Desain Perbaikan Untuk Meningkatkan Nilai Efisiensi Manufaktur Keberlanjutan Menggunakan Sustainable Value Stream Mapping (Studi Kasus : CV Mugiharjo) Caesar Hergi Prasetyo, Purnawan Adi, S.T.,M.T,* Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik,Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH. Semarang 50275 Telp. (024) 7460052 E-mail:
[email protected];
[email protected]
ABSTRAK CV Mugiharjo merupakan perusahaan di bidang furnitur memiliki masalah mengenai keterlambatan pengiriman kepada konsumen karena terlalu banyak proses inefisien dalam proses produksinya. Selain itu, limbah material padat berbentuk serbuk kayu dan limbah cair hasil pengecatan belum dikelola dengan baik sehingga menyebabkan dampak terhadap lingkungan. Keterlambatan penggajian karena stabilitas keuangan perusahaan yang belum baik berpengaruh pada performansi dan kepuasan pekerja dalam bekerja. Desain perbaikan sustainable manufacturing menggunakan sustainable value stream mapping bertujuan untuk mengidentifikasi dan menilai indikator dimensi ekonomi, lingkungan dan sosial di dalam sebuah perusahaan lalu memberikan rekomandasi kepada perusahaan untuk meningkatkan nilai dari setiap indikator. Hasil penelitian menggambarkan terdapat beberapa indikator yaitu dimensi ekonomi yang terdiri efisiensi waktu, efiensi cacat, dan efisiensi inventory dan efisiensi biaya. Dimensi lingkungan terdiri dari indikator efisensi material, efisiensi limbah dan efiensi energi. Dimensi sosial terdiri dari indikator tingkat kepuasan karyawan, tingkat kesehatan karyawan dan tingkat pelatihan karyawan. Sustainable value stream mapping menggambarkan terdapat masalah di beberapa stasiun kerja dan terdapat stasiun kerja kritis yaitu finishing karena waktu proses lama, tingkat cacat tinggi dan efisiensi inventory rendah sehingga diusulkan sebuah desain standar operasional prosedur untuk operator di finishing Kata kunci : Sustainable Manufacturing, Sustainable Value Stream Mapping, Furnitur ABSTRACT Improved Design to Increase the Value of Sustainability Manufacturing Efficiency Using Sustainable Value Stream Mapping. CV Mugiharjo is a furniture company that has problems regarding delays in delivery to consumers because there are too many inefficient processes in the production process. In addition, solid material waste in the form of wood powder and liquid waste resulting from painting has not been managed properly, causing environmental impacts. Payroll delays due to the company's financial stability that has not been well affected the work performance and satisfaction in the work. The improved design of sustainable manufacturing using sustainable value stream mapping aims to identify and assess indicators of economic, environmental and social dimensions within a company and then provide recommendations to the company to increase the value of each indicator. The results of the study illustrate that there are several indicators, namely the economic dimension which consists of time efficiency, defect efficiency, and inventory efficiency and cost efficiency. Environmental dimensions consist of material efficiency indicators, waste efficiency and energy efficiency. The social dimension consists of indicators of employee satisfaction, employee health and employee training levels. Sustainable value stream mapping illustrates that there are problems in several work stations and there are critical work stations namely finishing work station due to long processing time, high defect rate and low inventory efficiency so that a standard operational procedure design for operators in finishing is proposed. Keywords : Sustainable Manufacturing, Sustainable Value Stream Mapping, Furniture
1. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan ekonomi dan masyarakat global yang semakin kompetitif, perusahaan dituntut harus mulai beralih dari sebelumnya fokus pada cara tradisional dengan hanya meminimasi biaya (faktor ekonomi) menuju teknik sustainable manufacturing yang memperhitungkan impilkasi proses produksi terhadap lingkungan dan masyarakat. Sustainable manufacturing menurut departemen perdagangan amerika serikat adalah penciptaan produk manufaktur dengan menggunakan proses ya meminimalkan dampak negatif lingkungan, menghemat energi dan sumber daya alam, aman bagi karyawan, komunatas dan konsumen dan sehat secara ekonomi (DOC, 2010). Dengan demikian, kebutuhan industri manufaktur saat ini selain efisiensi ekonomi adalah bertanggung jawab pada lingkungan dan memajukan operasi manufaktur, teknologi dan tingkat kompetitif. CV Mugiharjo merupakan perusahaan manufaktur bergerak di bidang furniture yang menggunakan sistem make to order. CV Mugiharjo memiliki masalah keterlambatan pengiriman barang ke konsumen. Dari 10 kali pengiriman terakhir, 8 diantaranya mengalami keterlambatan sehingga berdampak pada gangguan keseimbangan keuangan perusahaan. Perusahaan furnitur masih memiliki tingkat efisiensi rendah karena proses produksinya mempunyai aktivitas yang tidak bernilai tambah, seperti setup time, changeover time, banyak cacat dan banyak persediaan bahan baku (Hartini, et al.2009 ; Hartini et al. 2010 ; Hartini et al. 2018). Kegiatan yang tidak menambah nilai menyebabkan keterlambatan pemenuhan pesanan yang mengarah pada biaya pinalti dan penurunan reputasi perusahaan (Hartini et al,. 