* The preview only shows a few pages of manuals at random. You can get the complete content by filling out the form below.
Description
CRITICAL JURNAL REVIEW TEORI PERMESINAN
DISUSUN OLEH : NAMA
: ERWIN JOSEP REYMOND SIMBOLON
KELAS
: B REGULER
NIM
: 5192421004
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan Critical Jurnal Review untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan. Tugas Jurnal Review ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua mengenai Filsafat Pendidikan. Apabila dalam tugas ini banyak kekurangan dan kesalahan, kami mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman kami masih terbatas. Oleh karena itu kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini. Semoga Critical Jurnal Review ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat lebih mengerti tentang materi yang telah kami sajikan. Akhirnya kami ucapkan terima kasih.Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa bersama kita. Erwin Medan, April 2020
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i DAFTAR ISI.............................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1 1.1 Latar Belakang...............................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................1 1.3 Tujuan............................................................................................................2 1.4 Identitas Jurnal...............................................................................................2 BAB II RINGKASAN ISI JURNAL......................................................................3 2.1 Jurnal Pertama................................................................................................3 BAB III PEMBAHASAN........................................................................................11 3.1 Kelebihan Jurnal ...........................................................................................11 3.2 Kelemahan Jurnal...........................................................................................11 BAB IV PENUTUP..................................................................................................12 3.1 Kesimpulan....................................................................................................12 3.2 Saran..............................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................13
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Mengkritik sebuah Jurnal adalah salah satu kegiatan yang harus dikuasai oleh siswa maupun mahasiswa. Terlebih lagi terhadap kita pendidik bangsa. Banyak jurnal-jurnal yang beredar sekarang ini yang biasa dikritik baik dari segi penulisan, cocok tidaknya bahan materi dengan pembaca, maupun dari segi kelengkapan materi. Penulisan jurnal Menyiapkan Jurnal Optimasi Pemesinan Pada Mesin Bubut Tipe M-300 Horrison Dengan Metode Optimasi Algoritma Genetika yang Berdaya Saing yang ditulis oleh Ficky hamdhani dan Alfian Hamsi akan dianalisis apa saja kelemahan dan kelebihannya. Setiap jurnal yang dibuat oleh penulis tertentu, pastilah mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Kelayakan suatu jurnal dapat kita ketahui jika kita melakukan review terhadap jurnal tersebut dengan perbandingan terhadap jurnal
lainnya. Suatu jurnal dengan kelebihan yang lebih dominan
dibandingkan dengan kekurangannya artinya jurnal ini sudah layak untuk dipakai dan dijadikan sumber referensi bagi siswa dan maupun mahasiswa yang mendalami dan mengajarkan materi ini. Di dalam makalah ini juga tidak ada maksud menyudutkan beberapa pihak tertentu. Pada makalah ini disertakan keunggulan dan kekurangan dari jurnal tersebut. Baik dari segi penulisan dan pemakaian Bahasa, bahan materi yang disampaikan maupun dari segi kelengkapan materi. Karena pada dasarnya tidak ada jurnal yang sempurna. Dengan demikian diharapkan tidak ada pihak-pihak yang tersinggung atas penyajian makalah ini. Karena makalah ini dibuat dari sudut pandang opini.
