat ototatrofi. 2.Atrofi jaringan: Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi penghentian hormone esterogen saat pelepasan plasenta. 3.Autolysis: Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalamotot uterus.Enzimproteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telahmengendur hingga panjangnya 10 kalipanjangsebelum hamil dan lebarnya 5kali lebar sebelum hamil yang terjadi selamakehamilan. Hal ini disebabkan karena penurunan hormonestrogen dan progesteron. 4.Efek Oksitosin: Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksiotot uterus sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangisitus atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan. b.UterusSetelah kelahiran plasenta, uterus menjadi massa jaringan yang hampir padat.Dinding belakang dan depan uterus yang tebal saling menutup, yangmenyebabkan rongga bagian tengah merata. Ukuran uterus akan tetap samaselama 2 hari pertama setelah pelahiran, namun kemudian secara cepat ukurannyaberkurang oleh involusi.(Martin, Reeder, G., Koniak,2014). c.Uterustempat plasenta Pada bekas implantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan menonjol kedalam kavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, dengan cepat luka mengecil,pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm.Penyembuhan luka bekas

plasenta khas sekali. Pada permulaan nifas bekasplasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat olehthrombus. Luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut. Hal ini disebabkankarena diikuti pertumbuhan endometrium baru di bawah permukaan luka.Regenerasi endometrium terjadi di tempat implantasi plasenta selama sekitar 6minggu. Pertumbuhan kelenjar endometrium ini berlangsung di dalam deciduabasalis. Pertumbuhan kelenjar ini mengikis pembuluh darah yang membeku padatempat implantasi plasenta hinggaterkelupas dan tak dipakai lagi padapembuanganlokia.(Martin, Reeder, G., Koniak,2014). d.AfterpainsMerupakan kontraksi uterus yang intermiten setelah melahirkan denganberbagai

intensitas.Afterpainssering kali terjadi bersamaan dengan menyusui, saat kelenjar hipofisis posterioir melepaskan oksitosin yang disebabkan olehisapan bayi. Oksitosin menyebabkan kontraksi saluran lakteal pada payudara,yang mengeluarkan kolostrum atau air susu, dan menyebabkan otot otot uterusberkontraksi. Sensasiafterpainsdapat terjadi selama kontraksi uterus aktif untukmengeluarkan bekuan bekuan darah dari rongga uterus.(Martin, Reeder, G.,Koniak,2014). e.Vagina Meskipun vagina tidak pernah kembali ke keadaan sepertiseleum kehamilan,jaringan suportif pada lantai pelvis berangsur angsur kembali pada tonus semula.f.Perubahan Sistem PencernaanBiasanya Ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal ini terjadi karenapada waktu melahirkan sistem pencernaan mendapat tekanan menyebabkan kolonmenjadi kosong, kurang makan, dan laserasijalan lahir.(Dessy, T., dkk. 2009) g.Sistem kardiovaskulerSegera setelah kelahiran, terjadi peningkatan resistensi yang nyata padapembuluh darah perifer akibat pembuangan sirkulasiuteroplasenta yangbertekanan rendah. Kerja jantung dan volume plasma secara berangsur angsurkembali normal selama 2 minggu masa nifas. h.Perubahan Sistem PerkemihanDiuresispostpartumnormal terjadi dalam 24 jam setelah melahirkansebagai respon terhadap penurunan estrogen. Kemungkinan terdapat spasmesfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami tekanan kepala

janin selama persalinan.Protein dapat muncul di dalam urine akibat perubahanotolitik di dalam uterus (Rukiyah, 2010).i.Perubahan psikososialWanita cukup sering menunjukan sedikit depresi beberapa hari setelahkelahiran. “perasaan sedih pada masa nifas” mungkin akibat faktor faktoremosional dan hormonal. Dengan rasa pengertian dan penentraman dari keluargadan dokter, perasaan ini biasanya membaik tanpa akibat lanjut.j.Kembalinya haid dan ovulasiPada wanita yang tidak menyusui bayi, aliran haid biasanya akan kembalipada 6 sampai 8 minggu setelah kelahiran, meskipun ini sangat bervariasi.Meskipun ovulasi mungkin tidakterjadi selama beberapa bulan, terutama ibu ibuyang menyusui bayi, penyuluan dan penggunaan kontrasepsi harus ditekankanselama masa nifas untuk menghindarikehamilan yang tak dikehendaki.k.Perubahan Sistem MuskuloskeletalLigamen, fasia, dan diafragmapelvis yang meregang pada waktu persalinan,setelah bayi lahir berangsur-angsur menjadi ciut danpulih kembali (Mansyur,2014) l.Perubahan Tanda-tanda Vital

