PROPOSAL KTI AINI (AutoRecovered) (1)

  • Uploaded by: Saniihasann
  • Size: 525.4 KB
  • Type: PDF
  • Words: 7,700
  • Pages: 46
Report this file Bookmark

* The preview only shows a few pages of manuals at random. You can get the complete content by filling out the form below.

The preview is currently being created... Please pause for a moment!

Description

UJI ACCEPTIBILITAS MINUMAN KESEHATAN KOMBINASI JAHE (Zingiber officinale) SEREH (Cymbopogon citratus), KAYU MANIS (Cinnamomum burmanni) DAN CENGKEH (Syzygium aromaticum) SEBAGAI IMUN BOOSTER PADA MASA PANDEMI COVID-19

Proposal Karya Tulis Ilmiah Disusun untuk memenuhi ketentuan melakukan Kegiatan penyusunan Karya Tulis Ilmiah

DIAJUKAN OLEH : QURRATUL AINI NIM : A191033

PROGRAM STUDI DIII FARMASI POLITEKNIK MEDICA FARMA HUSADA MATARAM 2021

HALAMAN PERSETUJUAN Proposal Karya Tulis Ilmiah UJI ACCEPTIBILITAS MINUMAN KESEHATAN KOMBINASI JAHE (Zingiber officinale) SEREH (Cymbopogon citratus), KAYU MANIS (Cinnamomum burmanni) DAN CENGKEH (Syzygium aromaticum) SEBAGAI IMUN BOOSTER PADA MASA PANDEMI COVID-19 Diajukan Oleh: QURRATUL AINI NIM : A191033 Komisi Pembimbing

Tanda Tangan

Nama

Irawansyah, S. Pd.,M.Pd Pembimbing NIK : 36.085.2019.067 I

Pembimbing Sri Rahmawati, S.Farm.,M.Pd II NIK:36.085.2016.059

Telah dinyatakan memenuhi syarat Pada tanggal ..............November 2021 Politeknik Medica Farma Husada Mataram

apt. Sri Idawati., S.Far., M.Pd. NIK: 36.085.2009.070

ii

Tanggal

KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti panjatkan kahadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada penulis

sehingga dapat

menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini yang saya beri judul Uji Acceptibilitas Minuman Kesehatan Kombinasi Jahe, Sereh, Kayu Manis Dan Cengkeh sebagai imun booster pada masa pandemi covid-19. Adapun tujuan peneliti dalam menyelesaikan proposal Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai salah satu persyaratan akademis untuk mencapai gelar Ahli Madya Farmasi pada program Studi D III Farmasi Politeknik Medica Farma Husada Mataram. Karya Tulis Ilmiah ini terwujud atas bimbingan dan pengarahan dari bapak Irawansyah M.Pd selaku pembimbing 1 dan Ibu Sri Rahmawati, S.Farm., M.Pd selaku pembimbing 2 serta yang paling utama dan yang paling istimewa untuk kedua orang tua tercinta yaitu Bapak Asmuni S.Pd dan Ibu Zaidarrohi dan tak lupa pula rekan-rekan seperjuangan. Selain itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada : 1. Bapak Dr. Syamsuriansyah, M.M.,M.Kes, selaku direktur Politeknik Medica Farma Husada Mataram yang telah memeberikan kesempatan untuk menimba ilmu di Politeknik Medica Farma Husada Mataram. 2. Ibu apt. Ajeng Dian Pertiwi, M.Farm. Selaku wakil direktur I Politeknik Medica Farma Husada Mataram. 3. Ibu Sri Rahmawati, S.Farm., M.Pd.,

selaku wakil direktur II Politeknik

Medica Farma Husada Mataram. 4. Bapak

Dr. Alfisyahrin,M.Si. selaku wakil direktur III Politeknik Medica

Farma Husada Mataram. 5. Ibu apt. Sri Idawati, S.Farm., M.Pd., Selaku Ketua Program Studi Farmasi Politeknik Medica Farma Husada Mataram. 6. Semua dosen dan staf Politeknik Medica Farma Husada Mataram.

iii

7. M.Wahyu Ashiddiqi Adik tercinta yang selalu mendukung dan menyemangati dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah. 8. Sahabat Dayu, Anisa, Vina, Izza, Agas, Hendri yang selalu memberikan support dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, demi penyempurnaan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

Mataram, November 2021

QURRATUL ANI NIM : A191033

iv

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................

ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................

iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................

v

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

vii

DAFTAR TABEL ..........................................................................................

viii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...............................................................................

1

B. Rumusan Masalah ..........................................................................

3

C. Tujuan Penelitian ...........................................................................

3

D. Ruang Lingkup ..............................................................................

4

E. Manfaat Penelitian .........................................................................

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian ......................................................................................

5

1. Acceptibilitas .........................................................................

5

2. Minuman Kesehatan ...............................................................

6

3. Minuman kombinasi ...............................................................

7

4. Jahe (Zingiber officinale) .......................................................

7

5. Sereh (Cymbopogon citratus.) ................................................

11

6. Kayu manis (Cinnamomum burmannii) .................................

14

7. Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) ......................................

17

B. Kerangka konsep ...........................................................................

21

C. Hipotesis ........................................................................................

22

D. Definisi operational .......................................................................

22

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian ...........................................................................

24

B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................

24

C. Variabel Penelitian .........................................................................

24

D. Populasi dan Sampel ......................................................................

25

v

E. Instrumen Penelitian ......................................................................

27

F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................

29

G. Alur Kerja ......................................................................................

30

H. Analisa Data ...................................................................................

31

I. Jadwal Penelitian ...........................................................................

32

DAFTAR PUSTAKA

vi

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Jahe (Zingiber officinale) .............................................................

9

Gambar 2.2 Sereh (Cymbopogon citratus) ......................................................

12

Gambar 2.3 Kayu manis (Cinnamomum burmanni) ........................................

16

Gambar 2.4 Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) ............................................

19

Gambar 2.5 kerangka ....................................................................................... ...............................................................................................................konsep

vii

DAFTAR TABEL Table 2.1 Definisi operasional ........................................................................

22

Tabel 3.1 Panelis Pencicip Perorangan Konsumen..........................................

25

Tabel. 3.2 Alat-alat Penelitian..........................................................................

26

Tabel 3.3 Bahan-bahan Penelitian....................................................................

26

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian ............................................................................

32

viii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk salah satu Negara yang terinfeksi virus corona (covid-19). segala upaya telah dilakukan oleh pemerintah guna memerangi pandemi ini. Awal terjadi pandemi ini pemerintah mewajibkan tiap warga negaranya untuk rajin mencuci tangan, memakai masker dan belajar, beribadah serta bekerja dari rumah guna membatasi penyebaran virus ini. Namun akhir-akhir ini pemerintah mengeluarkan kebijakkan yaitu pembatasan sosial berskala besar (PSBB) karena dilihat penyebarannya mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Selain PSBB pemerintah juga menyarankan agar tetap menjaga sistem kekebalan tubuh. Menjaga sistem kekebalan tubuh dapat dapat membantu tubuh untuk mencegah dan menghambat benda asing yang masuk dalam tubuh salah satunya adalah virus. Sistem kekebalan tubuh dapat berkurang dalam tubuh. Untuk itu dibutuhkan asupan dari luar yaitu dengan mengkonsumsi minuman atau makanan yang benutrisi. Asupan yang mengandung antioksidan yang tinggi. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat membantu meningkatkan system kekebalan tubuh dengan cara mengikat molekul yang sangat reaktif (Winarsi, 2007). Seperti diketahui virus ini sangat bersifat reaktif dan untuk menjaga tubuh agar tetap sehat dan segar dibutuhkan nya mengkonsumsi makanan ataupun minuman yang sehat bagi tubuh. Jamu merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada minuman obat tradisional asal Indonesia (Gunawan & Mustofa, 2017). Istilah jamu berasal dari Bahasa Jawa kuno "djampi" yng memiliki arti "metode penyembuhan dengan menggunakan ramuan herbal" (Yulagustinus & Tridjaja, 2017). Ramuan herbal ini sering dikonsumsi dengan tujuan untuk menyembuhkan berbagai gangguan kesehatan, kebugaran tubuh, perlindungan terhadap penyakit, obat penguat, peningkat nafsu makan, hingga untuk