2010). Selain itu, keterlambatan pemenuhan pesanan berimplikasi pada pemenuhan gaji karyawan yang menjadi terlambat akibat siklus perputaran keuangan tidak lancar. CV Mugiharjo hingga saat ini belum memiliki rencana dalam pengelolaan limbah. Limbah hasil produksi seperti potongan kayu, serbuk kayu dan serpihan kulit yang masih mengotori di lingkungan area produksi meskipun sudah dibuang. Hal tersebut menyebabkan pekerja pabrik yang mengalami sesak nafas, tenggorokan gatal, batuk dan kulit gatal. Selain itu, proses limbah cat proses finishing juga terendap dalam penampung air dan dialirkan ke sungai setiap satu bulan sekali tanpa ada standar penyaringan. Oleh karena itu, perlunya gambaran dan analisa terkait masalah tersebut. Salah satu metode dalam pendekatan lean manufacturing yaitu Value Stream Mapping atau VSM, yang merupakan suatu metode untuk mengidentifikasi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah (non value added) dengan melakukan pemetaan aliran produksi dan aliran informasi suatu produk atau family produk (Rother dan Shook, 2003). Kombinasi dengan sustainable manufacturing menghasilkan tools Sus VSM (Sustainable manufacturing) untuk mengevaluasi kinerja triple bottom line manufaktur yang diterapkan pada suatu industri (Faulkneer & Badurdeen, 2014). Tools tersebut dianggap bisa menggambarkan
kondisi perusahaan dan memberikan gambaran masalah dan usulan perbaikan untuk perusahaan.
2
2. TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Produksi Kegiatan produksi menurut Gaszpersz (2009) adalah integrasi sekuasial dari tenaga kerja, material, informasi, metode kerja dan mesin atau peralatan dalam suatu lingungan yang kompetitif di pasar. Proses produksi menurut Agus Ahyari (2011) adalah suatu cara atau metode ataupun teknik bagaimana kegiatan penciptaan faedah baru atau penambahan faedah tersebut dilaksanakan. B. Lean Manufacturing Menurut American Production and Inventory Control Society (2011) menyebutkan bahwa Lean Manufacturing merupakan sebuah filosofi produksi yang memberikan penekanan mengenai minimalisir sumber daya yang ada pada seluruh aktivitas perusahaan. Eatock et al (2009) mendefinisikan Lean Manufacturing sebagai seperangkat konsep, prinsip metode, prosedur dan alat yang digunakan untuk peningkatan aliran produksi dengan mengurangi limbah. Menurut Lonnie Wilson (2010), Lean Manufacturing merupakan seperangkat teknik, yang apabila dikombinasikan dan dimatangkan dapat mengurangi dan mengeliminasi waste. Dan menurut Alves et al (2012) mendefinisikan Lean Manufacturing adalah sebuah model yang mana orang orang mengansumsikan peran dan keterlibatan dari pemikir membuat perbaikan terus menerus dan memberikan kelincahan kepada perusahaan untuk menghadapi perubahan lingkungan C. 7 Waste of Lean Manufacturing Menurut Wilson (2010), terdapat tujuh jenis pemborosan (waste) dalam proses produksi dalam lean manufacturing, yaitu sebagai berikut : 1. Over production 5. Waiting time 2. Transportation 6. Overprocessing 3. Inventories 7. Motion 4. Defect D. Sustainable Manufacturing Sustainable manufacturing menurut Departemen Perdagangan Amerika Serikat adalah penciptaan produk manufaktur dengan menggunakan proses yang meminimalkan dampak negatif lingkungan, menghemat energi dan sumber daya alam, aman bagi karyawan, komunitas dan konsumen serta sehat secara ekonomi. (Roshen & Kishawy, 2012) The Lowell Center for Sustainable Production mendefinisikan sustainable manufacturing sebagai penciptaan barang dan jasa menggunakan proses dan sistem tanpa menghasilkan polusi, menghemat energi dan sumber daya alam dan secara ekonomi layak, aman dan menyehatkan bagi pekerja. (Roshen & Kishawy, 2012)Pathak & Singh (2017) menyatakan bahwa sustainable manufacturing adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan praktik manufaktur yang tiap bagian dari prosesnya tidak membahayakan lingkungan dan sosial. Hal ini menekankan bahwa proses dari pembuatan produk/jasa yang tidak mencemari lingkungan atau membahayakan konsumen, karyawan, atau anggota lain dari sebuah mayarakat.
