Lp Sectio Caesarea (Annisatul Karima)

  • Uploaded by: findia
  • Size: 200.5 KB
  • Type: PDF
  • Words: 1,872
  • Pages: 13
Report this file Bookmark

* The preview only shows a few pages of manuals at random. You can get the complete content by filling out the form below.

The preview is currently being created... Please pause for a moment!

Description

LAPORAN PENDAHULUAN POST SECTIO CAESAREA

Disusun oleh : Annisatul karima 20214663011

KEPERAWATAN MATERNITAS PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 2021/2022

A. Definisi Sectio Caesarea 1. Seksio cesarea berasal dari perkataan Latin “Caedere” yang artinya memotong. Seksio Cesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina (Mochtar, 1998 dalam Maryunani, 2014) 2. Seksio Cesarea adalah proses persalinan melalui pembedahan dimana irisan dilakukan di perut ibu (laparatomi) dan Rahim (histerektomi) untuk mengeluarkan bayi (Juditha dan Cynthia, 2009 dalam Maryuani, 2014) 3. Suatu persalinan buatan, di mana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram. (Prawirohardjo, 2010) Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa seksio cesarea adalah suatu proses persalinan melalui pembedahan pada bagian perut dan rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram. B. Etiologi Sectio Caesarea Menurut Manuaba (2002) indikasi ibu dilakukan sectio caesarea adalah ruptur uteri iminen, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi dari janin adalah fetal distres dan janin besar >4.000 gram. Dari beberapa faktor sectio caesarea diatas dapat diuraikan beberapa penyebab sectio sebagai berikut : 1. CPD (Chepalo Pelvik Dispropotion) adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara normal. 2. PEB (Pre-Eklamasi Berat) adalah kesatuan penyakit yang langsung disebabkan oleh kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas. 3. KDP ( Ketuban Pecah Dini ) adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartus. 4. Bayi kembar 5. Faktor hambatan jalan lahir 6. Kelainan Letak Janin

C. Jenis-jenis Operasi Sectio Caesarea Jenis – jenis Section Caesarea Jenis-jenis Section Caesaria menurut (Johan & Liyod, 2017). 1. Section Caesarea klasik (corporal) dengan sayatan memenang pada korpus uteri kira-kira sepanjang 10 cm. 2. Section Caesarea ismika (profunda) dengan sayatan melintang konkaf pada segemen bawah Rahim kira-kira 10cm. 3. Section Caesarea transpertionialis yang terdiri dari section ekstra peritonelis, yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis dengan demikian tidak membuka kavum abdomen. Kontraindikasi Section Caesarea, pada umumnya Section Caesarea tidak dilakukan pada janin mati, syok anemia berat, sebelum diatasi, kelainan kongenital berat. D. Manifestasi Klinis Sectio Caesarea Menurut Prawirohardjo (2007) manifestasi klinis pada klien dengan post sectio caesarea, antara lain : 1. Kehilangan darah selama prosedur pembedahan 600-800 ml. 2. Terpasang kateter : urine jernih dan pucat. 3. Abdomen lunak dan tidak ada distensi. 4. Bising usus tidak ada. 5. Ketidakmampuan untuk menghadapi situasi baru. 6. Balutan abdomen tampak sedikit noda. 7. Aliran lokhia sedang dan bebas bekuan, berlebihan dan banyak E. Patofisiologi Sectio caesarea merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas 500 gram dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi dilakukan tindakan sc yaitu distorsi kepala panggul, disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak, placenta previa dll, untuk ibu. Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan janin lintang setelah dilakukan SC ibu akan mengalami adaptasi post partum baik aspek kognitif berupa kurang pengetahuan. Akibat kurang informasi dari aspek fisiologis yaitu produk oxitosin yang tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena itu perlu diberikan antibiotik dan perawatan luka dengan prinsip steril. Nyeri adalah salah satu utama karena insisi yang mengakibatkan gangguan rasa nyaman.

Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa bersifat regional dan umum. Namun anestesi umum lebih banyak pengaruhnya terhadap janin maupun ibu anestesi janin sehingga kadang-kadang bayi lahir dalam keadaan upnou yang tidak dapat diatasi dengan mudah. Akibatnya janin bisa mati, sedangkan pengaruhnya anestesi bagi ibu sendiri yaitu terhadap tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah banyak yang keluar. Untuk pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat sekret yang berlebihan karena kerja otot nafas silia yang menutup. Anastesi ini juga mempengaruhi saluran pencarnaan dengan menurunkan mobilitas usus. Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan terjadi proses penghancur dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian diserap untuk metabolisme sehingga tubuh memperoleh energi. Akibat dari mortilitas yang menurun maka peristaltik juga menurun. Makanan yang ada di lambung akan menumpung dan karena reflek untuk batuk juga menurun. Maka pasien sengat motilitas yang menurun juga berakibat pada perubahan pola eliminasi yaitu konstipasi (Saifuddin, Mansjoer & Prawirohardjo, 2002).