1

2

kelangsingan wanita (Natadjaja, Tripoli, & Wahyono, 2014; Riswan & Sangat Roemantyo). Selain terkait makanan, rempah-rempah sejak lama juga digunakan sebagai jamu, kosmetik dan antimikroba. Dengan semakin meningkatnya kesadaran manusia akan kesehatan dan peran penting kesehatan berbasis tanaman, konsumsi makanan dan minuman berbasis rempah-rempah saat ini mulai muncul dan menjadi hidangan dalam wisata kuliner antara lain adalah bandrek hanjuang, bajigur hanjuang, sekoteng dan lainnya (Marliyati et al., 2013) .Untuk membuat minuman kesehatan kami mencoba membuat formulasi minuman kesehatan dengan mengkombinasi beberapa tanaman herbal yang sering dijumpai di pasaran dan mudah untuk di dapatkan yaitu Jahe yang akan dikombinasi dengan sereh (Cymbopogon citratus), kayu manis (Cinnamomum burmanni) dan cengkeh (Syzygium aromaticum (L) Merr & Perry) karena ditinjau dari banyaknya manfaat dari masing-masing bahan tersebut sehingga peneliti tertarik untuk meneliti dan direferensikan dari penelitian sebelumnya yaitu bahan yang digunakan

rempah seperti jahe,

bangle, kayu manis, kencur dan sereh atau berupa daun (salam, sirsak), bunga (rosella), kulit (manggis) yang masih segar maupun yang sudah dikeringkan dari tanaman obat yang mempunyai khasiat untuk kesehatan. Senyawa aktif itu berasal dari metabolit sekunder dari suatu tanaman. Senyawa aktif ini yang nantinya yangakan membantu meningkatkan khasiat dari minuman tersebut. Proses pengolahan tanaman herbal menjadi minuman Kesehatan memerlukan pengetahuan tentang kandungan senyawa aktif dan teknik formulasi. Formulasi atau campuran pada minuman fungsional menjadi bagian terpenting dari minuman fungsional agar cita rasa yang dihasilkan dapat diterima

masyarakat

dan

fungsinya

bagi

kesehatan

dapat

dipertanggungjawabkan. Maka sangatlah penting untuk diketahui formulasi yang benar. Uji yang dapat dilakukan untuk mengetahui kebeneran formulasi ini adalah uji orgnoleptik dan uji acceptibilitas . Uji oragoleptik dilakukan untuk mengetahui tingkat keseukaan atau kelayakan suatu produk agar dapat diterima oleh panelis (konsumen). Dimana uji ini meliputi rasa, aroma dan

3

warna dengan skala penilian 1-5 (5=sangat suka, 4 =suka, 3= agak suka, 2=tidak suka, 1=sangat tidak suka) (Herviana dkk, 2019). Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahan-bahan herbal serta formulasi yang dapat digunakan untuk mengolah minuman fungsional yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Keuntungan dari pembuatan minuman herbal ini adalah selain mempunyai banyak manfaat bagi Kesehatan juga dapat berpotensi untuk mendapatkan keuntungan finasisal yang dapat di kembangkan menjadi usaha dan juga menghindari terlalu banyaknya penggunaan minuman kemasan yang terlalu banyak mengandung bahan kimia. Referensi tentang formulasi minuman jahe (Zingiber officinale), sereh (Cymbopogon nardus L), kayu manis (Cinnamomum burmanni) dan cengkeh (Syzygium aromaticum (L) Merr & Perry) masih belum banyak dilakukan. Keempat kombinasi bahan baku di atas dipilih karena merupakan bahan yang umum digunakan oleh masyarakat, sehingga dapat diprediksi aktivitas antioksidan yang riil dikonsumsi dalam produk minuman tersebut. Selain itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan uji accepibilitas minuman Kesehatan kombinasi jahe, sereh, kayu manis dan cengkeh . B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang akan di bahas pada penelitian ini adalah “ Apakah minuman kesehatan kombinasi jahe

(Zingiber officinale) sereh (Cymbopogon citratus), kayu manis

(Cinnamomum burmanni) dan cengkeh

(Syzygium aromaticum) dapat

diterima di masyarakat sebagai imun booster pada masa pandemi covid -19 ? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui daya terima minuman kesehatan kombinasi jahe (Zingiber officinale) sereh (Cymbopogon citratus), kayu manis (Cinnamomum burmanni) dan cengkeh (Syzygium aromaticum) sebagai imun booster pada masa covid -19

4

D. Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini antara lain dalam bidang fitokimia, farmakognosi, obat tradisional, farmakologi dan pelayanan masyarakat E. Manfaat Penelitian 1. Masyarakat a. Memberikan informasi tentang pemanfaatan atau pengolahan minuman kombinasi jahe, sereh, kayu manis dan cengkeh b. Sebagai inovasi produk minuman Kesehatan baru 2. Ilmu Pengetahuan Sebagai sumber informasi tentang aktivitas senyawaa dan manfaat minuma Kesehatan yang mampu dikonsumsi dengan aman oleh masyarakat 3. Institusi Pendidikan Pengembangan hasil penelitian ini dalam ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai acuan untuk identifikasi tanaman herbal lainnya yang berkhasiat sebagai minuman Kesehatan atau obat tradisional lainnya. 4. Untuk peneliti Dalam membuat karya tulis ilmiah ini, peneliti dapat menambah ilmu pengetahuan tentang uji acceptibilitas minuman Kesehatan serta meningkatkan kemampuan (skill) laboratorium terutama dalam bidang fitokimia, ilmu farmakognosi, ilmu obat tradisional,

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian 1. Acceptibilitas Daya terima atau acceptibilitas makanan atau minuman dapat diukur dari tingkat kesukaan seseorang yang menilainnya. Tujuan dari uji penerimaan adalah untuk mengetahui apakah suatu komoditi atau sifat sensorik tertentu dapat diterima oleh masyarakat. Penilaian seseorang terhadap

kualitas

makanan

berbeda-beda

tergantung

selera

dan

kesenangannya. Perbedaan suku, pengalaman, umur dan tingkat ekonomi seseorang mempunyai penilaian tertentu terhadap jenis makanan atau minuman sehingga standar kualitasnya sulit untuk ditetapkan. Walaupun demikian ada beberapa aspek yang dapat dinilai yaitu persepsi terhadap cita rasa makanan, nilai gizi dan higienis atau kebersihan makanan tersebut (Mutyia, 2016). Akseptabilitas ini menyangkut penerimaan atau penolakan terhadap makananan atau minuman yang terkait dengan cara memilih dan menyajikan makanan. Akseptabilitas adalah metode ilmiah sensory analysis yang digunakan untuk mengukur, menganalisis dan menafsirkan respon yang dirasakan dari suatu produk melalui panca indera manusia. Metode pemeriksaan ini meliputi rasa, warna, bau dan tekstur yang dapat memberikan nilai akseptabilitas suatu produk. Evaluasi akseptabilitas dapat dibagi menjadi dua kategori. Yaitu pengujian objektif dan subjektif. Dalam pengujian objektif atribut sensorydi evaluasi oleh panelis terlatih sedangkan pada pengujian subjektif sensory produk diukur oleh panelis konsumen (Kemp et al., 2009). Evaluasi produk terhadap preferensi konsumen atau pengguna sebuah produk merupakan nilai yang bersifat personal. Uji akseptabilitas (uji penerimaan) yaitu pengujian yang meneguhkan harapan konsumen terhadap suatu produk kosmetik yang digunakan (Nigam, 2009). Uji