E. Sustain able Value Stream Mappi ng Value Stream Mapping (VSM) sebagai alat visual untuk membantu melihat waste tersembunyi dan sumber dari limbah. VSM aktual digunakan untuk mendokumentasi bagaimana keadaan dari operasi di lantai produksi. Future VSM dikembangkan untuk merancang aliran proses lean melalui penghapusan akar penyebab limbah dan melalui perbaikan proses. Rencana implementasi akan menguraikan secara rinci langkah yang diperlkukan untuk mendukung tujuan produksi yang lean (Rahani & Ashraf, 2012).Sustainable VSM merupakan pengembangan dari Value Stream Mapping konvensional dengan menggabungkan metrik konvensional dengan metrik sustainable yakni faktor lingkungan dan faktor sosial. Sustainable VSM digunakan untuk merepresentasikan dan mengidentifikasi secara visual yang berpotensi secara ekonomi, lingkungan dan kemasyarakatan (Faulkner & Badurdeen et al, 2014). 3. ME TO DO LO GI PEN ELI TIA N
Penelitian ini memiliki langkah penelitian sebagai b e r i k u t : 1. Studi Pendahuluan 2. Studi Literatur dan Studi Lapangan Studi Literatur dengan menentukan metoda yang tepat untuk menggmbarkan dan menemukan solusi perbaikan dari permasalahan di perusahaan, studi lapangan bertujuan menguatkan dasar dan latar belakang masalah di perusahaan 3. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian eksploratif. Penelitian eksploratif bertujuan menggali pengetahuan baru dari pengetahuan pengetahuan sebelumnya. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba unutk menggali dan mengeksplorasi apaapa saja waste, dampak lingkungan dan dampak sosial dari produksi meja kaki silang sehingga tipe penelitian eksploratif umumnya digunakan untuk menggali dan menemukan informasi yang lebih utuh dari sebuah masalah. Menurut segi pendekatan, penelitian ini termasuk sebuah penelitian crosssectional karena penelitian ini dilakukan dalam satu waktu tertentu. Penelitian ini dilakukan pada periode Maret 2018 hingga selesai.. 3
4. Variabel lingkungan dan dimensi Penelitian Stasiun Waktu Total sosial.WIPMerekap % semua Pada penelitian Kerja Siklus iniWaktudata Kerja Efisiensi yang didapat lalu menggunakan dimensi Raw dibuat gambaran 107 107 0 100 material ekonomi diantaranya sustainable value stream Konstruksi 100 waktu siklus, 181 efisiensi 181mapping.0 Perakitan 645 1605 960 40,5 Melakukan waktu, tingkat cacat, Finishing 2095,5 5935,5 3840 35,5 identifikasi dan efisiensi inventory, Packaging 35 21.661 21.626 0,17 analisis terhadap efisiensi biaya. Dimensi tiap lingkungan diantaranya indikator di masing efisiensi material dan masing stasiun kerja lalu efisiensi energi. Indikator membuat rancangan social adalah tingkat desain perbaikan terhadap kepuasan karyawan, permasalahan di yang tingkat kesehatan terdapat di masing karyawan, tingkat masing stasiun kerja. pelatihan dan resiko 6. Analisis Perbaikan kerja. Indikator 7. Penutup berdasarkan beberapa jurnal seperti faulkneer 4. & Badurdeen (2014), ANAL ISIS Hartini et al, (2018), DAN Vinodh et al (2016), PEMB 5. Pengumpulan dan AHAS Pengolahan Data AN Melakukan A. Dimensi pengukuran dan Ekonomi penghitungan terhadap Sustainable produksi meja kaki silang dari stasiun pengovenan Value Stream sampai dengan packaging Mapping untuk mendapatkan data Dimensi ekonomi sesuai dengan indikator sustainable value stream yang terdapat dalam mapping terdiri atas dimensi ekonomi, waktu siklus, efisiensi dimensi waktu, tingkat cacat, efisiensi inventory dan efisiensi biaya. Efisiensi waktu dihitung dari jumlah value added time dibagi dengan total waktu. Berikut merupakan tabel waktu siklus dan efisiensi waktu. Tabel 1. Efisiensi Waktu
Stasiun Kerja Oven Sawmil Kon Struksi
Jenis Biaya Pekerja Pekerja Material Listrik Pekerja Material Listrik
Revisi Packaging
353 35
