* The preview only shows a few pages of manuals at random. You can get the complete content by filling out the form below.
Description
RESUME JURNAL
Disusun Oleh: Falensya (545190022) Nama Jurnal JURNAL INTRA Vol. 5, No. 2, (2017) 449-459 Judul Paper
Kajian Antropometri & Ergonomi Desain Mebel Pendidikan Anak Usia Dini 3-4 Tahun di Siwalankerto
Penulis
Jennie Hasimjaya, Mariana Wibowo, Dodi Wondo
Pendahuluan Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam beraktivitas, terdapat keterkaitan antara manusia dengan fasilitas yang ada di sekitarnya agar aktivitas tersebut berjalan dengan lancar dan lebih mudah, terutama anak usia dini dikarenakan masa ini merupakan masa dimana anak sangat peka terhadap segala informasi (Harmastuti, 2009: 27). Dikarenakan hal ini, pemerintah membuat sebuah program supaya anak usia dini mendapatkan pembelajaran sejak dini dan membantu anak dengan ekonomi yang lemah dapat melanjutkan pendidikan tanpa biaya yang berat. Program yang dimaksud adalah metode yang ditujukan untuk anak usia dini dalam membantu merangsang dari bidang pendidikan, baik jasmani dan rohani sehingga anak dapat melanjutkan ke tahap yang lebih tinggi dan kehidupan tahap berikutnya (Wijaya 4). Anak usia dini memiliki sifat yang energik sehingga tidak dapat berdiam diri atau duduk dengan tenang dan berkonsentrasi secara lama
apabila
mebel
yang
digunakan
tidak
nyaman
(Communityplaythings 1). Seamkin bertambah umurnya, semakin banyak aktivitas belajar sehingga mebel usia 3-4 tahun perlu dikaji berdasarkan salah satu bidang ergonomi yaitu antropometri yang merupakan kumpulan data berupa angka yang berhubungan dengan karakteristik tubuh manusia, kekuatan, dan bentuk
(Siregar, Huda, & Rambe, 2014: 25) yang akan diterapkan ke dalam pembuatan ukuran mebel anak-anak. Lokasi penelitian mebel dilakukan pada mebel PAUD Siwanlankerto yang meliputi PAUD Anggrek 1, Anggrek III, Srikandi, Buyung Ceria, dan Mentari Pagi dikarenakan pada PAUD-PAUD ini tidak memiliki paduan yang akurat untuk ukuran sarana belajar dan sering mendapatkan bantuan mebel yang tidak sesuai dengan anak didik mereka. Bahan dan
•
Metodologi
Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kuantitatif eksplanasi survei yang bertujuan untuk mempelajari sebuah data yang diambil dari sampel melalui suatu populasi yang telah didapat sehingga dapat menemukan sebuah deskripsi yang menjelaskan hubungan antar variabel terkait dengan penelitian yang dilakukan (Aini, 2013: 52). Pendekatan ini bertujuan untuk menjelaskan apakah variabel terkait seperti umur dan jenis kelamin mempengaruhi perbedaan dimensi tubuh anak dan menyempurnakan teori. Penelitian dilakukan dengan mengukur seluruh variabel yang dibutuhkan yaitu antropometri anak usia 3-4 tahun yang kemudian dihitung dengan konsep persentil dan selanjutnya hasil digunakan untuk menentukan ukuran mebel yang ergonomis. Serta hasil ini dicocokan dengan data ukuran mebel di lapangan bahwa memang mebel di PAUD Siwalankerto tidak sesuai dengan anak didiknya sehingga ukuran yang dihasilkan dapat digunakan sebagai acuan.
•
Sampel yang digunakan adalah anak 3-4 tahun PAUD Siwalankerto dengan jumlah sebanyak 193 anak yang terdiri dari 95 anak laki-laki dan 98 anak perempuan. Populasi yang digunakan merupakan populasi terbatas maksudnya adalah populasi yang memiliki batas secara kuantitatif yang jelas
dikarenakan memiliki karakteristik tertentu (Azizah, 2016: 2). Selain itu populasi dalam penelitian ini bersifat heterogeny karena memiliki karakteristik berbeda yaitu harus berumur 3-4 tahun dengan jenis kelamin perempuan dan lakilaki. •
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yang merupakan sebuah teknik untuk menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu dan lebih mengutamakan tujuan dari penelitian ini (Sugiyono, 2012: 126). Pada penelitian ini dikatakan menggunakan purposive sampling karena peneliti memilih sampelnya berdasarkan pengamatan dan studi pendahuluan yang cukup mendalam sehingga dapat menentukan sampelnya yaitu anak usia dini 3-4 tahun di Siwalankerto karena anak usia dini 3-4 tahun itu lebih banyak berinteraksi dengan mebel dan lebih banyak memiliki aktivitas belajar dan dimana mebel di PAUD Siwalankerto itu tidak sesuai dengan penggunannya.