6

akseptabilitas atau uji penerimaan biasa digunakan dalam penelitian analisa proses dan penilaian hasil akhir (Susiwi, 2009). 2. Minuman Kesehatan Minuman sehat merupakan bahan obat alam yang sediannya masih berupa simplisia sederhana, seperti irisan rimpang, daun atau akar kering. Sedang khasiatnya dan keamanannya baru terbukti setelah secara empiris berdasarkan pengalaman turun-temurun. Minuman kesehatan menurut (Herry, 2001) merupakan suatu minuman yang dikonsumsi supaya menghilangkan rasa haus dan dahaga juga mempunyai manfaat terhadap kesehatan tubuh kita. Efek kesehatan yang dimaksud adalah dapat mencegah atau mengobati berbagai macam penyakit, atau dapat menjaga kesehatan secara prima apabila dikonsumsi secara rutin. Adapun beberapa minuman kesehatan yang bermanfaat untuk kesehatan antara lain minuman isotonik, panjare isotonik, velva fruit, kambucha tea, dan cidear jahe (buah). Adapun penjelasan dari masing-masing minuman kesehatan tersebut adalah sebagai berikut: a. Minuman isotonik, adalah minuman yang mempunyai tekanan osmotik sama dengan tekanan darah manusia. Dengan demikian, minuman ini akan secara cepat diserap oleh tubuh setelah diminum. b. Panjare isotonik, merupakan minuman tradisional yang terbuat dari bahan pandan wangi, jahe, dan serai yang dicampur dengan bahan isotonik. Minuman ini merupakan perpaduan antara minuman tradisional dengan minuman olahragawan. c. Velvet fruit, adalah salah satu jenis makanan pencuci mulut yang berbahan baku buah – buahan dan dibekukan dengan alat pembeku es krim. Produk ini merupakan produk berkadar lemak rendah dan berserat tinggi. d. Teh kambucha, merupakan minuman yang dihasilkan dari proses fermentasi air teh manis dengan kultur kambucha selama 1 sampai 7 hari tergantung keasaman yang dikehendaki.

7

e. Cider jahe atau buah cider adalah minuman dengan kadar alkohol rendah yang diperoleh dari fermentasi buah - buahan atau bahan lain yang mengandung pati dengan atau tanpa penambahan gula Minuman kesehatan sebagai salah satu produk yang sudah dikenal masyarakat, banyak dijumpai di pasaran dengan berbagai merek dan bentuk, seperti dalam bentuk cair, serbuk instan ataupun tablet. Kecenderungan masyarakat saat ini adalah lebih suka menggunakan produk dengan kemasan yang penyajiannya lebih praktis dan cepat, karena

tidak

perlu

membutuhkan

banyak

waktu

dalam

mempersiapkannya.( Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian) 3. Minuman kombinasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata kombinasi adalah gabungan beberapa hal (pengertian, perkara, warna, pasukan dan sebagainya). Pengolahan rempah menjadi minuman sudah banyak dilakukan, namun variasinya masih sedikit. Kebanyakan kelompok tani hanya mengolah rempah menjadi minuman

dari satu

rempah saja. Pembuatan minuman dengan kombinasi diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif variasi produk olahan. (Junita et al., 2001) 4. Jahe (Zingiber officinale) a. Pengertian Jahe (Zingiber officinale rosc.) Merupakan salah satu tanaman rimpang yang populer untuk digunakan sebagai rempa-rempah dan juga

sebagai

obat.

Rimpang

yang

berbentuk

jemari

yang

menggembang pada ruas-ruas tengah merupakan ciri khas dari dominan pala jahe disebabkan karena senyawa keton bernama zingeron (Hesti dan Cahyo,2013 ) b. Kandungan kimia Jahe banyak mengandung berbagai fitokimia dan fitonutrien. Beberapa zat yang terkandung dalam jahe adalah minyak atsiri 2-3%, pati 20-60%, oleoresin, damar, asam organik, asam malat, asam oksalat, gingerin, gingeron, minyak damar, flavonoid, polifenol,

8

alkaloid, dan musilago. Minyak atsiri jahe mengandung zingiberol, linaloal, kavikol, dan geraniol. Rimpang jahe kering per 100 gram bagian yang dapat dimakan mengandung 10 gram air, 10-20 gram protein, 10 gram lemak, 40-60 gram karbohidrat, 2-10 gram serat, dan 6 gram abu. Rimpang keringnya mengandung 1-2% gingerol (Suranto, 2004). Kandungan gingerol dipengaruhi oleh umur tanaman dan agroklimat tempat tumbuh tanaman jahe. Gingerol juga bersifat sebagai antioksidan sehingga jahe bermanfaat sebagai komponen bioaktif anti penuaan. Komponen bioaktif jahe dapat berfungsi melindungi lemak atau membran dari oksidasi, menghambat oksidasi kolesterol, dan meningkatkan kekebalan tubuh (Kurniawati, 2010). Zat-zat aktif dalam minyak atsiri, antara lain: shogaol, gingerol, zingeron, dan zat-zat antioksidan alami lainnya memiliki khasiat untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit dari yang ringan sampai berat, seperti: masuk angin, batuk, kepala pusing, pegal-pegal, rematik, mual-mual, mabuk perjalanan, impoten, Alzheimer, kanker, dan penyakit jantung. Sebagai bahan obat tradisional, jahe dapat digunakan secara tunggal ataupun dipadukan dengan bahan obat herbal lainnya yang mempunyai fungsi saling menguatkan dan melengkapi (Nala, 1992; Santoso, 2008). Pada rimpang jahe terkandung senyawa kimia shogaol, gingerol, dan zingeron, capsaicin, farnesene, cineole, caprylic acid, aspartic, linolenic acid, curcurmin, mengandung hingga 4% minyak atsiri dan juga kandungan oleoresin, di dalam minyak atsiri, masih beberapa unsur alami seperti linalool, methyl heptenone, borneol, cineol, citral, chavicol, geraniol, zingiberene, dan acetates. Gingerol dan curcumin yang sangat baik bagi tubuh. kedua kandungan tersebut berfungsi sebagai antioksidan dan antiinflamasi yang ampuh untuk menangkal radikal bebas sehinga akan meningkatkan sistem imun tubuh.

9

c. Morfologi Jahe merupakan tumbuhan tahunan, berbatang semu atau lunak dengan tinggi antara 30 cm - 75 cm.

Berdaun sempit

memanjang menyerupai pita, dengan panjang 15 cm – 23 cm, lebar lebih kurang 2,5 cm, tersusun teratur dua baris berseling, berwarna hijau kuning kehijauan dengan bibir gelap gelap berbintik putih dan kepala sarinya berwarna ungu. Akarnya yang bercabang-cabang dan berbau harum, berwarna kuning atau jingga dan berserat (Paiman, 2008). Tanaman jahe hidup merumpun, beranakpinak, menghasilkan rimpang dan berbunga (Rukmana, 2000).

Gambar 2.1 Jahe (Zingiber officinale) sumber :plantamor (2016) Klasifikasi Jahe (Zingiber officinale) menurut Plantamor (2016) adalah sebagai berikut : Kingdom

: Plantae

Subkingdom

: Tracheobionta

Superdivisi

: Spermatophyta

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Liliopsida

Subkelas

: Commelinidae

Ordo

: Zingiberales

Famili

: Zingibergiberaceae

Genus

: Zingibergiberaceae Rosc.

10

d. Manfaat dan khasiat 1) Menurunkan tekanan darah (hipertensi). Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat dan lancar dan memperingan kerja jantung memompa darah. 2) Membantu

pencernaan,

karena

jahe

mengandung

enzim

pencernaan yaitu protease dan lipase, yang masing-masing mencerna protein dan lemak. 3)

Mencegah tersumbatnya pembuluh darah. Gingerol pada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung.

4) Mencegah mual, karena jahe mampu memblok serotonin, yaitu senyawa kimia yang dapat menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual. Termasuk mual akibat mabuk perjalanan. 5) Membuat lambung menjadi nyaman, meringankan kram perut dan membantu mengeluarkan angin. 6) Menetralkan radikal bebas. Jahe juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh. 7) Pereda rasa sakit yang alami dan dapat meredakan nyeri rematik, sakit kepala, dan migren. 8) Daun jahe juga berkhasiat, sebagai obat kompres pada sakit kepala dan dapat dipercikan ke wajah orang yang sedang menggigil. 9) Memperkuat pencernaan makanan dan mengusir gas di dalamnya, mengobati hati yang membengkak, batuk dan demam. (Wijaya A., 2012)

11

5. Sereh (Cymbopogon citratus.) a. Pengertian Serai adalah tumbuhan monokotil yang termasuk dalam family poaceae atau rumput-rumputan. Tanaman ini juga dikenal sebagai serai karena memiliki aroma yang kuat.