Terdapat indikator efisiensi cacat dalam proses pembuatan meja kaki silang di CV Mugiharjo. Prosentase cacat merupakan jumlah cacat part/produk dibagi dengan jumlah total part/produk. Berikut merupakan rekapitulasi prosentase efisiensi cacat dari proses produksi meja kaki silang CV Mugiharjo. Tabel 2. Efisiens i Cacat Stasiun Kerja
Cacat (Unit)
Pengovenan Raw material Konstruksi Perakitan Finishing
20
11
20
9
20 20 20
5 8
Inventory jumlah waktu produk yang dikerjakan harus melalui work in process. Efisiensi Inventory dilihat dari waktu produk yang dikerjakan diluar waktu produksi part tersebut dibagi dengan total work in process dan waktu produksi. Berikut merupakan rekapitulasi inventory dari proses produksi meja kaki silang Cacat CV Mugiharjo (Part)
Tabel 3. Efisiensi Inventory
Nama Waktu E Stasiun Nama Stasiun Kerja Kerja Siklus f Raw Pengovenan 20160 i Material Raw Material 107 s Kon Konstruksi 181 i struksi Perakitan 645 e Finishing 1 606 nAssembly Biaya 2 % Finishing 582 s Total Biaya Pemborosan Biaya 454,5 i Finishing 3 Rp397.302 Quality Rp397.279 99,99 100 Finishing Control Rp22.579 Rp12.708 Rp218.845 Rp101.660 52,95 Rp1.917 Rp222 Rp54.877 Rp20.220 Rp744.000 Rp98.410 85,27 Rp3.437 Rp229
0
Material yang digunakan dalam proses produksi antaranya kayu mahoni, MDF, lem, dan cat serta thinner. Efisiensi material terkait dengan jumlah limbah yang digunakan, semakin tinggi rasio limbah berbanding output yang dihasilkan maka semakin rendah efisiensi material produk. Berikut rekapitulasi efisiensi material produk pada produksi meja kaki silang di CV Mugiharjo Tabel 6. Efisie nsi Mater ial Nama Part
Input
Limbah
% Material
Kayu Mahoni
49,5
15,6
68,4
Kayu Mahoni MDF 18 mm MDF 6 mm Meja Lem Putih Meja Kaki Silang Cat + Thinner
33,8 63,0 4,2 78,0 5
7,4 15,1 0,44
77,2
420
94,6
1,51
84,9
78,6 14,2
4
B i a y a
i e n s i
d a r i
w a k t u
p r o d u k s i m e j a k a k i s i l a n g d i u k u r d a r i j u m l a h e f i s
y a n g b e r d a m p a k p a d a p e n g g a j i a n , e f i s i e n s i m a t e r i 5
a l y a n g b e r d a m p a k p a d a b i a y a m a t e r i a l d a n e f i s i e n s i e n e r g i y
a n g b e r d a m p a k p a d a b i a y a l i s t r i k . L a l u d i s e t i a p s t a s i u n k e r 6
j a
e k a p
d i
e f i s i e n s i
h i t u n g p r o s e n t a s e
b i a y a Tabel 4. Efisiensi Biaya
e f i s i e n s i
produksi meja kaki silang di CV Mugiharjo Tabel 5. Efisien si Energi
b i a y a .
B. Dimensi
B e r i k u t m e r Nama Mesin u pOven Kayu a Radial Arm Saw kJointer a Single Planner nRap Saw Speed Router
r
Daya Mesin 1008 0,44 0,18 0,55 0,68 0,61
Daya Set Up 0 0,21 0,00 0,00 0,00 0,22
Stasiun kerja
Efisiensi
Oven
100%
Pemotong an Raw Material
89%
Lingkungan Sustainable Value Stream Mapping Dimensi lingkungan terdiri dari indikator efisiensi material, efisiensi energi dan efisiensi limbah. Energi produk dihasilkan dari mesinmesin yang digunakan dalam proses produksi. Energi produk umumnya digunakan di mesin mesin yang ada di stasiun kerja pemotongan raw material, konstruksi dan perakitan. Efisiensi energi produk didapatkan dari watt yang terdapat dari mesin dikalikan jumlah waktu yang digunakan dalam proses produksi meja kaki silang. Berikut rekapitulasi efisiensi energi pada 7
Indikator limbah efiensi 0% karena tidak pernah dilakukan pengolahan limbah C. Dimensi Sosial Sustainable Value Stream Mapping Indikator kepuasan dihitung dari tingkat resign setiap tahun yang terjadi di CV Mugiharjo. Indikator dihitung selama 5 tahun dan tahun 2018 memasuki setengah tahun. Tanda (r) berarti jumlah yang resign dan tanda (t) berarti total pekerja tiap tahunnya di departemen tersebut. Berikut rekapitulasi tingkat kepuasan di CV Mugiharjo. Tabel 7.
perna h melak ukan pelati han terhad ap karya wan.