Pada Ibu masa nifas terjadi peerubahan tanda-tanda vital, meliputi: 1.Suhu tubuh: Pada24 jam setelahmelahirkan subu badan naik sedikit(37,50C-380C) sebagai dampak dari kerja keras waktu melahirkan,kehilangan cairan yang berlebihan, dan kelelahan (Trisnawati,2012)

2.Nadi: Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat daridenyut nadi normalorang dewasa (60-80x/menit). 3.Tekanan darah, biasanya tidak berubah, kemungkinan bila tekanan darahtinggi atau rendah karena terjadi kelainan seperti perdarahan danpreeklamsia.

4.Pernafasan, frekuensi pernafasan normal orang dewasa adalah 16-24 kaliper menit. Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal.Bila pernafasan pada masapost partummenjadi lebih cepat, kemungkinanada tanda-tanda syok (Rukiyah, 2010)m.Proses penyembuhanlukaDalam keadaan normal, proses penyembuhan luka mengalami 3 tahap atau 3 fase yaitu: 1.Fase inflamasi Fase ini terjadi sejak terjadinya injuri hingga sekitar harikelima. Pada fase inflamasi, terjadi proses: a.Hemostasis (usaha tubuh untuk menghentikan perdarahan), di mana padaproses ini terjadi: • Konstriksi pembuluh darah (vasokonstriksi) • Agregasiplatelet dan pembentukan jala-jala fibrin • Aktivasi serangkaian reaksipembekuan darahb.Inflamasi, di mana pada proses ini terjadi: • Peningkatan permeabilitaskapiler dan vasodilatasi yang disertai dengan migrasi sel-sel inflamasi kelokasi luka. • Proses penghancuran bakteri dan benda asing dari luka olehneutrofil dan makrofag 2.Fase proliferasi Fase ini berlangsung sejak akhir fase inflamasi sampaisekitar 3 minggu. Fase proliferasi disebut juga fase fibroplasia, dan terdiridari proses: a.Angiogenesis Adalah proses pembentukan kapiler baru yang distimulasioleh TNF-α2 untuk menghantarkan nutrisi dan oksigenke daerah luka. b.Granulasi Yaitu pembentukan jaringan kemerahan yang mengandungkapiler pada dasar luka (jaringan granulasi). Fibroblas pada bagian dalamluka berproliferasi dan membentuk kolagen.

d.Re-epitelisasi Proses re-epitelisasi merupakan proses pembentukan epitelbaru pada permukaan luka. Sel-sel epitel bermigrasi dari tepi lukamelintasi permukaan luka. EGF berperan utama dalam proses ini. 3.Fase maturasi atau remodeling Fase ini terjadi sejak akhir fase proliferasi dan dapat berlangsung berbulan-bulan. Pada fase ini terjadi pembentukan kolagen lebih lanjut, penyerapankembali sel-sel radang, penutupan dan penyerapan kembali kapiler baru sertapemecahan kolagen yang berlebih. Selama proses ini jaringan parut yangsemula kemerahan dan tebal akan berubah menjadi jaringan parut yang pucatdan tipis.Pada fase inijuga terjadi pengerutan maksimal pada luka. Jaringan parut padaluka yang sembuh tidak akan mencapai kekuatan regang kulit normal, tetapi hanya mencapai 80% kekuatan regang kulit normal. Untuk mencapaipenyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan antara kolagen yangdiproduksi dengan yang dipecah. Kolagen yang berlebihan akanmenyebabkan terjadinya penebalan jaringan parut atau h y p e r t r o p hic s ca r , sebaliknya produksi kolagen yang berkurang akan menurunkan kekuatanjaringan parut dan luka tidak akan menutup dengan sempurna. ▪Perubahan Psikologi Masa Nifas

Reva Rubin (1997) dalam Ari Sulistyawati (2009) membagi periode inimenjadi 3 bagian, antara lain: 1.Taking In(istirahat/penghargaan),sebagai suatu masa keter-gantungandengan ciri-ciriibu membutuhkan tidur yang cukup, nafsu makanmeningkat, menceritakan pengalaman partusnya berulang-ulang danbersikap sebagai penerima, menunggu apa yang disarankan dan apa yangdiberikan. Disebut fase taking in, karena selama waktu ini, ibu yang barumelahirkan memerlukan perlindungan dan perawatan, fokus perhatian ibuterutama pada dirinya sendiri. Pada fase ini ibu lebih mudah tersinggungdan cenderung pasif terhadap lingkungannya disebabkan kare-na faktorkelelahan. Oleh karena itu, ibu perlu cukup istirahat untuk mencegahgejala kurang tidur. Di samping itu, kondisi tersebut perlu dipahamidengan menjaga komunikasi yang baik.