1.2 RUMUSAN MASALAH Adapun yang menjadi rumusan masalah di dalam makalah ini adalah Apakah keunggulan dan kelemahan dari jurnal Optimasi Pemesinan Pada Mesin Bubut Tipe M-300 Horrison Dengan Metode Optimasi Algoritma Genetika yang ditulis oleh Ficky hamdhani dan Alfian Hamsi
1
1.3 TUJUAN Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dari jurnal Optimasi Pemesinan Pada Mesin Bubut Tipe M-300 Horrison Dengan Metode Optimasi Algoritma Genetika yang ditulis oleh Ficky hamdhani dan Alfian Hamsi 1.4 IDENTITAS JURNAL Judul
: Optimasi Pemesinan Pada Mesin Bubut Tipe M-300 Horrison Dengan Metode Optimasi Algoritma Genetika
Penulis
: Ficky hamdhani dan Alfian Hamsi
ISSN
: 2338-1035
Volume
:8
Nomor
:4
Tahun
: 2014
2
BAB II RINGKASAN JURNAL 2.1 Jurnal Pertama Pendahuluan Semakin meningkatnya produktivitas dan kualitas dari produk yang dihasilkan merupakan tantangan bagi industri pemesinan masa kini dimana seiring dengan meningkatnya pengetahuan didalam proses pemesinan itu sendiri. Surface finish merupakan parameter penting di dalam industri manufaktur. Karakteristik tersebut dapat mempengaruhi unjuk kerja dari produk produk pemesinan dan biaya produksi. Rasio antara biaya dan kualitas produk pada setiap tingkat produksi selalu diawasi dan sewaktu-waktu dapat dilakukan perbaikan apabila terjadi perubahan terhadap kebutuhan yang selalu dinamis. Dalam melakukan proses pemesinan bubut, waktu yang dibutuhkan untuk membuat suatu produk/komponen harus sesingkat mungkin agar dapat mencapai kapasitas produksi yang tinggi.Parameter pemesinan dalam proses bubut meliputi gerak makan, kecepatan poros utama, dan kedalaman pemotongan. Dalam aplikasinya ketiga parameter tersebut saling bergantung satu terhadap yang lain dalam mempengaruhi kecepatan permesinan.Dengan menggunakan algoritma genetika dapat dicari parameter optimal untuk mendapatkan kualitas pemesinan terbaik Tinjauan Pustaka Menejemen Pemeliharaan Pabrik Tanpa adanya sistem pemeliharaan pabrik yang baik, proses produksi pada suatu pabrik akan terganggu. Jika proses produksi terganggu, proses-proses lain didalam pabrik itu juga akan menjadi kacau. Salah satu contoh menejemen pemeliharaan pabrik adalah menejemen workshop, dimana workshop adalah bagian pabrik yang sangat penting untuk memperbaiki mesin – mesin yang rusak atau membuat spare part. Jika workshop tidak berjalan dengan baik maka seluruh pekerjaan di pabrik akan terganggu. Agar workshop dapat berjalan dengan baik harus adanya menejemen terhadap mesin perkakas di dalam workshop tersebut, salah satunya adalah mesin bubut. Sistem Menejemen Pemeliharaan Dalam upaya mendukung produksi, fungsi pemeliharaan harus mampu memastikan ketersediaan peralatan untuk menghasilkan produk pada tingkat kuantitas dan kualitas yang dibutuhkan. Dukungan ini juga harus dilakukan secara aman dan dengan biaya yang efektif (Pintelon dan (Gelders, 1992).
Elemen Dasar Pemesinan
3
Berdasarkan gambar teknik, dimana dinyatakan spesifikasi geometrik suatu produk komponen mesin, salah satu atau beberapa jenis proses pemesinan harus dipilih sebagai sesuatu proses atau urutan proses yang digunakan untuk membuat benda kerja. Untuk itu perlu dipahami lima elemen dasar proses pemesinan yaitu : 1. 2. 3. 4. 5.