Tingkat Kepuasan Stasiun Kerja Raw material+ Konstruksi Perakitan Finishing
Tahu 2014
2015
r
t
r
t
2
9
5
7
1 2
3 4
3 2
4 4 Maka dari itu, pelatihan di setiap stasiun kerja karyawan dianggap 0%. Lalu indikator terakhir adalah tingkat resiko pekerja. Tingkat resiko pekerjaa didapatkan dari hasil wawancara dengan kepala produksi di stasiun kerja. Indikator tingkat resiko pekerja yang didapatkan berasal dari jurnal faulkneer & Badurdeen (2014). Berikut merupakan hasil dari tingkat resiko pekerja. Tabel 9. Tingk at Resik o
Indikator Kesehatan dihitung dari jumlah absen dari para pekerja di stasiun kerja yang ada selama 3 tahun dan dirata rata masing masing tahunnya. Berikut rekapitulasi tingkat kesehatan pekerja di CV Mugiharjo Tabel 8. Tingkat Kesehata n
Stasiun Kerja
Menurut Ke Resiko
dika r pelati han dihi ng dari jum h peg wai yan men kuti pelati han Dala m indi tor pelati han sela a peru ahaa tida
Raw material + Konstruksi
S-3
Perakitan
S-1
Finishing
H-2
Setelah didapat gambaran mengenai perusahaan, maka perlu adanya future sustainable value stream mapping yang menggambarkan mengenai titik tujuan perbaikan dan tools perbaikan itu sendiri. Perbaikan dari future sus vsm bertujuan untuk potensi perbaikan yang mampu dilakukan oleh perusahaan dan memperkirakan efisiensi perbaikannya. Berikut gambar mengenai future sus vsm
E .
Sb tingg A dam n pro a Sb l tingg i dam s yan i Hb s terka resi keja D
D. Sustaina ble Value Stream Mappin g Berikut merupakan gambar mengenai sustainable value stream mapping dari produksi meja kaki silang CV Mugiharjo.
i m e n s i E k o n o m i
Dimensi ekonomi memiliki 4 indikator. Pada indikator 8
efisensi waktu, nilai efisiensi stasiun kerja pengovenan sebesar 99,9% terkategori tinggi, pemotongoan raw material sebesar 45,7% terkategori sangat rendah, konstruksi bernilai 63% terkategori rendah , perakitan dengan nilai 86% terkategori tinggi, finishing dengan nilai 95,2 terkategori tinggi, quality control dengan nilai 100% terkategori tinggi, serta revisi dan packaging bernilai 90,6% terkategori tinggi. Indikator efisiensi cacat, nilai efisiensi cacat pengovenan sebesar 100% kategori tinggi, stasiun kerja pemotongan raw material dengan 94,8% terkategori tinggi, konstruksi dengan nilai 95,7% terkategori sangat rendah, perakitan mengalami cacat dengan
ator = 2
nilai 37,5 kategori sangat rendah dan finishing mengalami cacat keseluruhan dengan efisensi 0% sangat rendah. Efisiensi inventory pemotongan raw material nilai 100% terkategori tinggi, konstruksi dengan nilai 100% t e r k a t e g o r i
Wa Motio ng n =9 Tim Oper a = 20' tor = 5 Mo Trans n = 5 portat Tran ion = 7 por tion= 11 Tr an spo rtat Ope io n With out ator M ater ia l Handling = 7
Wa i ti ng T ime To o Lon g
O p e r a t o r =
Pr oc es s = 288 0 2 un it pr od uct
Pro ce ss = 9 60
Transportat io n =34' 3 un i t p rod uct .