Tanaman ini banyak

ditemukan di negara-negala tropis, termasuk Indonesia. Tanaman ini sangat jarang bahkan tidak menghasilkan biji serta tidak berbunga meskipun tidak dipangkas dalam waktu dan kondisi tertentu. tanaman ini mampu tumbuh dengan baik di daerah tropis dan subtropis hingga ketinggian 900 m.

Iklim tumbuh ideal tanaman ini lebih hangat

dengan paparan sinar matahari dan curah hujan yang cukup, yaitu 250-330 cm dalam setahun.

Suhu ideal yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan tanaman ini yaitu 20-30°C, dan mampu tumbuh di daerah yang cukup subur (Oyen, 1999; Wijayakusuma, 2005; Hema, 2012; Sastriawan, 2014). b. Kandungan kimia Serai dapur (Cymbopogon citratus) memiliki berbagai macam kandungan nutrisi, mineral, dan fitokimia. Kandungan nutrisi ekstrak serai dapur (Cymbopogon citratus) meliputi karbohidrat, protein, dan serat. Mineral yang terkandung di dalamnya meliputi fosfor, kalsium, magnesium, besi, dan zinc. Kandungan fitokimia pada ekstrak batang serai dapur (Cymbopogon citratus) diantaranya yaitu flavonoid seperti kuersetin, alkaloid, saponin, tanin, antrakuinon, steroid, asam fenol, dan flavon glikosida dan beberapa di antaranya telah dinyatakan memiliki aktivitas antibakteri (Luiz et al., 2008; Adakole dan Adeyemi, 2012; Christopher et al., 2014; Sastriawan, 2014). Zat bioaktif yang paling banyak terkandung dalam serai adalah phenolic acid, flavonoid, dan tanin yang berperan sebagai antioksidan. Kandungan flavonoid, phenolic acid, dan tanin dalam serai dapat menginhibisi kontes radikal bebas seperti cyclooxygenase (COX).

12

lipooxygenase, dan inducible nitric oxide (INOS) serta mengubah oksida intraseluler pada sel imun (Hairi dkk, 2016) c. Morfologi Serai merupakan tanaman berbatang semu (stolonifera) dan tanaman tahunan (perennial), memiliki daun berwarna hijau kasar yang menyerupai pita, dan semakin meruncing ke arah ujungnya. Panjang daunya 19 sekitar 0,6 1,2 m dan tersusun pada stolon, tinggi dengan rimpang dan memiliki akar serabut sirkular yang panjangnya 5,0 7,0 mm berwarna merah kecoklatan (Ahlam, 2010).

Gambar 2.2 Sereh (Cymbopogon citratus) Sumber: https://www.alodokter.com/ Klasifikasi tanaman serai dapur Kingdom

: Plantae

Sub-Kingdom

: Tracheobionta

Super Divisio

: Spermatophyta

Divisio

: Magnoliophyta

Classis

: Liliopsida

Ordo

: Poales

Familia

: Poaceae

Genus

: Cymbopogon

Species

: Cymbopogon citratus DC (Wijayakusuma.(2005).

13

d. Manfaat dan khasiat Pemanfaatan Tanaman Serai Menurut Gagan et al., 2011, Directorat Plant Production, 2012, Bisset et al., 2013., Manvitha, 2014, beberapa pemanfaatan dari tanaman serai dapur (Cymbopogon citratus) di antaranya: 1) Sebagai komposisi bahan makanan, contohnya sebagai salah satu bahan untuk membuat salad, sup, dan bahan minuman. 2) Sebagai bahan kosmetik, dimana biasanya tanaman digunakan sebagai bahan utama maupun pelengkap untuk membuat sabun, parfum, dan deterjen. 3) Sebagai anti jamur, dimana beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa tanaman ini mampu bekerja secara aktif dalam membunuh beberapa Dermatophytes, seperti Mycosporum gypseum,

Epidermophyton

floccosum,

Trichophyton

mentagrophytes, dan Trichophyton rubrum. 4) Sebagai anti penyakit malaria, ekstrak minyak yang dihasilkan oleh tumbuhan ini mampu menekan pertumbuhan Plasmodium berghei hingga 86,6%. 5) Sebagai anti bakteri, dengan adanya kandungan a citral (geranial) dan B citral (neral) yang terkandung dalam ekstrak minyak yang dihasilkan oleh tumbuhan ini terbukti mampu mematikan bakteri Eschericia

coli,

Salmonella

paratyphi,

Bacillus

subtilis,

Staphylococcus aureus, dan Shigella flexneri. 6) Sebagai antimutagenik, dimana setelah dilakukan uji coba pada Salmonella typhimurium strain TA 98, tanaman ini menunjukkan kerja sebagai antimutagenik.

14

6. Kayu manis (Cinnamomum burmannii) a. Pengertian Kayu manis (Cinnamomum burmanni ) merupakan tanaman yang kulit batang, cabang, serta dahannya dapat digunakan sebagai bahan rempah-rempah, dan merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia. Kulit kayu manis dapat digunakan langsung dalam bentuk asli atau bubuk, minyak atsiri, dan oleoresin.

Minyaknya dapat

diperoleh dari kulit batang, cabang, ranting, dan daun pohon kayu manis dengan cara ekstraksi. Hasil ekstraksi dari kayu manis berupa minyak atsiri.sangat digemari di pasar Amerika dan Eropa. Minyak tersebut, banyak digunakan untuk bähan baku industri pembuatan minyak wangi, kosmetika, farmasi, dan industri lainnya (Susanti dkk, 2013:45). b. Kandungan kimia Menurut Pelczar dan Chan (2008), zat antimikrobial merupakan suatu zat yang dapat mengganggu pertumbuhan dan metabolisme mikroba. Senyawa aktif yang terdapat dalam kulit batang kayu manis dan daun dari tanaman kayu manis adalah minyak atsiri. Minyak atsiri memiliki kemampuan sebagai antibakteri dan fungisidal karena didalamnya mengandung sinamaldehid (Ramadhani, 2017). Sinamaldehid adalah senyawa turunan dari aldehid yang termasuk dalam senyawa metabolit sekunder golongan polifenolat (Gambar 3). Nama lain dari senyawa sinamaldehid adalah Cinnamaldehyde, Cinnamal 3–phenylpropenal, β-phenylacrolein, dengan

sruktur

kimianya

C6H5CH=CHCHO.

Sinamaldehid

merupakan salah satu komponen utama penyusun minyak atsiri yang terdapat di dalam kulit batang kayu manis, senyawa ini diperoleh dengan cara destilasi. Sinamaldehid wujudnya cair, berwarna kuning bening dan memiliki nilai nomor massa relatif 132. Senyawa ini menyebabkan rasa manis pada kayu manis dan mempunyai efek antibakteri, anestesi, antiinflamasi, antiulkus dan antiviral. Efek

15

antioksidan berasal dari senyawa trans-sinamaldehid yang terkandung dalam ekstrak metanol (Gabriel dan Akowuah, 2013). Kandungan Tumbuhan Cinnamomum burmannii Kulit kayu manis mengandung minyak atsiri (esensial), resin, cinnamic acid, cinnamaldehyde dan cinnamate. Komponen utama minyak kulit kayu manis adalah cinnamaldehyde mencapai 51-76% bergantung kepada jenis, varietas, iklim, dan ketuaan kayu, sedangkan eugenol berkisar 5-18%.( 18) Kandungan ekstrak kulit batang kayu manis secara umum mengandung flavonoid, alkaloid, tanin, dan saponin. Flavonoid adalah kelompok penting polifenol yang tersebar luas antara flora tanaman dan terbuat dari lebih dari satu cincin benzena. Senyawa flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Aktivitas flavonoid dalam menghambat pertumbuhan bakteri yaitu dengan menyebabkan kerusakan pada membran sel dan menghambat sintesis makromolekul sel bakteri. Alkaloid termasuk kelompok terbesar unsur kimia sekunder yang sebagian besar terbuat dari amonia yang terdiri dari bangunan asam amino. Sebagian besar alkaloid ada dalam bentuk padat seperti atropin, dan sebagian ada yang berbentuk cairan yang mengandung karbon, hidrogen, dan nitrogen. Alkaloid mudah larut dalam alkohol dan sedikit larut dalam air. Tanin merupakan senyawa fenolik dari molekul tinggi berat. Tanin larut dalam air dan alkohol dan ditemukan di akar, kulit, batang, dan lapisan luar jaringan tanaman. Tanin bisa digunakan sebagai antiseptik karena adanya gugus fenolik. Saponin merupakan senyawa yang larut dalam air dan alkohol tetapi tidak larut dalam pelarut organik non-polar seperti benzena dan n-heksana. Saponin dikenal dengan senyawa yang memiliki berat molekul tinggi (Doughari J. H ,2012) c. Morfologi Kulit batang kayu manis merupakan produk utama yang dihasilkan oleh tanaman kayu manis (Cinnamomum burmanni).