2.Fase Taking On/Taking Hold (dibantu tetapi dilatih), terjadi hari ke 3-10 post partum. Terlihat sebagai suatu usaha ter-hadappelepasan diridengan ciri-ciri bertindak sebagai pengatur penggerak untuk bekerja,kecemasan makin menguat, perubah-an mood mulai terjadi dan sudahmengerjakan tugas keibuan. Pada fase ini timbul kebutuhan ibu untukmendapatkan perawatan dan penerimaan dari orang lain dan keinginanuntuk bisa melakukan segala sesuatu secara mandiri. Ibu mulai terbukauntuk menerima pendidikan kesehatan bagi dirinya dan juga bagi bayinya.Pada fase ini ibu berespon dengan penuh semangat untuk memperolehkesempatan belajar dan berlatih tentang cara perawatan bayi dan ibumemi-liki keinginan untuk merawat bayinya secara langsung. 3.Fase Letting Go (berjalan sendiri dilingkungannya),fase inimerupakan fase menerimatanggung jawab akan peran barunya yangberlangsung setelah 10 hari postpartum. Periode ini biasanya setelahpulang kerumah dan sangat dipengaruhi oleh waktu dan perha-tian yangdiberikan oleh keluarga. Pada saat ini ibu mengambil tugas dan tanggungjawab terhadap per-awatan bayi sehingga ia harus beradaptasi terhadapkebutuhan bayi yang menyebabkan berkurangnya hak ibu, kebebasan danhubungan sosial.

3.Komplikasi Pada Nifas Konflikasi pada ibu nifas ,biasanya terjadu Infeksi dan melalui traktus genitalis setelah persalinan dise-but infeksi nifas. Suhu 38°C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2 – 10 post partum dan diukur per oral sedikitnya 4 kali sehari disebut sebagai morbiditas pu-erperalis. Kenaikan suhu tubuh yang terjadi di dalam masa nifas, dianggap sebagai infeksi nifas jika tidak diketemukan sebab – sebab ekstragenital. Infeksi nifas meliputi metritis, peritonitis, ab-ses pelvic Beberapa faktor predisposisi infeksi nifas : Kurang gizi atau malnutrisi, Anemia, Masalah kebersihan, Kelelahan, Proses persalinan bermasalah seperti partus lama / macet, korioam-nionitis, persalinan traumatic, Pencegahan Infeksi yang tidak baik, manipulasi intrauteri ( ek-plorasi uteri dan manual plasen-ta).Masalah pada payudara bisa berupa bendungan ASI, masti-tis dan abses payudara. penan-ganan pada ibu yang menyusui secara prinsip ASI tetap harus dikeluarkan sedangkan pada ibu yang tidak menyusui tidak. Pemberian antibiotik

membu-tuhkan kolaborasi dengan dok-ter spesialis. Tromboflebitis dapat terjadi pada ibu nifas. Cara mendetek-sinya adalah dengan mengecek tanda homan positif atau tidak. Jika positif berarti ibu mengala-mi tromboflebitis yang dapat berlanjut menjadi emboli paru.

Similar documents

Lp postnatal Maria

Annas Nuraini br ginting - 190.7 KB

Lp Dispnea

Dede Anjay - 180.2 KB

LP GEA

Fakhar - 441.3 KB

Lp Traumamuskuluskeletal

Remo - 193.5 KB

lp diare

rizal - 126.5 KB

tarea maria

alvaromh3 - 120.6 KB

Unclear LP Diare

rizal - 216 KB

LP Karya-Post Partum

Vanonet shop - 152.9 KB

Maria Flora-SHST

Webert BL - 123.8 KB

MARIA VICTORIA ALVAREZ

Johana Pabon Aguilar - 193.5 KB

© 2024 VDOCS.RO. Our members: VDOCS.TIPS [GLOBAL] | VDOCS.CZ [CZ] | VDOCS.MX [ES] | VDOCS.PL [PL] | VDOCS.RO [RO]