F. PATHWAY WOC

Insufusuensi plasenta

Sirkulasi uteroplasenta

Cemas pada janin

Tidak timbul HIS

Faktor predisposisi: Ketidakseimbangan sepalo pelvic Kehamilan kembar Distress janin Presentasi janin Preeklamsi/eklamsi

Tidak ada perubahan pada serviks

Kadar kortisol (merupakan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak)

Kelahiran terlambat

Post date plasenta

SC

Kurang pengetahuan

Nifas (post pembedahan)

Ansietas

Esterogen meningkat

Penurunan lakstasi Nyeri Intoleransi aktivitas Resiko infeksi ansietas

Ketidakefektifan menyusui

G. Pemeriksaan Penunjang 1. Elektroensefalogram (EEG). 2. Pemindaian CT 3. Magneti Resonance Imaging (MRI) 4. Uji laboratorium darah lengkap, kultur, urinalis 5. USG H. Komplikasi Menurut Cunningham (2006) yang sering terjadi pada ibu SC : 1. Infeksi puerperial : kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas dibagi atas : 1). Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hari. 2). Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan perut sedikit kembung. 3). Berat, peritonealis, sepsisi dan usus paralitik. 2. Perdarahan : perdarahan banyak bisa terjadi jika pada saat pembedahan cabang-cabang arteri ikut terbuka atau karena atonia uteri. 3. Komplikasi-komplikasi lainnya antara lain luka kandung kencing, embolisme paru yang sangat jarang terjadi. 4. Kurang kuatnya perut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptur.

ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian 1. Identitas atau biodata Meliputi : nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, nomor registrasi, dan diagnosa keperawatan. 2. Keluhan utama Keluhan yang dirasakan klien pada saat ini dikumpulkan untuk menentukan prioritas intervensi keperawatan, keluhan utama pada post operasi SC biasanya adalah nyeri dibagian abdomen, pusing dan sakit pinggang. 3. Riwayat kesehatan 1) Riwayat kesehatan sekarang Riwayat pada saat sebelum inpartus di dapatkan cairan yang keluar pervaginan secara spontan kemudian tidak di ikuti tanda-tanda persalinan. 2) Riwayat kesehatan dahulu Didapatkan data klien pernah riwayat SC sebelumnya, panggul sempit, serta letak bayi sungsang. Meliputi penyakit yang lain dapat juga mempengaruhi penyakit sekarang. 3) Riwayat kesehatan keluarga Adakah penyakit turunan dalam keluarga seperti jantung, HT, TBC, DM, penyakit kelamin, abortus yang mungkin penyakit tersebut diturunkan kepada klien. 4. Pola kebutuhan sehari- hari 1) Nutrisi Meliputi pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis makanan (Kalori, protein, vitamin, tinggi serat), frekuensi, konsumsi snack (makanan ringan), nafsu makan, pola minum, jumlah, frekuensi. 2) Eliminasi Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah inkontinensia (hilangnya infolunter pengeluaran urin), hilangnya kontrol blas, terjadi over distensi blass, apakah perlu bantuan saat BAK. Pola BAB, frekuensi, konsistensi, rasa takut BAB karena luka perineum, kebiasaan penggunaan toilet.

3) Aktivitas Kemampuan mobilisasi beberapa sat setelah melahirkan, kemampuan merawat diri dan melakukan eliminasi, kemampuan bekerja dan menyusui. 4) Istirahat dan Tidur Lamanya, kapan (malam, siang), rasa tidak nyaman yang mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau remang-remang atau gelap, apakah mudah terganggu dengan suara-suara, posisi sat tidur (penekanan pada perineum). Insomnia mungkin teramati. 5) Personal Hygine Meliputi pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan pembalut dan kebersihan genitalia, pola berpakaian, tata rias rambut dan wajah 5. Pemeriksaan Fisik 1) Keadaan Umum: Observasi tingkat kesadaran dan keadaan emosi ibu 2) Vital sign: TD : normal 120/70 - 150/80 mmhg Nadi : normal (110-120 x/menit) Suhu : Demam (Suhu >38 °C) atau hipotermi (<36°C) Pernafasan : meningkat > 40 x/menit (bayi) normal 30-60x/menit) 3) Pemeriksaan fisik a. Kepala dan leher: Inspeksi: Simetris, dahi mengkerut Kepala: Bentuk kepala mikro atau makrosepall, trauma persalinan, adanya caput, kenaikan tekanan intrakarnial, yaitu ubun-ubun bear cembung. Rambut : Lurus/keriting, distribusi merata/tidak, warna Mata : Agak tertutup / tertutup, Mulut : Mecucu seperti mulut ikan Hidung :Pernafasan cuping hidung, sianosis Telinga : Kebersihan

Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan limfe, Terdapat kaku kuduk pada leher : Ditemukan ada / tidak pembesaran kelenjar tiroid, karna adanya proses penerangan yang salah. b. Thorak a) Payudara Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan pada payudara, areola hitam kecoklatan, putting susu menonjol, air susu lancer dan banyak keluar. b) Dada Inspeksi : Simetris, terdapat tarikan otot bantu pernafasan Palpasi : Denyutan jantung teraba cepat, badan terasa panas Perkusi : jantung : Dullness Paru : Sonor Auskultasi : terdengar suara wheezing c. Abdomen Meliputi bising usus pada empat kuadran, konsistensi, kekuatan kontraksi, posisi, tinggi fundus. Lihat adanya linea gravidarum, strie alba, albican. d. Genetalia Uterus: kaji apakah kondisi uterus sudah kembali dalam kondisi normal. Lokhea: periksa tipe, jumlah, bau, dan komposisi lokhea Serviks: kaji adanya edema, distensi, dan perubahn struktur internal dan eksternal Vagina: kaji adanya berugae, perubahan bentuk, dan produksi mukus normal. e. Ekstremitas Pemeriksaan odema untuk melihat kelainan-kelainan karena membesarkan uterus, karena pre eklamsia atau karena penyakit jantung atau ginjal. B. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (prosedur operasi) 2. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit. 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas dibuktikan dengan merasa lemah. 4. Deficit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik dibuktikan dengan tidak mampu mandi/berpakaian secara mandiri.

C. Intervensi Keperawatan Diagnosa Keperawatan Nyeri akut berhubungan

Tujuan Intervensi Setelah diberikan asuhan Observasi :

dengan agen cedera fisik

keperawatan selama ... × 24 1. Identifikasi

dibuktikan dengan tampak

jam masalah nyeri yang

karakteristik,

meringis

dialami

intensitas nyeri

teratasi

pasien dengan

dapat

frekuensi,

Kriteria 2. Identifikasi skala nyeri

hasil :

3. Identifikasi

1. Keluhan nyeri menurun (5) 2. Tampak

lokasi,

penyebab nyeri 4. Monitor

meringis

factor

efek

samping

penggunaan analgetik

menurun (5) 3. Sikap protektif menurun Terapeutik : (5)

1. Berikan

teknik

nonfarmakologis nafas

dalam,

(tarik kompre

hangat atau dingin) 2. Kontrok

lingkungan

yang memperberat rasa nyeri

(suhu,

pencahayaan, kebisingan) 3. Fasilitas

istirahat

dan

tidur Edukasi : 1. Jelaskan penyebab dan pemicu nyeri 2. Jelaskan strategi pereda nyeri 3. Anjurkan monitor nyeri secara mandiri

4. Anjurkan

teknik

nonfarkamkologis untuk mengurangi nyeri Kolaborasi : 1. Kolaborasi

pemberian

analgetik (jika perlu) Resiko infeksi berhubungan

Setelah diberikan asuhan

dengan kerusakan integritas

keperawatan

kulit.

selama ... × 24 jam infeksi 1. Monitor tanda dan gejala yang dialami pasien dapat infeksi local dan sistemik teratasi dengan Terapeutik : Kriteria hasil : 1. Kebersihan

tangan

meningkat (5) 2. Kebersihan

Observasi :

1. Batasi

jumlah

pengunjung badan

meningkat (5) 3. Nyeri menurun (5)

2. Berikan perawatan kulit pada area edema 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien 4. Pertahankan aseptic

pada

teknikn pasein

beresiko tinggi

Edukasi : 1. Jelaska tanda dan gejala infeksi 2. Ajarkan

cuci

tangan

dengan benar 3. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi 4. Anjurkan meningkatkan asupan cairan Kolaborasi : 1. Kolaborasi antibiotok

pemberian ataupun

imusisasi (jika perlu)

D. Implementasi keperawatan Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal. Pelaksanaan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah di susun pada tahap pencanaan. E. Evaluasi Keperawatan Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan. Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus-menerus dengan melibatkan klien, perawat, dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang kesehatan, patofisiologi, dan strategi evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidakdan untuk melakukan pengkajian ulang.

DAFTAR PUSTAKA Ainuhikma, L. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN POST SECTIO CAESAREA, 1-144. Sagita, F. E. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN IBU POST PARTUM DENGAN POST, 1-110. Retrieved from Widiastuti, P. D. (2014). Laporan Pendahuluan pada pasien post sectio caesarea, 1-17.

Similar documents

Lp Dispnea

Dede Anjay - 180.2 KB

LP GEA

Fakhar - 441.3 KB

Lp Traumamuskuluskeletal

Remo - 193.5 KB

lp diare

rizal - 126.5 KB

Unclear LP Diare

rizal - 216 KB

LP Karya-Post Partum

Vanonet shop - 152.9 KB

Lp postnatal Maria

Annas Nuraini br ginting - 190.7 KB

LP 6 Tulburari Circulatorii

Marian Stefan - 4.3 MB

Lp Dini Mater

Edwar Rusdianto - 167.7 KB

© 2024 VDOCS.RO. Our members: VDOCS.TIPS [GLOBAL] | VDOCS.CZ [CZ] | VDOCS.MX [ES] | VDOCS.PL [PL] | VDOCS.RO [RO]