Kecepatan potong ( Cutting speed ): v (m/min) Kecepatan makan ( Feeding speed ): vf (mm/min) Kedalaman potong ( Depth of cut ): a (mm) Waktu pemotongan ( Cutting time ): tc (min) Kecepatan penghasilan geram: Z (cm3 /min) [4]
Mengenal Proses Pemesinan Proses pemesinan denganvmenggunakan prinsip pemotongan logam dibagi dalam tiga kelompok dasar, yaitu : proses pemotongan dengan mesin pres, proses pemotongan konvensional dengan mesin perkakas, dan proses pemotongan non konvensional. Proses pemotongan dengan menggunakan mesin pres meliputi pengguntingan (shearing), pengepresan (pressing) dan penarikan (drawing, elongating). Proses pemotongan konvensional dengan mesin perkakas meliputi proses bubut (turning), proses frais (milling), dan sekrap (shaping). Proses pemotongan non konvensional contohnya dengan mesin EDM (Electrical Discharge Machining) dan wire cutting. Proses Pembubutan Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagianbagian mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan Mesin Bubut. 1. Dengan benda kerja yang berputar 2. Dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a singlepoint cutting tool) 3. Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja (Gambar 1 no. 1)
gambar 1
4
Proses bubut permukaan/surface turning ( Gambar 1 no.2 ) adalah proses bubut yang identik dengan proses bubut rata ,tetapi arah gerakan pemakanan tegak lurus terhadap sumbu benda kerja. Proses bubut tirus/taper turning Walaupun proses bubut secara khusus menggunakan pahat bermata potong tunggal, tetapi proses bubut bermata potong jamak tetap termasuk proses bubut juga, karena pada dasarnya setiap pahat bekerja sendiri-sendiri 1. Parameter yang Dapat Diatur pada Proses Bubut Tiga parameter utama pada setiap proses bubut adalah kecepatan putar spindel (speed), gerak makan (feed) dan kedalaman potong (depth of cut). Kecepatan putar n (speed) selalu dihubungkan dengan spindel (sumbu utama) dan benda kerja. Karena kecepatan putar diekspresikan sebagai putaran per menit (revolutions per minute, rpm), hal ini menggambarkan kecepatan putarannya.
Dengan demikian kecepatan potong ditentukan oleh diamater benda kerja. Selain kecepatan potong ditentukan oleh diameter benda kerja faktor bahan benda kerja dan bahan pahat sangat me nentukan harga kecepatan potong. Pada dasarnya pada waktu proses bubut kecepatan potong ditentukan berdasarkan bahan benda kerja dan pahat Gerak makan, f (feed) , adalah jarak yang ditempuh oleh pahat setiap benda kerja berputar satu kali (lihat Gambar 2.4.), sehingga satuan f adalah mm/putaran. Gerak makan ditentukan berdasarkan kekuatan mesin, material benda kerja, material pahat, bentuk pahat, dan terutama kehalusan permukaan yang diinginkan.
2. Perencaan dan Perhitungan Proses bubut
5
Gambar 4. Parameter Pemesinan Keterangan : Benda kerja : do = diameter mula ; mm dm = diameter akhir; mm lt = panjang pemotongan; mm Pahat : χr = sudut potong utama Mesin Bubut : a = kedalaman potong, mm f = gerak makan; mm/putaran n = putaran poros utama; putaran/menit
Kecepatan potong (Cutting Speed) Kecepatan potong biasanya dinyatakan dalam isitilah m/menit, yaitu kecepatan dimana pahat melintasi benda kerja untuk mendapatkan hasil yang paling baik pada kecepatan yang sesuai. Dengan persamaan sebagai berikut V=
π .d.n 1000
Kedalaman Pemotongan (Depth of Cut) Kedalaman pemotongan adalah dalamnya masuk alat potong menuju sumbu sumbu benda. Dalam proses pembubutan depth of cut dapat diukur dengan menggunakan persamaan 6
a=
do−dm 2
Feeding Speed Feeding Speed adalah kecepatan makan dalam pemesinan mesin bubut (mm/min) vf=f.n Material Removal Rate Material Removal Rate adalah kecepatan penghasilan geram ( cm3/min) Z=f.a.ν Algoritma Genetika Algoritma genetika adalah teknik pencarian heuristic yang didasarkan pada gagasan evolusi seleksi alam dan genetik. Algoritma ini memanfaatkan proses seleksi alamiah yang dikenal proses evolusi. Dalam proses evolusi, individu secara terus – menerus mengalami perubahan gen untuk menyesuaikan dengan lingkungannya. Hanya individu – individu yang kuat yang mampu bertahan. Proses seleksi alamiah ini melibatkan perubahan gen yang terjadi pada individu melalui proses perkembangbiakan