•
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung yaitu dimana peneliti berada di tempat yang sama dan melihat secara langsung objek yang akan diteliti. Peneliti mendatangi PAUD Siwalankerto selama masa penelitian dan melakukan wawancara secara terstruktur yaitu pertanyaannya telah disediakan dan disusun terlebih dahulu oleh peneliti sehingga lebih mudah dalam mengingat dan untuk menghindari kurangnya informasi (Widiastuti 21,31).
•
Pengolahan data dilakukan dengan beberapa tahapan. Thapan pertama adalah proses editing yaitu merupakan proses pemeriksaan kembali catatan yang ada untuk memastikan apakah jawaban yang didapat telah cukup baik dan dapat digunakan untuk dilanjutkan ke tahap berikutnya. Thapan
kedua
adalah
proses
koding
dimana
peneliti
mengklasifikasikan hasil penelitian berdasarkan karakteristik sampel yang ada (Safran, 2007: 203). Dan kemudian proses tabulasi yaitu proses dimana data dimasukkan dan disusun ke dalam tabel yang berisikan sesuai dengan data yang didapat dan sesuai dengan kebutuhan analisis (Jurnal Direktorat Jenderal
Peningkatan
Mutu
Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan, 2008: 24). Lalu dianalisis menggunakan konsep persentil dan membandingkan mebel di lapangan dengan hasil perhitungan persentil yang digunakan untuk mengetahui bahwa mebel tersebut tidak ergonomi dan hasil persentil
yang
didapat
berdasarkan
penelitian
dapat
digunakan untuk menentukan ukuran mebel yang ergonomis. •
Hasilnya adalah hasil perhitungan antropometri anak usia dini 3-4 tahun di PAUD Siwalankerto yang digunakan untuk menentukan ukuran mebel yang ideal bagi anak-anak tersebut.
Hasil dan Pembahasan
1. Beberapa meja yang ada di PAUD Siwalankerto khususnya untuk anak usia 3-4 tahun ternyata memiliki gambaran mural di atas meja tersebut sehingga ini menyebabkan anak menjadi tidak
nyaman
dalam
menggunakan
meja
tersebut
dikarenakan hasil dari tugas yang dikerjakan tidak maksimal. Padahal disebutkan bahwa meja yang ergonomis itu sebaiknya tidak bertekstur karena akan membahayakan pengguna dan mengganggu aktivitas belajarnya (Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, 2015: 34). 2. Pada PAUD di Siwalankerto terdapat beberapa meja lipat untuk menghemat tempat dan mempersingkat waktu untuk meringkas namun permasalahannya adalah adanya bracing pada kaki meja tersebut yang mengganggu posisi kaki anak
pada saat duduk karena tidak dapat memasukkan kaki di bawah permukaan meja. Padahal dikatakan bahwa meja yang ergonomis itu harus memiliki untuk ketebalan paha sehingga lebih nyaman (Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, 2014: 18). 3. Ketinggian dari meja yang ada di lapangan tidak sesuai dengan pengguna dimana terlalu tinggi menyebabkan anak menggunakan harus berlutut supaya dapat melihat dan mengerjakan tugas dengan nyaman. Seharusnya tinggi meja disesuiakan dengan ukuran pengguna karena meja yang ergonomis
itu
diseuaikan
dengan
pengguna