Oper ator = 11
Process = 960', Oper ator = 3 8 prod uct
H i g h
Process = 15 Days, 8 product
WI P To o Long
4 D e f e c t =
Tr an spo rtatio n Withou t M ate ria l Handling
5
u n i t
To o M uc h M oti on E q u i p m e
E q u i p m e
LEA TIM 2 0 1 6 0
1 1 5
4 9
5 '
Hig h Ch an ge Cvertim e
66 ' 5 8
P r o c c e s ti m e t o o lo n g
H i g h
5 5 6 '
1 0 4 9
1 0 0
9 6 0 '
3 2 7 '
VALUE ADDED = 22.893 minutes ( 15 hari, 21 jam 23 menit) 2 9 '
' 1557 ' u
2965 '
IN DI KA TO R EK ON O MI EFISIENSI WAKTU CACAT
99 %
45,7%
63 %
86 %
100 %
94,6 %
95,7 %
37,5 %
100 %
100 %
40 %
52,9 %
85,1%
88,3 %
100%
68,4 %
77,2 %
94,6%
100%
89%
93%
100%
0%
0%
INVENTORY COST
t i n g g i ,
99 %
INDIKATOR LINGKUNGAN MATERIAL ENERGI LIMBAH
IN DI K A T O R S O SI A L
Procce
Cus tomer
0%
N
K
3 Supplier
E P
Woo ds = Truck L ead T im e = +- 1 Week
Tr uck = 3 040 ft kubik Le ad T im e = 5 Days
P ac k a gi n g M at er ia l= T ru ck L ea d Ti me = 2 We ek s
H i g h
ergon omi s
O p e r a t o r
U A
Wor k Pos ition isn t
d
i t e d
Op era or Lim
S A
E -
H1
P-
S -
A N
Pa int + T inner = Truck L ead T ime = 2 Days
E E
E
E
E
E
P
K -
A
H
R Y A W
P
A N
S
K E
-
S
Pengovenan Ko nst ru ksi Pe ra kit an
F i n i
R e v i
Q u a l
Pac kagi ng
E H A T
C ycle Time =20160 Oper ator = 2 Transportation = 5
C y c l e
C y c l e S e t u p C / O = 4
C y cl e T i m e = 6 4 5 M ot io n = 7 9 Tr an sp ort ati on = 10
Pemotongan Raw W o r k I n
Cycle Time = 1642' Delay Time = 15' Motio n = 36'
W o r k
C y c l e T i m e =
1 0 0 ' O p e r a t o r
Cyc le Tim e= 353' Mot ion = 10 ' Tra nsp orta tion = 16'
W o r k I n
C y c l e
A N
T i m e =
3 5 ' M o t i o n
K A R Y A
= =
W A
2 Defect = 8 Work In
3 ' O p e r
N TRAINING KARYAWA
9
6 3 , 9 3
% 71,67 % 50 %
0% 0% 0%
Pada gambar diatas merupakan gambaran utuh mengenai sustainable value stream mapping. Pada bagian atas seperti pada value stream mapping pada umumnya dimana gambaran mengenai supplier, waktu siklus tiap stasiun kerja, non value added activity, aliran produksi, inventory dalam proses sehingga mendapatkan lead time dalam produksi. Setelah itu di bagian bawah merupakan gambaran mengenai indikator dari masing masing dimensi ekonomi, dimensi lingkungan dan dimensi sosial.
F. Analisis Dimensi Lingkungan Dimensi lingkungan terdiri atas 2 indikator yaitu indikator efisiensi material dan energi. Efisiensi material di pengovenan 100% bernilai tinggi, efisiensi di pemotongan raw material sebesar 68,4 bernilai rendah, efisiensi di konstruksi sebesar 77,2% terkategori sedang, efisiensi di perakitan sebesar 94,6% berniali tinggi, efisiensi di finishing 84,9% bernilai tinggi dan efisiensi di packaging sebesar 100% terkategori tinggi. Efisiensi energi di pengovenan sebesar 100% bernilai tinggi, efisiensi pemotongan raw material sebesar 89% bernilai tinggi, efisiensi energi di konstruksi sebesar 93% bernilai
yang terjadi di stasiun kerja finishing kadang lebih dari 1 kali revisi bahkan mencapai 3 kali revisi karena perusahaan belum memiliki standar prosedur pengerjaan dalam stasiun kerja finishing. Selain itu tingkat pelatihan 0% menyebabkan pekerja belum memiliki keahlian yang terasah dan terarah dalam mengerjakan aktivitas yang ada di stasiun kerja finishing.
H. Analisis Stasiun
90,01 % 85,55% 87,1%
G Value Stream Mapping 1 Perakitan sebesar Su 40% terkategori sangat b rendah, finishing sebesar 35,5% terkategori sangat rendah dan packaging sebesar 0,16% terkategori sangat rendah. Efisiensi biaya pengovenan sebesar 99% terkategori tinggi, pemotongan raw material 52,9% terkategori rendah, konstruksi sebesar 85,1% terkategori tinggi. Perakitan sebesar 88,3% terkategori tinggi, finishing 82,7 % terkategori tinggi dan packaging sebesar 91% terkategori tinggi.
Kerja Kritis Dari hasil analisis sustainable value stream mapping akan didapatkan bahwa stasiun kerja finishing merupakan stasiun kerja yang memiliki waktu proses yang tinggi merupakan sumber bottleneck dari aktivitas yang lain. Selain itu, stasiun kerja finishing merupakan stasiun kerja dengan tingkat cacat tinggi sebesar 100%. Revisi
Proccess Pl anning
C us tomer
3 Supplier Hand lin g Equipm en t
Wo ods = Truck L ead T im e = +- 1 Week
P a c k a g i n L e a d
S M E D
P e r a n c a n K e r j a E
H u m a n M a n a g e m
tinggi, efisiensi di perakitan sebesar 100% terkategori tinggi dan efisiensi energi di finishing juga 100% bernilai tinggi.
