* The preview only shows a few pages of manuals at random. You can get the complete content by filling out the form below.
Description
Firanty, Ria., Syam, M Ardiansyah (2018). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERUSAHAAN MELAKUKAN PERGANTIAN AUDITOR DAN KONSEKUENSINYA TERHADAP AUDIT DELAY, Jurnal Akuntansi, Volume 8 Edisi 2, Hal 149-180. Laman : http://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/JARA/article/download/19/11/
Motivasi dan Tujuan Penelitian : 1. Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan putusan. 2. Statement of Financial Accounting Concepts No.2 menyatakan bahwa laporan keuangan harus mengandung atribut kualitatif agar informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. 3. Audit delay merupakan sebuah fenomena yang umum terjadi mengingat audit merupakan sebuah keharusan bagi setiap perusahaan. Proses audit memerlukan waktu yang tidak sebentar. 4. Beberapa peneliti telah melakukan penelitian mengenai fenomena yang menyebabkan audit delay. Beberapa variabel yang dianggap memengaruhi telah diuji. Salah satunya adalah pergantian auditor. Ettredge, Chan, dan Sun (2005) menganggap bahwa pergantian auditor dapat memperpanjang audit delay. 5. Hasil penelitian Februanty (2012) yang berhasil membuktikan bahwa adanya pergantian auditor yang dilakukan perusahaan memang akan berdampak pada audit delay. 6. Akan tetapi, hasil penelitian Imelda dan Heri (2007) membuktikan hasil yang berbeda. Hasil penelitian keduanya menunjukkan bahwa pergantian auditor suatu perusahaan tidak berpengaruh pada audit delay 7. Hal tersebut terjadi karena adanya keinginan manajemen perusahaan untuk memperoleh opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) karena menurut Willingham dan Charmichael (1997:351) seperti yang dikutip Kawijaya dan Juniarti (2002) jenis opini selain unqualified opinion biasanya kurang diinginkan oleh manajemen dan tidak begitu bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan. 8. Perkembangan perusahaan publik yang pesat merupakan faktor lain pemicu terjadinya auditor switching. Semakin banyak perusahaan publik semakin banyak pula jasa audit yang dibutuhkan. 9. Pergantian auditor dapat dilakukan secara mandatory atau voluntary. Jika pergantian auditor dilakukan secara voluntary, auditor yang baru harus lebih skeptis dalam menerima perikatan karena mungkin saja pergantian auditor yang dilakukan oleh klien merupakan salah satu upaya untuk menerapkan praktik opinion shopping. 10. Laporan keuangan mempunyai peran penting dalam proses melakukan pengukuran dan penilaian atas kinerja perusahaan. Laporan keuangan perlu disajikan tepat waktu agar informasi yang terkandung dalam laporan keuangan
Firanty, Ria., Syam, M Ardiansyah (2018). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERUSAHAAN MELAKUKAN PERGANTIAN AUDITOR DAN KONSEKUENSINYA TERHADAP AUDIT DELAY, Jurnal Akuntansi, Volume 8 Edisi 2, Hal 149-180. Laman : http://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/JARA/article/download/19/11/
tersebut dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan dalam pengambilan putusan. Rumusan Masalah Bagaimana faktor-faktor yang memengaruhi perusahaan melakukan pergantian auditor dan konsekuensinya terhadap audit delay?
Hipotesis 1. H1: Perusahaan yang mendapat opini audit selain unqualified cenderung melakukan pergantian auditor dibandingkan perusahaan yang mendapatopini audit unqualified
2. H2: Profitabilitas berpengaruh pada pergantian auditor Dalam Tabel 6 dapat dilihat bahwa variabel ROA memiliki parameter yang positif terhadap pergantian auditor dengan nilai wald sebesar 4.794 dan nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0.029. 3. H4: Perusahaan yang melakukan perubahan susunan anggota dewan direksi memiliki kecenderungan untuk melakukan pergantian auditor dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan perubahan susunan anggota dewan direksi. 4. H5: Perusahaan yang sudah menggunakan jasa KAP big four cenderung tidak akan melakukan pergantian auditor. 5. H6: Perusahaan dengan kondisi keuangan tidak sehat cenderung melakukan pergantian auditor dibandingkan perusahaan dengan kondisi keuangan yang sehat Data/Sampel Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008 hingga 2011. Penulis membatasi populasi penelitian ini dengan kriteria sebagai berikut: (1) perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum Januari 2003, (2) perusahaan tidak delisting selama periode penelitian, (3) perusahaan tidak melakukan pergantian auditor secara mandatory, (4) perusahaan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit tahun 2007—2011. dan (5) perusahaan memiliki data lengkap yang dibutuhkan untuk penelitian. Metode Analisis Pengolahan data dan pengujian hipotesis menggunakan model regresi logistik dan regresi linear berganda yang diolah dengan program Statistical Package for Sosial Science (SPSS) versi 16.0. Temuan/ Interpretasi Adapun temuan dari penelitian ini yaitu antara lain : 1. Pengujian dengan uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit dilakukan untuk mengetahui apakah model yang digunakan cocok dengan data yang ada. Tabel
Firanty, Ria., Syam, M Ardiansyah (2018). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERUSAHAAN MELAKUKAN PERGANTIAN AUDITOR DAN KONSEKUENSINYA TERHADAP AUDIT DELAY, Jurnal Akuntansi, Volume 8 Edisi 2, Hal 149-180. Laman : http://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/JARA/article/download/19/11/