(Communityplaythings 1). 4. Di PAUD Siwalankerto juga menggunakan mebel berbahan kayu, salah satunya kursi belajar. Namun ditemukan permasalahan ternyata dimana lebar dudukannya tidak dapat mewadahi secara menyeluruh pantat anak. Seharusnya kursi yang nyaman itu apabila lebar alas duduknya diseuaikan dengan lebar pantat pengguna (Sutajaya 560) dan lebih besar dari paha seseorang (Jamaludin, 2007: 123). 5. Untuk rak sepatu dan rak barang sudah cukup sesuai dengan pengunannya yaitu anak-anak usia 3-4 tahun di Siwalankerto karena anak sudah dapat menggapai rak paling atas secara mandiri. Namun permasalahannya adalah dimana rak tersebut tidak dapat mewadahi secara menyeluruh untuk anak 3-4 tahun di Siwalankerto. Untuk hasil perhitungan data antropometri yang sudah dilakukan akan dijabarkan pada Tabel 1 Rekomendasi Ukuran Mebel Anak Perempuan 3-4 Tahun dan Tabel 2 Rekomendasi Ukuran Mebel Anak Laki-laki 3-4 Tahun. Kesimpulan
Berdasarkan
analisa
yang
telah
dilakukan
maka
dapat
disimpulkan ternyata mebel yang ada di PAUD Siwalankerto
untuk anak usia 3-4 tahun tidak cocok dengan penggunanya dan memiliki beberapa masalah terkait ergonomi sehingga memang perlu dikaji melalui bidang ilmu antropometri. Selain itu ternyata perbedaan umur dan jenis kelamin anak-anak juga sangat mempengaruhi besar kecilnya dimensi tubuh mereka sehingga secara otomatis juga mempengaruhi ukuran mebel yang digunakan. Dimana anak dengan umur yang lebih besar secara dominan memiliki ukuran tubuh yang lebih besar. Karena hal ini, maka dalam membuat ukuran mebel supaya ergonomis sebaiknya menerapkan hasil pengukuran yang sesuai dengan penggunanya yaitu anak usia dini 3-4 tahun karena mereka merupakan subjek yang paling sering berinteraksi dengan mebel-mebel tersebut sehingga harus sangat dipertimbangkan. Ulasan
Dari jurnal ini, dapat dipelajari bahwa ergonomi merupakan bidang yang penting dalam kehidupan terutama antropometri. Barang yang tidak ergonomis atau tidak mengikuti data antropometri yang ada di daerah sekitar akan menyebabkan ketidaknyamanan dan gangguan bagi pengguna. Penerapan antropometri sudah harus ada bahkan di barang untuk anak usia dini dikarenakan akan lebih mempengaruhi anak.
Tabel 1 Rekomendasi Ukuran Mebel Anak Perempuan 3-4 Tahun No. 1.
Jenis Ukuran
Ukuran
Ukuran
Mebel
Antropometri
Desain
Jangkau
35,01 cm
Panjang
meja
belajar
horizontal duduk
Persentil 2,5 persentil dari hasil
atau berdiri
jangkauan
horizontal berdiri atau duduk
2.
Lebar permukaan meja belajar
Lebar pinggul
48,40 cm
97,5 persentil dari lebar pinggul +
15% untuk baku + 15% untuk jarak 3.
Tinggi
meja
belajar
Tinggi popliteal,
40,98 cm
tinggi siku duduk
2,5 persentil dari tinggi popliteal + 50 persentil tinggi siku duduk + 15% untuk
ruang
sepatu 4.
Tinggi permukaan meja
Tinggi lutut
37,83 cm
bagian
97,5 persentil dari tinggi lutut
bawah 5.
Tinggi
sandaran
kursi 6.
Tinggi bahu
39,92 cm
duduk
Tinggi arm rest
Tinggi siku duduk
97,5 persentil dari tinggi bahu duduk
11,71 cm
2,5 persentil dari tinggi siku duduk
7.
Tinggi alas duduk
Tinggi popliteal
21,25 cm
2,5 persentil dari tinggi popliteal
8.
Panjang
alas Panjang popliteal-
duduk 9.
24,43 cm
pantat
Lebar alas duduk
Lebar pinggul
97,5 persentil dari lebar pinggul
37,54 cm
2,5 persentil dari panjang poplitealpantat
10.
Lebar
sandaran
Lebar bahu
38,42 cm
kursi 11.
lebar bahu
Jarak kursi satu dengan
97,5 persentil dari
Panjang paha
40,82 cm
yang
97,5 persentil dari panjang paha
lainnya 12.
Kekuatan minimal kursi
Berat badan
22,30 kg
97,5 persentil dari berat badan
13.