1 0
Truck= 3 04 0 ft k ubik L ead Tim e = 5 Days
Pa i nt + Ti nner = Truck Le ad T ime = 2 Days
63,93 % 71,67 % 50 %
E E
E
E
E
E
E
-
P -
S
-
Konstruks i Perakitan
C ycle Time =20160 Oper ator = 2 Transportat ion = 5
C y c l e
F i n i
C y c l e T i m e = 5 6 6 T ra ns p or ta ti o n = 10 O p e r a t o r = 4
C y c l e C / O O p e r a t o r
P a c k
Q u a l
C yc le Tim e = 164 2' Dela y Tim e = 15' Mot i on = 36'
W o r k I n
W o r k
C y c l e
W o r k I n
C y c l e D
T i m e
e f e c
=
3 5 ' M o t i o n
= 3 ' O p e r a t o r =
Transpor
T r a n s p
D e f e c t = 5 u n i t
Pro c ess = 9 60
Transport ation =34'
2 Process = 4 Days, 8 product
P r o c e s s =
3 un it p r od uct .
Oper ator = 11
2 8 8 0
2 u n i t
Pelatiha n K ary awan
St anda r O per a sio n al Prosedur
Wa reho Ma nag e 5S
M a t e r i a l E q u i p m e n t
M a t e r i a E q ui p m e nt
2 0 1 6 0 '
5 '
VA LUE ADD ED = 22.56 6 minu tes ( 15 hari, 16 jam 26
St anda r O per a sio n al Prosedur M e m b u a t I P A L
W o o d W as t e M an ag em en t
Staa nda OProsedur per sio r n al
LEAD TIME
P e l a t i h a n
Pel ati ha n K aryw an Pr o cureme nt M anagement
4 9
11 5 ' 28 '
me nit ) 4 6
5 5 6
9 7 0
1 5 5 7
2 9 6 5 '
3 2'
1 0 0
LEAD TIME = 39.541 minute s ( 2 7 h a r i 1 1 j a m 1 m e n it )
INDIKATOR EKONOMI EFISIENSI WAKTU EFISIENSI CACAT
99 %
63,7%
71,4 %
98,2 %
94,8 %
95,7 %
100 %
100 %
40 %
54 %
85,9%
97 %
100%
68,4 %
77,2 %
94,6%
100%
89%
100%
100%
100%
100%
100 % 100 %
INVENTORY COST
99 %
INDIKATOR LINGKUNGAN MATERIAL ENERGI LIMBAH
IN DI K A T O R S O SI A L K E P U
100%
KARYAWAN KESEHATAN KARYAWAN TRAINING KARYAWAN
100%
G. Analisis Future
H
Pengovena Pemotonga Raw
85,55%
100% 100%
Gambar 2.
-
P
Material
90,01 % 87,1%
Sustainable Dimensi Sosial Dalam dimensi sosial terdapat 4 indikator yang menjadi penilaian dalam produksi yaitu kepuasan karyawan, kesehatan karyawan, tingkat resiko pekerja dan pelatihan karyawan. Indikator kepuasan karyawan komponen (pemotongan raw material dan konstruksi) sebesar 63,9% terkategori rendah, perakitan sebesar 71,67% terkategori sedang dan finishing sebesar 50% terkategori sangat rendah. Kesehatan karyawan komponen sebesar 90,01 terkategori tinggi, perakitan sebesar 85,5% terkategori tinggi, dan karyawan finishing sebesar 87,1% tinggi. Tingkat resiko dari tenaga kerja komponen terkategori berkaitan dengan mesin dengan nilai skala 3 yang berarti tingkat kejadian dan akibat yang ditimbulkan adalah medium, tenaga kerja perakitan terkategori berkaitan dengan mesin dengan nilai skala 1 yang berarti resiko kecil dengan tingkat presentase kejadian kecil, dan tenaga kerja finishing terkategori berkaitan dengan bahan berbahaya dengan nilai skala 2 yaitu resiko kecil dengan tingkat presentase kejadian sedang atau sebaliknya. Pelatihan karyawan nilainya sangat rendah sebesar 0% untuk semua karyawan.
Value Stream Mapping Maka dari itu perlu desain perbaikan berupa standar operasi kerja dari stasiun kerja finishing. Standar operasi kerja di finishing terdapat aspek target per stasiun kerja dan operasi kerja semua operator yang disesuaikan dengan standar yang diharapkan oleh quality control agar didapatkan produk yang lolos standar dan otomatis meningkatkan efisiensi waktu, tingkat cacat, efisiensi inventory, efisiensi biaya dan efisiensi material.
I.