Prosedur Algoritma Genetika Untuk menggunakan Algoritma genetika, perlu dilakukan prosedur sebagai berikut: 1. Mendefinisikan individu, dimana individu menyatakan salah satu solusi (penyelesaian) yang mungkin dari permasalahan yang diangkat. 2. Mendefinisikan nilai fitness, yang merupakan ukuran baik tidaknya sebuah individu atau baik tidaknya solusi yang didapatkan. 3. Menentukan proses pembangkitan populasi awal. Hal ini biasanya dilakukan dengan menggunakan pembangkitan acak seperti randomwalk. 4. Menentukan proses seleksi yang akan digunakan. 5. Menentukan proses pindah silang (crossover) dan mutasi gen yang akan digunakan
Editor Algoritma Genetika di Matlab Matlab menyediakan toolbox untuk mengelola suatu optimasi dengan menggunakan Algoritma Genetik. Ada dua cara yaitu dengan command window dan toolbox yang berbasis GUI. Cara yang mudah adalah dengan menggunakan toolbox. Seandainya ingin membuat script berbasis m-file, kita dapat secara otomatis menonversi dari toolbox yang berbasis GUI menjadi script m-file. Untuk membuka toolbox dapat dilakukan dengan mengetik “optimtool 7
‘ga’ “ pada command window. Atau dengan mengklik “ Start – Toolboxes – OptimizationTool ” pada Matlab Experimental Set Up 1. Model Optimasi Model optimasi yang digunakan adalah SGA (Simple Genetic Algorithm) dengan cara : 1. Mendefinisikan individu, dimana individu menyatakan salah satu solusi (penyelesaian) yang mungkin dari permasalahan yang diangkat. Generasi = 0 (generasi awal) 2. Inisialisasi populasi awal, P(generasi), secara acak. 3. Kerjakan langkah-langkah berikut hingga generasi mencapai maksimum generasi: - Seleksi populasi tersebut untuk mendapatkan kandidat induk, P’(generasi) - Lakukan crossover pada P’(generasi) - Lakukan mutasi pada P’(generasi) - Lakukan evaluasi fitness setiap inidividu pada P’(generasi) - Bentuk populasi baru : P(generasi) 2. Pemesinan Pemesinan spesimen dilakukan sebagai berikut :
1. Spesimen dibubut kasar dengan kedalaman 1 mm untuk mendapatkan diameter 30 mm
2. Spesimen yang telah dibubut, dipotong sesuai ukuran percobaan
Hasil dan Pembahasan
Dalam masalah ini kendalanya adalah batas gerak makan (f) dan kecepatan potong (V) yang sudah dibatasi untuk bahan baja ST-60 dengan pahat HSS, gerak makan (f) yang 8
diperbolehkan dari 0,1 mm/rev sampai 0,4 mm/rev dan kecepatan potong yang diperbolehkan dari 24 rev/min sampai 44 rev/min, sehingga sistem kendala dapat dinyatakan sebagai berikut : 24 ≤ X1 ≤ 44 0,1 ≤ X2 ≤ 0,8 Fungsi optimasi diturunkan dari persamaan waktu pemesinan (tc) sebagai berikut : tc =¿) Berikut ini adalah data hasil algoritma genetika generasi pertama sampai ke-seratus
Untuk optimasi ini fitness terpilih adalah yang paling besar dikarenakan perbandingan kecepatan potong (V) dengan gerak makan (f) yang sesuai dengan kriteria pemesinan yang diinginkan sehingga didapat hasil pemesinan adalah sebagai berikut : Kecepatan potong (V) = 37.4888 m/min Gerak makan (f) = 0,1 rev/min Setelah melakukan algoritma genetika, selanjutnya dilakukan pengujian optimasi pemesinan dari data yang didapat dari algoritma genetika sebagai berikut : t m=t Lw + t AT +t RT +t Uw +t Lw +t NT +t c td
tc T
td = Karena pahat diasah terlebih dahulu sebelum digunakanmaka waktu penggantian pahat adalah = 15 min T = 32 min (didapat dari pengujian) Waktu pemesinan perproduk (tm) = 6.81 min/produk Untuk kos total perproduk adalah C u=C Mo +C Ml +C plan +Cr + Cm +¿ Ce
tc T
9
Pembahasan Hasil yang didapat dari pengujian jika kecepatan potong (V) dinaikkan maka gerak makan (f) diturunkan begitu juga sebaliknya. Semakin tinggi perbandingan kecepatan potong (V) dengan gerak makan (f) maka pahat akan cepat mengalami keausan tepi (VB) yang berakibat kos total perproduk mahal, benda jadi yang dihasilkan sedikit dan waktu produksi menjadi lama karena seringnya penggantian pahat aus.
Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Parameter yang optimal untuk pemesinan dari pengujian algoritma genetika adalah : • Gerak makan (f) : 0,1 mm/rev • Kecepatan potong (v) 37.4888 m/min 2. Fitness terbaik dari optimasi adalah 2.5592 dengan nilai X1 = 37.4888 dan X2 = 0,1 3. Hasil optimasi terbaik dari pemesinan adalah : • Waktu pemesinan perproduk (tm) : 6.81 min • Kos total perproduk (Cu) : Rp. 45.000 4. Penggunaan algoritma genetika pada optimasi pemesinan kurang efektif, karena menggunakan prinsip random sehingga hasil yang didapat bukan optimal tetapi masih memenuhi kriteria optimasi
10
BAB III PEMBAHASAN 3.1 KELEBIHAN Jurnal ini memiliki volume , nomor terbit dan tahun jurnal sehingga pembaca dapat mengetahui terbitan pada jurnal ini. Jurnal ini menggunakan menggunakan bahasa yang mudah dipahami Bahasa dalam jurnal ini mudah dipahami pembaca, dengan kalimat yang sederhana dan jelas tidak terdapat bahas asing yang membuat pembaca sulit memahami, dan kata-kata yang digunakan penulis pun kata yang sederhana dan mudah dipahami pembaca. Jurnal ini sudah memiliki ISSN yang mendandakan bahwa jurnal ini sudah bertaraf nasional Penulisan abstrak jurnal sudah baik, dimana penulisannya sudah sesuai dengan sistematika
penulisan
jurnal
seperti
penulis
mencantumkan
tujuan
penelitiannya, sampel penelitiannya dan jenis penelitiannya Dibagian pendahuluan juga penulis menjelaskan latar belakang penelitiannya dengan baik dimana pembahasannya selalu berkaitan dengan judul yaitu Penulis mencantumkan referensi penulisan jurnalnya sehingga membantu pembaca mendapatkan info yang akurat dalam penulisan jurnal ini.
3.2 KELEMAHAN Peneliti tidak mencantumkan kendala atau kekurangan yang dihadapi saat melaksanakan penelitiannya Jurnal ini memiliki beberapa kata/kalimat yang sulit dipahami seperti singkatan OHSAS,ISO sehingga pembaca harus lebih hati-hati dalam membaca karena membutuhkan kecermatan dalam membaca dan referensi lain untuk lebih memahami penjelasannya.
11
BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN Jurnal ini sudah baik. Setiap jurnal memiliki keunggulannya yang menjadi kekuatan jurnal dan juga pastinya ada kelemahan jurnal si peneliti. Dalam jurnal ini penjelasannya yang sudah sesuai dengan judul dan menulis jurnalnya sudah sesuai dengan sistematika penulisan jurnal membantu pembaca dalam memahami jurnal dan menjadi referensi dalam membuat jurnal. Setiap jurnal perlu dikritik untuk diketahui bagaimana isinya, agar penulis tahu apa aja yang kurang dalam jurnalnya yang akan menjadi perbaikan untuk kedepannya. Melalui hasil kritikan, pengkritik berpendapat bahwa jurnal ini sudah dapat digunakan pembaca khususnya menjadi panduan
bagi Guru, Dosen dan
Mahasiswa yang mendalami materi ini.
4.2 SARAN Saya menyadari bahwa kajian review yang telah saya buat tidak terelpasa dari kekurangan maka saya mengaharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan pembaca sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga kajian reviw ini memberikan manfaat bagi pembaca dalam menambah wawasan dalam keilmuan tentang kesehatan dan keselamtan kerja khususnya bagi Mahasiswa.
12
DAFTAR PUSTAKA Hamdhani1,Ficky. Optimasi Pemesinan Pada Mesin Bubut Tipe M-300 Horrison Dengan Metode Optimasi Algoritma Genetika. Jurnal e –Dinamis.8(4) Hal 1-10
13