PLC Materi 14

  • Uploaded by: Berliana Kusumawardani
  • Size: 101.9 KB
  • Type: PDF
  • Words: 679
  • Pages: 3
Report this file Bookmark

* The preview only shows a few pages of manuals at random. You can get the complete content by filling out the form below.

The preview is currently being created... Please pause for a moment!

Description

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR “PENGOLAHAN SECARA BIOLOGIS”

Disusun oleh: Kelompok 5 1. Berliana Kusumawardani

P2.31.33.0.17.005

2. Dio Rida Ramadhani

P2.31.33.0.17.008

3. Fadhillah Haidi Aziz

P2.31.33.0.17.011

4. Galuh Tri Tunggal dewi

P2.31.33.0.17.013

5. Iyus Anda Rusman

P2.31.33.0.17.019

6. Muhammad Thufail Purnayudha

P2.31.33.0.17.027

7. Tania Saosa Pratiwi

P2.31.33.0.17.040 Tingkat 2 D3 A

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru, Jakarta 11110 Telp. 011.7397641, 7397643 Fax. 011.7397769 E-mail: [email protected] Website: http://poltekkesjkt2.ac.id

A. Teknologi Biakan Tersuspensi Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan sistem biakan tersuspensi telah digunakan secara luas di seluruh dunia untuk pengolahan air limbah domestik. Proses ini secara prinsip merupakan proses aerobik dimana senyawa organik dioksidasi menjadi CO 2 dan H 2 O, NH 4 dan sel biomasa baru. Untuk suplay oksigen biasanya dengan menghembuskan udara secara mekanik. Sistem pengolahan air limbah dengan biakan tersuspensi yang paling umum dan telah digunakan secara luas yakni proses pengolahan dengan Sistem Lumpur Aktif (Activated Sludge Pocess). Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Lumpur Aktif Pengolahan air limbah dengan proses lumpur aktif konvensional (standar) secara umum terdiri dari bak pengendap awal, bak aerasi dan bak pengendap akhir, serta bak khlorinasi untuk membunuh bakteri patogen. Secara umum proses pengolahannya adalah sebgai berikut. Air limbah yang berasal dari ditampung ke dalam bak penampung air limbah. Bak penampung ini berfungsi sebagai bak pengatur debit air limbah serta dilengkapi dengan saringan kasar untuk memisahkan kotoran yang besar. Kemudian, air limbah dalam bak penampung di pompa ke bak pengendap awal. Bak pengendap awal berfungsi untuk menurunkan padatan tersuspensi (Suspended Solids) sekitar 30-40 %, serta BOD sekitar 25 %. Air limpasan dari bak pengendap awal dialirkan ke bak aerasi secara gravitasi. Di dalam bak aerasi ini air limbah dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah. Energi yang didapatkan dari hasil penguraian zat organik tersebut digunakan oleh mikrorganisme untuk proses pertumbuhannya. Dengan demikian didalam bak aerasi tersebut akan tumbuh dan berkembang biomasa dalam jumlah yang besar. Biomasa atau mikroorganisme inilah yang akan menguraikan senyawa polutan yang ada di dalam air limbah. Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung massa mikroorganisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Air limpasan (over flow) dari bak pengendap akhir dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh micro-organisme patogen. Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum. Dengan proses ini air limbah dengan konsentrasi BOD 250-300 mg/lt dapat di turunkan kadar BOD nya menjadi 20-30

mg/lt. Diagram Proses Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Lumpur Aktif Standar (Konvensional). Surplus lumpur dari bak pengendap awal maupun akhir ditampung ke dalam bak pengering lumpur, sedangkan air resapannya ditampung kembali di bak penampung air limbah. Keunggulan proses lumpur aktif ini adalah dapat mengolah air limbah dengan beban BOD yang besar, sehingga tidak memerlukan tempat yang besar. Proses ini cocok digunakan untuk mengolah air limbah dalam jumlah yang besar. Sedangkan beberapa kelemahannya antara lain yakni kemungkinan dapat terjadi bulking pada lumpur aktifnya, terjadi buih, serta jumlah lumpur yang dihasilkan cukup besar. Selain itu memerlukan ketrampilan operator yang cukup. B. Teknologi Biakan Melekat Proses biologis dengan biakan melekat yakni proses pengolahan limbah dimana mikro-organisme yang digunakan dibiakkan pada suatu media sehingga mikroorganisme tersebut melekat pada permukaan media. Beberapa contoh teknologi pengolahan air limbah dengan cara ini antara lain : trickling filter atau biofilter, rotating biological contactor (RBC), contact aeration/oxidation (aerasi kontak) dan lainnnya. Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan lagoon atau kolam adalah dengan menampung air limbah pada suatu kolam yang luas dengan waktu tinggal yang cukup lama sehingga dengan aktifitas mikro-organisme yang tumbuh secara alami, senyawa polutan yang ada dalam air akan terurai. Untuk mempercepat proses penguraian senyawa polutan atau memperpendek waktu tinggal dapat juga dilakukam proses aerasi. Salah satu contoh proses pengolahan air limbah dengan cara ini adalah kolam aerasi atau kolam stabilisasi (stabilization pond). Proses dengan sistem lagoon tersebut kadang-kadang dikategorikan sebagai proses biologis dengan biakan tersuspensi.

Similar documents

PLC Materi 14

Berliana Kusumawardani - 101.9 KB

PLC Materi 15

Berliana Kusumawardani - 915.6 KB

PLC Materi 13

Berliana Kusumawardani - 300 KB

14 JURNAL

Dedy Ardiansyah - 962.3 KB

Tarea 14

Cristhian Taboada - 1008.2 KB

caratula 14

JAVIER LUIS PARAGUAY CURO - 83.5 KB

PLC Industrial Training File

ROHIT Mishra - 2.2 MB

Materi

Dede Supriyanto - 1.6 MB

14. Diarrea crónica

Juanita Martínez - 5.2 MB

verbale 14 dicembre[1]

FP Cgil Ares - 160.9 KB

14-18 Junio II Bimestre

Кэтртн Ортис - 118.7 KB

ORARE DECEMBRIE 2020 - 14 DEC

Elena Maria - 64.9 KB

© 2024 VDOCS.RO. Our members: VDOCS.TIPS [GLOBAL] | VDOCS.CZ [CZ] | VDOCS.MX [ES] | VDOCS.PL [PL] | VDOCS.RO [RO]