Analisis Perbaikan dan Future Value Stream Mapping Mengurangi aktivitas yang tidak bernilai seperti waktu motion, waktu transportasi, changeover time dengan melakukan pelatihan untuk masing masing stasiun kerja dalam rangka mendisiplinkan dan meningkatkan keahlian kinerja para pegawai. Hal ini mampu meningkatkan efisiensi Melakukan pengukuran dan perhitungan terhadap limbah yang dihasilkan, sehingga bisa diminimalisir limbah yang dihasilkan dan bisa menghitung penghasilan apabila limbah tersebut dijual ke pengepul. Sehingga limbah digunakan sebagai profit untuk perusahaan.
A S A A N
1 1
Membuat IPAL sebagai tidak lanjut dari perusahaan agar menetralisir kandungan buruk limbah cair terhadap lingkungan. Membuat Standar Operasional Pekerjaan untuk masing masing stasiun kerja khususnya stasiun kerja dengan tingkat bottleneck yang tinggi. SOP dibuat agar operator mengerti spesifikasi dari produk yang diharapkan oleh konsumen 5. KESIMPULAN Proses produksi dari meja kaki silang di CV Mugiharjo terdiri atas beberapa proses diantaranya pemotongan raw material, konstruksi, perakitan finishing, quality control, revisi dan packaging. Dalam proses tersebut nantinya akan didapatkan nilai dari dimensi ekonomi yang terdiri atas efisiensi waktu, tingkat cacat, efisiensi dan efisiensi biaya. Dimensi lingkungan terdiri atas efisiensi material dan efisiensi energi, dan efisiensi limbah. Dimensi sosial internal terdiri atas kepuasan karyawan, kesehatan karyawan, resiko karyawan dan pelatihan karyawan. Usulan perbaikan untuk perusahaan secara umum adalah untuk lebih mengurangi aktivitas tidak bernilai tambah dengan melakukan pelatihan terpadu, melakukan efisiensi dan pemberdayaan limbah dengan menjual dan membuat IPAL untuk limbah cair serta membuat standar operasi pekerjaan untuk pegawai produksi. Setelah diusulkan perbaikan maka didapat hasilnya berupa future sustainable value stream mapping. Referensi Ahyari, Agus. 2011. Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi. Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Ekonomi (BPFE) Alves, A.C., Dinis-Carvalho, J. and Sousa, R.M., 2012. Lean production as promoter of thinkers to achieve companies' agility. The Learning Organization, 19(3), pp.219-237 American Production and Inventory Control Society. 2011. APICS Operation Management Body of Knowledge Framework, 3rd Edition. Chicago: APICS The Association for Operation Management. Eatock, J., Dixon, D. and Young, T. (2009), “An exploratory survey of current practice in the medical device industry”, Journal of Manufacturing Technology Management, Vol. 20 No. 2, pp. 21834 Faulkner, W. and Badurdeen, F., 2014. Sustainable Value Stream Mapping (Sus-VSM): methodology to visualize and assess manufacturing sustainability performance. Journal of cleaner production, 85, pp.8-18. Gaspersz, V., 2009. Production and Inventory Control. Jakarta: Erlangga. Hartini, S. et al., 2009. Analisis Pemborosan Perusahaan Mebel dengan Pendekatan Lean Manufacturing (Studi Kasus PT “X” Indonesia). J@Ti Undip, IV(2), pp.95–105. Hartini, S. et al., 2018. Sustainable-value stream mapping to evaluate sustainability performance: Case study
in an Indonesian furniture company. In MATEC Web of Conferences. Hartini, S., Susatyo & Subekti, D., 2010. Design of Equipment Rack with TRIZ Method to Reduce Searching Time in Change Over Activity ( case study : PT. Jans2en Indonesia). In Apchi-Ergofuture International Joint Conference 2010. Bali. Pathak et, al 2017. Sustainable Manufacturing Concepts : A Literature Review. International Journal of Engineering Technologies and Management Research. 4(6). pp 1-13 Rahani, A.R. and Al-Ashraf, M., 2012. Production flow analysis through value stream mapping: a lean manufacturing process case study. Procedia Engineering, 41, pp.1727-1734. Rosen, M.A. and Kishawy, H.A., 2012. Sustainable manufacturing and design: Concepts, practices and needs. Sustainability, 4(2), pp.154-174. Rother, M. and Shook, J., 2003. Learning to see: value stream mapping to add value and eliminate muda. Lean Enterprise Institute. Taubitz, M. A. 2010. Integrating Safety Into The Lean, Green, and Sustainability Movement. The US Department of Commerce, 2010. The International Trade Administration and The U.S. Department of Commerce's definition for Sustainable Manufacturing Vinodh, S., Ruben, R.B. and Asokan, P., 2016. Life cycle assessment integrated value stream mapping framework to ensure sustainable manufacturing: a case study. Clean Technologies and Environmental Policy, 18(1), pp.279-295. Wilson, Lonnie. 2010. How to Implement Lean Manufacturing. New York: The McGraw-Hill Companies,Inc.