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Hosmer and Lemeshow Test menunjukkan nilai chi-square yang diperoleh sebesar 10.945 dengan tingkat kebebasan (degree of freedom) 5 menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0.205. Nilai signifikansi tersebut lebih besar daripada nilai signifikansi yang ditetapkan, yaitu sebesar 0.05, maka H0 diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model dalam penelitian ini fit dengan data yang ada. Pengujian dengan uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit dilakukan untuk mengetahui apakah model yang digunakan cocok dengan data yang ada. Tabel Hosmer and Lemeshow Test menunjukkan nilai chi-square yang diperoleh sebesar 10.945 dengan tingkat kebebasan (degree of freedom) 5 menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0.205. Nilai signifikansi tersebut lebih besar daripada nilai signifikansi yang ditetapkan, yaitu sebesar 0.05, maka H0 diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model dalam penelitian ini fit dengan data yang ada. Selanjutnya adalah Nagelkerke R Square. Seperti yang dapat dilihat pada tabel di atas, nilai Nagelkerke R Square sebesar 0.103 yang menunjukkan bahwa sebesar 10.3% variasi pada variabel pergantian auditor dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel opini audit, profitabilitas yang diproksi dengan ROA, perubahan dewan direksi, ukuran KAP, dan variabel kondisi kesehatan keuangan yang diproksi dengan Z-Score, sedangkan sisanya sebesar 89.7% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian ini. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis didasarkan nilai signifikansi yang diperoleh, yaitu signifikansi p-value (prob value). Jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil daripada nilai signifikansi yang ditetapkan, hipotesis diterima dan berlaku sebaliknya. Berikut hasil output pengujian hipotesis model pertama dengan menggunakan Regresi Logistik. Tabel 6 menunjukkan bahwa variabel opini memiliki parameter yang negatif terhadap pergantian auditor dengan nilai wald sebesar 0.821 dengan nilai signifikansi sebesar 0.365. Nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar daripada nilai signifikansi yang ditetapkan (0.05) sehingga hipotesis pertama ditolak. Dalam Tabel 6 dapat dilihat bahwa variabel ROA memiliki parameter yang positif terhadap pergantian auditor dengan nilai wald sebesar 4.794 dan nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0.029. Nilai signifikan yang diperoleh lebih kecil daripada nilai signifikansi yang ditetapkan (0.05) sehingga hipotesis ketiga diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jika profitabilitas perusahaan meningkat, probabilitas untuk mengganti auditor cenderung lebih besar. Variabel susunan dewan direksi memiliki parameter yang negatif terhadap pergantian auditor dengan nilai wald sebesar 0.031 dan nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0.860. Nilai signifikan yang diperoleh lebih besar daripada nilai signifikansi yang ditetapkan (0.05) sehingga hipotesis keempat ditolak.
Firanty, Ria., Syam, M Ardiansyah (2018). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERUSAHAAN MELAKUKAN PERGANTIAN AUDITOR DAN KONSEKUENSINYA TERHADAP AUDIT DELAY, Jurnal Akuntansi, Volume 8 Edisi 2, Hal 149-180. Laman : http://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/JARA/article/download/19/11/
8. Variabel susunan dewan direksi memiliki parameter yang negatif terhadap pergantian auditor dengan nilai wald sebesar 0.031 dan nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0.860. Nilai signifikan yang diperoleh lebih besar daripada nilai signifikansi yang ditetapkan (0.05) sehingga hipotesis keempat ditolak.
Komentar Terhadap Artikel
1. Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, hasil pengujian hipotesis model pertama menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh secara positif pada kemungkinan terjadinya pergantian auditor. Artinya, semakin meningkat profitabilitas, perusahaan memiliki kemungkinan untuk melakukan pergantian auditor. 2. Variabel ukuran KAP berpengaruh secara negatif pada kemungkinan terjadinya pergantian auditor. Artinya, jika perusahaan sudah diaudit oleh KAP big four, semakin kecil kemungkinan perusahaan akan melakukan pergantian auditor. 3. Kedua, hasil pengujian hipotesis model kedua menunjukkan bahwa variabel kondisi kesehatan keuangan yang memengaruhi audit delay. Kondisi kesehatan keuangan dinyatakan memiliki pengaruh secara negatif terhadap audit. 4. Ketiga, hasil penelitian yang telah dilakukan tidak menemukan adanya pengaruh variabel opini audit, perubahan dewan direksi, serta kondisi kesehatan keuangan perusahaan terhadap kemungkinan terjadinya pergantian auditor. Selain itu, hasil penelitian ini juga tidak berhasil membuktikan bahwa opini audit dan pergantian auditor memengaruhi audit delay. Peluang Penelitian Selanjutnya 1. penelitian selanjutnya menggunakan data primer dengan melakukan wawancara langsung atau menggunakan kuesioner untuk mendukung hasil penelitian. 2. Sampel yang digunakan dalam penelitian seharusnya tidak hanya berfokus pada perusahaan manufaktur agar hasil penelitian dapat digunakan pada jenis industri perusahaan lainnya. 3. Sebaiknya, pergantian auditor dibedakan antara pergantian auditor dari KAP big four ke KAP non big four, dari KAP non big four ke KAP big four atau hanya melakukan pergantian ke KAP yang masih dalam kategori yang sama (dari KAP big four ke KAP big four atau dari KAP non big four ke KAP non big four) agar hasil penelitian lebih akurat. 4. Variabel opini audit diklasifikasikan berdasarkan opini yang diterima. 5. Penelitian selanjutnya menggunakan proksi lain untuk mengukur variabel kondisi kesehatan keuangan perusahaan agar hasil yang didapat lebih akurat. 6. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian selanjutnya harus ditambah agar variabel independen sehingga mampu menjelaskan varians variabel