Tinggi maksimal rak
buku
yang
Jangkauan
65,30 cm
vertikal duduk
2,5 persentil dari jangkauan vertikal
dijangkau dalam
duduk
posisi duduk 14.
Tinggi
jarak
Tinggi mata
pandang
mata
duduk
46,02 cm
50 persentil dari tinggi mata duduk
secara horizontal 15.
Tinggi bak cuci
Tinggi pinggul
48,94 cm
tangan wastafel 16.
Tinggi rak barang anak
PAUD
tinggi pinggul Jangkauan
105,62 cm
vertikal berdiri
Tinggi rak sepatu
2,5 persentil dari jangkauan vertikal
Siwanlankerto 17.
2,5 persentil dari
berdiri Jangkauan
105,62 cm
vertikal berdiri
2,5 persentil dari jangkauan vertikal berdiri
18.
Tinggi maksimal meja
belajar
Tinggi siku
53,08 cm
berdiri
2,5 persentil dari tinggi siku berdiri
berdiri 19.
Tinggi meja tanpa Tinggi siku duduk
21,71 cm
kursi
2,5 persentil siku duduk + 10 cm ruang gerak tebal paha
Tabel 2 Rekomendasi Ukuran Mebel Anak Laki-laki 3-4 Tahun No. 1.
Jenis Ukuran
Ukuran
Ukuran
Mebel
Antropometri
Desain
Jangkau
36 cm
Panjang belajar
meja
horizontal duduk atau berdiri
Persentil 2,5 persentil dari hasil
jangkauan
horizontal berdiri atau duduk
2.
Lebar permukaan
Lebar pinggul
50,24 cm
meja belajar
97,5 persentil dari lebar pinggul + 15% untuk baku + 15% untuk jarak
3.
Tinggi
meja
belajar
Tinggi popliteal,
40,79 cm
tinggi siku duduk
2,5 persentil dari tinggi popliteal + 50 persentil tinggi siku duduk + 15% untuk
ruang
sepatu 4.
Tinggi permukaan meja
Tinggi lutut
36,91 cm
bagian
97,5 persentil dari tinggi lutut
bawah 5.
Tinggi
sandaran
kursi 6.
Tinggi bahu
40,47 cm
duduk
Tinggi arm rest
Tinggi siku duduk
97,5 persentil dari tinggi bahu duduk
11,81 cm
2,5 persentil dari tinggi siku duduk
7.
Tinggi alas duduk
Tinggi popliteal
21,25 cm
2,5 persentil dari tinggi popliteal
8.
Panjang
alas Panjang popliteal-
duduk 9.
23,67 cm
pantat
Lebar alas duduk
Lebar pinggul
2,5 persentil dari lebar pinggul
38,66 cm
97,5 persentil dari panjang poplitealpantat
10.
Lebar
sandaran
Lebar bahu
37,79 cm
kursi 11.
lebar bahu
Jarak kursi satu dengan lainnya
97,5 persentil dari
yang
Panjang paha
39,79 cm
97,5 persentil dari panjang paha
12.
Kekuatan minimal
Berat badan
24,44 kg
kursi 13.
berat badan
Tinggi maksimal rak
97,5 persentil dari
buku
yang
Jangkauan
67,94 cm
vertikal duduk
2,5 persentil dari jangkauan vertikal
dijangkau dalam
duduk
posisi duduk 14.
Tinggi
jarak
Tinggi mata
pandang
mata
duduk
46,80 cm
50 persentil dari tinggi mata duduk
secara horizontal 15.
Tinggi bak cuci
Tinggi pinggul
48,14 cm
tangan wastafel 16.
Tinggi rak barang anak
PAUD
tinggi pinggul Jangkauan
108,14 cm
vertikal berdiri
Tinggi rak sepatu
2,5 persentil dari jangkauan vertikal
Siwanlankerto 17.
2,5 persentil dari
berdiri Jangkauan
108,14 cm
vertikal berdiri
2,5 persentil dari jangkauan vertikal berdiri
18.
Tinggi maksimal meja
belajar
Tinggi siku
52,84 cm
berdiri
2,5 persentil dari tinggi siku berdiri
berdiri 19.
Tinggi meja tanpa Tinggi siku duduk kursi
21,81 cm
2,5 persentil siku duduk + 10 cm ruang gerak tebal paha