16

Kandungan utama kulit batang kayu manis adalah sinamaldehid yang memiliki aroma kuat. Bagian ini memiliki bau yang khas aromatik, rasanya agak manis, pedas. Ketebalan dari kulit batang kayu manis mencapai 3 mm atau lebih. Pada pengamatan secara langsung, potongan dari kulit batang kayu manis berbentuk gelondong, dengan beberapa berkas yang terdiri atas tumpukan potongan kulit (Ramadhani, 2017).

Gambar 2.3 Kayu manis (Cinnamomum burmanni) Sumber : Kusumaningrum, 2018 Klasifikasi dari tanaman kayu manis menurut Agroteknologi, 2015 dalam Qomar (2017) sebagai berikut: Kingdom

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Class

: Magnoliopsida

Ordo

: Laurales

Famili

: Lauraceae

Genus

: Cinnamomum

Spesies

: Cinnamomum burmanni

d. Manfaat dan khasiat Manfaat Tumbuhan Cinnamomum burmannii digunakan sebagai ramuan obat untuk mengatasi nyeri lambung, tidak nafsu makan, sakit perut karena dingin, diare, muntahmuntah, sariawan, rematik sendi kronik, sakit pinggang, asma, masuk angin, 29 batuk, tekanan darah

tinggi,

melancarkan

asi, tonik

pencernaan,

pelegakan

17

pernapasan, penyegar bau mulut, tonik otak, melancarkan menstruasi, sakit kepala, migrain, meredakan sakit otot dan sendi (Evizal R ,2013) Kayu manis memiliki khasiat sebagai obat masuk angin, diare, perut kembung, tidak nafsu makan, sakit kepala, sariawan, asma, obat asam urat, tekanan darah tinggi dan masalah yang berhubungan dengan saluran pencernaan lainnya. Kayu manis juga mempunyai aktivitas sebagai antioksidan (Ramadhani, 2017). 7. Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) a. Pengertian Tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum) merupakan tanaman rempah yang ditemukan di Indonesia dan dimanfaatkan dalam industri

rokok,

makanan

dan

obat-obatan

(Sidabutar

dkk,.

2016).Cengkeh merupakan tanaman jenis tumbuhan perdu yang memilki batang pohon besar dan berkayu keras. Cengkeh pula dapat tumbuh hingga puluhan bahkan ratusan tahun lamanya. Tanaman cengkeh berbuah pada umur 4-7 tahun. Cengkeh memiliki cabangcabang yang cukup lebat dan pada bagian cabang dipenuhi dengan ranting-ranting kecil yang mudah patah (Raina, 2011). Tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum) merupakan tanaman dari famili Myrtaceae. Tanaman cengkeh dapat ditemukan di Negara India, Madagaskar, Sri Lanka, Indonesia dan Cina Selatan (Suha Mohamed Ibrahim et al, 2015). b. Kandungan kimia Tanaman cengkeh mengandung rendemen minyak atsiri dengan jumlah cukup besar, baik dalam bunga (10–20%), tangkai (5–10%) maupun daun (1–4%) (Nurdjannah, 2007). Minyak atsiri dari bunga cengkeh memiliki kualitas terbaik karena hasil rendemennnya tinggi dan mengandung eugenol mencapai 80–90%. Kandungan minyak atsiri bunga cengkeh didominasi oleh eugenol dengan komposisi eugenol (81,20%), trans-β-kariofilen (3,92%), α-humulene (0,45%), eugenol asetat (12,43%), kariofilen oksida (0,25%) dan trimetoksi

18

asetofenon (0,53%) (Prianto, dkk. 2013). Eugenol (C10H12O2) adalah senyawa berwarna bening hingga kuning pucat, kental seperti minyak, bersifat mudah larut dalam pelarut organik dan sedikit larut dalam air. Eugenol memiliki berat molekul 164,20 dengan titik didih 250–255ºC (Bustaman, 2011). Tanaman cengkeh memiliki kandungan minyak atsiri dengan jumlah yang cukup besar, baik dalam bunga, tangkai maupun daun (16 sampai 20%).

Kandungan utama dari daun cengkeh adalah

senyawa Fenolik, Tannin, Saponin dan Alkaloid (Sgorbini et al., 2015). Daun cengkeh memiliki kandungân minyak atsiri 1 sampai 4% yang dapat dimanfaatkan sebagai obat. Pemisahan kandungan kimia dari bunga cengkeh, tangkai cengkeh dan daun cengkeh yang menunjukkan bahwa bunga cengkeh dan daun cengkeh mengandung Saponin, Alkaloid, Flavonoid, Glikosida, Tannin dan minyak atsiri sedangkan tangkai bunga cengkeh megandung Saponin, Tannin, Alkaloid, Glikosida, Flavonoid dan minyak atsiri

(Talahatu dan

Papalaya, 2015). Minyak atsiri dari bunga cengkeh memiliki kualitas terbaik karena hasil rendemennya tinggi dan mengandung Eugenol mencapai 80 sampai 90%.

Kandungan minyak atsiri bunga cengkeh

didominasi oleh Eugenol dengan komposisi Eugenol (81,20%), Trans-B-kariofilen (3,92%), a-humulene (0,45%). Eugenol asetat (12,43%).

Kariofilen oksida (0,25%) dan Trimetoksi asetofenon

(0,53%) (Prianto dkk., 2013). Manusia memiliki organisme

yang

dapat

mekanisme pelindung dari berbagai mengganggu

keseimbangan

tubuh.

Mekanisme ini memiliki kemampuan untuk membunuh mikroba, senyawa toksik, dan alergen yang merusak jaringan tubuh. Mekanisme ini merupakan pertahanan tubuh yang disebut sistem imun .Pertahanan tubuh dilakukan oleh sistem imun innate dan adaptif, termasuk didalamnya adalah sel limfosit dan makrofag.

19

Senyawa eugenol didalam cengkeh memiliki kemampuan untuk meningkatkan respon antibodi humoral dan imunitas selular pada sel imfosit dan makrofag. Dalam studi penelitian menggunakan sheep red blood cell (SRBC) sebagai antigen menunjukkan eugenol mampu menebalkan tes tempel kulit (skin patch test) sebagai induksi respon imun (Farhath S dkk,2013) c. Morfologi Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) merupakan tanaman pohon dengan batang besar berkayu keras yang tingginya mencapai 20–30 m. Tanaman ini mampu bertahan hidup hingga lebih dari 100 tahun dan 9 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta tumbuh dengan baik di daerah tropis dengan ketinggian 600–1000 meter di atas permukaan laut (dpl) (Danarti dan Najiyati, 2003). Tanaman cengkeh mulai berbunga setelah berumur 4,5–8,5 tahun, tergantung keadaan lingkungannya. Bunga cengkeh merupakan bunga tunggal berukuran kecil dengan panjang 1–2 cm dan tersusun dalam satu tandan yang keluar pada ujung-ujung ranting. Setiap tandan terdiri dari 2–3 cabang malai yang bisa bercabang lagi. Jumlah bunga per malai bisa mencapai lebih dari 15 kuntum. Bunga cengkeh muda berwarna hijau muda, kemudian berubah menjadi kuning pucat kehijauan dan berubah menjadi kemerahan apabila sudah tua. Bunga cengkeh kering akan berwarna coklat kehitaman dan berasa pedas karena mengandung minyak atsiri (Thomas, 2007).

Gambar 2.4 Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) Sumber :https://id.wikipedia.org/

20

Cengkeh juga memiliki susunan taksonomi sebagai berikut : Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Subdivisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledone

Ordo

: Myrtales

Famili

: Myrtaceae

Genus

: Sizygium

Spesies

: Euginia aromatica (Rukmana,2016)

d. Manfaat dan khasiat Tanaman cengkeh banyak dimanfaatkan dalam industri rokok kretek, makanan, minuman dan obat-obatan. Tanaman cengkeh bahkan dijadikan sebagai obat tradisional karena memiliki khasiat untuk mengobati sakit gigi, rasa mulas sewaktu haid, rematik, pegal linu, 12 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta masuk angin, sebagai ramuan penghangat badan dan penghilang rasa mual (Nuraini, 2014). Bagian tanaman cengkeh yang banyak dimanfaatkan adalah bunga, tangkai bunga dan daun (Nurdjannah, 2007). Bunga cengkeh yang dikeringkan dapat digunakan sebagai bahan penyedap rokok dan obat penyakit kolera. Minyak cengkeh yang didapatkan dari hasil penyulingan bunga cengkeh kering (cloves oil), tangkai bunga cengkeh (cloves stem oil) dan daun cengkeh kering (cloves leaf oil) banyak digunakan sebagai pengharum mulut, mengobati bisul dan sakit gigi, sebagai penghilang rasa sakit, penyedap masakan dan wewangian (Nuraini, 2014).

21

B. Kerangka konsep

Rimpang Jahe

Kulit Batang Kayu Manis

Batang Sereh

Pembuatan Rebusan

Uji Acceptibilitas menggunakan kuesioner yang akan di bagikan kepada 50 Responden

Gambar 2.5 kerangka konsep

Keterangan = Yang akan diteliti

Bunga Cengkeh

22

C. Hipotesis Adapun hipotesis yang dapat di ambil sebagai berikut: H0 : Minuman Kesehatan Kombinasi Jahe, Sereh, Kayu Manis Dan Cengkeh tidak dapat diterima oleh masyarakat sebagai imun booster pada masa pandemic covid-19 Ha : Minuman Kesehatan Kombinasi Jahe, Sereh, Kayu Manis Dan Cengkeh

dapat diterima di masyarakat sebagai imun booster pada

masa pandemic covid-19 D. Definisi operational Table 2.1 Definisi operasional Variabel Jahe

Definisi Jahe (Zingiber officinale rosc.) Merupakan salah satu tanaman rimpang yang populer untuk digunakan sebagai rempa-rempah dan juga sebagai obat. Rimpang yang berbentuk jemari yang menggembang pada ruas-ruas tengah merupakan ciri khas dari dominan pala jahe disebabkan karena senyawa keton bernama zingeron (Hesti dan

Sereh

Cahyo,2013 ) Serai (Cymbopogon citratus) adalah tumbuhan monokotil yang termasuk dalam family poaceae atau rumput-rumputan. Tanaman ini juga dikenal sebagai serai karena memiliki aroma yang kuat. Tanaman ini banyak ditemukan di negara-

Kayu

negala tropis, termasuk Indonesia. Kayu manis (Cinnamomum burmanni ) merupakan tanaman

manis

yang kulit batang, cabang, serta dahannya dapat digunakan sebagai bahan rempah-rempah, dan merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia.

Kulit kayu manis dapat

digunakan langsung dalam bentuk asli atau bubuk, minyak atsiri, dan oleoresin. Minyaknya dapat diperoleh dari kulit batang, cabang, ranting, dan daun pohon kayu manis dengan

23

Cengkeh

cara ekstraksi. Tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum) merupakan tanaman rempah yang ditemukan di Indonesia dan dimanfaatkan dalam industri rokok, makanan dan obatobatan (Sidabutar dkk,. 2016).

24

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Metode deskriptif kuantitatif sediaan minuman Kesehatan kombinasi jahe, sereh, kayu manis dan cengkeh . Tahapan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 tahap. Tahap pertama adalah pembuatan Formulas iminuman Kesehatan rebusan jahe, sereh, kayu manis dan cengkeh lalu dilakukan uji acceptibilitas kepada respoden. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini akan di laksanakan di Laboratorium Obat Tradisional Politeknik Medica Farma Husada Mataram 2. Waktu Penelitian Penelitian iniakan dilakukan pada bulan November-Desember 2021 C. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini telah ditentukan 2 variabel, yaitu variabel bebas atau variabel independen dan variabel terikat atau dependent. 1. Variabel

independent

(variabel

bebas)

adalah

variabel

yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau variabel terikat (Sugiyono, 2011). Variabel bebas pada penelitian ini adalah adalah Formulasi minuman Kesehatan kombinasi Jahe (Zingiber officinale), Sereh (Cimbopogon citratus), kayu manis (Cinnamomi burmanii) dan cengkeh (Syzygium aromaticum). 2. Variabel terikat atau dependent merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011). Variabel dependent dalam penelitian ini adalah daya terima masyarakat.

25

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Burhan Bungin (2013 ) populasi penelitian merupakan keseluruhan (universal) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya. Sedangkan Menurut sugiyono (2014: 115), bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah Jahe (Zingiber officinale), Sereh (Cimbopogon citratus) kayu manis (Cinnamomi burmanii) dan cengkeh (Syzygium aromaticum) yang akan didapatkan dari Pasar Tradisional, Pasar Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti (Burhan Bungin,2013). Menurut sugiyono (2014:116), definisi sampel yaitu sebagai berikut, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sampel dalam penelitian ini adalah Rimpang Jahe (Zingiber officinale), Batang Sereh (Cimbopogon citratus), kulit kayu manis (Cinnamomi burmanii) dan bunga cengkeh (Syzygium aromaticum. Tabel 3.1 Panelis Pencicip Perorangan Konsumen Panelis Jumlah Masyarakat umum 50 orang Sumber : : Data Diolah, 2016 E. Instrumen Penelitian Menurut Arikunto (2010), instrument penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi system atas dan dipermudah olehnya. Instrument penelitian yang digunakan 1. Alat dan Bahan

26

Tabel 3.2 Alat-alat Penelitian No

Alat-alat

. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13

Panci Pengaduk Gelas ukur Tisu Pisau Timbangan digital Saringan Kain saring Kompor Blender Botol bening Termos Gelas saji plastic 50 ml

Jumlah 1 buah 2 buah 3 pcs 3 buah 1 buah 1 buah 2 buah 5 buah 1 buah 1 buah 4 buah 1 buah 50 buah

Tabel. 3.3 Bahan-bahan Penelitian No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Bahan Jahe Sereh Kayu manis Cengkeh Gula merah/gula aren Gula pasir Garam Jeruk nipis

Jumlah 800 gram 16 gram 25 gram 10 gram 600 gram 1kg 10 gram 160 gram

9.

Air

2,5 liter

2. Cara kerja Pada penelitian ini pembuatan rebusan 1) Siapkan bahan yang dibutuhkan 2) Sortasi untuk yang kan pembuatan minuman (tidak cacat dan tidak memar) . 3) Pencucian, jahe yang sudah dikupas kemudian cuci. Pencucian ini bertujuan untuk menghilangkan, kotoran, noda, debu dan kotoran lainnya yang tidak di kehendaki.

27

4)

Pengupasan, hal ini bertujuan untuk menghilangkan yang tidak diinginkan maupun bahan yang tidak berguna atau tidak dapat dimakan

5) Penghalusan Ukuran, ukuran dilakukan dengan memblender Perbandingan bahan dan air sebesar 800 g jahe dan 1,6 liter air. 6) Penyaringan, penyaringan jahe dilakukan sebanyak dua kali dengan menggunakan kain saring. Hal ini dilakukan untuk dapat meminimalkan ampas jahe yang dapat lolos ke dalam wadah. Jahe yang sudah disaring dimasukan ke dalam botol bening. Setelah ekstrak jahe yang sudah mengendap kemudian dilakukan proses pengambilan ekstrak jahe dengan menggunakan selang kecil. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh ekstrak jahe yang jernih tanpa ampas maupun kotoran kotoran lain yang masih bisa lolos dalam proses pemerasan. 7) Pencampuran

Tahap

Awal,

tahap

ini

dilakukan

dengan

penambahan jeruk nipis 160 g, serai 16 g, kayu manis 25 g yang rebus dalam air sebanyak 850 ml air. Gula pasir 1 kg, gula merah 600 g, 10 g garam dicairkan dalam air sebanyak 850 ml. Rempahrempah dan gula tersebut di rebus selama 30 menit dengan suhu ± 100 ° C, Setelah itu disaring dengan kain saring. 8)

Pencampuran Tahap Akhir, tahap ini dilakukan dengan mencampurkan rempah-rempah dan gula ditambah ekstrak jahe . Perebusan dilakukan hingga mendidih suhu ± 100o C

9) Setelah memperoleh minuman kesehatan lalu dilakukan uji acceptibilitas kepada 50 reponden dengan masing-masing responden mendapatkan 1 gelas minuman Kesehatan berisi 50 ml. 3. Uji Acceptibilitas Uji acceptability dilakukan terhadap 50 orang panelis yang dipilih secara acak untuk menilai warna, rasa dan aroma, tekstur (Dewi et al., 2014). Tahap uji penerimaan dilakuakan untuk mengetahui penilaian konsumen terhadap produk. Uji penerimaan

28

dilakukan dengan cara uji hedonik untuk mengukur tingkat kesukaan terhadap produk. Produk yang diujikan adalah produk yang telah diformulasikan menggunakan panelis panelis pencicip perorangan (individual expert) untuk mengujinya terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan uji acceptibilitas . Uji hedonik dilakukan kepada panelis tidak terlatih sebanyak 50 orang untuk melihat tingkat penerimaan konsumen terhadap produk yang dikembangkan. Menurut Tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik, misalnya Sangat tidak suka ,Tidak suka, Agak Suka ,suka, sangat suka Panelis Pencicip Perorangan (Uji acceptibilitas produk ) 4. Kuesioner Kuesioner merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi pertanyaan atau pemyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Kuesioner merupakan tehnik

pengumpulan data yang efisien peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan / pernyataan tertutup atau terbatas dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet. Bila penelitian dilakukan pada lingkup yang tidak terlalu luas, sehingga kuesioner dapat diantarkan langsung dalam waktu tidak terlalu lama, pengiriman angket kepada responden tidak perlu melalui pos. Jika ada kontak langsung antara peneliti dengan responden akan mencipakan kondisi yang cukup baik, sehingga responden dengan sukarela akan memberikan data secara objektif dan cepat. Sugiyono (2019) F. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini merupakan data primer yaitu observasi atau pengamatan langsung uji acceptibilitas minuman Kesehatan kombinasi Jahe (Zingiber officinale), Sereh (Cimbopogon citratus), kayu manis (Cinnamomi

29

burmanii) dan cengkeh (Syzygium aromaticum). Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukan. Hasil pengamatan uji acceptibilitas. a. Wawancara Peneliti akan mewawancarai responden sehingga langsung dapat memperoleh data dan informasi serta dapat langsung mengetahui daya terima konsumen dari narasumbernya. b. Kuesioner / Angket Teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan 50 angket kepada panelis atau konsumen untuk mendapatkan data yang dibutuhkan peneliti.

G. Alur Kerja

Persiapan Alat Dan Bahan

1. Jahe 800 g dan air 1,6 liter dihaluskan menggunakan blender 2. Diperas 2 kali menggunakan kain saring, kemudian dilakukan pengendapan

1. Jeruk nipis 160 g, serai 16 g, kayu manis 25 g, cengkeh 10 g direbus dalam air sebanyak 850 ml

1. Gula pasir 1 kg, gula aren 600 g, garam 10 g, dicairkan dengan tambahan air sebanyak 850 ml 2. Direbus Bersama

30

H. Analisa Data Data penelitian ini merupakan hasil jawaban responden berdasarkan hasil perhitungan dari penyebaran kuisioner sebanyak 50 kepada konsumen juga dengan membagikan sampel . Pada analisa penelitian ini, penulis menguraikan 4 item indikator pada sampel yang terdiri dari daya tarik warna, aroma, tekstur, rasa. Untuk mengetahui daya terima dari 50 panelis dilakukan analisis deskriptif kualitatif persentase yaitu kualitatif yang diperoleh dari panelis harus dianalisis dahulu untuk dijadikan data kuantitatif yang diolah menggunakan Microsoft Excel. Skor nilai untuk mendapatkan persentase dilakukan berdasarkan kriteria penilain tiap uji hedonik. Skor nilai untuk mendapatkan persentase dirumuskan sebagai berikut (Ali, 1993, hlm. 86) : %=

n X 100% N

Keterangan: % = Skor persentase n = Jumlah skor yang dip eroleh N = Skor ideal (skor tertinggi x jumlah panelis)

31

I. Jadwal Penelitian Penelitian di lakukan pada bulan Desember-April 2021 Tabel 3.4 Jadwal Penelitian No

Jenis

1

kegiatan Penyusunan

2 3

proposal Seminar proposal Penelitian dan

4

analisis data Penyusunan KTI (Karya tulis

5

ilmiah) Ujian KTI (Karya

6

tulis ilmiah) Revisi KTI (Karya Tulis Ilmiah)

Okto

2020 Nov Des

Jan

Feb

2021 Mar

Apr

32

DAFTAR PUSTAKA A.N.S, Thomas. 2007. Tanaman Obat Tradisional 2. Yogyakarta. Kanisius. 123 halaman Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Astri Ramadhani. 2017. Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis (Cinnamomum burmannii) serta Uji Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri. Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara. Medan. Bungin, Burhan. 2013. Metode penelitian sosial & ekonomi: format-format kuantitatif dan kualitatif untuk studi sosiologi, kebijakan, publik, komunikasi, manajemen, dan pemasara edisi pertama. Jakarta: kencana prenada media goup. Bustami. 2011.Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasnya. Jakarta: Erlangga. Chaplin DD. Overview of the Immune Response. Allergy Clin Immunol. 2015;125:826–8. Diana Shorea Nur, 2016 Penambahan Bahan Baku Ubi Merah Kepada Kue Tradisional Kue Lumpur terhadap Daya Terima Konsumen Universitas Pendidikan Indonesia Doughari J. H. Phytochemical :Extraction Methods, basic Structures and Mode of Action as Potential Chemotherapeutic Agents. Nigeria. 2012; Evizal R. Tanaman Rempah dan Fitofarmaka. Perpustakaan Nasional RI: Katalog Dalam Terbitan (KDT, editor. Lampung: Lembaga Penelitian 66 Universitas Lampung; 2013. 140–142 p. Farhath S, Vijaya P, Vimal M. Immunomodulatory activity of geranial, geranial acetate, gingerol, and eugenol essential oils: evidence for humoral and cell-mediated responses. Avicenna J phytomedicine[Internet].2013;3(3):224–30. Goyal R, Ananad MK. Antibacterial effect of lemongrass oil on oral microorganisms: an in vitro study. Journal of Pharmaceutical and Scientific Innovation. 2013; 2, 2: 41-3. Gunawan, R., & Mustofa, K. (2017). Finding knowledge from Indonesian traditional medicine using semantic web rule language. International Journal of Electrical and Computer Engineering (IJECE), 7(6), 3674– 3682. https://doi.org/10.11591/ijece.v7i6. pp3674-3682 Herviana, A., Husain, S dan Muhammad, W. 2019. Pembuatan Teh Fungsional Bebahan Dasar Mahkota Dewa (Phaleria marrocarpa) Dengan

33

Penambahan Daun Stevia. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian. Vol. 5. Hal S251-S261. Junita R. Triningsih T. Elisabeth W. Sujana M. Ayu dan P. Haryadi. (2001). “Formulasi Minuman Fungsional Tradisional Dari Rempah-rempah Menggunakan Konsep Optimasi Sinergisme Antioksidan.” Prosiding Seminar Nasiona Pangan Tradisional Basis Bagi Industri Pangan Fungsional dan Suplemen. Pusat Kajian Makanan Tradisional. Bogor:PAU Kemp,. E., Hollowood, T., dan Hort, J. 2009. Sensory Evaluation: A Practical Handbook. Wiley-Blackwell, United Kingdom. Kurniawati, N. 2010. sehat dan cantik alami berkat kasihat bumbu dapur. kianita Bandung Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 7, No. 2, November 2018 Mutyia., 2016. Daya Terima Produk Minuman Jelly dan Serbuk Minuman Instan Labu Siam. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Makassar. Nuraini, D. N. 2014. Aneka Manfaat Bunga untuk Kesehatan. Yogyakarta: Gava Media Nurdjannah, Nanan. 2007. Diversifikasi Penggunaan Cengkeh, Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian Indonesian Center for Agricultural Postharvest Research and Development RETIPA) p-ISSN: 2745-4096 Volume 1 Nomor 2 April 2021 Formulasi Pembuatan Minuman Herbal dari Campuran Sari Jahe dan Temulawak 69 Oleh : Dewi Restuana Sihombing Formulasi Pembuatan Minuman Herbal dari Campuran Sari Jahe dan Temulawak Dewi Restuana Sihombing Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Katolik Santo Thomas Medan) Rukmana R, 2000.USAHA TANI JAHE .dilengkapi dengan pengolahan jahe segar, seri budi daya. Penerbit kanisius ,Yogyakarta. Rukmana, Rahmat., Yudirachman H. Tanaman Obat Unggulan, Yogyakarta: Farm Bigbook; 2016. Santoso, H.B. 2008. Ragam dan Khasiat Tanaman Obat. AgroMedia Pustaka. Jakarta Sastriawan, A., 2014. Efektivitas Serai Dapur (Cymbopogon Citratus) Sebagai Larvasida Pada Larva Nyamuk Aedes Sp Instar Iii/Iv, Jakarta: Universitas Islam Negeri Setyaningrum, Hesti Dwi dan Cahyo Saparinto. 2013. Jahe. Penebar Swadaya. Jakarta Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

34

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Suha Mohamed Ibrahim et al, 2015, “Antioxidant activity of Purified Eugenol Compound in Some Dairy Product”, International Journal of Advance Research, volume 3, nomor 4, halaman 186-195 Susanti N., Gandidi I.M. and ES M.D.S., 2013, Potensi Produksi Minyak Atsiri Dari Limbah Kulit Kayu, Jurnal Ilmiah Kefarmasian, 1 (April), 45 Susiwi, 2009. Handout Penilaian Organoleptik, FPMIPA Universita Pendidikan Indonesia. Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Kanisius, Yogyakarta. Wijayakusuma.(2005). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik: Suatu Alternatif Pendekatan Pembalajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu

35

KUESIONER UJI ACCEPTIBILITAS MINUMAN KESEHATAN KOMBINASI JAHE (Zingiber officinale) SEREH (Cymbopogon citratus), KAYU MANIS (Cinnamomum burmanni) DAN CENGKEH (Syzygium aromaticum) SEBAGAI IMUN BOOSTER PADA MASA PANDEMI COVID-19

Nama

:

Jenis Kelamin

:

Umur

:

A. Pengumpulan informasi mengenai pengetahuan akan formulasi /sampel Berikan tanda (√) pada jawaban yang sesuai dengan pendapat dan pengalaman anda 1. Apakah anda mengetahui apa itu minuman kesehatan kombinasi ?  Ya

 Tidak

2. Jika Ya, Menurut anda apa yang dimaksud dengan minuman Kesehatan kombinasi? (jika tidak, silahkan lanjut kepertanyaan selanjutnya) ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 3. Apakah fungsi dari mengonsumsi minuman kesehatan kombinasi ? ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 4. Apakah anda sudah pernah mengonsumsi minuman Kesehatan kombinasi sebelumnnya?  Sudah  Belum 5. Minuman apa saja yang telah dikonsumsi ? ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………...

36

6. Sudah berapa lama mengonsumsi minuman tersebut ? ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………. 7. Apakah setelah mengonsumsi minuman tersebut tubuh anda terasa agak segar? ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………

8. Apa yang anda lakukan untuk meningkatkan imunitas? ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… B. Pengumpulan data mengenai penerimaan (penerimaan) formulasi sampel. Berikan tanda (√) pada kolom, sesuai dengan apa yang anda rasakan. Petunjuk Pengisian Dihadapan saudara terdapat

sampel minuman Kesehatan kombinasi jahe,

sereh, kayu manis dan cengkeh. Saudara diminta untuk memberikan penilaian berdasarkan kesukaan saudara terhadap warna, aroma, rasa, dan tekstur. Kisaran nilai yang dapat diberikan adalah 1 - 5, semakin tinggi nilai yang diberikan maka semakin tinggi tingkat kesukaan. Berilah tanda ceklis (v) pada kolom nilai yang sudah disediakan sesuai dengan kesukaan saudara. Ketentuan: 1: Sangat tidak suka 2: Tidak suka 3: Agak Suka 4: suka 5: sangat suka Petunjuk Pengujian a. Uji Wama Uji warna dilakukan dengan cara panelis mengambil satu sendok minuman Kesehatan kombinasi, kemudian diamati warnanya di bawah

37

cahaya. Setelah diamati panelis memberikan skor terhadap warna dari setiap sampel pada lembar kuesioner. b. Uji Aroma Uji aroma dilakukan dengan cara panelis mengambil satu sendok minuman kesehatan kombinasi, kemudian dicium untuk mengetahui aromanya. Setelah itu, panelis memberikan skor terhadap aroma dari setiap sampel pada lembar kuesioner. c. Uji Rasa Uji rasa dilakukan dengan cara panelis meminum 1 gelas 50 ml minuman kesehatan kombinasi, Setelah itu, panelis memberikan skor terhadap rasa dari setiap sampel pada lembar kuesioner. Sebelum menguji sampel selanjutnya, panelis meminum air mineral yang telah disediakan untuk menetralkan kembali lidahnya. d. Uji Tekstur Uji tekstur dilakukan dengan cara panelis mengambil satu sendok minuman kesehatan kombinasi dan dirasakan dengan lidah. Setelah itu, panelis memberikan skor terhadap tekstur dari setiap sampel pada lembar kuesioner. Responden

Aroma Warna Rasa Tekstur 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

38

1. Setelah menguji karateristik dari sampel, apakah sampel dapat diterima oleh responden, untuk digunakan sebagai minuman Kesehatan kombinasi  Ya  Tidak Serta berikan alasannya mengapa sampel dapat diterima atau tidak dapat diterima : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 2. Berikan pendapat anda mengenai keseluruhan formulasi dari sampel serta berikan kritik dan saran mengenai sampel : ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………

c. Studi Dokumentasi Mendokumentaskan semua kegiatan yang telah peneliti lakukan dalam pembuatan penelitian ini sehingga terlihat kebenarannya

Similar documents

PROPOSAL KTI AINI (AutoRecovered) (1)

Saniihasann - 525.4 KB

Urfatul Aini Ekonomi

Khairun Nisak - 395.4 KB

BAB II minipro (AutoRecovered)

Adinda Syifa - 366.9 KB

Seminar Proposal

Saqeena Dya - 373.2 KB

Proposal DreamCatcher

windha annisa - 340.9 KB

Proposal judul

Intan Alia - 102.4 KB

Final Proposal Topics

Muhammad Aurang Zaib - 84.9 KB

PROPOSAL DIKLAT 2021

Hendra - 514.1 KB

Proposal Dermina Revisi Fix

Nikholas Tariigan - 293.5 KB

Proposal XII AP 3

Kiki RailFans Matarmaja Brantas - 198.2 KB

© 2024 VDOCS.RO. Our members: VDOCS.TIPS [GLOBAL] | VDOCS.CZ [CZ] | VDOCS.MX [ES] | VDOCS.PL [PL] | VDOCS.RO [RO]